Anda di halaman 1dari 33

TEORI-TEORI DAN KONSEP KEPERAWATAN

A. Orientasi pada Sistem Model Sistem Keperawatan Kesehatan Betty Neuman


Sistem yang digunakan dalam model sistem keperawatan kesehatan Betty Neuman adalah sistem terbuka sehingga menghasilkan interaksi yang dinamis, variabel interaksi mencakup semua aspek yaitu fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual. Sistem pada teori sistem Neuman terbentuk dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Model memandang individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang berinteraksi secara konstan dengan stressor di lingkungan secara dimensional, model fokus pada klien terhadap stress serta faktor pemulihan (adaptasi). Asumsi dasar dari teori Neuman yaitu individu merupakan sistem unik dengan respon berbeda, kurang pengetahuan, perubahan lingkungan dapat merubah stabilitas individu (fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan, spiritual). Individu dalam memberikan respon harus mempunyai koping yang stabil terhadap stressor, karena lingkungan internal dan eksternal dapat merupakan penyebab stress, untuk itu individu akan bereaksi terhadap stressor dari lingkungan dengan mekanisme pertahanan diri. Pencegahan primer berdasarkan teori sistem Neuman yaitu mengidentifikasi faktor resiko dan membantu masyarakat dalam meningkatkan kesehatan dan aktifitas pendidikan kesehatan. Pencegahan sekunder yaitu inisiatif dalam bentuk intervensi jika terjadi masalah, perawat berperan sebagai Early Case Finding, pengobatan setelah pasien terdiagnosa mengidap suatu penyakit. Pencegahan tersier yaitu mempertahankan kesehatan, perawat membantu dengan adaptasi dan reduksi untuk mencegah komplikasi, asuhan keperawatan ditujukan untuk mencegah dan mengurangi reaksi tubuh akibat stressor dengan pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Pola pengembangan ilmu keperawatan menurut teori sistem Neuman bertujuan untuk stabilitas system, hal itu dapat dilukiskan sebagai cincin dengan satu pusat yang mengelilingi inti, cincin paling dalam mewakili garis pertahanan untuk melawan stressor seperti sistem pertahanan tubuh dan mekanisme pertahanan, cincin terluar merupakan garis pertahanan yang mewakili keadaan normal pasien, mekanisme pertahanan tersebut adalah mekanisme bertahan koping. B. Orientasi perkembangan

Dorothe E. Orem (Teori Orem)


Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Fokus utama dari model konseptual self care ini adalah meningkatkan kemampuan seseorang atau keluarga untuk dapat merawat dirinya atau anggota keluarganya secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care diantaranya : 1. Perawatan Diri Sendiri (self care) Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama, self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan ; kedua,self care agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. ; ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatn diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat ; keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar manusianya.

2. Self Care Defisit Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu self care: Tindakan untuk atau dilakukan untuk orang lain. Memberikan petunjuk dan pengarahan. Memberikan dukungan fisik dan psychologis. Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung pengembangan personal. Pendidikan. Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu: Membina hubungan dengan Keluarga dan memelihara hubungan perawat keluarga dengan individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan keperawatan. Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan. Bertanggung jawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk kontak dan dibantu perawat. Menjelaskan, memberikan dan melindungi keluarga secara langsung dalam bentuk keperawatan. Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-hari keluarga, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima. Bantuan yang diberikan : nursing agency dengan menggunakan nursing system.

3. Teori Sistem Keperawatan Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.Dalam pandangan teori system ini Orem memberikan identifikasi dalam system pelayanan keperawatan diantaranya : a. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System) Merupakan suatu tindakan keperawatn dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan system ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktivitas dengan sengaja seperti pada pasien koma pada pasien sadar dan mungkin masih dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera atau masalah yang lain akan tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan ambulasi atau manipulasi gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan pada pasien yang tidak mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta keputusan dalam self care-nya dan pasien tersebut masih mampu melakukan ambulasi dan mungkin dapat melakukan beberapa tindakan self care-nya melalui bimbingan secara continue seperti pada pasien retardasi mental. b. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System) Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien yang post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan perawatan luka.

c. System suportif dan edukatif Merupakan system bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatn secar mandiri.Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.Pemberian system ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi dalam pengaturan kelahiran. Menurut Orem fungsi utama keluarga adalah: sosialisasi pada seluruh anggota keluarga agar dapat mandiri (self care) dan dependent care agents pemenuhan therapeutic self care demand pada individu anggota keluarga dan strategi perkembangan untuk memenuhi kebutuhan: menyadari perubahan-perubahan dalam individu-individu dan lingkungan pengetahuan terhadap dampak dari kondisi perubahan status kesehatan pada anggota keluarga. Pengetahuan cara memenuhi therapeutic self care demand pada anggota keluarga dan ketrampilan serta motivasi untuk memenuhinya. Kesadaran terhadap dampak kondisi peran dan hubungan anggota keluarga dalam therapeutic self care demand dan kemampuan self care pada masing-masing individu anggota keluarga. memiliki upaya untuk mengontrol dan mengatur sumber-sumber kebutuhan untuk memenuhi therapeutic self care demand dan kebutuhan perawatan kesehatan pada setiap anggota keluarga. mengintegrasikan aspek-aspek dari self care dan dependent care dalam perencanaan yang memuaskan pada kehidupan dan perkembangan keluarga.

Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan Keluarga Operasional Praktek keperawatan dalam keluarga menurut tipe situasi perawatan Langkah pertama dalam disain nursing system untuk unit multiperson pelayanan harus ditentukan apakah: peran anggota, eksistensi, hubungan perubahan, elemen-elemen dan system self care yang adekuat, dan komunikasi antara system individu dan aspek lain dalam kehidupan sehari-hari dan integrasi struktur dan fungsi dalam unit. Operasional Diagnosis Ketika individu sebagai unit pelayanan, pengkajian utama yang berhubungan dengan elemen system keluarga adalah apakah dan bagaimana kondisi factor-faktor requisite pasien, metode untuk memenuhi self care requisite dan self care agency? Dapatkah, haruskah dan akankah keluarga merawat pasien?. Dependent Care Unit sebagai unit pelayanan Pengkajian ini meliputi keluarga sebagai sumber faktor-faktor kondisi dasar yang berdampak terhadap keduanya dan saling ketergantungan dan respon anggota keluarga

terhadap caregiver. Ini penting untuk membedakan keluarga sebagai factor yang merupakan kondisi system dependent care dari keluarga sebagai unit servis, karena sasaran utama perawatan dalam dependent care system adalah therapeutic self care demand pada seseorang yang bergantung bukan terhadap semua anggota keluarga. Keluarga sebagai unit pelayanan Kondisi yang membuat keluarga sebagai unit pelayanan dipengaruhi oleh tindakan untuk mencapai fungsi yang berhubungan untuk self care / dependen care pada anggota keluarga ( criteria kondisi internal ) Biasanya diawali keputusan perawat tentang kondisi yang menjelaskan identifikasi unit multi person meliputi : kebutuhan melindungi dan mencegah regulasi terhadap bahaya, kebutuhan untuk regulasi lingkungan, kebutuhan terhadap sumber sumber. Dasar-dasar keperawatan meliputi perhitungan therapeutic self care demand untuk masing-masing anggota keluarga, kualitas dan self care agency dan dependen care agency

untuk masing masing anggota keluarga dan system searah ( adekuat ), dalam memenuhi therapeutic self care demand keluarga dalam konteks system keluarga. Terdapat empat dimensi yaitu : Individu subsistem : self care individu Pola interaksi keluarga : dependen care system untuk memenuhi therapeutic self care demand anggota keluarga dependen dapat dialkukan dengan kolaborasi antara anggota keluarga untuk memenuhi therapeutic self care demand. Karakteristik unik secara keseluruhan : pola pola interaksi sepanjang hidup keluarga memberikan perawatan self care untuk semua anggota keluarga. Lingkungan : pengkajian faktor-faktor dasar terhadap kondisi self care dan self care agency : social cultural, status kesehatan, elemen-elemen system pelayanan kesehatan dan elemen system keluarga. Pengkajian / Riwayat keperawatan Pengkajian yang harus dilakukan menurut Orem diawali dengan pengkajian personel keluarga yang meliputi : usia, sex, tinggi badan, berat badan, budaya, ras, status perkawinan, agama dan pekerjaan keluarga. Menurut Orem pengkajian juga didasarkan pada 3 ( tiga ) kategori perawatan diri keluarga yang meliputi : Universal self care Kebutuhan yang berkaitan dengan proses hidup manusia, proses mempertahankan integritas, struktur dan fungsi tubuh manusia selama siklus kehidupan berlangsung yang meliputi: tempat tinggal, sanitasi, makanan, udara yang bersih, keamanan, resolusi konflik, pendidikan pada anak, komunikasi dalam keluarga, standard kepercayaan dan perilaku, solitude dan interaksi social. Developmental self care Kebutuhan-kebutuhan yang dikhususkan untuk proses perkembangan, kebutuhan akibat adanya suatu kondisi yang baru, kebutuhan yang dihubungkan dengan suatu

kejadian. Meliputi: perubahan tempat tinggal, perubahan pola konsumsi makanan, mekanisme untuk mempertahankan keamanan akibat adanya perubahan pola kriminalitas, lingkungan yang tidak mendukung/berbahaya, konflik keluarga, perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola, perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan kepercayaan dan pola perilaku dalam keluarga. Health deviation Kebutuhan berkaitan dengan adanya penyimpangan status kesehatan seperti: kondisi sakit atau injury, atau kecelakaan yang dapat menurunkan kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan self care-nya baik secara permanen maupun temporer, sehingga keluarga tersebut memerlukan bantuan orang lain. Kebutuhan ini meliputi : Mendeteksi berbagai hal yang mengancam keluarga. Menggunakan sumber-sumber eksternal untuk mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga. Menyadari dampak dari patologi penyakit Memilih prosedur diagnostik, terapi dan rehabilitasi yang tepat dan efektif Memodifikasi konsep diri untuk dapat menerima status kesehatannya dan mengatasi hal tersebut. Belajar hidup dengan keterbatasan sebagai dampak dari kondisi patologis, efek pengobatan, dan diagnostik serta selalu meningkatkan kemampuan. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan berfokus pada empat fungsi keluarga yang telah diidentifikasi dan dampak dalam memenuhi therapeutic self care demand pada individu anggota keluarga

dan pada struktur dan fungsi keluarga. Contoh : komunikasi antara komunikasi pada anak, perilaku interpersonal anggota keluarga. Perencanaan Orem mendefinisikan 5 area aktivitas praktek keperawatan :

suami istri,

Membina dan menjaga hubungan perawat keluarga (individu, keluarga dan kelompok) sampai keluarga pulang. Menentukan jika dan bagaimana keluarga perlu ditolong oleh perawat. Berrespon pada pertanyaan, kebutuhan dan keinginan keluarga akan kontrak dan asistennya. Menetapkan, memberikan dan meregulasi bantuan langsung pada keluarga Koordinasi dan integrasi keperawatan dengan kegiatan sehari-hari kien, perawatan kesehatan lain, pemberian pelayanan sosial dan pendidikan yang di butuhkan atau yang sedang diterima. Implementasi Orem memandang implemenatasi keperawatan sebagai asuhan kolaboratif dengan saling melengkapi antara keluarga dan perawat, dengan kata lain perawat bertindak dalam berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan keluarga. Dalam implementasi rencana keperawatan, perawat dan keluarga bersama-sama melakukan aktivitas dalam membantu mempertemukan tuntutan terapi perawatan diri keluarga. Evaluasi Orem tidak menuliskan secara spesifik tentang evaluasi, akan tetapi ia mengemukakan bahwa keluarga membutuhkan kemandirian dalam hal mengatai masalah kesehatannya. Oleh karena itu evaluasi difokuskan pada tingkat : Kemampuan keluarga untuk mempertahankan kebutuhan self care-nya

Kemampuan keluarga untuk mengatasi self care deficit-nya dan sampai sejauh mana perkembangan kemandirian keluarga Kemampuan keluarga dalam memberikan bantuan self care jika keluarga tidak mampu. Evaluasi ini dilakukan melalui identifikasi tingkat kemandirian keluarga dalam perawatan dirinya yang dapat dilihat dari kontribusi / keterlibatan keluarga dan

keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan. C. Orientasi Sistem dan Interaksi 1. Model Konseptual Adaptasi Roy Roy berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi keperawatan, yakni manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Unsur keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu tujua keperawatan dan aktivitas keperawatan, juga termasuk dalam elemen penting pada konsep adaptasi. a. Elemen Manusia Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy, 1986). Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan adaptasi secara spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator dan regulator (pengaturan) untuk mempertahankan adaptasi. Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis, konsep diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan. Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan yang terbuka, adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, Jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses control dan umpan balik serta output. Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan eksternal dan internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni sistem regulator dan

10

kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons tidak efektif. Regulator dihubungkan dengan fungsi fisiologis sedangkan kognator dihubungkan dengan konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. 1. Model Fungsi Fisiologi Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, model fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu : 1. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991). 2. Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991). 3. Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991) 4. Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991). 5. Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991). 6. The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991). 7. Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif

11

fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991). 8. Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991). 9. Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991). 2. Model Konsep Diri Model konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self. 1. The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas. 2. The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area ini. 3. Mode fungsi peran Mode fungsi peran mengenal pola - pola interaksi sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya

12

pada

bagaimana

seseorang

dapat

memerankan

dirinya

dimasyarakat

sesuai

kedudukannya. 4. Mode Interdependensi Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai. Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima. b. Elemen lingkungan Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai sistem yang adaptif sama halnya lingkungan sebagai stimulus eksternal dan internal. Lebih lanjut stimulus itu

dikoelompokkan menjadi tiga jenis stimulus yaitu : fokal, konstektual, dan residual. Lebih luas lagi lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan disekitar dan mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu ata kelompok c. Elemen kesehatan Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung bahwa kkesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi Integritas adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk penekanan pada kondisi sehat sejahtera.

13

Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas energi dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon terhadap stimulus yang lain. Pembebasan energi ini dapat meningkatkan penyembuhan dan mempertinggi kesehatan. Hal ini adalah pembebasan energi yang menghubungkan konsep adaptasi dan kesehatan. Adaptasi adalah komponen pusat dalm model keperawatan. Didalamnya

menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi dipertimbangkan baik proses koping terhadap stressor dan produk akhir dari koping. Proses adaptasi termasuk fungsi holistic untuk mempengaruhi kesehatan secara positif dan itu meningkatkan integritas. Proses adaptasi termasuk semua interaksi manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan pperubahan dalam lingkungan internal dan eksternal yan gmembutuhkan sebuah respon. Perubahan perubahan itu adalah stressor atau stimulus fokal dan ditengahi oleh factor-faktor konstektual dan residual. Bagian-bagian stressor menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress. Bagian kedua adalah mekanisme koping yang merangsang untuk menghasilkan respon adaptif dan inefektif. Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi : kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi akhir ini adalah kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi peningkatan dan penurunan respon-respon. Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh adaptasi, sehingga dinamik equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebih tinggi. Jarak yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya manusia sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat. Adaptasi kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang masuk dan tingkatan adaptasi. d. Elemen keperawatan Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983). Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.

14

Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan individu tidak dapat menggunakan koping secara efektif maka individu tersebut memerlukan perawatan. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan, sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponen-komponen adaptasi mencakup fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan. Proses adaptasi Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua interaksi individu dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, seperti yang berikut. 1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Perubahan ini merupakan stresor atau stimulus fokal. Apabila stresor atau stimulus tersebut mendapat dukungan dari faktor-faktor konseptual dan resitual maka akanmuncul interaksi yang biasa disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat diperlukan untuk mengatasi stres. 2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons adaptif atau tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat meningkatkan pencapaian tujuan individu mencakup kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi, dan integritas. Aplikasi Model Adaptasi Roy Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam mengembangkan proses keperawatan. Elemen dalam proses keperawatan menurut Roy meliputi pengkajian tahap pertama dan kedua, diagnosa, tujuan, intervensi, dan evaluasi, langkah-langkah tersebut sama dengan proses keperawatan secara umum. Pengkajian Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengkajian tahap I dan pengkajian tahap II. Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang perilaku klien sebagai suatu system adaptif berhubungan dengan masing-masing mode adaptasi: fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan ketergantungan. Oleh karena itu pengkajian pertama diartikan sebagai

15

pengkajian perilaku,yaitu pengkajian klien terhadap masing-masing mode adaptasi secara sistematik dan holistik Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola perubahan perilaku klien tentang ketidakefektifan respon atau respon adaptif yang memerlukan dukungan perawat. Jika ditemukan ketidakefektifan respon (mal-adaptif), perawat melaksanakan pengkajian tahap kedua. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontekstual dan residual yang berdampak terhadap klien. Menurut Martinez, factor yang mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetic; jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alcohol, merokok, konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, pola interaksi social; mekanisme koping dan gaya, strea fisik dan emosi; budaya;dan lingkungan fisik Perumusan diagnosa keperawatan Roy mendefinisikan 3 metode untuk menyusun diagnosa keperawatan: Menggunakan tipologi diagnosa yang dikembangkan oleh Roy dan berhubungan dengan 4 mode adaptif . dalam mengaplikasikan diagnosa ini, diagnosa pada kasus Tn. Smith adalah hypoxia. Menggunakan diagnosa dengan pernyataan/mengobservasi dari perilaku yang tampak dan berpengaruh tehadap stimulusnya. Dengan menggunakan metode diagnosa ini maka diagnosanya adalah nyeri dada disebabkan oleh kekurangan oksigen pada otot jantung berhubungan dengan cuaca lingkungan yang panas Menyimpulkan perilaku dari satu atau lebih adaptif mode berhubungan dengan stimulus yang sama, yaitu berhubungan Misalnya jika seorang petani mengalami nyeri dada, dimana ia bekerja di luar pada cuaca yang panas. Pada kasus ini, diagnosa yang sesuai adalah kegagalan peran berhubungan dengan keterbatasan fisik (myocardial) untuk bekerja di cuaca yang panas Intervensi keperawatan Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau memanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Pelaksanaannya juga ditujukan kepada kemampuan klien dalam koping secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada klien, sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi meningkat. Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang optimal, dengan menggunakan koping yang konstruktif. Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan

16

penyelesaian masalah adaptif dan ketersediaan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut (mempertahankan, pertumbuhan, reproduksi). Tujuan jangka pendek mengidentifikasi harapan perilaku klien setelah manipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual. Implementasi Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah atau memanipulasi, kontextual dan residual stimuli dan juga memperluas kemampuan koping seseorang pada zona adaptasi sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi meningkat. Evaluasi Penilaian terakhir dari proses keperawatan berdasarkan tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.

2. IMOGENE M. KING Tujuan perawat adalah "untuk membantu individu menjaga atau mendapatkan kembali kesehatan." Ranah keperawatan adalah mempromosikan, memelihara, memulihkan kesehatan dan merawat orang sakit, terluka atau sekarat. Fungsi perawat profesional adalah untuk menafsirkan informasi secara mendalam, yang biasa dikenal sebagai proses keperawatan, untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. King menyatakan bahwa perhatian keperawatan adalah membantu orang berinteraksi dengan lingkungan mereka dengan cara yang akan mendukung pemeliharaan kesehatan dan pertumbuhan menuju pemenuhan diri. King telah memberikan asumsi khusus untuk interaksi perawat-klien:

Persepsi perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi. Tujuan, kebutuhan, dan nilai-nilai perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi. Individu memiliki hak untuk mengetahui tentang diri mereka sendiri.

17

Individu memiliki hak untuk berpartisipasi dalam keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka, kesehatan mereka, dan layanan masyarakat.

Individu memiliki hak untuk menerima atau menolak perawatan kesehatan. Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan penerima perawatan kesehatan mungkin kongruen.

KEBUTUHAN MANUSIA MENURUT IMOGENE KING


King menyatakan bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan kesehatan mendasar: Kebutuhan akan informasi kesehatan yang dapat digunakan pada saat dibutuhkan dan dapat digunakan.

Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit. Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak mampu membantu diri mereka sendiri.

King menunjukkan bahwa perawat memiliki kesempatan untuk mengetahui Informasi tentang riwayat kesehatan klien bagaimana pandangan klien terhadap kesehatan sendiri apa tindakan klien untuk pemeliharaan kesehatan

KESEHATAN

King mendefinisikan kesehatan sebagai "pengalaman hidup yang dinamis dari seorang manusia, yang berarti penyesuaian terus menerus terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal melalui penggunaan yang optimal dari sumber daya seseorang untuk mencapai potensi maksimal untuk hidup sehari-hari".

King menegaskan bahwa kesehatan bukan hal yang berkelanjutan, melainkan suatu keadaan holistik dan mengidentifikasi karakteristik kesehatan sebagai "genetik, subjektif, relatif, dinamis, lingkungan, fungsional, budaya dan persepsi".

King mendefinisikan penyakit sebagai penyimpangan dari atau ketidakseimbangan dalam fungsi seseorang yang normal. Penyimpangan ini mungkin berhubungan dengan struktur biologis, hubungan psikologis, atau sosial.

18

LINGKUNGAN

Lingkungan dan Masyarakat yang diindikasikan sebagai konsep utama dalam sistem konseptual King tetapi tidak secara khusus didefinisikan dalam pekerjaannya.

Masyarakat dapat dipandang sebagai bagian sistem sosial dari sistem konseptualnya. King mendefinisikan bahwa lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang baik secara internal dan eksternal, King juga menyatakan bahwa' lingkungan adalah fungsi dari keseimbangan antara interaksi internal dan eksternal.

KEPERAWATAN

Keperawatan didefinisikan sebagai tindakan perawat dan klien, reaksi dan interaksi dalam situasi perawatan kesehatan untuk berbagi informasi tentang persepsi mereka satu sama lain dan dalam situasi tertentu.

Komunikasi ini memungkinkan mereka untuk menetapkan tujuan dan memilih metode untuk mencapai tujuan.

Tindakan didefinisikan sebagai urutan perilaku yang melibatkan aktivitas mental dan fisik.

D. Orientasi Sistem dan Perkembangan Martha E. Roger


Definisi Keperawatan Menurut Martha E. Rogers Keperawatan adalah ilmu humanistis atau humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya

mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi

19

pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia atau individu seutuhnya. Asumsi Dasar Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara langsung. Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970) ada lima dasar asumsi tentang manusia, yaitu: 1. Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkan karakteristik yang lebih dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti bagian terkecil dan menghilang lenyap dari pandangan. Karena kesatuan ini menghasilkan variabel dan secara konstan mengubah pola ini. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai. 2. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi. Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal. 3. Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak dapat diprediksi sepanjang ruang dan waktu. Individu tidak pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau dia sebelumnya. Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula. 4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif. Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yg inovatif, pola teladan ini

20

mempertimbangkan pengaturan diri, ritme, dan teori pengaruh energi. Mereka memberi kesatuan keanekaragaman dan mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan dinamis. 5. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan emosi. Hanya manusia yang mampu untuk berfikir menjadi siapa dan keluasan dari alam semesta ini. Dari seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.

Berdasarkan pada asumsi-asumsi, terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh Martha E. Roger : 1. 2. 3. 4. Sumber energi Keterbukaan Pola-pola perilaku Ukuran-ukuran 4 dimensi Disini terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah manusia dan lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil energi dan informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk lingkungan. Karena pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan membatasi asumsiasumsi utama Martha E. Roger. Terdapat persamaan kekuatan antara anggapan dasar Roger dan sistem teori umum lainnya. Menurut von Bertalanffy (1968), sebuah sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang dihubungkan, wujud manusia dan lingkungannya. Seperti sebuah sistem hidup dan energi dasar, individu memiliki kecakapan dalam memanfaatkan energi dan informasi dari lingkungan dan energi bebas dan informasi kepada lingkungan. Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar tersebut dan menghadirkan lima asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu utuh. Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut merupakan pola kehidupan. Pada akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi, membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku

21

yang berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Kegunaan Prinsip Rogers Dalam Proses Keperawatan Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsipprinsip homeodinamik memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan arah

perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan. Diharapkan, praktik keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan integritas bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan untuk realisasi maksimum kesehatan (Rogers, 1992). Tujuan ini akan tercemin dalam proses keperawatan. Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses keperawatan. Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992), mempertahankan diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien, bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan. Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data, informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau bagian lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari data yang ada. Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan mencerminkan prinsip resonansi. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip helicy. Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien merupakan

22

cerminan suatu titik tertentu dalam ruang-waktu. Akibatnya, pola yang diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus berubah, mencerminkan perubahan waktu dan menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan ini memuat semua, tetapi menggunakan mereka sebagai referensi akan membantu memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam proses kehidupan. Penilaian keperawatan, adalah penilaian dari seluruh keadaan manusia dan bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau status mental. Ini merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan penilaian dari suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa kemandirian memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya. Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian. Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodinamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger, 1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa keperawatan berdasarkan pola kesehatan fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya dengan kerangka Roger karena cenderung mencerminkan pandangan yang lebih tentang keutuhan individu. Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjang diagnosa, sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin tidak tepat (Smith, 1988). Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan asuhan keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi dalam lingkungan maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini akan terkait dengan perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu dengan lingkungan, masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa ditangani dengan efektif dengan cara yang umumnya diterima secara umum, transisi, tindakan penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan kreatifitas. Resonansi mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu ke tingkat

23

mantan keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragam eksistensi. Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan keperawatannya. Kesehatan tidak hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan. Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam keperawatan. Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers : 1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien 2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar

24

3. Penyesuaian terhadap pola 4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses penyembuhan. 5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif 6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan 7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

E. Metode/teori lain yang mendukung

1. Florence Nightingale
Teori umum Florence Nightingale Florence Nightingale (Firenze, Italia, 12 Mei 1820- 13 Agustus 1910) adalah pelopor perawat modern. Ia dikenali dengan nama The Lady With The Lamp dalam bahasa Inggris yang berarti "Sang Wanita dengan Lampu". Florence Nightingale mencetuskan sebuah teori keperawatan yang dikenal dengan teori perawatan modern (modern nursing) yang dikenal dengan teori lingkungan (environmental theory). Teorinya difokuskan pada lingkungan keperawatan. Florence meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat berperan penting untuk penanganan perawatan yang layak bagi proses penyembuhan.

Diskripsi konsep Bagan teori keperawatan Florence Nightingale

Klien/manusia

Perawat /keperawatan

Kesehatan

Lingkungan

25

1. Manusia Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual,emosional,sosial dan spiritual. Walaupun memang lebih berfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang dikemukakan Nightingale tentang seseorang yang sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih besar daripada mereka yang sehat, hal ini berkaitan dengan dimensi psikologik dari manusia

2. Lingkungan Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen dalam mempertahankan kesehatan individu, yang meliputi : - Udara segar - Air bersih - Saluran pembuangan yang efisien - Kebersihan - Cahaya Florence lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan psikologis yang digali secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanan terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannya bahwa jika ingin melihat status kesehatan seseorang, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik / tubuhnya.

3. Kesehatan Florence mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi dari lingkungan, fisik dan psikologis. Terutama faktor lingkungan yang meliputi : - Kebersihan - Minuman - Nutrisi - Kelembaban - Jalan udara / ventilasi - Saluran air

26

Menurut Florence, keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Penyakit merupakan proses perbaikan tubuh untuk memperbaiki masalah. Florence sangat menekankan bahwa kesehatan tidak hanya berorientasi dalam lingkungan rumah sakit tetapi juga komunitas.

4. Keperawatan Florence memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan keperawatan sebagai usaha mengarahkan terhadap peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan menyembuhkan pasien. Oleh karena itu kegiatan keperawatan termasuk memberikan pendidikan tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita menciptakan lingkungan yang sehat bagi keluarga dan komunitasnya, yang pada dasarnya hal ini bertujuan untuk mencegah penyakit.

Inti konsep Florence Nightingale Inti konsep Florence Nightingale adalah pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara keseluruhan yang terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial.

1. Lingkungan fisik (physical environment) Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan memepengaruhi pasien dimanapun dia berada. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan harus bebas debu, asap , bau dan tidak lembab. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas,tinggi penempatan tempat tidur harus memeberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien di tempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi yang cukup.

2. Lingkungan psikologi (psychology environment) Florence melihat bahwa kondisi lingkungan yang negative dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien

27

untuk menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan beraktivitas yang dapat merangsang semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.

3. Lingkungan sosial (social environment) Florence memandang bahwa lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan seseorang bukan hanya lingkungan di rumah sakit saja tetapi juga kondisi lingkungan secara menyeluruh yakni lingkungan komunitas pasien.

Gambaran model konseptual keperawatan Florence Nightingale a. Definisi keperawatan Profesi untuk wanita dengan tujuan menemukan dan menggunakan hukum alam dalam pelayanan kesehatan. Florence menegaskan bahwa keperawatan adalah ilmu dan kiat yang memerlukan pendidikan formal untuk merawat orang sakit b. Tujuan tindakan keperawatan Memelihara, mencegah infeksi dan cedera, memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan

c. Alasan tindakan keperawatan Menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara alami untuk menyembuhkan / meningkatkan kesehatan serta mencegah panyakit dan luka

d. Konsep individu Merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional,sosial dan spiritual yang lengkap dan berpotensi e. Konsep sehat Keadaan bebas dari penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara penuh f. Konsep lingkungan Bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang

Hubungan teori Florence dengan proses keperawatan

28

1. Pengkajian Pengkajian menitikberatkan pada kondisi lingkungan (fisik,psikologi dan sosial) 2. Analisa data Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan dengan kondisi kesehatan pasien 3. Masalah Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungannya , misal : Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan Ventilasi Air bersih Saluran pembuangan 4. Diagnosa keperawatan Berbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain ; Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan Penyesuaian terhadap lingkungan 5. Implementasi Upaya dasar untuk merubah lingkungan dengan tujuan menciptakan kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kesehatan seseorang 6. Evaluasi Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan seseorang

2. Friedmann
1. Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas: a. Pola dan Proses Komunikasi Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : pengirim, media, pesan, lingkungan dan penerima. Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah: 1) Karakteristik pengirim yang berfungsi Yakin ketika menyampaikan pendapat

29

Jelas dan berkualitas Meminta feedback Menerima feedback 2) Pengirim yang tidak berfungsi Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang obyektif) Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi wajahnya) Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu yang tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar, baik/buruk, normal/tidak normal, misal: kamu ini bandel, kamu harus Tidak mampu mengemukakan kebutuhan Komunikasi yang tidak sesuai 3) Karakteristik penerima yang berfungsi Mendengarkan dengan baik Memberikan feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman) Memvalidasi 4) Penerima yang tidak berfungsi Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar Diskualifikasi, contoh : iya dech..tapi. Offensive (menyerang bersifat negatif) Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi) Kurang memvalidasi 5) Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira Komunikasi terbuka dan jujur Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga Konflik keluarga dan penyelesaiannya 6) Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu) Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi Kurang empati Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri

30

Tidak mampu memfokuskan pada satu isu Komunikasi tertutup Bersifat negatif Mengembangkan gosip b. Struktur peran Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak. Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya, sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga. Peranan anak : melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual. c. Struktur kekuatan Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif. Tipe struktur kekuatan: Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap anak) Referent power (seseorang yang ditiru) Resource or expert power (pendapat ahli) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya reward yang akan diterima) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual).

31

d. Nilai-nilai keluarga Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah. 1. Fungsi Keluarga Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal. Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah. Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah: a. Fungsi afektif dan koping Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress. b. Fungsi sosialisasi Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah. c. Fungsi reproduksi Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.

32

d. Fungsi ekonomi Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di masyarakat e. Fungsi fisik Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

33

Anda mungkin juga menyukai