Anda di halaman 1dari 4

Proses Belajar Komponen-komponen dalam proses belajar dapat digambarkan sebagai S-R.

S adalah situasi yang memberi stimulus, R adalah respon atas stimulus itu, dan garis diantaranya adalah hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi dalam diri seseorang yang tidak dapat kita amati, yang bertalian dengan sistem alat saraf dimana terjadi transformasi perangsang yang diterima melalui indra. Model belajar Kolb, didasarkan atas psikologi Jung. Mengatakan bahwa ada 4 fase dalam belajar, yaitu :1. Individu memperoleh pengalaman langsung yang kongkret, 2. Kemudian ia mengembangkan observasinya dan memikirkan atau merefleksikannya, 3. Dari itu dibentuknya generalisasi atau abstraksi, 4. Implikasi yang diambilnya dari konsep-konsep itu dijadikannya sebagai pegangannya dalam menghadapi pengalaman-pengalaman baru. Jadi agar menjadi pelajar yang efektif, harus memiliki empat macam kemampuan, yaitu : Concret experience, reflection observation, abstract conceptualization, active experimentation.(S.Nasution,2010:112) Delapan type belajar menurut Gagne (S.Nasution,2010:136) yaitu : 1. Signal learning (belajar isyarat), 2. Stimulus- response learning (belajar stimulus response), 3. Chaining (rantai atau rangkaian), 4. Verbal association (asosiasi verbal), 5. Discrimination learning (belajar diskriminasi), 6. Concept learning (belajar konsep), 7. Rule learning (belajar aturan), 8. Problem solving (memecahkan masalah) Empat fase dalam belajar(S.Nasution,2010:140) belajar berlangsung dalam empat fase, yaitu : (1) fase apprehending yaitu harus menangkap artinya dan memahaminya., (2) fase acquisition yaitu kesanggupan yang diperoleh seseorang untuk melakukan sesuatu yang belum diketahui sebelumnya., (3) fase storage yaitu kemampuan yang baru didapat kemudian disimpan, dan (4) fase retrival yaitu (pengambilan kembali) apa yang disimpan, pada saat tertentu diperlukan dan diambil dari simpanan. Media Pembelajaran Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee,1997). Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (AECT) di Amerika membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Nationa Education Assosiation (NEA) menyatakan media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual serta peralatannya. Gagne(1970) mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajaran yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Y.Miarso (dalam Sanaky,2010:4) mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemajuan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajarnya. Sehingga media merupakan alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. (Hamalik,1989:12) media pembelajaran adalah alat,metode,teknik, yang

digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan (Sanaky,2010:4). Secara umum, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah : 1. Bentuk saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi kepada penerima pesan. 2. Berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. 3.bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar. 4. Bentuk-bentuk komunikasi yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar, baik cetak,audio,visual dan audi visual. Tujuan Media pembelajaran 1. 2. 3. 4. Mempermudah proses pembelajaran di kelas Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar dan Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

Manfaat media pembelajaran menurut Sudjana & Rivai dalam (Sanaky,2010:5) 1. Pembelajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar 2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik. 3. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajarpun tidak merasa bosan. 4. Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti : mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Chart Bagan/chart termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara verbal. Sadiman dalam (Sanaky,2011:77) mengatakan bahwa chart mampu memberikan ringkasanringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi. Chart adalah gambaran suatu situasi atau suatu proses yang dibuat dengan garis gambar dan tulisan. Chart digunakan untuk menjelaskan bagaimana sesuatu itu berproses. Key sendiri menurut Kamus Besar bahasa Indonesia berarti Kunci, jadi Key relation Chart adalah suatu kunci untuk menghubungkan satu sama lain. (Sanaky,2011:77) Tujuan pembuatan Chart dalam proses pembelajaran adalah : 1. Menerangkan suatu situasi, suatu proses secara simbolik dengan menggunakan garis-garis, gambar-gambar dan tulisan. 2. Menerangkan bernacam-macam keterangan menjadi satu. 3.

Memberikan gambaran tentang hubungan antara satu keadaan dengan keadaan lain secara simbolis di dalam suatu situasi.

Kerucut pengalaman edgar Dale (Hamalik,media pendidikan:39) menggambarkan tingkat pengalaman dan alat-alat yang diperlukan untuk memperoleh pengalaman. Menurut edgar dale, pengalaman berlangsung dari tingkat yang kongkrit naik menuju ke tingkat yang lebih abstrak.

Pada tingkat kongkret, seseorang dapat belajar dari kenyataan atau pengalaman langsung yang bertujuan dalam kehidupan kita. Kemudia meningkat ke tingkat yang lebih atas menuju ke puncak kerucut dalam tingkat yang abstrak bentuk simbol-simbol. Pembagian tingkatantingkatan itu, semata-mata untuk membantu melihat pengalaman belajar. Teori Belajar Dalam (Hamalik,2011:36-37) mendefinisikan beberapa pengertian belajar, diantaranya : Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. (learning is defined as the modification or strenght thening of behaviour through experiencing). Dalam hal ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar adalah memperoleh pengetahuan; belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. William Burton dalam (hamalik,2011:37) mengemukakan bahwa : a good learning situation consist of rich and varied series of learning experience unified around a vigorous purpose and carried on in interaction with a rich, varried and provocative environment. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan, dalam berinteraksi dengan lingkungan terjadi suatu rangkaian pengalaman belajar.

Anda mungkin juga menyukai