Anda di halaman 1dari 6

Meneladani Ahlak Nabi

Ditulis Handi Agus H.* pada tanggal 4 Juli 2012


Zaman sekarang yang oleh kebanyakan orang dikatakan sebagai zaman edan,
karena telah terjadi apa yang dinamakan dengan kriris multidimensi. Mulai dari
krisis ekonomi, kriris moral, krisis kepemimpinan dan lain sebagainya. Ini
merupakan sesuatu yang wajar, karena sekarang ini tidak figure atau idola yang
memang patut untuk diidolakan, diteladani, dan patut digugu. Hal tersebut terjadi
karena sosok yang sebetulnya menjadi teladan bagi setiap orang sudah berbeda-beda
sosok, yang satu sama lain mempunyai sisi kekurangan. Bukan lagi kepada sosok
yang sempurna, yakni Rasulullah. Sekarang orang lebih memilih Pemimpin suatu
Negara menjadi idolanya, Cristiano Ronaldo atau David Beckham yang terkenal
dengan keglamourannya, Lady Gaga dengan gaya nyentriknya, Tom Cruise dengan
ketampanannya, boyband atau girlband, atau yang lagi ngetrend sekarang yakni
bintang-bintang dari korea. Daripada sosok yang memang pantas mereka pilih yakni
Muhammad SAW. Ini merupakan keprihatinan dan tanggung jawab kita bersama
untuk segera diselesaikan.
Memang kita boleh mengidolakan seseorang, akan tetapi itu tidak dijadikan
sebagai acuan ataupun referensi nomor satu bagi kita dalam menjalani kehidupan.
Mereka hanya acuan nomor ke-sekian dan tetap yang menjadi teladan nomor satu
ialah Rasulullah.
;- 4p~E 7 O) Oc4O *.-
NE4Ocq O4L=OEO }Eg 4p~E
W-ON_O4C -.- 4O4O^-4
4O=E- 4OEO4 -.- -LOOgVE
^g
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (Q. S. Al Ahzab; 21)
Idola kita selama ini belum tentu memiliki sisi kesempurnaan seperti
Muhammad SAW, pasti ada sisi kekurangannya yang hanya diketahui oleh segelintir
orang. Dan mereka terus mencoba untuk menutupi kekurangannya tersebut sembari
terus mengexpose sisi baiknya. Berbeda dengan Muhammad SAW, yang tidak ada
satupun kekurangan atau kelemahan yang dimilikinya. Karena memang ia diciptakan
untuk sempurna agar layak untuk menjadi suri teladan bagi setiap orang. Apa jadinya
kalau, seorang sosok idola kita mempunyai kelemahan atau kekurangan??? Pastilah
kita akan berpindah ke sosok yang lainnya lagi.
Berdasarkan pemaparan diatas, mengenal dan meneladani sosok Muhammad
SAW adalah suatu kemutlakan yang harus dilakukan oleh setiap Muslim, sehingga
kita bisa mengamalkan ajaran-ajaran Islam secara menyeluruh dan sempurna. Tanpa
dia maka kita akan kehilangan arah petunjuk dalam menjalani kehidupan, tidak dapat
melaksanakan Islam dengan baik, dan dapat mengakibatkan hidup yang semrawut
seperti sekarang ini. Dengan kehadirannya bisa memberikan panduan dan bimbingan
hidup kepada kita, bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan, bagaimana cara
mengamalkan Islam secara sempurna, bagaimana cara mendekatkan diri kepada
Sang Khalik, dll.
Persoalan ahlak merupakan persoalan sangat penting dan krusial bagi ummat
Muslim karena ini akan menentukan eksistensi atau keberadaan seorang muslim
sebagai mahluk Allah. Bagaimana ia hidup di tengah keluarga, ditengah-tengah hiruk
pikuk masyarakat, bahkan hidup ditengah keberagaman bangsa dan ummat Muslim
sedunia.
Ahlak merupakan persoalan kepribadian seseorang, persoalan karakter yang
tidak dapat dipisahkan dan akan selalu di bawa-bawa kemanapun kita pergi. Ahlak
merupakan symbol keluhuran budi dan kualitas seseorang. Model manusia apa yang
akan menjadi sebagai teladan/pegangan hidup kita? Tentunya kita semua akan
menjawab, yang bisa menjadikan kita sebagai pribadi-pribadi yang sempurna,
penunjuk ke jalan yang lurus, pribadi yang berprestasi selagi produktif, pribadi yang
bisa memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar, dan akhirnya sebagai pribadi yang
mendapat ridha Allah. Dan semua macam kepribadian tersebut, tentunya hanya ada
pada diri Muhammad SAW.
Ucapan terima kasih patut kita layangkan kepada Allah SWT yang telah
mengirimkan kepada kita, sesosok insane yang mulia yang kaya akan keteladanan
yang luhur nan agung, Muhammad SAW. Beliau adalah sosok yang tidak akan
tergantikan keteladanan sampai kapanpun, hingga akhir zaman. Dalam al Quran
sendiri mengakuinya, dikatakan bahwa Muhammad SAW merupakan manusia yang
memiliki ahlak yang sangat agung.
El^^)4 _O>E -U7= 1g4N
^j
Artinya: Dan Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi
pekerti yang agung. (Q. S. Al Qalam; 4)
Ahlak beliau merupakan cerminan dari nilai-nilai Islami. Bahkan Aisyah
sendiri telah menyebutkan bahwa akhlak Rasulullah SAW adalah Al Quran.
Bagaimana tidak, kepribadian, karakter, perilaku, dan interaksi beliau dengan
manusia merupakan pengejawantahan atau penerapan nyata hakikat Al Quran.
Beberapa ahlak Nabi:
1. Berkata baik
Maksudnya ialah menjaga ucapan-ucapan kita dari kata-kata yang kurang bermanfaat
dan tidak baik, tidak mengeluarkan kata-kata yang jelek atau buruk, tidak
membicarakan orang lain (ghibah).
Og^4C 4g~-.- W-ONL4`-47
W-O4>- -.- W-O7O~4 LO~
-4CgEc ^_
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
Katakanlah Perkataan yang benar. (Q. S. Al Ahzab: 70)
2. Malu
Maksud dari malu di sini ialah bahwa kita malu untuk tidak berbuat baik, malu untuk
berbuat jahat, malu untuk marah, malu tidak shalat fardhu, dll. Rasa malu diperlukan
setiap saat, namun rasa malu itu tidak untuk menghalangi keberanian ketika
menyampaikan kebenaran.
3. Sabar dan Pemaaf
Terkadang dalam menjalani kehidupan di dunia ini, sering kita jumpai sesuatu hal
yang benar-benar tidak kita sukai dan senangi. Namun alangkah lebih baiknya
apabila ketika kita memperoleh rahmat-Nya maka kita ucapkan syukur dan ketika
kita mendapat cobaan atau ujian-Nya hendaknya kita bersabar. Dan apabila
seseorang telah berbuat yang tidak baik kepada kita maka kita sebaiknya maafkan
4g~-.- 4pOgLNC O)
g7.-O-O- g7.-O--4
4-ggE:^-4 E^^O4^-
4-gE^-4 ^}4N +EE4-
+.-4 OUg47 --gLO^-
^@j
Artinya; (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q. S. Ali
Imran: 134)
4. Rendah Hati
Seorang Muslim harus memiliki sifat rendah hati dan tidak boleh menyombongkan
diri. Karena semua yang ada di dunia ini hanyalah sebuah titipan dari Allah, kita
hanya diberikan amanat untuk menggunakannya guna memakmurkan kehidupan.
Sabda Rasulullah:
Tidak akan masuk surga, orang yang pada hatinya tersimpan kesombongan
walaupun hanya sebesar zarah (HR. Muslim)
4 +;> O) ^O- O4O4` .....
Artinya: Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong (Q. S.
Al Israa: 37)
5. Rela Berkorban
Selaku mahluk social, kita dianjurkan untuk memiliki hubungan yang harmonis
dengan sesame manusia. Oleh karena itu, sikap rela berkorban harus dimiliki oleh
setiap. Baik itu mengorbankan yang sifat materi maupun imateri, seperti uang,
tenaga, pikiran, bahkan jiwa raga.
} W-O7E4> O^- _/4EO
W-OgL> Og` ]Oc:g4q` _ 4`4
W-OgL> }g` 7/E* Ep) -.-
gO) _1)U4 ^_g
Artinya: kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu
nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Q. S. Ali Imran; 92)
Beberapa contoh ahlak Nabi diatas merupakan hanya sebagian kecil dari
banyaknya ahlak Nabi yang patut kita teladani. Namun setidaknya hal tersebut
menjadikan motivasi bagi kita untuk menggali khazanah keIslaman, khususnya
mengenai keteladanan tehadap Muhammad SAW. Keteladanan tersebut dapat
dilakukan oleh setiap orang manusia, karena Nabi telah memiliki segala sifat terpuji
yang dapat dimiliki oleh manusia.
* Mahasiswa aktif Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI. Aktif di organisasi
kemahasiswaan, antara lain HME FPTK UPI, HMI PTK UPI, dan ESTETIKA UPI.
Diselesaikan pada tanggal 14 Juli 2012.

Anda mungkin juga menyukai