Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN METODE MENGAJAR (PEDAGOGIK) GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD PEMBANGUNAN JAYA

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Kualitatif

Oleh : NAMA : MANTO NIM : 09121147

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2012

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan pengaruh positif kepada siswa untuk menghadapinya. Guru dalam pengertian arti umum adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.1 Sesuai dengan apa yang tercantum

dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 2 Guru pada tingkat sekolah dasar adalah seseorang yang nantinya akan menanamkan dasar bagi ilmu pengetahuan anak, dan ilmu yang didapatkan pada tahapan ini oleh seorang anak akan sangat mudah dicerna dan diingat terus sebagai bahan atau pedoman bagi anak untuk masa kedepannya. Pendidikan dasar merupakan tahapan pertama siswa memulai proses pendidikan formal. Proses pendidikan pada tahap ini sangatlah penting karena dalam jenjang inilah sekolah harus mampu membentuk karakter dasar siswa. Sebuah lembaga pendidikan dasar yang berkualitas sangat berperan dalam tahapan ini. Salah satu faktor penunjang bagi lembaga pendidikan dasar yang berkualitas adalah guru yang berkualitas. Guru yang berkualitas adalah guru yang memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, khususnya

1 2

Ensiklopedi bebas Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Guru. Undang-Undang republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

kompetensi pedagogik yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 3. Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran. Ini mencakup metode kesiapan mengajar yang ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan dan ketrampilan mengajar. Kompetensi ini harus dimiliki setiap guru agar tercapai keberhasilan dalam belajar. Selain kompetensi pedagogik guru, motivasi belajar juga merupakan faktor dari keberhasilan belajar.4 Kompetensi pedagogik diperlukan karena adanya dua alasan, yaitu bahwa pedagogik sebagai suatu sistem pengetahuan tentang pendidikan anak diperlukan, karena akan menjadi dasar bagi praktek mendidik anak. Selain itu bahwa pedagogik akan menjadi standar atau kriteria keberhasilan praktek pendidikan anak. Kedua, manusia memiliki motif untuk mempertanggungjawabkan pendidikan bagi anak-anaknya, karena itu agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, praktek pendidikan anak memerlukan pedagogik sebagai landasannya agar tidak jadi sembarangan.5

1.2. Permasalahan SD Pembangunan Jaya merupakan salah satu lembaga pendidikan dasar. Dalam melakukan pengajaran guru-guru di SD Pembangunan jaya harus memenuhi standar yang sudah di tetapkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional. Hal ini belum pernah diteliti, maka penulis melakukan penelitian ini. Berdasarkan uraian dawal, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan yang muncul, diantaranya adalah : 1. Bagaimana metode mengajar (pedagogik) guru di SD Pembangunan Jaya? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa di SD Pembangunan Jaya?
3

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru, Hal. 11. Ika Yulifatun Nadifah, Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru dan Motivasi Belajar dari Persepsi Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di SMPN 8 Malang. Skripsi, Universitas Negeri Malang. Malang. 2010. Munirah Legiyanti Yusuf, Pengertian dan Perlunya Pedagogik, http://7691an.wordpress.com/category/pedagogik/.

3. Apakah

metode

mengajar

(pedagogik)

guru

mempengaruhi

motivasi belajar siswa di SD Pembangunan Jaya?

1.3. Batasan Masalah. Pada penelitian ini peneliti hanya akan melakukan penelitian di SD Pembangunan Jaya, Bintaro, Tangerang Selatan.

1.4. Tujuan Penelitian. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengeanalisis metode mengajarr guru di SD Pembangunan Jaya. 2. Menganalisis motivasi belajar siswa di SD Pembangunan Jaya. 3. Menganalisis pengaruh metode mengajar guru (pedagogik) dengan tingkat motivasi belajar siswa di SD Pembangunan Jaya.

1.5. Manfaat Penelitian. Mmanfaat penelitian ini oleh penulis di bedakan menjadi dua, yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis : 1. Manfaat Praktis. a. Manfaat bagi kepala sekolah. 1) Memberikan sumbangan pemikiran dalam proses pengawasan metode mengajar guru yang menjadi bawahannya. 2) Menjadi bahan tambahan untuk meningkatkan kinerja guru

khususnya di SD Pembangunan Jaya. b. Manfaat bagi guru. 1) Menambah wawasan dalam meningkatkan kinerja guru sesuai dengan profesi yang dimiliki. 2) Guru menjadi lebih menekankan metode pengajarannya untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan belajar. c. Manfaat bagi siswa.

1) Siswa termotivasi semangat belajarnya dengan p

2. Manfaat Teoritis. a. Menambah disiplin keilmuan tentang teori pendidikan yang berkaitan dengan metode pengajaran. b. Sebagai bahan acuan bagi peminat pendidikan dan peneliti pendidikan berikutnya.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tentang guru sekolah dasar, bahwa kompetensi pedagogik Guru meliputi : 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. a. Memahami karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya. b. Mengidentifikasi potensi peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI. c. Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI. d. Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar usia sekolah dasar dalam lima mata pelajaran SD/MI. 2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. a. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan lima mata pelajaran SD/MI. b. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik

pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam lima mata pelajaran SD/MI. c. Menerapkan pendekatan pembelajaran tematis, 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. a. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. b. Menentukan tujuan lima mata pelajaran SD/MI. c. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan lima mata pelajaran SD/MI.

d. Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran. e. Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik usia SD/MI. f. Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. 4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik a. Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik. b. Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran. c. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan. d. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan. e. Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan lima mata pelajaran SD/MI untuk mencapai tujuan

pembelajaran secara utuh. f. Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata pelajaran SD/MI sesuai dengan situasi yang berkembang. 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. a. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. 6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. a. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal. b. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya. 7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. a. Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan.

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (b) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk merespons, (c) respons peserta didik, (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya. 8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. a. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI. b. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI. c. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. d. Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. e. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara

berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen. f. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan. g. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan pembelajaran. a. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar. b. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan. c. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan. hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

d. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. a. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan b. Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan lima mata pelajaran SD/MI. c. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI. Guru yang baik adalah guru yang mempunyai metode pengajaran yang baik dan tidak selalu monoton dalam menyampaikan materi yang akan disampaikan. Sehingga membuat siswa didik menjadi nyaman dan mau menyimak apa yang disampaikan oleh guru sbagai sumber ilmu bagi peserta didik. Guru yang mempunyai kompetensi yang baik tetap akan mampu menjalankan kurikulum yang sudah ditetapkan dengan baik dengan atau tidak adanya alat bantu sebagai media pembelajaran, maupun kekurangan sumber untuk menunjang pembelajaran tersebut. Sedangkan guru yang tidak mempunyai kompetensi maka sebaik apapun alat bantu dan ketersediaan sumber bahan ajar yang cukup, tetap tidak akan memberikan dampak apapun, karena guru tersebut tetap saja tidak bisa menyelesaikan kurikulum yang sudah ditetapkan. Terdapat empat karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya dalam mendidik, yaitu6 : a. Kematangan diri yang stabil, memahami diri sendiri, mandiri, dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan. b. Kematangan sosial yang stabil, memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat, dan mempunyai kecakapan membina kerjasama dengan orang lain. c. Kematangan profesional (kemampuan mendidik), yaitu menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang
6

Hasbullah (dalam Wikipedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Dasar_Pendidikan)

cukup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunkan cara-cara mendidik. Selain karakteristik yang disebutkan diatas, terdapat sepuluh kriteria kualitas yang dibutuhkan guru sebagai pendidik dalam pendidikan, yaitu 7 : (a) Guru sebagai perencana; (b) Guru sebagai inisiator ; (c) Guru sebagai motivator ; (d) Guru sebagai observer ; (e) Guru sebagai motivator ; (f) Guru sebagai antisifator ; (g) Guru sebagai model ; (h) Guru sebagai evaluator ; (i) Guru sebagai teman bereksplorasi bersama anak didik ; (j) Promotor agar anak menjadi pembelajar sejati. Shulman (1986, 1987, 1992) menciptakan Penalaran Model Pedagogical, yang terdiri dari siklus dari beberapa kegiatan yang seorang guru yang lengkap untuk mengajar dengan baik, yaitu : pemahaman, transformasi, instruksi, evaluasi, refleksi, dan pemahaman baru.8 1. Pemahaman, Guru perlu memahami apa yang mereka ajarkan dan, jika mungkin, untuk memahami lebih dalam beberapa metode pengajaran. Pemahaman tujuan adalah sangat penting. Keterlibatan guru dalam mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan beriku a. Untuk membantu siswa memperoleh keaksaraan. b. Untuk mengaktifkan siswa untuk menggunakan dan menikmati

pengalaman belajar mereka. c. Untuk meningkatkan tanggung jawab siswa untuk menjadi orang yang peduli. d. Untuk mengajar siswa untuk percaya dan menghormati orang lain. e. Untuk berkontribusi pada kesejahteraan komunitas mereka. f. Untuk memberikan siswa kesempatan untuk belajar bagaimana untuk menyelidiki dan menemukan informasi baru.

7 8

Nugroho, Ali (dalam wikipedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Dasar_Pendidikan) Lee Shulman (dalam Teacher's In-Depth Content Knowledge : http://www.intime.uni.edu/model/teacher/teac2summary.html)

10

g. Untuk membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih luas informasi baru. h. Untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan dan nilai-nilai mereka akan perlu untuk berfungsi dalam suatu masyarakat yang adil dan bebas. 2. Transformasi, Kunci untuk membedakan pengetahuan dasar pengajaran terletak antara isi dan pedagogi, dalam kapasitas guru untuk mengubah isi pengetahuan ke dalam bentuk yang mendidik terhadap berbagai kemampuan siswa dan latar belakang. Ide dipahami harus diubah dalam beberapa cara jika mereka harus diajar. Transformasi memerlukan beberapa kombinasi atau urutan proses sebagai berikut: a. Persiapan (dari bahan teks yang diberikan), yang mencakup proses interpretasi kritis. b. Representasi ide-ide dalam bentuk analogi baru dan metafora

(pengetahuan guru, termasuk cara mereka berbicara tentang pengajaran, tidak hanya termasuk referensi untuk apa guru "harus " melakukannya, itu juga mencakup penyajian bahan dengan menggunakan bahasa kiasan dan metafora [Glatthorn, 1990].) c. Instruksional pilihan dari antara berbagai metode pengajaran dan model. d. Adaptasi bahan siswa dan kegiatan untuk mencerminkan karakteristik gaya belajar siswa. e. Menyesuaikan adaptasi kepada siswa tertentu di kelas 3. Instruksi. Terdiri berbagai tindakan mengajar, instruksi mencakup banyak aspek yang paling penting dari pedagogi, yaitu : manajemen, presentasi, interaksi, kelompok kerja, disiplin, humor, mempertanyakan, dan penemuan dan instruksi penyelidikan. 4. Evaluasi. Guru perlu berpikir tentang pengujian dan evaluasi sebagai perpanjangan dari instruksi, bukan sebagai yang terpisah dari proses pembelajaran. Proses evaluasi termasuk memeriksa untuk memahami dan

11

kesalahpahaman selama mengajar interaktif serta menguji pemahaman siswa pada akhir pelajaran atau unit. Hal ini juga melibatkan mengevaluasi kinerja sendiri dan menyesuaikan dengan keadaan yang berbeda. 5. Refleksi. Proses ini meliputi meninjau, merekonstruksi, dan kritis

menganalisis kemampuan sendiri mengajar dan kemudian pengelompokan penjelasan ini tercermin dalam bukti perubahan yang perlu dibuat untuk menjadi guru yang lebih baik. Lucas (seperti dikutip dalam Ornstein et al., 2000) berpendapat refleksi yang merupakan bagian penting dari

pengembangan profesional. Semua guru harus belajar untuk mengamati hasil dan menentukan alasan keberhasilan atau kegagalan. Melalui refleksi, guru fokus pada keprihatinan mereka, datang untuk lebih memahami perilaku mengajar mereka sendiri, dan membantu diri sendiri atau rekan

meningkatkan sebagai guru. Melalui praktek reflektif dalam pengaturan kelompok, guru belajar untuk mendengarkan dengan cermat satu sama lain, yang juga memberi mereka wawasan tentang karya mereka sendiri (et al Ornstein, 2000.). 6. Pemahaman Baru. Melalui tindakan pengajaran yang "beralasan" dan "masuk akal," guru mencapai pemahaman baru dari tujuan pendidikan, mata pelajaran yang diajarkan, para siswa, dan proses pedagogi sendiri (Brodkey, 1986). Dari berbagai penjelasan tersebut diatas, sudah seharusnya lembaga pendidikan dasar yang bekualitas ditunjang oleh kemampuan kompetensi guru, khsusunya kompetensi pedagogik. Untuk memperoleh kompetensi tersebut seorang guru harus melakukan berbagai upaya, diantaranya dengan mengikuti seminar dan pelatihan pendidikan serta membaca literatur yang terkait dengan pendidikan.

12

BAB III Metode Penelitian.

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh metode mengajar guru (pedagogik) dengan motivasi belajar siswa di SD Pembangunan Jaya.

1.6. Jenis Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

1.7. Populasi dan Sampel. Guru dan siswa di SD Pembangunan Jaya, Bintaro, Tangerang Selatan. Guru yang menjadi sampal pada penelitian ini adalah wali kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang berjumlah 6 orang. Siswa yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah siswa yang mempunyai peringkat pertama dan terakhir dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, yang berjumlah 12 orang.

1.8. Pengumpulan Data. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara terstruktur dan mendalam terhadap sampel yang telah ditetapkan.

1.9. Pengolahan dan Analisis Data. Setelah data terkumpul akan dilakukan pengolahan dan analisis data. Tahapannya adalah sebagai berikut : 1. 2. Mencatat hasil wawancara yang sudah dilakukan. Membaca atau mempelajari data, menandai kata-kata kunci atau gagasan yang ada dalam wawancara. 3. 4. Mempelajari kata-kata kunci yang ditemukan. Penafsiran.

13

DAFTAR PUSTAKA

Ensiklopedi bebas Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Guru. Hasbullah (dalam Wikipedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Dasar_Pendidikan) Ika Yulifatun Nadifah, Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru dan Motivasi Belajar dari Persepsi Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di SMPN 8 Malang. Skripsi, Universitas Negeri Malang. Malang. 2010. Lee Shulman (dalam Teacher's In-Depth Content Knowledge : http://www.intime.uni.edu/model/teacher/teac2summary.html) Munirah Legiyanti Yusuf, Pengertian dan Perlunya Pedagogik, http://7691an.wordpress.com/category/pedagogik/. Nugroho, Ali (dalam wikipedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Dasar_Pendidikan) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Anda mungkin juga menyukai