Development of real-time PCR technique for the estimation of population density of Pythium intermedium in forest soils
Mingzhu Li, Masako Senda, Tsutomu Komatsu, Haruhisa Suga, Koji Kageyama Presented by :
INTRODUCTION
PCR konvensional
real-time PCR
Primer design
Conventional PCR
Real-time PCR
ditumbuhkan pada medium corn meal atau potato dextrose broth dalam 47 hari pada 25C hingga menghasilkan mycelial mass
diinkubasi 50 C selama 30 menit dan dimasukkan suspensi 3M NaOAc divortex dan diletakkan di es 15 menit Suspensi disentrifuge dan supernatan diletakkan dalam tabung, kemudian disentrifuge lagi Lapisan endapan DNA ditambah etanol dan disentrifuge DNA pellet dibilas dengan etanol, disentrifuge dan dikeringkan Terakhir DNA ditutup dalam buffer
Primer design
Pengumpulan dari Pythium urutan daerah ITS, mencakup 5 isolat P. intermedium dan 39 isolat dari 39 spesies yang lain yang digunakan untuk primer design Urutan blok dan potensial primer lain dianalisis untuk struktur dimer dan haairpin loop
Conventional PCR
Reaksi campuran yang mengandung primer, DNA polimerase, campuran dNTP, PCR buffer, dan DNA template dalam dalam volume 25 L Primer ITS 1 dan ITS 4 digunakan untuk menjelaskan daerah ITS dalam siklus panas DNA pada 94C 5 menit, diikuti 35 reaksi denaturasi pada 94 C detik, pendinginan 65 C 30 detik, dan pemanjangan 72 C 1 menit, dan terakhir pemanjangan 72 C 10 menit Ukuran yang terkandung diujikan dengan elektroforesis pada media agarose L03. media pewarna menggunakan ethidium bromide and photographed under ultraviolet light.
Real-time PCR
Jumlah DNA untuk sampel yang lain digunakan SYBR Premix Ex TaqTM II dengan sistem deteksi sequence ABI PRISM dalam volume 50 L Real-time PCR dikonduksi dalam 95C 10 menit (1 siklus), diikuti 94 C 30 detik, 65 C 31 detik dan 72 C 1 menit (40 siklus) Pengujian spesifik dilakukan pembangkit garis disosiasi sebelum penjelasan Garis peleburan diperoleh dari program ABI PRISM 7000 sistem deteksi sequence
(Kageyama,et.al. 2003)
Result
Hasil spesifikasi yang dikonfirmasi 10 isolat Konvensional PCR P.intermedium dan 17 isolat dari spesies lain P. intermedium dengan metode real-time PCR . Ditampilkan pada tabel 2.
Sebagai kontrol lanjut , diamplifikasi DNA dari empat tambahan isolat, dengan konsentrasi Ct values 1ng/mL dengan rentang (15,34-15,54)
Rentang kecil nilai Ct dihasilkan dari konsentrasi DNA normal menunjukkan kemiripan tiap salinan pada ITS region isolat. P.intermedium
Setiap isolat dengan konsentrasi DNA template 1 ng memiliki detection limits 10 fg (10 kali lipat seri pengenceran DNA template ) Beberapa isolat P.intermedium dapat dideteksi pada 1 fg DNA template (hasil tidak ditunjukkan) karena amplifikasi pada tingkat ini kurang akurat
Kurva standar yang dihasilkan menggunakan range DNA dari 4 isolat 10 fg -1ng. Gradien garis pada 4 isolat berkisar 3,669-3,932, dan efisiensi amplifikasi dari semua 4 isolat lebih dari 80% dengan koefisien korelasi yang tinggi (R : A, 0,998; B, 0,999, C, 0,995; D, 0,999).
Artinya Ct values pada semua konsentrasi sangat konsisten, pada koefisien correlation 0,994 dan efisiensi amplifikasi dari 84% (Figure2).
Efisiensi amplifikasi DNA copy number pada P.intermedium sangat tinggi dan sangat mirip meskipun isolat berasal dari host dan lokasi geografis yang berbeda .
Terdapat korelasi yang signifikan antara kerapatan populasi Pythium intermedium dan konsentrasi DNA. Sehingga metode Real-time PCR dan ektrasi DNA dapat dikatakan cukup akurat untuk penentuan estimasi kerapatan populasi Pythium intermedium.
Practical use of the developed procedure to determine the distribution of P.intermedium in forest soils
Estimasi kepadatan populasi P.intermedium dilakukan pada hutan heterogen dan hutan cedar dengan membuat plot 30x30 m dan dibagi menjadi 9 subplot. Kemudian diambil 25 sampel tanah pada 4 subplot secara acak.
25 sampel tanah dicampur dan ditentutkan kepadatan populasi pada setiap sample dengan rel-time PCR dan extrapolation algorithm
Discussion
Uji kuantitatif yang dikembangkan untuk menentukan kepadatan populasi Pythium intermedium dengang metode rel-time PCR dan ekstrasi DNA yang dilakukan bersama memiliki proses yang lebih cepat dan akurat.
Dengan analisis regressi dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi DNA yang memiliki korelasi yang signifikan dengan kepadatan populasi Pythium intermedium Nilai kepadatan populasi yang diperoleh dari sample tanah yang telah dicampur dengan metode PCR hampir sama dengan metode dilution plating walaupun hasil dari PCR sedikit lebih besar.
Terimakasih