Anda di halaman 1dari 2

Negeriku

Negeriku Tempat aku dilahirkan merah tanpa dosa Negeriku Tempat aku dibesarkan menjadi generasi muda pembela bangsa Negeriku Tempat aku mengejar cita berkarya untuk nusa Negeriku Kini ia sedang sakit Penuh memar dan luka Luka parah Hingga meradang tak berasa Tiada yang peduli padanya Mereka Hanya sibuk dengan politik politik abstrak Yang semu realisasinya Akupun tak punya asa Untuk obati lukanya Lewat layar kaca kulihat semua tingkah laku mereka Hanya duka dan luka Temanku Saudara setanah airku Bangkitlah bersamaku Singsingkan lengan baju Singkirkan mutiara palsu Demi tujuan negeriku Indonesia bersatu

Negeriku indah Negeriku subur Negeriku beragam Para nenek moyang memerdekakan negeriku Dengan nyawa mereka berkorban Rasa sakit hilang sekejab Merdeka satu tekad Damai satu suara Negeriku hebat Negeriku luas Negeriku berbagai petani Tapi kini Negeriku di kikis ombak Pulauku dijarak tetangga sendiri Budayaku subur di rumah asing Hasil bumiku di makan rayap lintah Mengerat daging negeriku Ku teteskan air mata dalam ketidakberdayaan Negeriku dikoyak Negeriku malang Tergarlah negeriku Tetaplah bertahan sampai akhir yang tak kau ketahui

Negeriku... Tempat aku lahir tempat aku hidup tempat aku merasa senang tempat dikala duka tempat berkarya apakah aku juga akan berakhir disini? Mengapa engkau diam saja mengapa engkau acuh tak acuh? Begitu sabarkah engkau? Betapa penyayangkah engkau? Kutau kau mendengar.. Kutau engkau melihat tapi mengapa engkau tidak bergeming? Engkau tentu ingin cantik seperti negeri yang lain.. Engkau juga ingin bersolek menebar pesonamu maaf, aku tak mampu membuatmu seperti yang kau mau, karena ku tak mampu...

Aku lihat, aku lihat kepulan asap,, Asap yang terhirup dan menyesakan,, Batuk kami kau anggap rejeki untukmu,, Kau tertawa lebar atas penderitaan ini,, Syair ini pun terangkai dengan perih,, Perih atas tawamu yang menyesakan,, Nafas kami tersendat kau bernyanyi,, Kau teriak seakan membela,, Membela buruh-buruh yang kau jadikan robot,, Pedulikah mereka yang duduk di sana,,? Di balik mejanya dengan segala kenikmatan,, Mereka tertawa tapi menutup mata,, Mereka teriak tapi menutup telinga,, Merah ini yang setia untuk putih,, Tapi akankan terus berkibar dengan gagahnya,,? Lihat, lihat di sana,, Mereka yang membelamu menangis wahai merah putih,, Lihat, lihat di sana,, Mereka yang menghormatimu terjatuh,, Maka turunlah kau sejenak di tengah tiangmu merah putihku,,

Wajah negeriku tak lagi ramah Carut-marut penuh luka Bekas tsunami, banjir, dan longsor Wajah negeriku tak lagi sumringah Duka berbalut derita Anak, wanita, dan bayi terlantar Negeri ini tak sanggup Menahan luka Yang semakin menganga Negeri ini tak mampu Meraup derita Yang semakin melanda

Aku lihat kembali,, Di sana, di sana ada yang menghancurkan,, Merusak dan mencemarinya,,

Anda mungkin juga menyukai