Anda di halaman 1dari 3

Absorbansi dan Transmitansi Bila suatu molekul atau ion menyerap radiasi ultraviolet atau cahaya tampak maka

konfigurasi elektronnya akan berubah. Spektra molekul UV-Vis dihitung berdasarkan transisi elektron antar tingkat energi. Dari empat jenis transisi elektron, yang digunakan dalam spektrometri UV-Vis adalah transisi n* dan *, karena dalam transisi tersebut terdapat transisi gugus fungsi yang merupakan cirri khas dari analit dan panjang gelombangnya mudah diketahui. Ikatan dan gugus fungsi yang memberikan nilai yang dapat diamati disebut kromofor, suatu ikatan atau gugus yang menyerap radiasi sinar pada rentang ultraviolet dan cahaya tampak. Absorpsi UV-Vis pada kompleks anorganik terjadi karena adanya transfer muatan, dimana kompleks menyerap foton menjadi spesi dalam keadaan tereksitasi yang sama dengan transfer elektron dari logam ke ligan. ML + hv M+LSerapan karena transfer muatan menjadi penting karena menghasilkan absorbansi yang sangat besar, menjadi suatu metode analisis yang lebih sensitif. Absorpsi karena transfer muatan juga dimungkinkan karena elektron berpindah dari ligan ke logam. Bila suatu spesi menyerap radiasi UV-Vis, maka akan terjadi transisi antara tingkat energi elektronik yang mencakup transisi antara tingakat energy vibrasi menghasilkan sejumlah pita serapan dengan jarak yang sangat dekat sehingga membentuk sebuah pita serapan tunggal yang besar. Pengurangan radiasi elektromagnetik setelah melewati sampel diketahui secara kuantitatif sebagai transmitansi dan absorbansi. Transmitansi didefinisikan sebagai perbandingan antara radiasi elektromagnetik yang melewati sampel (PT) dengan radiasi yang datang dari sumber cahaya sebelum melewati sampel (P0), dikalikan dengan 100 menghasilkan persen transmitansi (%T) dimana 100% menunjukkan tidak ada radisi yang diserap sampel dan 0% menunjukkan radiasi diserap semuanya.

Persamaan transmitansi menghasilkan spektra yang berbeda untuk penyerapan atom, karena garis spektra yang sempit sehingga tidak dapat menggunakan sumber radiasi yang kontinum. Meskipun dengan monokromator berkualits tinggi, intensitas efektif yang diteruskan untuk sumber kontinyu adalah 100-1000 kali lebih besar dibandingkan yang di absorpsi pada garis spektrum serapan atom, sehingga hanya sedikit intensitas radiasi dari sumber kontinyu yang diserap dan nilai absorbansi yang terukur adalah nol. Selain absorpsi oleh analit, pengurangan intensitas absorpsi radiasi juga terjadi karena penyerapan dan pemantulan oleh wadah sampel, penyerapan oleh komponen matriks sampel, dan pemencaran radiasi. Untuk mengatasi hal tersebut maka intensitas radiasi yang melewati blanko dianggap sebagai P0. Persamaan transmitansi akan menjadi persamaan absorbansi.

Absorbansi lebih sering digunakan dalam menentukan pengurangan intensitas radiasi karena memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan konsentrasi analit. Absorbansi dan Konsentrasi: Hukum Beer Ketika radiasi elektromagnetik monokromatis melewati sebuah lapisan sampel yang sangat tipis dengan ketebalan dx, maka intensitas radiasi yang keluar akan mengalami

pengurangan sebesar dP. Penurunan intensitas ini sebanding dengan ketebalan sampel dan konsentrasi analit (C).

Dimana P adalah intensitas cahaya datang yang berasal dari sumber cahaya yang akan memasuki sampel dan adalah konstanta. Pengintegralan persamaan tersebut akan menjadi:

Menghasilkan:

Pengubahan ln menjadi log dan subtitusi persamaan absorbansi: a merupakan absorpsivitas analit yang bila diubah ke dalam bentuk molaritas akan berubah menjadi absorpsivitas molar .

Absorpsivitas dan absorpsivitas molar adalah kemungkinan suatu analit untuk menyerap energy foton yang diberikan, sehingga nilai dari a dan bergantung pada panjang gelombang radiasi elektromagnetik. Hukum Beer dan Sampel Multikomponen A Batasan Hukum Beer Berdasarkan hukum Beer, kurva kalibrasi antara absorbansi dengan konsentrasi analit dalam suatu larutan standar harusnya merupakan satu garis lurus dengan intersep nol dan slope nya adalah ab atau b. Pada kenyataannya, kurva kalibrasi tidak selalu berbentuk garis lurus. Deviasi kurva ini dibagi menjadi fundamental, chemical, dan instrumental. Batas dasar hukum Beer. Hukum Beer adalah suatu hukum terbatas yang hanya berlaku hanya untuk analit yang memiliki konsentrasi rendah. Pada konsentrasi yang tinggi masing-masing partikel dalam analit tidak lagi saling bebas satu sama lain. Interaksi antar partikel analit dapat mengubah nilai absorpsivitas molar. Absorpsivitas dan absorpsivitas molar bargantung pada indeks bias sampel.Indeks bias tidak sama dengan konsentrasi analit sehingga nilai absorpsivitas dan absorpsivitas molar akan berubah. Pada analit yang konsentrasinya rendah, indeks bias analit rendah dan akan menghasilkan kurva kalibrasi yang linear. Batasan Kimia Hukum Beer. Deviasi kimia dari hukum Beer dapat terjadi ketika spesi yang menyerap mengalami reaksi kesetimbangan. Batasan Instrumen Hukum Beer. Terdapat dua prinsip batasan instrument hukum Beer. Pertama adalah hukum Beer berlaku untuk radiasi monokromatis, yaitu radiasi yang hanya memiliki satu panjang gelombang. Penggunaan radiasi polikromatis selalu memberikan deviasi yang negative dari hukum Beer. Tetapi deviasi ini akan dikurangi bila nilai absopsivitas molar

cenderung konstan terhadap rentang panjang gelombang yang melewati selector panjang gelombang. Hal inilah yang menyebabkan pengukuran absorbansi dilakukan pada puncak kurva yang lebar. Deviasi dari hukum Beer tidak begitu diperhatikan bila sinar yang diteruskan dari sumber cahaya hanya sebesar sepersepuluh dari nilai absorbansi normal spesi. Batasan instrument yang hukum Beer yang kedua adalah penyimpangan radiasi. Penyimpangan radiasi disebabkan karena kerusakan selector panjang gelombang yang mengakibatkan sinar yang melewatinya berlebihan. Penyimpangan radiasi akan menambah nilai absorbansi yang dideteksi.

Untuk konsentrasi analit yang kecil, Pstray cenderung lebih kecil daripada P0 dan PT, dan nilai absorbansi tidak akan terpengaruh. Pada konsentrasi analit yang tinggi, Pstray tidak lagi lebih kecil dari PT dan absorbansi akan menjadi lebih kecil dari yang diperkirakan. Hasilnya adalah deviasi negative dari hukum Beer. Aplikasi Kuantitatif. Analisis Industri. Absorpsi molekul UV-Vis digunakan untuk penyusunan macam-macam sampel industri. Contohnya kandungan besi dalam makanan dapat ditentukan dengan mereaksikan besi dengan o-fenantrolin dalam larutan asam agar menjadi kompleks berwarna jingga kemerahan dan dianalisis dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 510 nm. Banyak senyawa farmatik mengandung kromofor yang membuat senyawa tersebut dapat dianalisis dengan absorpsi UV-Vis. Misalnya adalah penggunaan absorpsi UV dalam menentukan kemurnian tablet aspirin dimana bahan aktifnya dalah asam asetilsalisilat. Asam salisilat yang dihasilkan dari hidrolisis asam asetilsalisilat adalah pengotor yang tidak diinginkan dalam tablet aspirin dan tidak boleh ada melebihi 0,01% w/w. Sampel dapat diseleksi berdasarkan tingkatan yang dapat diterima dari asam salisilat dengan cara memantau absorbansi pada panjang gelombang 312 nm. Asam asetilsalisilat menyerap pada panjang gelombang 280 nm tetapi sangat sedikit pada 312 nm. Aplikasi Kualitatif. Energi dimana absorpsi terjadi yang setara dengan intensitas absorpsi ditentukan oleh lingkungan kimiawi dari separuh absorpsi. Contohnya benzena memiliki beberapa pita absorpsi UV berdasarkan transisi *. Posisi dan intensitas dari dua pita serapan berada pada 203,5 nm ( = 7400) dan 254 nm ( = 204) sangat sensitif terhadap pergeseran. Untuk asam benzoat dimana gugus asam karboksilat menggantikan satu hidrogen aromatis, dua pergeseran pitanya berada pada 230 nm ( = 11600) dan 273 nm ( = 970).

Anda mungkin juga menyukai