Anda di halaman 1dari 4

ORGANISASI SEBAGAI WADAH AKTUALISASI DIRI MAHASISWA (Dari Wacana ke Perubahan Mind Set sampai Gerakan Sosial)1

Oleh : Ito Priska Wijaya. S.Psi


2

Pengantar Mahasiswa sebagai bagian dan elemen penting di dalam Perguruan Tinggi memiliki posisi yang strategis dalam membangun bangsa dan anjungan peradaban. Posisi strategis yang dimiliki mahasiswa ini dikarenakan; pertama, Mahasiswa seharusnya memiliki idealisme yang tinggi sebab belum terikat oleh kepentingan-kepentingan yang akan mengikatnya seperti parpol, ormas dll. ; Kedua, mahasiswa rata-rata berada pada usia yang produktif, senantiasa mencoba hal-hal yang baru, dan cenderung progresif dalam tindakan; ketiga, pada fase ini, mahasiswa berada pada ujung proses pencarian jati diri yang berbeda dengan masa remaja, sehingga pengalaman yang didapat di dalam suatu komunitas akan mempengaruhi cara berpikir dan perilaku mahasiswa. Posisi strategis yang dimiliki oleh mahasiswa di atas juga harus di imbangi dengan pengentahuan tentang fungsi dan perannya sebagai mahasiswa. Peran dan fungsi yang diketahui akan meyeimbangi keadan mahasiswa, menjadikan gelombang di dalam diri yang berujung pada gejolak untuk berperilaku, teraktulaisasi di dalam sebuah tindakan. Oleh sebab itu, mahasiswa memerlukan wadah sebagai media pembentuk mahasiswa dari cara berpikir sampai ke tindakan nyata. Salah satunya yakni Organisasi. Peran dan Fungsi Mahasiswa Jika kita menyoroti setiap problematika yang dihadapi oleh bangsa ini, maka kita juga harus menyoroti mahasiswa, sebab mahasiswa yang menduduki pendidikan teratas secara formal sering di sebut sebagai generasi penerus bangsa. Mahasiswa telah memiliki bekal yang lebih matang bila dibandingkan para siswa, baik secara bekal akademik maupun pengalaman. Peran mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa ini tentu sangat diharapkan dalam membangun bangsa ke arah yang lebih baik, baik di bidang ekonomi, politik, sosial budaya bahkan pendidikan itu sendiri.

Disampaikan pada acara Malam Keakraban (MAKRAB) Fak. Psikologi UMBY, T.A 2011/2012 Alumni UMBY, Fak. Psikologi T.A 2006/2007, Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Dunia pendidikan, dalam hal ini Perguruan Tinggi seharusnya berupaya membentuk karakter dan mental setiap individu untuk menjadi lebih baik dan humanis dalam membangun anjungan peradaban dan kebudayaan. Bentuk dari peradaban salah satunya yakni pembangunan di segala bidang, seperti : infrastruktur, kemajuan teknologi, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, lembaga pendidikan tinggi seharusnya mampu membangun karakter peserta didik yang bisa membangun peradaban dengan landasan nilai-nilai kemanusiaan yang humanis sebab ilmu-ilmu yang diberikan saat ini seakan dibayangi oleh kepentingan-kepentingan politik, ekonomi dan tidak jarang oleh kepentingan pragmatis yang sangat dekat dengan penghancuran peradaban, khususnya akhir-akhir ini seakan nilai-nilai kemanusiaan semakin jauh dari setiap individu yang terdidik. Di satu sisi pendidikan mencapai titik puncak tertinggi dalam prestasi akademik namun kasus-kasus yang menghancurkan negeri ini justru dilakukan oleh mereka yang memiliki prestasi akademik3. Berpijak dari kasus di atas, dan mengingat posisi mahasiswa yang sangat stragtegis, berusia produktif dan belum terikat oleh berbagai kepentingan, mahasiswa hendaknya mampu mengeksporasi diri dalam berbagai hal, terus memperkuat idelalisme, sehingga mampu berpijak dalam kondisi sebenarnya. Hal ini bisa dilatih dan teraktulisasikan dalam tindakan nyata salah satunya yakni ketika mahaiswa bergabung di dalam organisasi. Aktualisasi diri4 sangat diperlukan oleh manusia, khususnya mahasiswa. Sebab, bentuk aktualisasi diri dalam hal akademik, sudah menjadi suatu keharusan sebagai bagian dari elemen penting pergurauan tinggi. Namun, ada hal lain yang seharunya diingat oleh mahasiswa bahwa mereka merupakan bagian dari masyarakat Indonesia, yang sumbangsinya sangat diharapkan. Dalam berbagai tulisan, ada beberapa sebutan bagi mahasiswa dalam hal perannya yakni : sebagai Iron Stock, Guardian of Values, Agen of Change, social Control. Adapun fungsi mahasiswa menurut M. Hatta5 yakni :

Ito Priska Wijaya. S.Psi, dalam sambutan Wisudawan pada Wisuda Sarjana ke 31 dan Pascasrjana ke6, UMBY. 29 Okt 2011. Untuk menambah Khazanah Intelektual, bisa dibaca berbagai referensi Psikologi yang membahas tentang Hierary needs teory of Maslow.

Diambil dalam tulisan Geowana Yuka Purmana, 2008 : Peran, Fungsi dan Posisi Mahasiswa.

Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan Cakap memangku jabatan atau pekerjaan di masyarakat Dari pendapat M. Hatta diatas, dapat dipahami bahwa mahaiswa yang memiliki bekan akademik, mahasiswa memiliki beban moral untuk membangun Bangsa. kesadaran secara mental untuk membangun Bangsa ini, dimulai dari paradigma berpikir atau cara berbikir (mind set) mahasiswa, cara berpikir yang komprehensif sebagai mahasiswa. Cara berpikir yang komprehensif ini salah satunya yakni mahasiswa memiliki social responsibility. Kepedulian secara sosial tentu tidak cukup hanya dengan sebatas wacana, namun harus mampu sampai ke ranah gerakan. Maka, organisasi sangat diperlukan sebagai wadah. Pentingnya Organisasi Mahasiswa sebagai Wadah Aktualisasi Organisasi yang berasal dari kata (Yunani) organon yang berarti alat6, merupakan suatu wadah bagi mahasiwa untuk mampu mengaktualisasikan diri, sebab dengan bergabung di dalam organisasi individu akan belajar secara kelompok, memahamai berbagai perbedaan, dan mahasiswa yang tergabung di dalam organisasi akan menemukan berbagai permasalahan yang akan membuat mahasiswa untuk belajar dan membentuk cara berpikir. Hasil belajar dan cara berpikir ini akan mempengaruhi individu dalam menyikapi setiap hal yang ditemui. Budaya organisasi, individu yang ada di dalamnya memiliki peranan dalam membentuk cara berpikir mahasiswa, hal ini bisa di pahami dengan teori Bandura yang membahas tentang perilaku meniru atau imitasi7. Pengalaman dan cara berpikir mahasiswa dengan berpegang teguh pada idealisme inilah yang harus mampu diaktulisaikan dalam kehidupan, baik sebagai mahasiswa, masyarakat maupun bagian dari warna Negara, sebab semakin hari kehidupan mahasiswa semakin terjebak pada dunia-dunia tanda yang mengahancurkan idealisme mahasiswa8. Dari uraian diatas, semoga mahasiswa mampu menyadari posisi startegisnya sebagai mahasiswa, dan mengetahui peran san funsinya sebagai mahasiswa, sehingga mampu mengaktualisasikan dirinya di dalam organisasi sebagai sarana latihan, mempu melawan segala bentuk ketidakadilan dengan prisip indealisme yang di pegang teguh.
Lihat Wikipedia Indonesia. teori belajar sosial dari Bandura jika dipahami secara konteskstual, salah satunya mahasiswa akan memahami melalui belajar di organisasi. Mengenai dunia tanda bisa mempelajari tentang teori/wacana tentang semiotika, salah satu buku yang membahas ini dalam

kehidupan secara aplikatif yakni, Dunia yang Dilipat, oleh : Yasraf Amir Piliang.

Anda mungkin juga menyukai