Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I PENDAHULUAN

Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu kegiatan pokok di perguruan tinggi, khususnya bagi mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk mampu menghasilkan sebuah karya ilmiah, salah satunya adalah skripsi. Skripsi merupakan bentuk karya ilmiah yang dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program studi yang ditulis oleh mahasiswa program Sarjana (S1). Mengingat akan pentingnya pembuatan skripsi itu sendiri, maka penyusun yang sekarang baru menginjak di semester 4 diberikan tugas oleh dosen pengampuh Mata Kuliah Filog untuk menganalisis skripsi yang akan dikaitkan dengan wajah filog itu sendiri. Mengapa harus Filog?? Alasan utama jelas karena yang memberikan tugas ini adalah dosen pengampuh Mata Kuliah Filog. Alasan lainnya adalah dikarenakan Filog merupakan mata kuliah prasyarat untuk Metodologi Penelitian yang kemudian dilanjutkan TPS (Teknik Penyusunan Skripsi) dan puncaknya adalah penulisan skripsi. Berdasarkan runtutan di atas, maka penyusun mencoba berasumsi, bahwasannya pemberian tugas kali ini dalam bentuk analisis skripsi

merupakan awal bagi mahasiswa untuk memperoleh gambaran tentang tata cara penulisan skripsi yang seharusnya dan sebenarnya (das sollen), memperoleh gambaran tentang apa saja yang akan dibahas dan dikaji dalam skripsi.

Selain itu diharapkan mahasiswa agar bisa berpikir secara kritis dalam memberikan penilaian apakah skripsi tersebut telah sesuai dengan kaedahkaedah yang berlaku. Apabila belum, apa yang seharusnya diperbaiki sehingga ada bentuk pembelajaran disini bagaimana cara agar kita bisa menghasilkan sebuah skripsi yang baik dan benar. Cakupan bahasan dalam skripsi tidak bisa terlepas dari cakupan bahasan dalam materi Filog yaitu Ontologi ( hakikat apa yang dikaji), Epistemologi (cara memperoleh pengetahuan yang benar) dan Aksiologi (nilai manfaat ilmu). Ketiga hal tersebut semuanya terangkum dalam bahasan skripsi. Oleh sebab itu alangkah bermanfaatnya penugasan dalam bentuk analisis kali ini terutama bagi penyusun sendiri tatkala pada saat penyusunan skripsi semua ini sangat dibutuhkan agar tidak menjadi kaget dan

kebingungan ketika berhadapan langsung dalam proses penyusunan skripsi karena sebelumnya kita sudah pernah membaca skripsi, lalu menganalisisnya, apakah skripsi tersebut sudah baik atau tidaknya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Analisis Halaman Judul Judul skripsi yang dianalisis yaitu Persepsi terhadap Keharmonisan Perkawinan Orang Tua dan Kecemasan Menghadapi Perkawinan. Berdasarkan pada buku acuan Petunjuk Penyusunan Skripsi yang diterbitkan oleh tim penyusun tahun 2001 dari Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, halaman judul yang benar memuat beberapa hal sebagai berikut : a. Judul Skripsi Judul skripsi hendaknya singkat dan jelas menunjukkan masalah penelitian, diketik dengan huruf kapital (besar) dan tidak boleh disingkat, dalam bentuk piramida terbalik (huruf V). b. Jenis laporan Jenis laporan adalah SKRIPSI, dicantumkan kepada siapa dan untuk apa laporan diajukan. c. Nama penyusun/penulis Nama penyusun/penulis harus ditulis lengkap dan tidak boleh disingkat, cantumkan pula nomor induk mahasiswa

d. Nama Universitas yang ditulis sebagai berikut : FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA e. Tahun dipertahankan Tahun yang ditulis adalah tahun pada saat skripsi dipertahankan didepan panitia atau dewan penguji dan dinyatakan lulus. Berdasarkan uraian diatas, penyusun berpendapat bahwa sistematika penulisan halaman judul pada skripsi ini sudah benar, namun alangkah lebih baiknya jika ditambahkan poin b yaitu kepada siapa dan untuk apa laporan diajukan. Bahdin (2005) berpendapat bahwa judul merupakan pencerminan atau identitas dari seluruh isi karya tulis, yang dapat menjelaskan dan menarik; sehingga semua orang yang membacanya dapat dengan segera menduga tentang materi dan permasalahan serta kaitannya. Selain itu dapat pula diketahui tentang objek dan metode, maksud dan tujuan, serta wilayah dan kegunaan penelitiannya. Berdasarkan uraian diatas, penyusun menilai bahwa judul skripsi tersebut dirasa masih ambigu dan kurang pas. Dikatakan bahwa penelitiannya bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap

keharmonisan perkawinan orang tua dan kecemasan seseorang dalam menghadapi perkawinan.

Kalau berpatokan pada tujuan penelitian itu sendiri, maka saat membaca judul diatas kita belum bisa memastikan bahwasannya penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, tapi lebih kepada mengungkap persepsi subjek terhadap keharmonisan perkawinan

orang tua dan persepsi subjek terhadap kecemasan menghadapi perkawinan. Seharusnya di awal judul diberikan tambahan kata hubungan dan kata terhadap diganti dengan kata antara , kata dan diganti kata dengan sehingga judulnya menjadi Hubungan Antara Persepsi Keharmonisan Perkawinan Orang Tua dengan Kecemasan Menghadapi Perkawinan.

2.2 Analisis Daftar Isi Berdasarkan pada buku acuan Petunjuk Penyusunan Skripsi yang diterbitkan oleh tim penyusun tahun 2001 dari Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, daftar isi yang benar memuat beberapa hal sebagai berikut : a. Daftar isi memuat gambaran menyeluruh tentang isi skripsi secara garis besar dan sebagai petunjuk bagi pembaca yang ingin langsung melihat suatu pokok bahasan.

b. Daftar isi harus mencantumkan halaman. Halaman pada bagian awal dengan angka romawi kecil, sedangkan pada bagian isi dan akhir skripsi penomoran halaman dengan menggunakan angka arab. Sedangkan menurut Bahdin (2005) mengatakan bahwasannya di dalam daftar isi dimuat judul bab, judul subbab, dan judul anak subbab yang disertai dengan nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf kapital. Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun menilai bahwa daftar isi yang ada dalam skripsi telah sesuai dengan kaedah-kaedah penulisan yang berlaku. Baik dari segi penulisan judul bab, judul subbab dan judul anak subbab serta penulisan nomor sudah tepat. Poin-poin yang dicantumkan pada daftar isi sudah tepat karena sudah mewakili tiap-tiap bahasan yang akan dikaji yakni hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian dalam skripsi tersebut yang terdiri dari 2 variabel yaitu keharmonisan perkawinan orang tua dan kecemasan menghadapi perkawinan.

2.3 Analisis Bab I Pendahuluan Berdasarkan pada buku acuan Petunjuk Penyusunan Skripsi yang diterbitkan oleh tim penyusun tahun 2001 dari Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, Bab I Pendahuluan merupakan bagian isi. Penulisan yang benar memuat beberapa hal sebagai berikut : a. Latar belakang permasalahan

Berisi uraian tentang latar belakang permasalahan dan arti penting masalah yang akan diteliti. Bagian ini diakhiri dengan rumusan permasalahan yang ditegaskan dengan kalimat Tanya. Skripsi yang akan dianalisis merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Bisa dikatakan demikian disebabkan beberapa alasan yaitu latar belakang permasalahan dengan fokus pada variabel dependen yang hendak diteliti, uraian permasalahan berangkat dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus (deduktif-induktif) dan yang terpenting adalah adanya uraian tentang kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi (das sollen) dan apa yang terlihat (das sein) Fokus terhadap variabel dependen yang hendak diteliti yaitu kecemasan menghadapi perkawinan terlihat pada uraian-uraian yang dipaparkan lebih banyak membahas tentang kecemasan itu sendiri seperti pengertian kecemasan, manifestasi dari kecemasan, reaksi kecemasan dan faktor-faktor yang bisa menimbulkan kecemasan. Permasalahan berangkat dari hal-hal yang bersifat umum ke halhal yang bersifat khusus (deduktif-induktif) bisa kita lihat dari cara pembahasan yang diutarakan oleh penyusun skripsi. Berawal dari pembahasan fenomena yang terjadi sekarang ini mengenai peningkatan kualitas keluarga yang semakin menurun, lalu masuk pada pembahasan dampak psikologis dan fisik yang diakibatkan dari menurunnya tingkat kualitas keluarga yang baik yaitu adanya kecemasan pada anak yang berada dalam ruang lingkup keluarga seperti itu, kemudian

mengkerucut membahas pengertian dari kecemasan, lalu manifestasi dari kecemasan, reaksi kecemasan, faktor-faktor yang bisa

menimbulkan kecemasan dan terakhir lebih spesifik yaitu muncul pertanyaan berhubungan apakah dengan persepsi tingkat terhadap keharmonisan dalam orangtua

kecemasan

menghadapi

perkawinan? (pertanyaan ini termasuk Ontologi karena berbicara tentang hakikat apa yang dikaji) Adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi (das sollen) dan apa yang terlihat (das sein) terlihat dari fakta-fakta yang dipaparkan oleh penyusun skripsi yaitu banyak fakta bahwa

peningkatan kualitas keluarga yang baik semakin menurun. Terbukti meningkatnya kasus perceraian, kekerasan dalam rumah tangga, dan sebagainya. Hal ini sangat berdampak pada perkembangan anak yang tidak nyaman berada dalam ruang lingkup keluarga semacam itu. Anak yang sering melihat orangtuanya bertengkar dihadapannya pasti merasa tidak nyaman dan tidak tenang. Seharusnya pertengkaran-

pertengkaran semacam ini tidak perlu terjadi apabila masing-masing pihak saling menghormati dan menghargai kedudukannya masingmasing di keluarga tersebut. Para orangtua sebaiknya jangan egois mementingkan keinginannya masing-masing tanpa menghiraukan

pendapat anaknya. Segala sesuatu yang terjadi di dalam keluarga mau tidak mau akan membawa dampak tersendiri bagi si anak. Salah satu

masalah yang akan timbul yaitu anak mempunyai persepsi sendiri tentang suatu konsep pernikahan yang akan memunculkan suatu kecemasan bagi dirinya negatif. ketika persepsi yang muncul yaitu persepsi

b. Tujuan penelitian dan manfaat praktis Berisi uraian mengenai tujuan diadakannya penelitian, sedangkan manfaat yang dicantumkan sebisa mungkin adalah manfaat praktis hasil penelitian. Karenanya, jika manfaat praktis dari hasil penelitian ini dirasa belum ada, maka boleh saja bagian manfaat ini dihilangkan. Masuk pada analisis tujuan dan manfaat dalam skripsi. Tujuan dikemukakan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan seperti pada latar belakang dan menggambarkan hasil akhir yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian yang dilakukan. Pada skripsi tersebut penjabaran tentang tujuan dan manfaat dirasakan penyusun sudah sesuai dengan kaedah-kaedah penulisan yang ada. (Termasuk dalam aksiologi sebab mencakup tentang nilai manfaat ilmu yaitu tujuan dan manfaat tentang apa yang ingin diketahui setelah melakukan penelitian. Bisa dikatakan ada aspek ontologi juga dalam tujuan penelitian ini sebab untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel yang merupakan hakikat dari penelitian itu sendiri).

2.4 Analisis Bab II Tinjauan Pustaka

10

Berdasarkan pada buku acuan Petunjuk Penyusunan Skripsi yang diterbitkan oleh tim penyusun tahun 2001 dari Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana, sistematika penulisan tinjauan pustaka yang benar memuat beberapa hal sebagai berikut :
a. Uraian mengenai variabel dependen/kriteria

Berupa penjelasan tentang konsep variabel dependen dan telaah hasil penelitian terdahulu. Ada penjelasan secara teoritis bahwa variabel independen merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap variabel dependen. Ulasan-ulasan yang dipaparkan pada tinjauan pustaka dalam skripsi ini telah sesuai dengan apa yang ada pada buku acuan Petunjuk Penyusunan Skripsi. Penyusun skripsi telah memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan variabel dependen yaitu kecemasan menghadapi perkawinan yang sebelumnya telah dijelaskan beberapa di awal pada subbab latar belakang. Penyusun skripsi juga tidak hanya memberikan penjabaran tentang teori-teori yang terkait, tetapi juga menelaah kembali atau memberikan kesimpulan terhadap teori-teori yang ia pakai dalam skripsi ini dari perspektifnya. Penjabaran yang dilakukan bersifat deduktif-induktif, artinya tetap pada jalurnya bahwasannya penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Terdapat kekurangan pada bagian ini yaitu kurangnya penjabaran dari hasil-hasil penelitian yang merujuk pada bahasan penelitian, jadi jangan hanya berupa pendapat dari beberapa tokoh saja.

11

Terdapat penjelasan secara teoritis bahwa variabel independen merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini dapat kita lihat pada anak subbab faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan menghadapi perkawinan pada hal 16. (variabel independen yaitu persepsi terhadap keharmonisan perkawinan orangtua). b. Uraian mengenai variabel independen Berisi penjelasan tentang konsep variabel independen serta telaah temuan penelitian terdahulu. Variabel independennya yaitu persepsi terhadap keharmonisan perkawinan orangtua. Telah dijelaskan beberapa poin penting berkaitan dengan variabel tersebut yaitu pengertian persepsi terhadap

keharmonisan perkawinan orangtua dan aspek persepsi keharmonisan perkawinan orangtua yang dikemukakan oleh para ahli. Hasil-hasil penelitian yang dijabarkan sangat minim sekali, padahal hal itu bisa melengkapi uraian-uraian yang telah dipaparkan oleh beberapa para ahli sehingga uraian tersebut tidak sekedar omong kosong saja melainkan ada bukti-bukti empiris yang dapat meyakinkan para pembaca.

12 c. Uraian

mengenai kaitan antara variabel dependen dan variabel

independen Berisi dinamika psikologis yang menggambarkan kaitan antara variabel dependen dan variabel independen. Peneliti harus menguraikan dinamika psikologisnya secara runtut dan jelas. Bisa dilakukan secara deduktif (berdasarkan konsep dan teori mengenai variabel-variabel penelitian dan hubungannya) maupun secara induktif (mendasarkan pada temuan atau hasil penelitian terdahulu yang relevan). Uraian ini hendaknya memenuhi alur logika yang terpadu yang membawa kepada perumusan hipotesis. Mengacu pada penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyusun skripsi memberikan uraian kaitan antara variabel dependen dan variabel independen secara induktif artinya mendasarkan pada temuan atau hasil penelitian yang relevan. Data diperoleh dari beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa persentase tingkat

kecemasan individu yang berada dalam keluarga yang kondisinya masih buruk (tidak ada perubahan) lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kecemasan individu yang kondisi keluarganya sudah pulih (kembali menjadi baik atau hangat). Kaitannya dengan masalah kecemasan pada individu dalam menghadapi perkawinan adalah bahwa dengan terciptanya suasana kehidupan perkawinan orangtua yang harmonis, maka tidak akan

13

memeberikan peluang yang lebih besar terhadap kecemasan individu tersebut.

d. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan dan harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan antara 2 variabel atau lebih dan sedapat mungkin dinyatakan dalam bentuk hipotesis terarah. Menurut Sujana (1988), walaupun hipotesis hanya jawaban sementara, akan tetapi jawaban tersebut harus mendekati kebenaran. Artinya, harus menggunakan logika berpikir, baik berpikir rasional maupun berpikir empiris. Oleh sebab itu, sumber hipotesis bisa dari hasil berpikir rasional atau berpikir deduktif, bisa pula dari hasil berpikir empiris atau berpikir induktif. Lalu bagaimana proses perumusan hipotesis dalam skripsi ini?? (termasuk aspek epistemologi dalam filog sebab membahas tentang cara memperoleh suatu pengetahuan yang benar dalam hal ini perumusan hipotesis). Hipotesis yang diajukan pada skripsi ini dinilai penyusun berawal dari pemikiran deduktif sebab penyusun skripsi

14

membuat

hipotesis

berdasarkan

pada

teori-teori

yang

telah

ia

kemukakan sebelumnya.

BAB III PENUTUP

Secara keseluruhan, sistematika penyusunan skripsi telah sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah yang sebenarnya. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu di perbaiki agar skripsi tersebut bisa dinilai memuaskan, baik dari segi teknik penulisan sampai pada pembahasan didalamnya. Tentunya hal yang mendasar yaitu bagaimana menentukan judul penelitian yang sesuai sehingga tidak mengandung keambiguitasan bagi pembaca skripsi tersebut. Diawal telah dibahas sebelumnya, bahwa judul yang ditulis menurut kacamata penyusun kurang tepat karena dianggap ambigu dan kurangnya kesesuaian antara judul dengan tujuan dari penelitian tersebut. Dari segi pembahasan, ada baiknya diperbanyak penyajian hasil-

15

hasil penelitian guna melengkapi teori-teori yang menunjang penelitian tersebut. Jika dilihat dari kacamata Filog, ketiga aspek yang dipelajari yaitu Ontologi (berbicara tentang hakikat apa yang dikaji), Epistemologi

(membahas tentang cara memperoleh suatu pengetahuan yang benar dan Aksiologi (mencakup tentang nilai manfaat ilmu yaitu tujuan dan manfaat tentang apa yang ingin diketahui) sudah ada dalam pembahasan didalam skripsi tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa cakupan bahasan dalam skripsi tidak bisa terlepas dari cakupan bahasan dalam materi Filog. Ketiga hal tersebut (Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi), semuanya terangkum dalam bahasan skripsi.

16

Anda mungkin juga menyukai