Anda di halaman 1dari 6

ANALISA GRAFIK

KAJIAN AWAL FENOMENA SURFACE PLASMON RESONANCE DALAM KONFIGURASI KRETSCHM

Disusun oleh

Nama NIM Prodi Mata Kuliah

: Muhammad Yunus : 11/311658/PA/13551 : Fisika : Metode Analisa Grafik

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

YOGYAKARTA 2012

KAJIAN AWAL FENOMENA SURFACE PLASMON RESONANCE DALAM KONFIGURASI KRETSCHM Muhammad Arifin Skripsi S1 Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 2009 Tujuan : Mencari Ketebalan Bahan 1. Dasar Teori

SURFACE PLASMON RESONANCE (SPR) adalah suatu proses fisika yang terjadi ketika cahaya terpolarisasi menembak/menyinari suatu film logam di bawah kondisi pemantulan internal. Surface plasmon sangat sensitif untuk perubahan indeks bias pada inteface logam dan lapisan tipis. Salah satu metode yang digunakan untuk meninjau pembangkitan surface plasmon adalah metode attenuated total reflection (ATR) dengan konfigurasi Kretschmann yang menggunakan lapisan tipis emas. Metode ini banyak digunakan dalam penelitian tentang biosensor berbasis SPR dan aplikasinya. Untuk menganalisa sifat optis lapisan tipis digunakan data substrat kosong sebagai pedoman yaitu analisa hanya dapat dilakukan pada daerah dengan panjang gelombang lebih besar dari 300 nm. Nilainilai TM, Tm, dan s untuk tiap-tiap panjang
gelombang dapat dilihat dalam lampiran

Pada lapisan emas massa evaporasi 14 mg terdapat puncak-puncak Spektrum, sehingga dapat dilakukan perhitungan data transmitansi untuk mengetahui ketebalan lapisan emas pada substrat. Ketebalan lapisan tipis dapat ditentukan dengan menggunakan metode surface profiling stylus atau dengan berbagai macam metode interferometri. Pada penelitian ini ketebalan lapisan tipis emas ditentukan dari jari-jari interferensi spektrum transmitansi hasil uji UV/Vis (metode optis). Manfaat lain metode optis ini adalah sifat-sifat optis emas berupa nilai indeks bias dan koefisien absorsbi dapat juga diketahui. Sebelum dapat mengetahui ketebalan bahan, maka perlu dilakukan pengukuran transmitansi substrat kosong dengan indeks bias s tempat terlapisinya lapisan tersebut. Transmitansi substrat kosong tanpa kehadiran lapisan tipis diberikan melalui persamaan (Stockett dan Scofield, 2006; Swanepoel, 1983)

(1) Dari inverse persamaan ini dapat ditentukan nilai s sebagai fungsi dari panjang gelombang dari transmitansii s T yang diukur. Transmitansi T merupakan suatu bentuk kompleks yang dinyatakan dalam persamaan T=T(,s,n,d,) (2)

dengan n merupakan indeks bias lapisan tipis, d adalah tebal dari lapisan tipis, adalah koefisien absobsi dan bernilai = 4 k / dan k adalah koefisien ekstingsi. Jika s diketahui, maka persamaan di atas menjadi lebih sederhana berbentuk T = T(n, x) dan dengan melakukan pendekatan yang benar-benar valid untuk hampir seluruh daerah spektrum dengan mengambil

nilai k = 0 , nilai transmitansi untuk sistem monolayer dapat diberikan melalui persamaan (Stockett dan Scofield, 2006; Swanepoel, 1983)

(3) Dengan

(4) Dengan menggunakan persamaan sebelumnya, jejari interferensi yang melalui titik-titik ekstrim pada spektrum (cos = 1) didefinisikan sebagai

(5) Fungsi (5) ini diperoleh dengan menciptakan fungsi interpolasi diantara nilai-nilai ekstrim pada data transmitansi. M T merupakan fungsi yang melewati puncak-puncak spektrum, sedangkan m T adalah fungsi yang melewati lembahlembah pada spektrum. Untuk analisis selanjutnya, M T dan m T merupakan fungsi dan karenanya n dan x juga fungsi dari Pada daerah absorbsi lemah dan medium, nilai a0 dan x<1, pengurangan timbal balik antara persamaan (5) memberikan persamaan yang takbergantung x.

Subtitusikan persamaan 4 ke 6 untuk menghasilkan n

(6) (7)

dengan (8) Persamaan (7) dapat digunakan untuk menentukan n() dari M T dan m T . Apabila n () diketahui maka nilai-nilai pada persamaan (4.4) dapat diketahui juga. 2. Persamaan Teori

Persamaan dasar jari-jari interferensi diberikan oleh 2 =

3.

Persamaan Grafik

Dari persamaan teori diperoleh 2 = Dapat juga di tuliskan sebagai berikut 2

2 = 0 Atau

= 2 0 2 y = m x + c

dengan l adalah integer = 0,1,2,. dan adalah orde yang belum diketahui dari jari interferensi untuk titik ekstrim pada spektrum yang diukur. Dari persamaan diatas dapat diplot grafik hubungan linear antara l/2 dengan n/. 4. Data analisa pengukuran ketebalan dengan metode optis

5. Grafik Hasil Penelitian

6.

Analisa Grafik

Ketebalan bahan d dapat dihitung dari nilai gradien grafik dan m0 merupakan titik potong grafik dengan sumbu-Y. Untuk lapisan emas massa 14 mg dengan nilai n () yang sudah diketahui, maka ketebalan lapisan tipis dapat ditentukan dengan persamaan diatas. Dari grafik dapat diketahui nilai gradien garis dengan perhitungan komputer yaitu 1669.2 sehingga menghasikan nilai ketebalan bahan d = 7. Pembahasan Untuk mempermudah menampilkan data digunakan metode grafik terutama grafik linear, sehingga dapat dilihat hubungan antara l/2 dengan n/. Dengan metode grafik linear ini banyak kelebihan yang dapat di peroleh : 1. Dari garis yang di tarik, dapat disimpulkan seberapa baik data yang diperoleh 2 = 2 2 =

2.

Dapat diketahui secara langsung data yang memiliki kesalahan (error) yaitu data yang menyimpang dari garis grafik, misalnya data ke-16 Dapat diperoleh nilai d (ketebalan bahan) dari gradien m / kemiringan garis pada grafik terebut. Dapat diperoleh nilai m0 (c) dari titik potong pada sumbu Y Mempermudah memperoleh informasi secara langsung

3.

4. 5.

Terdapat beberapa kesalahan dalam pembuatan grafik data pengamatan tersebut, yaitu : 1. 2. Tidak memiliki judul grafik yang merupakan persamaan garis pada grafik tersebut Dalam praktikum tersebut, praktikan tidak menghitung dan menggunakan ralat, termasuk ralat dari gradien dan ralat dari ketebalan bahan. Padahal ralat sangat mempengaruhi hasil yang didapat. Penulisan angka pada sumbu x sebaiknya harus disederhanakan dengan mengalikan orde10-3 Penarikan garis grafik tidak memotong sumbu Y, sehingga tidak bisa menentukan nilai m0. Hasil perhitungan gradien garis tidak tepat, sehingga hasil ketebalan bahan yang didapatpun salah. Dalam perhitungan gradien, sebenarnya data ke-16 tidak digunakan dalam perhitungan karena data tersebut sudah mulai menjauh dari alur data. Dari hasil perhitungan gradien garis yang baru, diperoleh nilai gradiennya yaitu m = 798,556, sehingga diperoleh ketebalan bahan yaitu: d= Lampiran = 2

3.

4.

5.

Anda mungkin juga menyukai