Anda di halaman 1dari 7

KEHAMILAN EKTOPIK

A. DEFENISI Kehamilan ektopik didefinisikan sebagai setiap kehamilan yang terjadi di luar kavum uteri. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. B. INSIDENSI Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20 40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Angka kehamilan ektopik per 1000 diagnosis
konsepsi, kehamilan atau kelahiran hidup telah dilaporkan berkisar antara 2,7 hingga 12,9.

Gejala kehamilan ektopik terganggu yang dini tidak selalu jelas. C. ETIOLOGI Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah: a. Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran telur. b. Riwayat operasi tuba. c. Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang. d. Kehamilan ektopik sebelumnya. e. Aborsi tuba dan pemakaian IUD. f. Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom. g. Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahan-perubahan pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus terlambat. h. Operasi plastik pada tuba.

i. Abortus buatan. D. PATOFISIOLOGI Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini yaitu : 1. Kemungkinan tubal abortion, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba. 2. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba. 3. Faktor abortus ke dalam lumen tuba. Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian. E. MANIFESTASI KLINIK Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda; dari perdarahan yang banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosanya. Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil. Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin. Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut

dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala-gejala yang samar-samar sehingga sulit untuk membuat diagnosanya. F. DIAGNOSIS Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan, antara lain dengan melihat : 1. Anamnesis dan gejala klinis Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum. 2. Pemeriksaan fisis a) adneksa. b) Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. c) Pemeriksaan ginekologis 3.Pemeriksaan dalam: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri. 4. Pemeriksaan Penunjang a) b) Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin b) USG : - Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri Adanya massa komplek di rongga panggul menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat. Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah

5. Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah. 6. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.

7. Ultrasonografi berguna pada 5 10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di luar uterus. G. PENANGANAN Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat. Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit. Penatalaksanaan Medis Pada penatalaksanaan medis digunakan zat-zat yang dapat merusak integritas jaringan dan sel hasil konsepsi. Tindakan konservativ medik dilakukan dengan pemberian methotrexate. Methotrexate adalah obat sitotoksik yang sering digunakan untuk terapi keganasan, termasuk penyakit trofoblastik ganas. Pada penyakit trofoblastik, methotrexate akan merusak sel-sel trofoblas, dan bila diberikan pada pasien dengan kehamilan ektopik, methotrexate diharapkan dapat merusak sel-sel trofoblas sehingga menyebabkan terminasi kehamilan tersebut. Methotrexate dapat diberikan dalam dosis tunggal maupun dosis multipel. Dosis tunggal yang diberikan adalah 50 mg/m2 (intramuskular), sedangkan dosis multipel yang diberikan adalah sebesar 1 mg/kg (intramuskular) pada hari pertama, ke3, 5, dan hari ke-7. Pada terapi dengan dosis multipel leukovorin ditambahkan ke dalam 4

regimen pengobatan dengan dosis 0.1 mg/kg (intramuskular), dan diberikan pada hari ke-2, 4, 6 dan 8. Terapi methotrexate dosis multipel tampaknya memberikan efek negatif pada patensi tuba dibandingkan dengan terapi methotrexate dosis tunggal 9. Methotrexate dapat pula diberikan melalui injeksi per laparoskopi tepat ke dalam massa hasil konsepsi. Terapi methotrexate dosis tunggal adalah modalitas terapeutik paling ekonomis untuk kehamilan ektopik yang belum terganggu. Kandidat-kandidat penerima tatalaksana medis harus memiliki syarat-syarat berikut ini: 1) keadaan hemodinamik yang stabil dan tidak ada tanda robekan dari tuba, 2) tidak ada aktivitas jantung janin, 3) diagnosis ditegakkan tanpa memerlukan laparaskopi, 4) diameter massa ektopik < 3,5 cm, 5) kadar tertinggi -hCG < 15.000mIU/ ml, 6) harus ada informed consent dan mampu mengikuti follow up, serta 7) tidak memiliki kontraindikasi terhadap pemberian methotrexate. H. KOMPLIKASI Komplikasi yang dapat terjadi yaitu : Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini merupakan indikasi operasi. Infeksi Sterilitas Pecahnya tuba falopii Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio

I.

PROGNOSIS Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan

diagnosis dini dengan persediaan darah yang cukup. Hellman dkk., (1971) melaporkan 1 kematian dari 826 kasus, dan Willson dkk (1971) 1 diantara 591 kasus. Tetapi bila pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi. Sjahid dan Martohoesodo (1970)

mendapatkan angka kematian 2 dari 120 kasus. Penderita mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik kembali. Selain itu, kemungkinan untuk hamil akan menurun. Hanya 60% wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik terganggu dapat hamil lagi, walaupun angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0 14,6%. Kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah sekitar 50% (1,2,7). J. DIAGNOSA BANDING Diagnosa bandingnya adalah : Infeksi pelvik Kista folikel Abortus biasa Radang panggul, Torsi kita ovarium, Endometriosis

DAFTAR PUSTAKA 1. Prof. dr. Hanifa W, dkk., IlmuKebidanan, Edisi kedua, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1992, Hal. 323-334. 2. www.medica store.com/kehamilan ektopik,kehamilan luar kandungan/page:1-4 3. Prof. dr. Hanifa W. DSOG, dkk, Ilmu Kandungan,Edisi kedua, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1999, Hal 250-255. 4. www.medica store.com/kehamilan ektopik/page:1-4 5. Anthonius Budi. M, Kehamilan Ektopik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2001. 6. Arif M. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2001. Hal. 267-271. 7. Prof. Dr. Rustam. M, MPH, Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal.226-235.

8. Dr. I. M. S. Murah Manoe, SpOG, dkk, Pedoman Diagnosa Dan Terapi Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, 1999. Hal. 104-105.

Anda mungkin juga menyukai

  • Herpes
    Herpes
    Dokumen10 halaman
    Herpes
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Radikulopati
    Radikulopati
    Dokumen8 halaman
    Radikulopati
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ips
    Tugas Ips
    Dokumen1 halaman
    Tugas Ips
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Sistem Kardiovaskuler
    Sistem Kardiovaskuler
    Dokumen21 halaman
    Sistem Kardiovaskuler
    Wulandari Putri Pertama
    Belum ada peringkat
  • Insect Bite
    Insect Bite
    Dokumen5 halaman
    Insect Bite
    Lina Apriani
    Belum ada peringkat
  • Tetanus Toxoid
    Tetanus Toxoid
    Dokumen4 halaman
    Tetanus Toxoid
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Case Report Session
    Case Report Session
    Dokumen25 halaman
    Case Report Session
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Hepatitis Viral
    Hepatitis Viral
    Dokumen13 halaman
    Hepatitis Viral
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • CSS Stroke
    CSS Stroke
    Dokumen27 halaman
    CSS Stroke
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Stroke
    Stroke
    Dokumen16 halaman
    Stroke
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Stroke
    Stroke
    Dokumen30 halaman
    Stroke
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Resusitasi Cairan
    Resusitasi Cairan
    Dokumen31 halaman
    Resusitasi Cairan
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Stroke
    Stroke
    Dokumen42 halaman
    Stroke
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Acute Coronary Syndroma
    Acute Coronary Syndroma
    Dokumen53 halaman
    Acute Coronary Syndroma
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Anestesi Lokal
    Anestesi Lokal
    Dokumen22 halaman
    Anestesi Lokal
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Case Report SC Anes
    Case Report SC Anes
    Dokumen11 halaman
    Case Report SC Anes
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • CSS Artritis Gout
    CSS Artritis Gout
    Dokumen14 halaman
    CSS Artritis Gout
    Nurrahmanita Aziza
    Belum ada peringkat
  • BST - Skabies
    BST - Skabies
    Dokumen16 halaman
    BST - Skabies
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Case Report SLE
    Case Report SLE
    Dokumen3 halaman
    Case Report SLE
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • CSS Transfusi
    CSS Transfusi
    Dokumen32 halaman
    CSS Transfusi
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • CSS Transfusi
    CSS Transfusi
    Dokumen32 halaman
    CSS Transfusi
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Case Report SC Anes
    Case Report SC Anes
    Dokumen11 halaman
    Case Report SC Anes
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Antihistamin
    Antihistamin
    Dokumen11 halaman
    Antihistamin
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    0% (1)
  • Diare
    Diare
    Dokumen7 halaman
    Diare
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Diare
    Diare
    Dokumen7 halaman
    Diare
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Antihistamin
    Antihistamin
    Dokumen11 halaman
    Antihistamin
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    0% (1)
  • Brudzinki Sign
    Brudzinki Sign
    Dokumen1 halaman
    Brudzinki Sign
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Struktur Visum Et Repertum
    Struktur Visum Et Repertum
    Dokumen4 halaman
    Struktur Visum Et Repertum
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat
  • Scabies
    Scabies
    Dokumen17 halaman
    Scabies
    SuyitnoAl-Khawarizmi
    Belum ada peringkat