Anda di halaman 1dari 31

BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Umum Mixed use Building Salah satu perancangan yang menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota sehingga terjadi satu struktur yang kompleks dimana semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan. (dikembangkan dari Mayer, 1983). Upaya tersebut dimaksudkan agar penggunaan lahan lebih efektif dan efisien, pelayanan kebutuhan lebih mudah dan lingkungan menjadi lebih nyaman dihuni. Mixed use Building atau Superblok dilihat sebagai bagian terdiri dari banyak massa serta diarahkan untuk maksud: 1. Efisiensi dan ekonomis dalam pengadaan infrastruktur dan utilitasnya 2. Perbaikan sistem transportasi 3. Memberikan kerangka yang fleksibel untuk perancangan bangunan lingkungannya. dan integral kota dan

Latar Belakang Mixed use Building Istilah proyek superblok berasal dari Amerika Serikat, ketika proyek-proyek berskala besar di tengah kota mulai dibangun setelah berakhirnya Perang Dunia ke II. Kota-kota di Amerika Serikat umumnya ditata oleh jaringan jalan berbentuk grid. Petakpetak lahan itu kemudian disebut blok. Istilah tersebut umumnya dipakai seharihari misalnya dalam menyebutkan jarak (misalnya three blocks away).

Bangunan besar yang dibangun meliputi beberapa blok untuk mewadahi berbagai fungsi dan aktivitas itu kemudian disebut sebagai superblok.

II.1.1 Rumah Susun II.1.1.1 Pengertian Rumah Susun rumah n 1 bangunan untuk tempat tinggal; 2 bangunan pd umumnya (spt gedung). (Kamus Besar Bahasa Indonesia) susun n 1 kelompok atau kumpulan yg tidak berapa banyak; tumpuk; 2 seperangkat barang yg (diatur) bertingkat-tingkat; ; 3 rangkap (yg tindih-menindih). (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Penyebutan dari kata asing condominium, apartment, flat, dan disingkat menjadi rusun (ruma susun). (Menpera Yudohusodo, Seminar Rumah Susun, Jakarta 1993) Bangunan gedung bertingkat, lingkungan, yang terbagi yang dibangun dalam satu dalam bagian-bagian yang

distrukturkan secara fungsional dan dalam arah horisontal maupun vertikal sebagai satuan-satuan yang dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama/benda bersama dan tanah bersama. (UU RI No.16 Tahun 1985, tentang Rumah Susun). Fasilitas tempat tinggal yang digunakan sebagai tempat hunian secara bersama, berupa satu atau lebih blok bangunan bertingkat yang didirikan dalam satu bidang setiap unit hunian telah ditetapkan, sedangkan fasilitas umum (secara terbatas) bagi

pelayanan lingkungannya disediakan untuk dimanfaatkan secara bersama. (Badan Pertanahan Nasional), Pembangunan rumah susun sederhana sewa bagi masyarakat yang belum mampu, Pemerintah memberikan subsidi berupa tanah, atau pembiayaan, atau bangunan, atau prasarana dan sarana dasar, atau kombinasi di antaranya sesuai dengan tingkat kemendesakan untuk pemenuhannya, kemampuan kelompok sasaran masyarakat yang akan menghuni, dan kemampuan Pemerintah daerah setempat.. (Keputusan Menteri Negara Perumahan dan Permukiman tentang

Kebijakan dan Strategi Pemabangunan Rumah Susun) Jadi, dapat diartikan rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan dan dipergunakan sebagai tempat hunian, dilengkapi dengan KM/WC serta dapur, dapat bersatu dengan unit hunian ataupun terpisah dengan pengunaan komunal dan diperuntukkan menengah bagi dan golongan MBR masyarakat (masyarakat

berpenghasilan

bawah

berpenghasilan rendah).

II.1.1.2 Peran Rumah Susun Perkembangan rumah susun (rusun) di Jakarta sejak tahun 1980-an memiliki peran strategis dalam merespon kebutuhan perumahan dan permukiman di kota metropolitan yang mempunyai

beban tekanan internal dan eksternal yang kuat. Peran rumah susun dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya: Perkotaan Efisiensi terhadap lahan perkotaan, mengingat keterbatasan lahan dan tuntutan mobilitas penduduk perkotaan yang semakin dinamis pada masa yang akan datang. Mewujudkan peremajaan kawasan perumahan kota, penataan ruang yang sejalan dengan RUTR yang ada. Penurunan diperkotaan. Mendorong pola pembangunan yang efisien dengan optimasi pelayanan sarana prasarana perkotaan yang terpadu. Meningkatkan perolehan ruang-ruang terbuka hijau yang bermanfaat bagi kesehatan warga kota. Sosial Ekonomi Peningkatan kehidupan ekonomi, social dan pendidikan masyarakat. Penyesuaian budaya tinggal bertetangga dan bersama. Memberikan solusi tempat tinggal yang sesuai bagi tingkat kepadatan penduduk yang tinggi

masyarakat menengah bawah dan berpenghasilan rendah.

II.1.1.3 Jenis-jenis Rumah Susun Berdasarkan system penggabungan lantai 1. Simplex merupakan 1 (satu) unit hunian terdiri dari 1 lantai. 2. Duplex merupakan 1 (satu) unit hunian terdiri dari 2 lantai. 3. Triplex merupakan 1 (satu) unit hunian terdiri dari 3 lantai Berdasarkan system pelayanan koridor 1. Single Loaded Corridor, koridor 1 (satu) sisi ditepi bangunan pada system slab bloc. 2. Double Loaded Corridor, koridor ditengah pada system slab block. 3. Koridor pada 2 (dua) sisi ditepi bangunan pada system slab block. 4. Koridor terpusat ditengah-tengah bangunan pada system slab block. Berdasarkan bentuk denah 1. Skip-stop plan Plus: Elevator membuka pada lantai tertentu sesuai

keinginan

Dapat mengurangi

jumlah

koridor

penataan

efisiensi bangunan lebih tinggi Pencahayaan alamiah lebih banyak

Minus: - Membutuhkan tangga tambahan dalam ruangan Menyulitkan pencapaian bagi oran tua dan cacat

2. Tower Plan Core terdapat dipusat umumnya dengan digunakan unit-unit untuk unian penghuni

mengelilinginya,

berpenghasilan tinggi. Plus: - Ventilasi silang tercapai Tiap unit mempunyai 2 (dua) arah pandangan Mudah ditempatkan pada tapak yang berkontur

Minus: - Jumlah unit atau hunian terbatas Biaya st lebih banyak

3. Expended Tower Plan Plus: - Jumlah unit atau hunian lebih banyak Minus: Mengurangi ventilasi silang dan penerangan 2 (dua) arah 4. Cross Plan Mempunyai 4 (empat) sayap utama yang merupakan perkembangan keluar dari satu core. Plus: - Pencapaian langsung ke unit atau hunian rumah susun

Ventilasi silang dan pandangan 2 (dua) arah

Minus: - Kesulitas orientasi terhadap matahari 5. Expended Cross Plan Prinsip sama dengan Cross Plan. Kelebihan dari bentuk ini jumlah unit atau lantai lebih banyak. 6. Circular Plan Bengunan ini berbentuk limas segi 8 (delapan) hampir menyerupai lingkaran. Prinsip sama dengan Tower Plan. Kelebihan dari bentuk ini jumlah unit atau hunian tergantung dari diameter bangunan. 7. Terrace Plan Plus: - Orientasi terhadap matahari baik Minus: Umumnya single loaded corridor Ventilasi silang dapat tercapai Biaya relative lebih mahal Kesulitan menempatkan sirkulasi vertical

II.1.1.4 Aktivitas Rumah Susun Aktivitas yang terjadi pada komplek rumah susun membutukan tempat dan ruang, baik didalam hunian maupun diluar. Dengan KDB 50% - 60%, kebutuhan akan tempat dan ruang didasarkan pada: Kebutuhan Hunian Pada bangunan untuk hunian, luas lahan maksimum 60%.

Aktivitas - Tidur/istirahat - Berganti pakaian - Berbincang/mengobrol - Mengerjakan tugas - Mandi, bersih-bersih - Buang air besar dan kecil - Mencuci pakaian - Memasak makanan dan air - Memanaskan makanan - Mencuci piring - Makan dan Minum - Menyediakan makanan - Menerima tamu - Berbincang/mengobrol - Berkumpul bersama keluarga - Menonton TV

Kebutuhan ruang - Ruang tidur

- Kamar mandi/WC

- Dapur/Pantry

- Ruang makan - Ruang Tamu dan Keluarga

Tabel 2.1 Aktivitas dan Kebuthan ruang

o Luas tipe unit hunian pada rumah susun minimal 18 m dan maksimal 50 m . Tipe unit Tipe 18 m Tipe 21 m Tipe 24 m
2 2 2 2

Ruang yang ada - 1 Kamar tidur - Ruang tamu/keluarga - Kamar mandi/WC

disebut dengan Tipe Studio

* Tipe ini biasanya untuk keluarga - Dapur/Pantry + Ruang makan muda atau seseorang yang belum memiliki keluarga.

Tipe 30 m Tipe 36 m Tipe 42 m Tipe 50m

2 2 2

- 2 Kamar tidur - Ruang tamu/keluarga - Kamar mandi/WC - Dapur/Pantry - Ruang makan

* Tipe ini untuk keluarga yang sudah memiliki anak.

Tabel 2.2 Tipe unit dan Ruang

Kebutuhan Fasilitas Fasilitas lingkungan yang ditempatkan pada lantai

bangunan rumah susun hunian harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Maksimal 30% dari jumlah luas lantai bangunan 2. Tidak ditempatkan lebih dari lantai 3 (tiga) bangunan rumah susun hunian. o Jenis Fasilitas Lingkungan Rumah Susun. Jenis Fasilitas Lingkungan 1. Niaga/Tempat kerja Fasilitas yang Tersedia 1. Warung 2. Toko-toko perusahaan dan dagang 3. Pusat perbelanjaan termasuk usaha 2. Kesehatan 1. Posyandu 2. Balai pengobatan 3. Apotik 4. BKIA dan rumah bersalin 5. Praktek dokter 6. Puskesmas

3. Peribadatan 4. Pemerintahan Pelayanan Umum

1. Mushola 2. Mesjid kecil dan 1. Kantor RT 2. Kantor/Balai RW 3. Pos Hansip/Siskamling 4. Telepon Umum 5. Gedung Serba Guna 6. Ruang duka 7. Pos Polisi 8. Kotak surat

5. Pendidikan

1. Ruang belajar untuk pra belajar 2. Ruang belajar untuk sekolah dasar 3. Ruang belajar sekolah lanjutan tingkat pertama 4. Ruang belajar sekolah menengah umum

6. Ruang Terbuka

1. Taman 2. Tempat bermain 3. Lapangan Olah Raga 4. Pelataran usaha 5. Sirkulasi 6. Parkir
Tabel 2.3 Jenis Fasilitas Rumah Susun

Luas lahan untuk fasilitas ruang terbuka, berupa taman sebagai penghijauan, tempat bermain anak-anak dan lapangan olah raga seluas-luasnya 20% dari luas lahan fasilitas lingkungan rumah susun.

II.1.2 Pasar II.1.2.1 Pengertian Pasar Sarana bertemunya pembeli dan penjual, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan kegiatan transaksi jual beli. (Seri Pengetahuan Sosial, Yudhistira) Tempat dimana permintaan dan penawaran bertemu, dalam hal ini lebih condong ke arah pasar tradisional. Sedangkan dalam arti luas adalah proses transaksi antara permintaan dan penawaran, dalam hal ini lebih condong ke arah pasar modern. Permintaan dan Penawaran dapat berupa barang atau jasa. (Wikipedia Bahasa Indonesia). Contoh pasar: pasar tradisional, pasar modern, bursa kerja, bursa efek. Jadi, dapat diartikan pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam melakukan proses permintaan dan penawaran, dapat berupa barang dan jasa. Transaksi permintaan dan penawaran tidak hanya dipasar tapi dapat disegala tempat. Syarat terjadinya sebuah pasar terdiri dari 4 (empat) unsur, yaitu: 1. Adanya penjual 2. Adanya pembeli 3. Tersedianya barang yang diperjualbelikan 4. Terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli

II.1.2.2 Peran Pasar Peran atau fungsi pasar dalam kegiatan ekonomi, yaitu: Distribusi Sebagai alat distribusi berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen dengan produsen dalam melakukan transaksi. Pembentukan Harga Sebelum terjadi transaksi jual beli, antara penjual dengan pembeli sebenarnya telah terjadi proses tawar-menawar. Dalam proses tawar-menawar tersebut keinginan kedua pihak

digabungkan untuk menentukan harga kesepakatan atau harga pasar. Promosi Agar produk yang dihasilkan laku dipasaran adalah dengan mengenalkannya secara luas kepada masyarakat, salah satunya dengan promosi, karena pasar setiap harinya banyak dikunjungi oleh calon pembeli (konsumen).

II.1.2.3 Jenis-jenis Pasar Jenis-jenis pasar dari berbagai sudut pandang, dibedakan menjadi: Berdasarkan Sifat/Wujud Barang dan Cara Penyerahannya Pasar Konkret/Nyata Pasar Abstrak

Berdasarkan Luas Wilayah Kegiatannya Pasar Lokal Pasar Nasional Pasar Regional Pasar Internasinal

Berdasarkan Organisasi Pasarnya Pasar Persaingan Sempurna Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Berdasarkan Waktu Penyelenggaraannya Pasar Harian Pasar Mingguan Pasar Bulanan Pasar Tahunan

Berdasarkan Jenis Barang yang diperjualbelikan Pasar Barang Konsumi Pasar Barang Produksi

II.1.2.4 Aktivitas Pasar Aktivitas yang terjadi di pasar ditinjau dari beberapa hal, yaitu o Kebutuhan Tempat Aktivitas - Berdagang/Berjualan - Melihat-lihat dagangan - Tawar-menawar - Transaksi jual beli - Makan atau minum, membeli makanan kecil - Warung makan atau toko-toko kelontong
Tabel 2.4 Kebutuhan Tempat Pasar

Kebutuhan Ruang - Display area

o Kebutuhan Fasilitas Aktivitas - Droping barang - Menyimpan barang dagangan - Buang air kecil/besar, bersih-bersih - Salat - Sirkulasi kendaraan - Memarkir mobil dan motor - Informasi mengenai pasar - Informasi dan tata cara penyewaan lapak dan toko - Pengelolaan dan Managerial Pasar - Pengelolaan listrik dan air - Ruang Kontrol - Kantor Pengelola - Parkir Kebutuhan Ruang - Loading dok - Gudang/lemari bawah lapak - Toilet/WC + Mushola

Tabel 2.5 Kebutuhan Fasilitas Pasar

II.2 Tinjauan Khusus II.2.1 Data Tapak Lokasi proyek berada di Jl. Tanjung Duren, Jakarta Barat. Pada tapak ini telah berdiri bangunan komersil, PD Pasar Jaya Tomang atau Pasar Kopro. Pasar ini terdiri dari 3 lantai dan merupakan pasar modern yang bersifat tradisional, selain pertokoan dibagian depan bangunan juga terdapat Ramayana pada lantai 2 dan 3.

Lokasi tapak

Peta 2.1 Lokasi tapak

Luas tapak KDB KLB GSB

: 9072 m : 60% :4

: 9 m sebelah barat 7 m sebelah utara 7 m sebelah selatan

Ketingian maximum : 12 lantai (rumah susun dan pasar)

II.2.2 Latar Belakang Tapak Tapak berada dipinggir jalan dan dikelilingi oleh fasilitas umum, seperti kantor kecamatan, mesjid dan sekolah. Pencapaian dari dan ke tapak tidak dapat dari segala arah, karena sirkulasi ke tapak hanya satu arah, sehingga lokasi tidak terlalu ramai dengan kendaraan umum.

Tapak berada dekat dengan perumahan rakyat. Terdapat dua jalur kedalam tapak sehingga dalam perancangan sirkulasi kendaraan yang masuk dan keluar tidak dalam satu pintu.

Masih

terdapat

pohon-pohon

besar

disekitar

tapak

yang

dapat

dimanfaatkan dalam proses perancangan.

II.2.3 Kondisi Tapak dan Lingkungan Tapak tidak berkontur. Terdapat pohon-pohon besar dan rindang yang membuat keadaan sekitar tapak teduh bagi pejalan kaki. Terdapat trotoar bagi pejalan kaki. Banyaknya pedagang kelontong yang berjualan disekitar luar tapak. Terdapat ruko (rumah toko) disekitar luar tapak.
Foto 2.2 Lingkungan Jl. Tanjung Duren 6

Foto 2.1 Lingkungan Jl. Tanjung Duren

Foto 2.4 Lingkungan Jl. Tanjung Duren 4

Foto 2.3 Lingkungan Jl. Tanjung Duren 5

Peta 2.2 Kondisi tapak dan lingkungan

II.3 Tinjauan Topik II.3.1 Pengertian Hemat Energi Hemat energi adalah mengurangi jumlah penggunaan energi yang tidak dapat diperbaharui, seperti energi minyak bumi dan batu bara. (Wikipedia bahasa Indonesia) Hemat energi dalam arsitektur adalah meninimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya.( Gelar seminar bangunan hemat energi, teknologi pengolahan limbah pada gedung, 1997, hal.17).

II.3.2 Hemat Energi pada Bangunan Bangunan sebagai suatu sistim terkait dengan masalah yang

berhubungan dengan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas, yang berhubungan dengan beberapa aspek teknis seperti aspek keamanan dan keselamatan, kenyamanan, kemudahan dan kesehatan. Dalam perwujudannya pemerintah telah menerbitkan UU.Bangunan Gedung No.28 Tahun 2002. Hemat energi pada bangunan harus dimulai dari masing-masing cara pengoperasiannya. Lebih dari 60 persen energi listrik yang dibangkitkan PLN dikonsumsi oleh permukiman, sehingga terjadi peningkatan kenyamanan pada bangunan. Suplai energi yang dibangkitkan relatif stagnan, sementara kebutuhan (demand) meningkat dari tahun ke tahun dan harga energi terus naik sehingga perlu tindakan hemat energi yang dimulai dari tahap pemahamam rancangan, maupun manajemen pemanfaatan energi. Seperti

yang dituturkan oleh Tri Endangsih, ST didalam Penerapan Hemat Energi pada Kenyamanan Bangunan. Aspek-aspek hemat energi pada bangunan: Lingkungan bangunan yang teduh dengan banyak tanaman sekitar akan menurunkan suhu ruang bangunan. Penggunaan ventilasi alami atau penerangan alami akan diperoleh penghematan biaya energi. Pembuatan penahan panas / shading yang berfungsi sebagai sirip penahan panas membuat sinar yang masuk kedalam ruang lebih sedikit, namun tetap disesuaikan dengan kebutuhan cahaya dari jenis dan fungsi ruang tersebut. Pemilihan bahan yang mempunyai sifat fisik memantulkan panas, tidak menyerap atau bahkan angka absorbsi dan angka transmisi kalornya rendah sebagai bahan dinding luar bangunan dengan ketebalan tertentu sangat berpengaruh terhadap panas yang ditransimisikan kedalam ruang dalam bangunan.

II.3.3 Arsitektur Hemat Energi pada Desain Krisis energi ini ternyata memicu perkembangan arsitektur baru dengan disain sadar energi (energy conscious design) yang dapat di klasifikasikan sebagai berikut: Arsitektur Hemat Energi (Energy-Efficient Architecture) Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan,

kenyamanan maupun produktivitas penghuninya dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara aktif.. Mengoptimasikan sistim tata udara-tata cahaya, integrasi antara sistim tata udara buatan alamiah, sistim tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara metode pasif dan aktif dengan material dan instrumen hemat energi. Arsitektur Architecture) Arsitektur yang berlandaskan pada pendekatan disain pasif dan minimum energi dengan memanfaatkan energi alam iklim setempat untuk menciptakan kondisi kenyamanan bagi penghuninya. Dicapai dengan organisasi morfologi bangunan dengan metode pasif antara lain konfigurasi bentuk massa bangunan dan perencanaan tapak, orientasi bangunan, disain fasade, peralatan pembayangan, instrumen penerangan alam, warna selubung bangunan, lansekap horisontal dan vertikal, ventilasi alamiah. Arsitektur Surya (Solar Architecture) Arsitektur yang memanfaatkan energi surya baik secara langsung (radiasi cahaya dan termal), maupun secara tidak langsung (energi angin) kedalam bangunan, dimana elemen- elemen ruang arsitektur (lantai,dinding,atap) secara integratif berfungsi sebagai sistim surya aktif ataupun sistim surya pasif. Arsitektur surya pasif memanfaatkan atap dan dinding sebagai kolektor panas dan dikembangkan dengan sistim surya aktif yang Bioklimatik (Bioclimatic Architecture/Low Energy

mengimplementasikan keseluruhan sistim surya termosiphoning dan berintegrasi penuh dengan keseluruhan elemen arsitektur. Inovasi

teknologi lanjutan dalam sel photovoltaik menghasilkan arsitektur baru yang spesifik. Perancangan Hemat Energi pada Bangunan

prototipe

Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik lain. Hal tersebut membutuhkan strategi agar bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik. Perancangan bangunan hemat energi dapat dilakukan dengan dua cara: secara pasif dan aktif. Rancangan Pasif Pemanfaatan energi matahari tanpa mengonversikannya menjadi energi listrik. Perancangan pasif di wilayah tropis basah seperti Indonesia umumnya bangunan dilakukan karena untuk mengupayakan matahari dapat bagaimana dicegah, pemanasan tanpa harus

radiasi

mengorbankan kebutuhan penerangan alami. Sinar matahari yang terdiri atas cahaya dan panas hanya akan dimanfaatkan komponen cahayanya dan menepis panasnya. Bangunan yang menerapkan perancangan pasif di Indonesia, yaitu bangunan lama karya Silaban: Masjid Istiqlal dan Bank Indonesia. Bangunan modern di Jakarta, seperti Gedung S Widjojo dan Wisma Dharmala Sakti.

Rancangan Aktif Dalam rancangan ini, energi matahari dikonversi menjadi energi listrik sel solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan memenuhi kebutuhan bangunan. Di dalam perancagan ini juga harus diterapkan perancangan pasif, karena tanpa penerapan perancangan pasif, penggunaan energi dalam bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan termal dan visual harus dicapai. Contoh dari perancangan aktif di Indonesian belum ada, hanya penggunaan sel solar yang masih terbatas untuk penerangan di desa-desa terpencil Indonesia. Salah satu bangunan yang dianggap paling berhasil menerapkan teknik perancangan pasif dan aktif, dan sangat berhasil dalam mengeksploitasi penggunaan sel solar adalah British Pavilion, Seville, Spanyol yang dirancang oleh Nicholas Grimshaw & Partner.

II.3.4 Contoh Bangunan Hemat Energi Debis Headquarters, Berlin

Gambar 2.1 Multi-layer skin faade, debis Headquarters, Berlin

Bangunan ini menggunakan multi layer skin faade sebgai penutup dinding berupa jendela. Sistem kontrol jendela digunakan untuk memanfaatkan pencahayaan alami ke dalam bangunan. Penerapan desain fasad bangunan di Indonesia cukup baik, karena Indonesia merupakan daerah sub tropis yang intensitas mataharinya lebih terik di banding dengan wilayah yang memiliki empat musim sehingga dapat mengontrol cahaya alami yang masuk dan menghalau panasnya. Mediaset Headquarters in Milan, Italy

Gambar 2.2 Double-Skin Facade to Protect Original Structure

Bangunan ini menggunakan Double-Skin Facade untuk melindungi struktur dari bangunan, selain itu juga berfungsi untuk mengontrol cahaya dan panas yang masuk ke dalam bangunan sehingga dapat mengurangi penggunaan penerangan dan pengudaraan buatan. Penerapan desain fasad bangunan ini di Indonesia cukup baik, karena Indonesia merupakan daerah sub tropis yang intensitas mataharinya lebih terik di banding dengan wilayah yang memiliki empat musim dan dapat mengatur cahaya dan panas yang masuk ke dalam bangunan.

Hunian 14. Hunian gguna kan struktur

GSW Headquarters, Berlin

Gambar 2.3 Facing East West Facades

Bangunan ini menghadap timur dan barat sehingga pada masingmasing fasad mendapat penyelesaian yang berbeda. Pada bagian barat bangunan ini menggunakan double skin yang berfungsi sebagai penyaring dari kondisi thermal luar bangunan, dalam hal pencahayaan dan

pengudaraan alami. Penerapan desain fasad bangunan ini di Indonesia cukup baik, karena cukup dapat menyelesaikan permasalahan bangunan yang menghadap timur dan barat, sehingga pencahayaan dan pengudaraan alami tetap dapat digunakan.

II.4 S tudi Banding II.4.1 S tudi Lapangan Rumah Susun Pada studi lap angan p enulis men gambil b eberap a contoh rumah susun sederhana sewa ataup un milik y an g ada di Jakarta Pusat.

Rumah Susun Tanah Abang - Luas lahan 3.6 Ha - Terdap at 30 blok bangunan - Setiap bangun an terdiri dar i 4 lantai - 4 unit hunian @lantai 2 - Ukuran unit hunian tip e 36 m

Rumah Susun Bendungan Hilir - Luas lahan 5 Ha - Terdap at 3 tower - Setiap tower terdiri dari 9 lantai - Tower A 30 unit @lantai - Tower B 28 unit @lantai - Tower C 12 unit @lantai 2 - Ukuran unit hunian tip e 27 m

Rumah Susun Kebon Kacang - Luas Tanah 18.208 m - Terdap at 8 blok bangunan Setiap bangun an terdiri dar i 4 lantai - Terdap at 600 unit dengan tip e berbeda *368 unit tip e F.21 *166 unit tip e F.42 *66 unit tip e F.51
2

- Harga sewa un it 18 juta/thn

- Harga sewa un it 1 jt/bln

- Harga jual un it tiap lantai berbeda *F.21 = I,5 juta - 1,8 juta *F.42 = 3,5 juta - 4,5 juta *F.51 = 5,4 juta - 6,7 juta - Penghuni may oritas dari seluruh kalan gan - Fasilitas y ang diberik an * Lap angan multi fun gsi * Taman bermain * PAM * Gas bumi * TPU * Parkir mobil d an motor * M esjid * Ruang ko munal + kop erasi

- Penghuni mayoritas p edagang tanah - Penghun i may oritas dari seluruh aban g dan dar i seluruh kalan gan kalan gan - Fasilitas y ang diberik an * Lap angan multi fun gsi * Taman bermain * PAM * Gas bumi * TPU * Parkir mobil d an motor * Kop erasi - Fasilitas y ang diberik an * Lap angan multi fun gsi * Taman bermain * PAM * Lift * TPU * Parkir mobil d an motor

- Bangun an in i termasuk ban gun an - Bangun an ini termasuk ban gunan - Bangun an ini termasuk bangun an trop is. M emiliki bukaan /ventilasi d trop is. M emiliki buk aan/v trop is. M emiliki bukaan/ventilasi, an material fasad ban gun entilasi, tritisan p ada setip a hunian dan tritisan p ada setiap hunian dan an men ggunakan b atu bata exp os material fasad bangun an men ggunak material fasad masih d alam bentuk dan p lester. Tetap i bangunan an bata exp os. p lester. in i

men ggunakan atap dak beton. - Pada keny ataanny a, p enghuni y ang - Namun, p ada keny ataanny a hamp tinggal d isini tetap menggunak an AC. - Pada keny ataanny a, p enghuni y ang tinggal d isini tetap menggunak an ir dari p enghun i b an gunan AC. tetap men ggunakan AC. - Tidak tersediany a temp at menjemur - Setiap hunian memiliki balkon, n amun - Tidak tersediany a temp at jemur, p ara p ada hunian, membuat p ara p enghun dip ergunakan untuk temp at menjemur p enghuni men jemur p akaian di i p akaian hin gga k eluar dari b balkon menjemur p akaian di dep an jendela alkon, sehingga merusak p andan hingga di dep an jendela hunian hunian dan teras bangunan. Sehin gga gan ke bangun an. mereka, sehin gga merusak p andangan merusak p andangan ke ban gun an ke ban gunan.

- M enggunak an sistem single load ed, - M enggunak an sistem double loaded, - M enggunak an sistem single load jadi antara jalan dan teras jad i satu, sehingga jalan ini terlih at gelap ed sehingga udara masih dap at mengalir walaup un bagian ujun g lantai terdap dan ju ga digunak an sebagai terasp disekitar ban gunan. at bukaan. Jalur air d an listrik p ada jarak antar ada p lafond diexp os, sehingga jarak hunian. Pemisahan bangun an membu at sirkulasi udara lantai dan p lafond rendah. men galir dan member ikan sedikit
Tabe l 2.6 Studi lapangan rumah susun

Pasar Pada studi lap angan p enulis men gambil beber ap a contoh p asar modern y ang ada di Jakarta dan sek itarny a.

Pasar Modern BS D City - M erup akan p asar tradisional y ang dikelola secar a modern - Pemilik Sin ar M as

Fresh Market PIK Fresh Market Kota Wisata - Pasar tradisional y ang dik elola secar a - Pasar tradisional y ang dik elola secar a modern modern - Pemilik A gun g Seday u - Pemilik Sin ar M as

- Luas lahan 3 Ha - Luas ban gunan 1,4 Ha

- Luas lahan 1,5 h a 2 - Luas ban gunan 25.000 m

- Jumlah massa ban gun an 4 - Jumlah lap is ban gunan 1 - M emiliki day a tamp ung 3.000 orang - M erup akan bangunan trop is - M enggunak an atap mirin g - M enggunak an p encahay aan dan p engudaraan alami

- Jumlah massa ban gun an 1 - Jumlah massa ban gun an 3 - Jumlah lap is ban gunan 3 - Jumlah lap is ban gunan 1 - M emiliki day a tamp ung 2.500 orang - M emiliki day a tamp ung 2.500 orang - M erup akan bangunan trop is - M erup akan bangunan trop is - M enggunak an atap dak - M enggunak an atap mirin g - M enggunak an p encahay aan - M enggunak an p encahay aan dan p engudaraan alami dan p engudaraan alami

- Lap ak kerin g berukuran 2 x 2 m, tidak disediakan air hany a listrik

- Lap ak kerin g berukuran 2 x 2 m, tidak disediakan air

- Lap ak kerin g berukuran 2 x 2 m, tidak disediakan air

- Lap ak basah berukuran 2 x 2 m, - Lap ak basah berukuran 2 x 2 m disediakan air dan listrik disediakan air beserta listrik

- Lap ak basah berukuran 2 x 2 m disediakan air beserta listrik

- Kios berukuran 3 x 3 m, 3 x 4m , 3 x 5 m d an berad a di sekelilin g lap ak lap ak.

- Kios berukuran 2,5 x 3 m dan ber ada di sekitar lap ak lap ak.

- Kios berukuran 3 x 3 m dan ber ada di sekelilin g lap ak lap ak.

- Ruko 2 lantai berukuran 4 x 10 m, 4.5 x 10 m, 5 x 10 m, 5.5 x 10 m. - Berada di sek elilin g kios dan men ghadap Jalan - Terdap at 2 toilet y ang berad a di lu ar p asar dan ditemp at y ang berbeda - M ushola di luar p asar dekat den

- Ruko 2 lantai berukuran 4 x 4 m. - Berada di sek elilin g kios dan men ghadap jalan - Toilet berada di setiap p ojok lantai - M ushola berada di b asement dekat p arkir mobil dan toilet.

- Ruko 2 lantai berukuran 5 x 10 m. - Berada di sek elilin g kios dan men ghadap jalan - Terdap at 2 toilet y ang berad a di lu ar p asar dan ditemp at y ang berbeda - M ushola di luar p asar dekat den

- Temp at p emotongan ay am termasuk kandan g ay am. Disediak an untuk p edagang ay am.

- Temp at p emotongan ay am termasuk kandan g ay am. Disediak an untuk p edagang ay am

- Temp at p emotongan ay am termasuk kandan g ay am. Disediak an untuk p edagang ay am. - Dimensi @ 2 x 2 m.

- Disediakan p arkir untuk 500 mobil, 300 motor, 50 sep eda. - Keamanan 24 jam b erada d i dekat Kantor p engelo la - Terdap at ATM center y ang berada p ada massa bangun an sendiri.

- Parkir mobil (700)terdap at di sekelilin g ruko, basement dan dak beton. Parkir motor (500) di basement. - Keamanan 24 jam b erada d i dekat Kantor p engelo la. -

- Parkir disediak an 400 mobil, 200 motor. - Keamanan 24 jam b erada d i dekat Kantor p engelo la. - Terdap at ATM center y ang berada p ada massa bangun an sendiri.

- Temp at cuci p iring bersama p edagan g y ang b erada d ekat toilet. - Temp at p embuangan samp ah sementara y ang dian gkut setiap hariny a oleh PEM DA dan diolah oleh y ay asan Buddha Tzu chi. - M emiliki load in g sendiri.

- Temp at cuci p iring bersama p edagan g y ang berada d ekat toilet.

- Temp at p embuangan samp ah sementara y ang dian gkut setiap hariny a oleh PEM DA

- Temp at p embuangan samp ah sementara y ang dian gkut setiap hariny a oleh PEM DA. - M emiliki load in g sendiri.
Tabe l 2.7 Studi lapanga npasar modern

Anda mungkin juga menyukai