Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dian Rahmawati NIM : 3315126585

Prodi: Pendidikan Kimia Non-Reg 2012

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------1. Pengertian sel Setiap makhluk hidup atau organisme tersusun dari sel-sel. sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup, atau makhluk hidup itu sendiri. Sel adalah satuan unit terkecil dalam struktur makhluk hidup. Sel adalah satuan struktural (menyusun atau menstruktur makhluk hidup), satuan fungsional (melakukan aktivitas yang dilakukan makhluk hidup), satuan hereditas (membawa sifat keturunan), dan Satuan Pertumbuhan (Sel dapat bertambah banyak dan bertambah volume) 2. Penemuan sel Penemuan dan Perkembangan Teori Sel pada Abad ke-16-17 Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke-17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun 1665 ketika ia mengamati suatu irisan gabus yang berasal dari kulit batang pohon ek yang telah mati dengan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Yang ia lihat berupa pori-pori kecil tak beraturan dan ia menyebutnya sebagai sel(cells) karena mirip dengan bilik kecil dalam penjara, namun yan ia lihat sebenarnya itu merupakan sel mati. Antony van Leeuwenhoek, seorang pedagang kain, menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan menggunakannya untuk mengamati berbagai hal.Ia berhasil melihat sel darah merah, spermatozoid, khamir bersel tunggal, protozoa, dan bahkan bakteri. Ia mengamati air liur dengan mikroskop dan menemukan sesuatu yang bergerak-gerak dalam air liur tersebut yang nantinya disebut dengan diertjen atau dierken (bahasa Belanda: 'hewan kecil', diterjemahkan sebagai animalcule dalam bahasa Inggris) dan oleh para ilmuwan benda tersebut diyakini merupakan bakteri. ilmuwan Italia Marcello Malpighi menjabarkan unit penyusun tumbuhan yang ia sebut utricle ('kantong kecil'). Menurut pengamatannya, setiap rongga tersebut berisi cairan dan dikelilingi oleh dinding yang kokoh Nehemiah Grew dari Inggris juga menjabarkan sel tumbuhan dalam tulisannya yang diterbitkan pada tahun 1682, dan ia berhasil mengamati banyak struktur hijau kecil di dalam sel-sel daun tumbuhan, yaitu kloroplas Penemuan dan Perkembangan Teori Sel Setelah Abad ke-17 Pada tahun 1838, ahli botani Jerman Matthias Jakob Schleiden menyatakan bahwa semua tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua aspek fungsi tubuh tumbuhan pada dasarnya merupakan manifestasi aktivitas sel. Ia juga menyatakan pentingnya

nukleus (yang ditemukan Robert Brown pada tahun 1831) dalam fungsi dan pembentukan sel, namun ia salah mengira bahwa sel terbentuk dari nukleus Pada tahun 1839, Theodor Schwann, yang setelah berdiskusi dengan Schleiden menyadari bahwa ia pernah mengamati nukleus sel hewan sebagaimana Schleiden mengamatinya pada tumbuhan, menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan juga tersusun atas sel. Menurutnya, prinsip universal pembentukan berbagai bagian tubuh semua organisme adalah pembentukan sel. Akhirnya Rudolf Virchow, seorang ilmuwan Jerman lainnya merinci teori sel seperti yang dikenal dalam ilmu modern saat ini. Pada mulanya ia sependapat dengan Schleiden mengenai pembentukan sel. Namun, pengamatan mikroskopis atas berbagai proses patologis membuatnya menyimpulkan hal yang sama dengan yang telah disimpulkan oleh Robert Remak dari pengamatannya terhadap sel darah merah dan embrio, yaitu bahwa sel berasal dari sel lain melalui pembelahan sel. Pada tahun 1855, Virchow menerbitkan makalahnya yang memuat motonya yang terkenal, omnis cellula e cellula (semua sel berasal dari sel) Antara tahun 1875 dan 1895, terjadi berbagai penemuan mengenai fenomena seluler dasar, seperti mitosis, meiosis, dan fertilisasi, serta berbagai organel penting, seperti mitokondria, kloroplas, dan badan Golgi. Lahirlah bidang yang mempelajari sel, yang saat itu disebut sitologi. Perkembangan teknik baru, terutama fraksinasi sel dan mikroskopi elektron, memungkinkan sitologi dan biokimia melahirkan bidang baru yang disebut biologi sel Pada akhir dekade 1960-an, biologi sel telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mapan, dengan perhimpunan dan publikasi ilmiahnya sendiri serta memiliki misi mengungkapkan mekanisme fungsi organel sel

3. Karakteristik Dasar Sel a. Sel sangat kompleks namun sangat teratur b. Sel memiliki program genetik dan memiliki cara untuk menggunakannya c. Sel mampu memperbanyak diri d. Sel membutuhkan, memperoleh, dan menggunakan energi e. Sel melaksanakan berbagai rekasi kimiawi f. Sel terlibat dalam bebagai aktivitas mekanis g. Sel mampu merespon berbagai rangsang h. Sel mampu mengatur diri 4. Struktur sel/bagian bagian sel sel sendiri tersusun atas komponen-komponen berikut : a. Dinding Sel Dinding sel merupakan bagian sel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan saja, pada sel hewan tidak didapatkan dinding sel. Diding sel ini terbuat dari selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin, kutin, dan lain-lain. Adanya dinding sel ini mebuat

bentuk sel tumbuhan tetap dan kaku, namun di permukaan dinding sel ini terdapat pori-pori yang memungkinkan untuk keluar masuknya zat ke sel. b. Membran Plasma atau Selaput Sel Membran sel merupakan selaput tipis yang membedakan sel satu dengan yang lain. Merupakan membran dwilapis yang terdiri atas lipid, protein, dan karbohidrat. Membran sel ini berfungsi untuk: Mengonrol dan mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma dan lingkungan luarnya. Menjadi tempat reaksi kimia untuk sel Sebagai reseptor atau penerima rangsang dari luar. Pelindung sel agar isi sel tidak keluar dari sel. Tempat terjadinya transportasi antar sel Berdasarkan kemampuannya untuk melakukan transpor, membran sel dibagi menjadi tiga jenis : 1) Membran Impermeabel : Tidak dapat dilalui apapun 2) Membran Semi permeabel : dapat dilalui oleh air dan zat lain yang berukuran kecil 3) Membran Selektif Permiabel : dapat dilalui zat-zat tertentu namun tergantung pada kemampuan sel itu sendiri. Misalnya zat yang berukuran kecil dan sedang dapat masuk, namun zat berukuran besar tidak dapat masuk. c. Nukleus atau Inti Sel Bertugas untuk mengatur seluruh kegiatan dalam sel. Nukleus adalah organel bermembran ganda, ada selaput luar dan selaput dalam. Di dalam selubung nukleus terdapat cairan nukleus disebut juga nukleuplasma atau matriks dan ada inti Nukleus atau disebut juga Nukleolus. Di dalam Nukleolus inilah banyak terdapat DNA yang mengatur seluruh kegiatan sel. Fungsi nukelolus yang utama adalah mensintesis RNA yang nantinya akan berperan dalam sintesis protein dalam sel. d. Sitoplasma Sitoplasma adalah cairan dalam sel yang memungkinkan adanya gerakan organel sel. e. Organel Sel Bagian dari sel yang memiliki membran seperti membran sel itu sendiri, dan memiliki fungsi masing-masing dalam sel. Secara umum, sebuah sel memiliki organel organel sebagai berikut : i. Ribosom : merupakan tempat sel membuat protein. Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat protein yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu seperti lisosom, atau untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif masingmasing ribosom begitu metabolismenya berubah ii. Mitokondria : Nama mitokondria berasal dari penampakannya yang seperti benang (bahasa Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop cahaya. Organel

ini memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan membran dalam, yang dipisahkan oleh ruang antarmembran. Luas permukaan membran dalam lebih besar daripada membran luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke dalam matriks, atau ruang dalam mitokondria. Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler, yaitu suatu proses kimiawi yang memberi energi pada sel, yang berupa ATP. Energi kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk menjalankan berbagai reaksi kimia dalam sel. iii. Retikulum Endoplasma : merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus. Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti organel tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar. Protein yang terbentuk akan terdorong ke bagian dalam retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di dalam lumen, protein tersebut mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan ke bagian lain sel di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari retikulum endoplasma, dan bergabung dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam modifikasi dan distribusinya. Kebanyakan protein menuju ke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ke tujuan akhirnya.Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya. Retikulum endoplasma halus berfungsi, misalnya, dalam sintesis lipid komponen membran sel. Dalam jenis sel tertentu, misalnya sel hati, membran retikulum endoplasma halus mengandung enzim yang mengubah obat-obatan, racun, dan produk sampingan beracun dari metabolisme sel menjadi senyawa-senyawa yang kurang beracun atau lebih mudah dikeluarkan tubuh. iv. Badan Golgi : tersusun atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai delapan sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna. Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel yang aktif melakukan sekresi protein dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini biasanya terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma. Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang disekresikan ke luar sel, ada yang digabungkan ke membran plasma sebagai protein transmembran, dan ada pula yang ditempatkan di dalam lisosom. v. Lisosom : Organel ini hanya terdapat pada sel hewan, dan tidak terdapat pada sel tumbuhan. Organel ini merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis enzim hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom dapat memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri dari badan Golgi.

vi.

vii.

viii.

ix.

x.

Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui endositosis ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam proses yang disebut autofagi, lisosom mencerna organel yang tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan dalam fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain untuk diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih yang disebut fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Vakuola : Jika pada sel hewan terdapat Lisosom, pada sel tumbuhan Vakuola lah yang menjalankan fungsi Lisosom. Vakuola berasal dari kata bahasa Latin vacuolum yang berarti 'kosong' dan dinamai demikian karena organel ini tidak memiliki struktur internal. Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala terbentuk dari gabungan banyak vesikel. Sel tumbuhan muda berukuran kecil dan mengandung banyak vakuola kecil yang kemudian bergabung membentuk suatu vakuola sentral seiring dengan penambahan air ke dalamnya. Ukuran sel tumbuhan diperbesar dengan menambahkan air ke dalam vakuola sentral tersebut. Vakuola sentral juga mengandung cadangan makanan, garam-garam, pigmen, dan limbah metabolisme. Zat yang beracun bagi herbivora dapat pula disimpan dalam vakuola sebagai mekanisme pertahanan. Vakuola juga berperan penting dalam mempertahankan tekanan turgor tumbuhan. Sentrosom Seperti halnya lisosom, organel sentrosom ini hanya terdapat pada sel hewan saja. Sentrosom merupakan satu kesatuan dari sentriol-sentriol. Organel ini berfungsi dalam proses pembelahan sel Peroksisom : Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam semua sel eukariota. Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung satu atau lebih enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida merupakan bahan kimia beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini digunakan untuk reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas peroksisom adalah mengoksidasi asam lemak panjang menjadi lebih pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria untuk oksidasi sempurna. Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi berbagai molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol. Sementara itu, peroksisom pada biji tumbuhan berperan penting mengubah cadangan lemak biji menjadi karbohidrat yang digunakan dalam tahap perkecambahan. Kloroplas : organel ini hanya ada pada sel tumbuhan. Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang menangkap energi cahaya untuk fotosintesis, yaitu serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan senyawa organik lain. Sitoskeleton : Jaringan serat protein yang mendukung bentuk sel dan tempat melekatnya organela. Dan juga merupakan elemen yang digunakan untuk pergerakan sel.

5. Reproduksi Reproduksi sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat sejumlah besar DNA di dalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi tersebut hingga terjadi dua sel baru yang identik. Berlangsung kontinu dan berulang (siklik), disebut proliferasi. Keberhasilan sebuah proliferasi membutuhkan transisi unidireksional dan teratur dari satu fase siklus sel menuju fase berikutnya. Jenjang reaksi kimia organik yang terjadi seyogyanya diselesaikan sebelum jenjang berikutnya dimulai. Terdapat 2 jenis reproduksi sel, yaitu Mitosis dan Meiosis a. Mitosis Ciri-ciri pembelahan mitosis : Terjadi satu kali pembelahan Sifat sel anak sama dengan sel induk Bertujuan untuk memperbanyak jumlah sel Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk Terdapat pada sel tubuh Fase- fase Mitosis: 1) Profase 2) Prometafase 3) Metafase 4) Anafase 5) Telofase 6) Interfase b. Meiosis Ciri-ciri pembelahan meiosis : Terjadi dua kali pembelahan Sifat sel anak berbeda dengan sifat sel induk Bertujuan untuk mengurangi jumlah kromosom Jumlah kromosom sel anak sama dengan setengah jumlah kromosom sel induk Terdapat pada sel kelamin Fase-fase Meiosis: Meiosis I 1) Profase 1 2) Prometafase 1 3) Metafase 1 4) Anafase 1 5) Telofase 1 6) Interkinesis Meiosis II 1) Profase II 2) Prometafase II 3) Metafase II

4) Anafase II 5) Telofase II 6) Interfase Keterangan : Profase, fase terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhan pemintalnya. Pada saat ini kromosom terlihat di dalam sitoplasma. Prometafase, pada fase ini sampul inti sel terlarut dan kromosom yang mengandung 2 kromatid mulai bermigrasi menuju bidang ekuatorial (piringan metafase). Metafase. kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial mencapai titik puncaknya Anafase. Tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari masing-masing kromosom tertarik menuju pemintal kutub. Telofase. Kromosom pada tiap kutub mulai mengalami dekondensasi, diikuti dengan terbentuknya kembali membran inti sel dan sitoplasma perlahan mulai membelah Interfase Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain. Jedah tersebut termasuk fase G (G1, S, G2.) Fasa G (gap) Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan pada fase berikutnya. Pada sel mamalia, interval fase G2 sekitar 2 jam, sedangkan interval fase G1 sangat bervariasi antara 6 jam hingga beberapa hari. Sel yang berada pada fase G1 terlalu lama, dikatakan berada pada fase G0 atau quiescent. Pada fase ini, sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G0 dapat memasuki siklus sel kembali, atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis. Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G0. Sel tersebut dapat masuk kembali ke fase G1 oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi. Fasa S (sintesis) Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua nuklei masing-masing guna proses mitosis ataupun meiosis 6. Perbedaan Jenis Sel Berdasarkan ada-tidaknya membran pada inti sel pada sel tersebut, sel dibagi menjadi 2 : 1. Sel Prokariotika Berasal dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon, 'biji'. Pada sel prokariotika tidak ada membran yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan daerah tempat DNA terkonsentrasi di sitoplasma disebut nukleoid.

Kebanyakan prokariota merupakan organisme uniseluler dengan sel berukuran kecil (berdiameter 0,72,0 m dan volumenya sekitar 1 m3) serta umumnya terdiri dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa struktur lain. Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar yang terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali juga memiliki bahan genetik tambahan yang disebut plasmid yang juga berstruktur DNA lingkar. Pada umumnya, plasmid tidak dibutuhkan oleh sel untuk pertumbuhan meskipun sering kali plasmid membawa gen tertentu yang memberikan keuntungan tambahan pada keadaan tertentu, misalnya resistansi terhadap antibiotik. 2. Sel Eukariotika Berasal dari bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan karyon 'biji'. Pada sel eukariotika terdapat Nukleus bermembran ganda berisi DNA ang berfungsi untuk mengarahkan sintesis protein untuk kemudian diolah menjadi hormonhormon dan enzim-enzim, serta menyimpan cetak biru genetik yang diwariskan antar generasi untuk menjaga agar sifat-sifat yang dimiliki oleh satu generasi sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh generasi sebelumnya. Selain perbedaan di atas, sel hewan dan sel tumbuhan juga berbeda. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut : Sel Tumbuhan Sel Hewan Memiliki dinding sel dan membran sel Tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki membran sel Memiliki plastida Tidak memiliki plastida Tidak memiliki lisosom Memiliki lisosom Terdapat vakuola besar namun Bervakuola kecil namun berjumlah jumlahnya sedikit banyak Jumlah mitokondria sedikit Jumlah mitokondria lebih banyak Timbunan makanannya berupa pati atau Timbunan makanannya berupa lemak amilum dan glikogen 7. Transportasi Sel Transportasi antar sel umumnya terjadi melalui mebran sel. Transportasi sel dibedakan menjadi: a. Difusi Perpindahan zat dari konsentrasi tinggi (hipertonis) ke konsentrasi rendah (hipotonis) baik melalui membran ataupun tidak. Ada dua jenis difusi, yaitu difusi sederhana, dan difusi terbantu atau terfasilitasi (umumnya dengan bantuan protein untuk mentransportasikan zat-zat berukuran besar, seperti glukosa) b. Osmosis Perpindahan air dari konsentrasi rendah (hipotonis) ke konsentrasi tinggi (hipertonis), atau memindahkan air dari potensial air tinggi ke potensial air rendah melalui membran semipermiabel. Pada sel tumbuhan yang terdapat dinding sel, dari proses osmosis ini dapat terjadi 2 kemungkinan. Pertama yaitu plasmolisis (sel tumbuhan tersebut mati akibat

cairan dalam sel terus keluar), dan kedua Turgid (sel tumbuhan mengalami pembengkakan, terhalang oleh dinding sel, akibat masuknya air dari luar). Pada sel hewan atau manusia yang tidak terdapat dinding sel, jika air terus keluar dari sel, maka sel akan mengerut namun tidak mati. Tetapi jika air dari luar terus masuk ke dalam sel, maka sel tersebut akan mengembang, dan pecah atau mati. Namun kedua hal itu tak akan terjadi bila keadaan antara dalam sel dan lingkungan luar sel telah sotonis atau berkonsentrasi sama. c. Transpor Aktif Transpor ini memasukkan atau mengeluarkan ion-ion atau molekul zat terlarut melalui membran. Transportasi ini membutuhkan energi yang berasal dari oksidasi ATP yang nantinya menghasilkan energi yang besar. Ciri-ciri transpor aktif : Melalui membran semipermeabel Membutuhkan energi yang berupa pecahan dari ATP Melawan gradien konsentrasi (dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi) Terjadi dengan bantuan protein ko-transfer dan pompa ion Terjadi searah d. Endositosis dan Eksositosis Berbeda dengan jenis-jenis transpor sebelumnya yang mengangkut zat cair ataupun ion dan zat terlarut, endositosis dan eksositosis mengangkut (memasukkan dan mengeluarkan) zat padat (proses fagositosis) atau tetes cairan (proses pinositosis) melalui membran dengan membentuk atau membebaskan suatu vesikel (kantung). Endositosis contohnya pada penangkapan kuman oleh sel darah putih. Dan juga pembentukan kaki semu pada amoeba. Selain itu jika terjadi proses endositosis makapermukaan membran sel akan menyempit karena aga bagian dari membran sel yang membentuk vesikel (kantung) untuk membawa zat tersebut masuk ke dalam sel. Eksositosis contohnya pada sel sekresi kelenjar pencernaan. Pada proses eksositosis, membran sel justru akan melebar karena vesikel yang membawa zat dari dalam setelah mengeluarkan zat tersebut akan bergabung dengan membran sel. 8. Lain-lain Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter 0,0001 sampai 0,001 mm salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata telanjang ialah telur ayam yang belum dibuahi sel disebut satuan unit terkecil dari makhluk hidup, namun ada pula sel yang berupa makhluk hidup itu sendiri. Biasa disebut sebagai hewan bersel satu, yang umumnya merupakan sel prokariotika.

Anda mungkin juga menyukai