Anda di halaman 1dari 3

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN TENSES di KELAS X SMA N 51 JAKARTA TIMUR

BAB I MASALAH

A. Latar Belakang Pada dasarnya, bahasa inggris sudah diajarkan pada siswa sejak TK. Tapi, tenses baru mulai diajarkan di bangku SD. Tenses diajarkan terus secara berkelanjutan hingga tingkat SMA bahkan di tingkat perguruan tinggi juga masih diajarkan. Tetapi, mengapa kita masih sering menjumpai kesalahan tenses jika diberikan tes kepada siswa? Tidak hanya di SD atau SMP, di SMA bahkan di perguruan tinggipun kesalahan pada tenses juga masih kita jumpai. Pada saat diajarkan kepada siswa, siswa mengaku bisa mengerti dan paham. Akan tetapi, pada saat ujian/ tes, kesalahan masih sering terjadi. Terutama pada saat speaking (berbicara) dan writing (menulis) kesalahan itu paling sering terjadi. Contohnya, siswa ingin berbicara dalam bentuk lampau (past tense), dan kata kerja yang dia katakan adalah kata kerja untuk rumus saat ini ( present tense). Begitu juga dalam hal menulis. Secara oral, siswa bisa mengerjakan tenses dengan mudah, hanya saja saat mengaplikasikannya dalam tulisan dan ucapan kesalahan amat sangat sering terjadi. Hal tersebut tidak hanya terjadi di tingkat SMP maupun SMA, di perguruan tinggi pun masih sering kita jumpai ketidakpahaman akan tenses. Jika kita perhatikan dengan seksama, orang-orang yang sudah bekerjapun masih ada yang belum bisa menggunakan tenses tepat pada waktunya. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi. Faktor yang terutama berasal dari sekolah dan yang lain merupakan keengganan seseorang untuk belajar bahasa Inggris.

Di tingkat sekolah, kita menjumpai kesalahan penerapan metode mengajar pada siswa. Di Indonesia, masih sering kita jumpai guru yang mengajar dengan menggunakan teknik ceramah. Mengingat tenses yang sering diajarkan di sekolah ada 12, maka metode ini tidaklah efisien. Guru menjelaskan dan siswa hanya mendengarkan. Metode ini hanya akan menjadi boomerang untuk guru itu sendiri. Jika siswa hanya mendengar guru berbicara, maka yang terjadi adalah siswa merasa jenuh. Dan jika siswa mulai jenuh, dia tidak akan mendengarkan lagi apa yang guru katakana. Siswa akan melakukan hal-hal yang bisa menghilangkan rasa jeniuh tersebut, seperti melamun, ngobrol dengan teman, mencoret-coret buku ataupun meja, bahkan ada siswa yang tertidur di kelas. Hal ini menunjukkan bahwa guru harus memperhatikan metode

pengajaran yang akan diterapkan di kelas. Mengingat 12 tenses tersebut mengutamakan perubahan kata kerja (verb)dan keterangan waktu di masing-masing tenses (adverb of time). Untuk mengajarkannya agar lebih efisien sebaiknya gunakanlah metode pengajaran yang variatif dan bersifat lebih komunikatif. Hal lain yang harus diperhatikan adalah gaya belajar tiap siswa yng berbeda-beda. Secara umum, ada 3 jenis gaya belajar yaitu; auditory, visual dan kinestetik. Siswa yang lebih condong belajar secara auditory merupakan siswa yang cepat mengerti hanya dengan mendengar saja. Siswa dengan gaya belajar ini hanya membutuhkan guru yang bersuara lantang, jelas dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Siswa yang lebih condong belajar secara visual merupakan siswa yang mudah memahami jika melihat gambar yang berkaitan dengan apa yang dijelaskan oleh guru. Sedangkan siswa yang lebih condong belajar dengan kinestetik merupakan siswa yang aktif dan belajar melalui gerak langsung. Siswa ini lebih suka praktek langsung daripada hanya mendengar ataupun melihat. Melihat adanya perbedaan gaya belajar siswa, maka guru diharuskan bisa mengkombinasikan ketiga gaya belajar tersebut pada saat mengajar di kelas. Sayangnya, masih banyak guru yang kurang memahami hal ini, maka dari itu indikator yang ditetapkan guru belum terpenuhi. Dikarenakan hal inilah, penulis hendak menggunakan media teknologi mengingat jaman sudah lebih maju dan canggih. Salah satu media yang diterapkan oleh penulis adalah media gambar. Melalui media ini, diharapkan siswa lebih mudah memahami perbedaan 12 tenses dan bisa dengan mudah mengaplikasikannya dalam berbicara ataupun menulis.

B. Identifikasi Masalah Pada tulisan ini, penulis mengaplikasikan penggunaan media gambar di kelas X-1 SMAN 51 Jakarta Timur. Penggunaan LCD/OHP sudah tidak asing lagi di sekolah-sekolah, maka dari itulah penulis menggunakan media ini saat mengajarkan bahasa Inggris, terutama tenses. Dan tenses yang diajarkan tidaklah semuanya. Penulis menggunakannya hanya pada 8 tenses yaitu: Simple Present Tense Present Continuous Tense Present Future Tense Present Perfect Tense Simple Past Tense Past Continuous Tense Past Perfect Tense Past Future Tense

C. Perumusan Masalah Seberapa besarkah keefektifan penggunaan media gambar dalam mengajarkan 8 tenses pada siswa?

Anda mungkin juga menyukai