Anda di halaman 1dari 2

TUGAS EKONOMIKA MIKRO I Dosen: Dra. Endang Sih Prapti, M.A. Nama Mahasiswa: Hery Sulistyo, SE Soal No.

2 2. Jepang selalu menjual produk di luar negeri lebih murah daripada di dalam negeri. Pertanyaan: a. Apakah itu dumping atau memenuhi teori ekonomi? b. Mengapa Negara peng-impor tidak ada yang protes? Jawab: a. Jawaban a; Definisi Dumping menurut Salvatore (Salvatore, Dominick, Ekonomi Internasional Edisi Kelima Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997) adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh lebih murah dibandingkan dengan harga penjualan domestiknya. Dumping diklasifikasikan menjadi tiga golongan yakni: 1) Dumping terus menerus atau praktek banting harga secara permanen adalah kecenderungan terus menerus dari sebuah perusahaan monopolis domestic untuk memaksimalkan total keuntungannnya dengan menjual suatu komoditi dengan harga yang lebih tinggi di Pasaran Domestik, sedangkan harga untuk pasar luar negeri sengaja dibuat lebih murah. 2) Dumping yang bersifat predator adalah praktek penjualan komoditi di bawah harga atau dengan harga yang jauh lebih murah ketimbang harga domestiknya. Proses dumping ini hanya bersifat sementara, namun dampaknya sangat tajam bias benar-benar menggusur atau bahkan mematikan pesaing dalam waktu singkat. 3) Dumping sporadik adalah penjualan suatu komoditi dibawah harga atau penjualan komoditi itu ke luar negeri dengan harga yang sedikit lebih murah disbandingkan harga domestic, namun hal ini hanya terjadi sekali-kali saja, dan tujuannya pun sekedar untuk mengatasi surplus komoditi yang sesekali terjadi tanpa harus menurunkan harga pasar domestik, jadi niatnya bukan untuk menindas atau mematikan produk pesaing Dumping yang paling dimusuhi adalah dumping predator, sedangkan dumping sporadik masih bias ditolerir.

Jadi menurut saya yang dilakukan oleh Jepang dengan menetapkan harga produk ekspor lebih murah daripada harga produk domestik adalah merupakan dumping, meskipun mungkin hanya merupakan dumping sporadik, jadi masih bias ditolerir. b. Jawaban b Negara peng-impor tidak ada yang protes dikarenakan beberapa alasan: 1) Penentuan dumping memerlukan pembuktian yang sulit, padahal pemerintah tidak bias menetapkan anti-dumping seenaknya karena adanya ancaman pembalasan dari Negara lain 2) Nilai keuntungan yang diterima oleh para konsumen peng-impor dari harga yang lebih murah ternyata lebih besar daripada nilai kerugian yang dialami oleh sebagian produsen domestik. Jadi dumping tidak selamanya merugikan, terkadang menguntungkan terutama bagi konsumen yang mendapatkan keuntungan memperoleh barang dengan harga yang murah.

Menurut sejarah ternyata beberapa Negara telah menuduh Jepang melakukan dumping, diantaranya: a. Negara-negara Eropa menuduh Jepang melakukan dumping pada produk mobil, baja, dan berbagai produk manufaktur lainnya yang masuk pasar mereka. Namun ternyata Negara anggota Uni Eropa juga terlibat praktek dumping permanen, terutama komoditi pertanian. Jika Uni Eropa berdalih

Halaman 1 dari 2

bahwa mereka itu terpaksa dilakukan untuk melindungi pertanjian domestiknya, maka Jepang tentunya juga menemukan dalih yang sama. b. Pada tahun 1985, para produsen Amerika Serikat mengajukan dakwaan dumping terhadap ekspor Jepang , khususnya untuk produk semikonduktor atau mikroprosessor komputer (chips). Sebuah perjanjian akhirnya tercapai pada tahun 1986; Produsen menyatakan Jepang bersedia untuk menghentikan penjualan mikroprosessornya dengan harga murah ke Amerika Serikat dan berbagai Negara Dunia lainnya. Namun ternyata para produsen Jepang dinilai tidak sungguh-sungguh menepati janjinya, sehingga Pemerintah Amerika Serikat akhirnya memberlakukan pajak tambahan impor hingga 100 persen terhadap sebagian besar ekspor Jepang ke Amerika Serikat. Tarif Pajak tersebut akhirnya dihentikan pada tahun 1991 ketika Jepang bersedia menegosiasikan perjanjian perdagangan untuk produk semikonduktor dan mikroprosessor, dimana pihak Jepang bersedia membantu meningkatkan pangsa pasar semikonduktor di Jepang dari 8 persen pada tahun 1986 menjadi 20 persen pada tahun 1992. Namun perselisihan masih terus berlanjut karena sampai dengan tahun 1994 para produsen semikonduktor di Amerika Serikat gagal mencapai pangsa pasar hingga 20 persen di Jepang.

Daftar Pustaka: 1. Salvatore, Dominick, Ekonomi Internasional Edisi Kelima Jilid 1, Alih Bahasa: Drs. Haris Munandar, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997

Halaman 2 dari 2

Anda mungkin juga menyukai