Anda di halaman 1dari 12

LBM 2 :Oh tidak..... difteri melanda desaku..!! STEP 1 : A.

Wabah difteri: Suatu penyakit yang menyerang sistem pernafasan yg di sebabkan oleh corynebacterium diptheriae B. DPT : (dipteri pertusis tetanus )>>vaksin imunisasi STEP 2 : 1. Definisi difteri ? 2. Tanda dan gejala difteri? 3. Faktor resiko terjadinya difteri ? 4. Definisi dan macam- macam imunisasi? 5. Bagaimana cara penularan difteri? 6. Cara mencegah difteri? 7. Patofisiologi difteri? 8. Macam macam imunisasi dasar dan waktu pemberiannya? 9. Cara pemberian imunisasi dasar? 10. Macam macam difteri? 11. Penyakit penyakit yg dapat dicegah dengan imunisasi? 12. Bagaimana cara kerja imunisasi sehingga bisa membentuk antibodi tubuh.jelaskan ! 13. Dampak tidak mendapat imunisasi dasar? 14. Komponen dalam imunisasi sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit .jelaskan ? 15. Hal hal yg harus diperhatikan sebelum dan setelah imunisasi? 16. Respond tubuh terhadap pemberian imunisasi? 17. Diagnosa keperawatan terkait imunisasi? 18. Apakah dengan pemberian imunisasi sudah pasti tidak terkena penyakit?

STEP 3 : 1. Definisi difteri ? Penyakit yang menyerang sistem pernafasan yang di sebabkan oleh bakteri corinebacterium diftertiae 2. Tanda dan gejala difteri? Susah menelan Lidah berwarna putih ke abu abuan Sulit bernafas Tonsil pada orofaring Demam Leher membesar Keadaan umum lemah Keluar lendir dari hidung dan mulut Sakit tenggorokan dan suara serak

3. Faktor resiko terjadinya difteri ? -belum di imunisasi DPT - Kurang pengetahuan terkait imunisasi - lingkungan -kontak langsung dengan penderita - sanitasi yg buruk

4. Definisi dan macam- macam imunisasi? Definisi : a. pemberian vaksin atau obat untuk mencegah terjadinya penyakit b. Berasal dari bakteri yg dilumpuhkan,di ambil positifnya dan dijadikan sebagai antibodi

5. 6. -

Bagaimana cara penularan difteri? Droplet Kontak langsung Alat yg di gunakan penderita Makanan Cara mencegah difteri? Imunisasi DPT Personal hygiene Kebersihan diri dan lingkungan Proteksi diri

7. Patofisiologi difteri? Disebabkan oleh corynebacterium diptheriae ditularkan melalui udara sal.pernafasankolonisasi--penetrasi-invasi

8. Macam macam imunisasi dasar dan waktu pemberiannya dan di berikan berapa kali ? Macam macam imunisasi dasar : DPT : usia 2 bln Polio Campak BCG Cacar 9. Cara pemberian imunisasi dasar?

10. Macam macam difteri berdasarkan letak dan tingkatan dan komplikasinya ? A Berdasarkan letak : Difteri hidung Difteri laring B . Berdasarka tingkatan : Ringan : gejala sulit menelan Sedang : pembengkakan Berat : susah bernafas 11. Penyakit penyakit yg dapat dicegah dengan imunisasi? DPT : Mencegah penyakit difteri dan tetanus Campak : mencegah penyakit campak Polio: mencegah polio BCG : mencegah TB paru 12. Bagaimana cara kerja imunisasi sehingga bisa membentuk antibodi tubuh.jelaskan !

13. Komponen dalam imunisasi sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit .jelaskan ?

14. Hal hal yg harus diperhatikan sebelum dan setelah imunisasi? Sebelum : o Kondisi tubuh o usia o cara pemberian o waktu pemberian sesudah : jangan di sentuh perhatikan asupan makanan 15. Respond tubuh terhadap pemberian imunisasi secara umum dan spesifik?

16. Diagnosa keperawatan terkait imunisasi?

STEP 4

Corynebacteriu m diftheriae

Droplet

Sal.pernafasan

Komplikasi

Diftheri

Imunisasi Mencegah

Kematian

Tanda dan gejala

Faktor resiko

Isolasi

Tindakan medis Diagnosa

Tindakan keperawatan

STEP 7 : Learning issue : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Definisi dan macam macam imunisasi? Macam macam imunisasi,cara pemberian dan waktunya? Komponen dari imunisasi? Respond tubuh terhadap imunisasi Bagaimana cara kerja imunisasi sehingga membentuk antibodi? Patofisiologi difteri? Macam macam difteri berdasarkan tingkatan,letak dan komplikasi? Diagnosa terkait skenario?

1. Definisi difteri? Salah satu penyakit infeksi akut yang sangat menular dan disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae yang di tandai dengan pembentukan pseudomembran pada kulit atau mukosa

Prof. Dr.T.H.Rampengan ,SpA(k).Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak ,Edisi 2.EGC:Jakarta.

2. Tanda dan gejala difteri? a. Sakit tenggorokan yang ringan b. Panas yang tidak tinggi (37,8 C 38,9 c ) c. Terdapat pseudomembran putih/keabu abuan d. Pembengkakan kelenjar leher Prof. Dr.T.H.Rampengan ,SpA(k).Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak ,Edisi 2.EGC:Jakarta. 3. Faktor resiko terjadinya difteri? a. Cakupan imunisasi b. Kualitas vaksin c. Faktor lingkungan d. Rendahnya tingkat pengetahuan ibu e. Akses pelayanan kesehatan yang rendah www.scribe.com 4. Cara mencegah difteri? a. Isolasi penderita b. Pencegahan terhadap kontak c. Imunisasi Prof. Dr.T.H.Rampengan ,SpA(k).Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak ,Edisi 2.EGC:Jakarta. 5. Patofisiologi difteri? Kuman masuk melalui hidung dan mulut dan akan menempel di mukosa saluran nafas bagian atas, kadang kadang kulit,mata atau mukosa genitalia. Setelah 2-4 hari masa inkubasi kuman dengan corynephage akan menghasilkan toksin yang mula mula diabsorbsi oleh membran sel kemudian terjadi penetrasi dan interferensi dengan sintesis protein bersama sama dengan sel kuman mengeluarkan enzim penghancur terhadap nicotinamide adenine dinucleotide (NAD) dengan membentuk formasi sehingga tranferase adenosine difosforilase tidak aktif.sintesis protein terputus karena enzim dibutuhkan untuk memindahkan asam amino dari RNA dengan memperpanjang rantai polipeptida akibatnya terjadi nekrosis sel yang menyatudengan nekrosis jaringan dan membentuk eksudat. Produksi toksin meningkat dan daerah infeksi semakin meluas dan dalam yang mengakibatkan perlengketan dan membentuk pseudomembrane (warna keabuan atau hitam yang lama lama bisa menimbulkan kesulitan nafas, pembengkakan pada kelenjar leher bahkan kematian. Prof. Dr.T.H.Rampengan ,SpA(k).Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak ,Edisi 2.EGC:Jakarta.

6. Cara penularan difteri? Penularan difteri melalui droplet (batuk dari penderita mengandung corynebacterium diptheriae ) kemudian terhirup oleh orang lain dan masuk ke saluran pernafasan atas. Coryebacterium diptheriae berkoloni dan menginvasi bagian dalam saluran nafas sehingga mengeluarkan toksin. Semakin lama toksin menyebar sehingga menimbulakn pseudomembrane yg bisa berakibat kesulitan bernafas dan bisa menyebabkan komplikasi lainnya www. Medicastore.com 7. Macam macam difteri berdasarkan letak dan tingkatan dari difteri? A. Macam difteri berdasarkan letak : a. Difteri hidung b. Difteri laring c. Difteri faring d. Difteri kutaneus B. Tingkatan difteri : a. ringan : bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala hanya nyeri saat menelan b. sedang : bila pseudomembran telah menyerang sampai faring sampai menimbulkan pembengkakan pada laring c. berat : terjadi sumbatan nafas yang berat di sertai dengan gejala komplikasi seperti miokarditis,paralisis,dan nefritis .

Prof. Dr.T.H.Rampengan ,SpA(k).Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak ,Edisi 2.EGC:Jakarta.

8. Komplikasi dari difteri? a. Infeksi tumpangan oleh kuman lain b. Obstruksi jalan napas c. Sistemik (miokarditis,neuritis,paralisis,nefritis)

Prof. Dr.T.H.Rampengan ,SpA(k).Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak ,Edisi 2.EGC:Jakarta. 9. Definisi imunisasi ? Imunisasi : salah satu cara pencegahan penyakit serius yang paling efektif untuk bayi (Wahab 2000) Imunisasi dasar : pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan (Depkes RI,2005 ) www. Scribe.com 10. Macam macam imunisasi ,cara pemberian,waktu pemberian beserta efek nya?

a.Imunisasi BCG : a.1 Jumlah Pemberian: Cukup 1 kali saja, tak perlu diulang (booster). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, hingga memerlukan pengulangan. a.1 Usia Pemberian: Di bawah 2 bulan. Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan tes Mantoux (tuberkulin) dahulu untuk mengetahui apakah si bayi sudah kemasukan kuman Mycobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tesnya negatif. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang ke rumah, segera setelah lahir si kecil diimunisasi BCG a.3 Lokasi Penyuntikan: Lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha. a.4 Efek Samping: Umumnya tidak ada. Namun pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah (atau di selangkangan bila penyuntikan dilakukan di paha). Biasanya akan sembuh sendiri. a.5 Tanda Keberhasilan: Muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tak diiringi panas. Bisul akan sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut.

b.Imunisasi hepatitis B b.1 Jumlah Pemberian: Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga. b.2 Usia Pemberian: Sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia antara 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi yang dilakukan kurang dari 12 jam setelah lahir, juga diberikan imunisasi tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum berusia 24 jam. b.3 Lokasi Penyuntikan: Pada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (antero = otot-otot di bagian depan; lateral = otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin. b.4 Efek Samping: Umumnya tak terjadi. Jikapun ada (kasusnya sangat jarang), berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul demam ringan dan pembengkakan. Namun reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.

b.5 Tanda Keberhasilan: Tak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Namun dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan mengecek kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia setahun. Bila kadarnya di atas 1000, berarti daya tahannya 8 tahun; di atas 500, tahan 5 tahun; di atas 200, tahan 3 tahun. Tetapi kalau angkanya cuma 100, maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya nol berarti si bayi harus disuntik ulang 3 kali lagi. C. Imunisasi polio c.1 Jumlah Pemberian: Bisa lebih dari jadwal yang telah ditentukan, mengingat adanya imunisasi polio massal. Namun jumlah yang berlebihan ini tak akan berdampak buruk. Ingat, tak ada istilah overdosis dalam imunisasi! c.2 Usia Pemberian: Saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia 2, 4, 6 bulan. Dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DTP. c.3 Cara Pemberian: Bisa lewat suntikan (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV), atau lewat mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV). Di tanah air, yang digunakan adalah OPV. c.4 Efek Samping: Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasusnya pun sangat jarang. c.5 Tingkat Kekebalan: Dapat mencekal hingga 90%. D. Imunisasi campak d.1 Usia & Jumlah Pemberian: Sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mumps Rubella). d.2 Efek Samping: Umumnya tidak ada. Pada beberapa anak, bisa menyebabkan demam dan diare, namun kasusnya sangat kecil. Biasanya demam berlangsung seminggu. Kadang juga terdapat efek kemerahan mirip campak selama 3 hari. E. Imunisasi DPT e.1 Usia & Jumlah Pemberian: Sebanyak 5 kali; 3 kali di usia bayi (2, 4, 6 bulan), 1 kali di usia 18 bulan, dan 1 kali di usia 5 tahun. Selanjutnya di usia 12 tahun, diberikan imunisasi TT e.2 Efek Samping: Umumnya muncul demam yang dapat diatasi dengan obat penurun panas. Jika

demamnya tinggi dan tak kunjung reda setelah 2 hari, segera bawa si kecil ke dokter. Namun jika demam tak muncul, bukan berarti imunisasinya gagal, bisa saja karena kualitas vaksinnya jelek, misal. Dr. Sadeli Ilyas for akfarsam 11. Hal hal yang harus diperhatikan sebelum dan setelah imunisasi? Sebelum imunisasi : a. b. c. d. Apakah mempunyai riwayat alergi pada obat Kondisi Kesehatan anak Usia Pemberitahuan resiko setelah imunisasi

Setelah imunisasi : a. Jangan menyentuh daerah suntikan b. Perhatikan asupan nutrisi pada anak. Australian Immunisation Handbook. Edisi ke-6. Canberra: NHMRC 1997. 12. Bagaimana cara kerja imunisasi sehingga membentuk antibodi? Selama vaksinasi, vaksin yang mengandung virus, bakteri atau organisme lain yang telah mati atau dilemahkan disuntikkan ke dalam tubuh (kiri). Vaksin kemudian merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi untuk melawan organisme tersebut (tengah). Lain waktu saat organisme tersebut kembali menyerang tubuh, antibodi dari sistem kekebalan akan menyerang dan akan menghentikan infeksi (kanan). Hasil kekebalan yang disebabkan oleh vaksin didapat setelah menerima vaksin. Vaksin memicu kemampuan sistem kekebalan berjuang melawan infeksi dengan tanpa kontak langsung dengan kuman yang menghasilkan penyakit. Vaksin berisi kuman yang telah dimatikan atau dilemahkan atau derivatifnya. Kalau diberikan kepada orang sehat, vaksin memicu respon kekebalan tubuh. Vaksin memaksa tubuh berpikir bahwa sedang diserang oleh organisme spesifik, dan sistem kekebalan bekerja untuk memusnahkan penyerbu dan mencegahnya menginfeksi lagi. Jika terekspos terhadap penyakit saat telah divaksin, kuman yang menyerbu akan menghadapi antibodi. Kekebalan anda berkembang mengikuti vaksinasi mirip kekebalan yang diperoleh dari infeksi alami. Pusponegoro D.H.dkk. Imunisasi. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I,Ikatan Dokter Anak Indonesia. Tahun 2004: 399

13. Komponen dalam imunisasi? a. Berasal dari virus hidup : vaksin campak,rubela,polio,rota virus b. Berasal dari bakteri : vaksin BCG dan demam tiphoid oral Pusponegoro D.H.dkk. Imunisasi. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I,Ikatan Dokter Anak Indonesia. Tahun 2004: 399 14. Penyakit penyakit yang dapat di cegah dengan pemberian imunisasi ? a. Vaksin DPT : mencegah terjadinya penyakit difteri,pertusis dan tetanus b. Vaksin BCG : kekebalan aktif terdapat penyakit TBC c. Vaksin Campak : kekebalan aktif terhadap penyakit campak d. Vaksin Polio : kekebalan aktif terhadap penyakit polio e. Vaksin hepaptitis B : Keebalan aktif terhadap penyakit hepatitis

Dr. Sadeli Ilyas for akfarsam 15. Diagnosa terkait skenario ? Kesiapan meningkatkan imunisasi berhubungan dengan lingkungan. Diagnosa keperawatan NIC dan NOC.

Anda mungkin juga menyukai

  • SGD TB Paru
    SGD TB Paru
    Dokumen11 halaman
    SGD TB Paru
    Nurul Khomariyah Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Aku Kok Lupa Yaaa
    Aku Kok Lupa Yaaa
    Dokumen16 halaman
    Aku Kok Lupa Yaaa
    Nurul Khomariyah Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Laporan LBM 3
    Laporan LBM 3
    Dokumen24 halaman
    Laporan LBM 3
    Nurul Khomariyah Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • Difteri Jadi
    Difteri Jadi
    Dokumen12 halaman
    Difteri Jadi
    Nurul Khomariyah Eka Putri
    Belum ada peringkat
  • SGD Kering Kerontang
    SGD Kering Kerontang
    Dokumen32 halaman
    SGD Kering Kerontang
    Nurul Khomariyah Eka Putri
    Belum ada peringkat