Anda di halaman 1dari 41

8 Desember 2009

Laporan Praktikum Pengenalan Alat Mikrobiologi


Ditulis dalam Mikrobiologi Umum pada 19:35 oleh Andi Rezki Ferawati Yusuf BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi yang mempelajari tentang organisme yang mikroskopik yakni meliputi bakteri, virus, fungi, alga dan protozoa. Mikrobiologi boleh dikatakan merupakan ilmu yang masih baru. Dunia jasad renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu dan makna sesungguhnya mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami sekitar 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir, mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi yang sangat berarti karena mikroorganisme digunakan oleh para peneliti dalam penelaah hampir semua gejala biologis yang utama. Dalam melakukan praktikum mikrobiologi, tentunya digunakan berbagai macam alat dengan fungsinya masing-masing sehingga sangat perlu keterampilan dalam menggunakan alat-alat mulai dari cara membersihkan sampel, penggunaan, dan penyimpanannya. Olehnya itu, maka perlu diadakan praktikum ini yaitu agar dapat memberikan pemahaman kepada kita mengenai alat-alat yang sering digunakan pada praktikum mikrobiologi. B. Tujuan Adapun tujuan pelaksanaan praktikum ini yaitu untuk mengetahui alat-alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan makhluk-makhluk kecil yang hanya kelihatan dengan mikrosop (bahasa Yunani: mikros = kecil, bios = hidup, logos = kata atau ilmu). Makhluk-makhluk kecil itu disebut mikroorganisme, mikroba, protista atau jasad renik. Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak diduga sama sekali keadaannya. Mikroskop buatan Leeuwenhoek itu memberikan pembesaran sampai 300 kali. Dari air hujan yang menggenang di kubangan-kubangan dan dari air jambangan bunga ia peroleh beraneka sel hewan bersel satu yang olehnya diberi nama Infusoria atau Hewan tuangan. Antara tahun 1674 sampai 1683 ia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lembaga Royal Society di Inggris. Ia melaporkan hal-hal yang diamatinya dengan mikroskop itu kepada lembaga tersebut. Laporan-laporan itu disertai dengan gambar-gambar mikroorganisme yang beraneka ragam. Di dalam sejarah mikrobiologi, Leeuwenhoek dapat dipandang sebagai peletak

batu pertamanya. Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri dan cendawan yang merupakan penghasil bermacam-macam zat organik dan obat-obatan antibiotik. Di dalam biokimia, mikroorganisme memegang peranan penting dalam menganalisis sistem enzim dan dalam menganalisis komposisi suatu bahan makanan. Genetika maju pesat sejak digunakannya mikroorganisme sebagai makhluk percobaan. Mengenai perkembangan mikrobiologi dapatlah disimpulkan bahwa mikrobiologi maju dengan pesatnya karena hal-hal sebagai berikut. a. Penemuan serta penyempurnaan mikroskop b. Jatuhnya teori abiogenesis c. Keyakinan orang bahwa pembusukan itu disebabkan oleh mikroorganisme. d. Bukti yang menunjukkan bahwa penyakit itu disebabkan oleh bibit penyakit. Kajian mikrobiologi membutuhkan metode yang tepat untuk pengamatan mikrobia. Metode mikroskopik dan kemampuan mengkultur mikrobia merupakan metodologi dasar yang dilakukan para ahli mikrobiologi untuk mempelajari struktur, sifat-sifat fisiologisnya (metabolisme dan pertumbuhan) serta mengungkapkan keragaman mikrobia. Penggunaan dan pengembangan alatalat mikroskopik, kultur murni, metode molekuler dan immunologis memungkinkan peneliti melakukan pengujian yang pada akhirnya berhasil membuat temuan-temuan baru dibidang tersebut. Kemajuan dalam bidang metodologi ini telah mengungkap pemahaman sifat-sifat dasar mikrobia serta aspek-aspek yang berkenaan dengan teknik dan metodologi penelitian mikroba. Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan berlangsungnya praktikum, pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan graph seperti thermograph, barograph (Moningka,2008). Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka, 2008). Alat-alat dalam praktikum mikrobiologi umum dapat dibagi menjadi: 1. Alat-alat yang terbuat dari gelas 2. Alat-alat sterilisasi 3. Mikroskop 4. Alat-alat lain. Erlenmeyer (Erlenmeyer flask, Conical flask, E-flaks) digunakan dalam proses titrasi untuk menampung larutan yang akan dititrasi. Dalam mikrobiologi, erlenmeyer digunakan untuk pembiakan mikroba. Erlenmeyer tidak dapat digunakan untuk menampung volume. Pipet tetes (drop pipette), membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil tetes demi tetes. Gelas ukur (graduated cylinder, measuring cylinder), mengukur volume larutan, cairan atau tepung pada berbagai ukuran volume. Terbuat dari gelas (polipropilen) atau plastik. Gelas ukur

digunakan untuk mengukur volume 10 hingga 2000 mL. Gunakan gelas ukur dengan ukuran volume terdekat. Labu ukur (volumetric flask). Digunakan untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan keakuratan yang sangat tinggi. Terbuat dari gelas dengan badan tabung yang rata dan leher yang panjang dengan penutup. Di bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Corong gelas (Funnel conical). Membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain terutama yang bermulut kecil. Digunakan untuk menyimpan kertas saring dalam proses penyaringan. Tabung reaksi (test tube, culture tube). Wadah mereaksikan dua atau lebih larutan/bahan kimia. Wadah pengembangan mikroba, misalnya dalam pengujian jumlah bakteri. Thermometer, skala derajat Celcius, air raksa, berisi gas, panjang 300 mm, diameter 6-7 mm. Fungsi mengukur suhu suatu senyawa kimia (cair) atau suhu ruang inkubator. Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm. Berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagian-bagian dan spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang dimiliki Laboratorium Mikrobiologi. Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC. Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Laminar air flow cabinet adalah suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan: persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow Cabinet, karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower. BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu diadakan pada: Hari/tanggal : Kamis/05 November 2009 Waktu : Pukul 15.00 s.d. 17.00 WITA Tempat : Laboratorium Biologi Gedung B Lt. III Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar, Samata Gowa.

B. Alat dan Bahan 1. Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah keseluruhan alat yang ada di laboratorium mikrobiologi, yaitu mikroskop. Alat gelas; tabung reaksi, tabung durham, erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, cawan petri dan penutup, batang gelas bengkok, corong, batang pengaduk, gelas kimia, thermometer, dan labu ukur. Alat sterilisasi; oven, otoklaf, dan bunsen. Alat lain; Colony Counter, Inkubator, Shaker, Enkas, Ose, rak tabung, gegep, sikat tabung, spoit, vortex, centrifuge, neraca analitik, spektrofotometer, lemari pendingin, kompor gas, dan laminary air flow. 2. Bahan Pada percobaan ini hanya menggunakan spritus pada bunsen. C. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dari percobaan ini adalah : 1. Menyiapkan mikroskop, alat- alat glass, alat sterilisasi, dan alat- alat lain yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. 2. Menggambar alat- alat tersebut pada lembar laporan yang telah disediakan. 3. Memberikan keterangan dari bagian alat- alat tersebut. Kemudian mencatat fungsi dari alatalat tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan 1. Alat-alat yang terbuat dari gelas a. Tabung reaksi Keterangan: 1. Mulut tabung 2. Badan tabung 3. Dasar tabung b. Tabung Durham Keterangan: 1. Mulut tabung 2. Badan tabung 3. Dasar tabung

c. Erlenmeyer Keterangan: 1. Mulut tabung 2. Badan tabung 3. Skala 4. Dasar tabung d. Gelas ukur

Keterangan: 1. Mulut 2. Badan 3. Skala 4. Dasar e. Pipet tetes Keterangan: 1. Karet pengisap 2. Batang pipet 3. Ujung pipet f. Cawan petri dan penutup Keterangan: 1. Wadah 2. Penutup g. Batang gelas bengkok Keterangan: 1. Pegangan kaca 2. Batang berbentuk V h. Corong Keterangan: 1. Mulut 2. Leher 3. Lubang 4. Badan i. Batang pengaduk Keterangan: 1. Kaca pipih 2. Batang j. Gelas kimia Keterangan: 1. Mulut gelas 2. Skala 3. Dasar gelas 4. Badan k. Thermometer Keterangan: 1. Lubang gantungan 2. Skala 3. Dasar 4. Air Raksa (merah) l. Labu ukur Keterangan: 1. Penutup 2. Mulut tabung 3. Skala

4. Badan tabung 5. dasar

2. Alat-alat sterilisasi a. Otoklaf Keterangan: 1. Manometer 2. Pemegang tutup 3. Klep uap 4. Penutup 5. Selang uap/ saluran pengarah 6. Sekrup pengaman 7. Badan 8. Kabel + stecker 9. Rang 10. Wadah aluminium bagian dalam 11. Baut 12. Panah penutup 13. Tempat air 14. Karet penutup

b. Oven Keterangan: 1. Badan oven 2. Dasar oven 3. Rak 4. Pintu 5. Layar suhu 6. Ventilasi 7. Pengatur suhu c. Bunsen Keterangan: 1. Penutup 2. Sumbu 3. Mulut bunsen 4. Leher bunsen 5. Badan bunsen 6. Dasar bunsen

3. Alat-alat lain a. Colony Counter Keterangan: 1. Lup

2. Tempat koloni 3. Kamar hitung 4. Layar penghitung 5. Tombol reset 6. Tombol penghitung 7. Pen (alat penunjuk) 8. Tombol On/Off 9. Kabel 10. Pegangan lup 11. Pengatur lup b. Inkubator Keterangan: 1. Pintu luar 2. Tombol pintu 3. Penutup kaca 4. Rak 5. Tombol pengatur suhu 6. Tombol power 7. Tombol Set 8. layar penunjuk 9. badan inkubator 10. kabel kontak c. Shaker Keterangan: 1. Tempat wadah 2. Skala penunjuk kecepatan putaran 3. Tombol On / Off 4. Tombol pengatur rotasi 5. Sekring pengaman 6. Papan penggerak 7. Ventilasi d. Enkas Keterangan: 1. Kaca Penutup 2. Lubang untuk memasukkan tangan 3. Pegangan 4. Badan enkas

e. Ose Keterangan: 1. Kawat 2. Tempat meletakkan sampel 3. Pegangan kaca 4. Ose bulat

5. Ose lurus f. Rak tabung Keterangan: 1. Tempat tabung 2. Badan rak 3. Kaki rak g. Gegep Keterangan: 1. Penjepit 2. Gagang penjepit h. Sikat tabung Keterangan: 1. Pegangan 2. Bulu sikat i. Spoit Keterangan: 1. Penekan spoit 2. Penutup jarum spoit 3. Skala 4. Leher spoit 5. Jarum 6. Tabung 7. Karet pengisap j. Vortex Keterangan: 1. Tempat meletakkan tabung 2. Badan 3. Dasar 4. Pengatur kecepatan 5. Tombol on/off 6. Kabel+stacker

k. Centrifuge Keterangan: 1. Penutup 2. Wadah sampel 3. Tombol Speed 4. Tombol pengatur waktu 5. Tombol ON/OFF 6. Lampu pilot 7. Kabel+stecker l. Neraca analitik Keterangan: 1. Pintu penggeser 2. Tempat pengukuran

3. Layar penghitung 4. Tombol Tore 5. Tombol S 6. Tombol F 7. Tombol CF 8. Tombol ON/OFF 9. Kabel + stacker m. Spektrofotometer Keterangan: 1. Wadah sampel 2. Tombol pengatur 3. Layar penghitung 4. Kabel + stacker 5. Tombol ON/OFF 6. Kontak Cuvet n. Lemari pendingin Keterangan: 1. Pengatur suhu 2. Freezer 3. Rak 4. Lampu 5. Pintu 6. Pintu pegangan 7. Kaki kulkas 8. Badan kulkas

o. Kompor gas Keterangan: 1. Elemen 2. Tombol ON/OFF 3. Badan kompor p. Laminary air flow. Keterangan: 1. Penutup 2. Badan laminary air flow 3. Meja laminary air flow 4. Tombol pengatur 5. Kaki 6. Kabel + stacker 7. Lubang udara

4. Mikroskop Keterangan:

1. Makrometer 2. Mikrometer 3. Lengan mikroskop 4. Penggerak mekanik 5. Sumbu inklinasi 6. Pengatur kondensor 7. Tiang 8. Kaki 9. Cermin 10. Diafragma 11. Kondensor 12. Meja sediaan 13. Senkeling 14. Lensa objektif 15. Revolver 16. Tubus 17. Lensa okuler

B. Pembahasan 1. Alat-alat yag terbuat dari gelas a. Tabung reaksi Tabung reaksi adalah gelas tahan panas yang berfungsi untuk melakukan suatu reaksi kimia dan wadah penyimpanan medium atau larutan yang akan disterilkan. Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah penyimpanan medium dengan volume tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala. b. Tabung Durham Tabung durham yaitu tabung yang memiliki bentuk yang sama dengan tabung reaksi tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding tabung reaksi. Berfungsi untuk menampung hasil fermentasi mikroorganisme berupa gas. Dalam penggunaannya, maka tabung durham itu ditempatkan terbalik di dalam tabung reaksi yang lebih besar dan tabung ini kemudian diisi dengan medium cair. Setelah seluruhnya disterilkan dan medium sudah dingin, maka dapat dilakukan inokulasi. Jika bakteri yang ditumbuhkan dalam media tersebut memang menghasilkan gas, maka gas akan tampak sebagai gelembung pada dasar tabung durham. c. Erlenmeyer Tabung erlenmeyer adalah tabung kaca yang berbentuk kerucut dengan mulut sempit, memiliki kapasitas 50, 100, 250, 500, 1000, dan 2000 ml. Fungsinya untuk menyimpan medium, menyimpan larutan sisa, atau larutan yang akan dipergunakan, dan tempat untuk menyimpan medium yang akan disterilkan. Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah penyimpanan benda cair dengan jumlah besar dan berskala. d. Gelas ukur Gelas ukur adalah tabung yang dilengkapi dengan bibir tuang dan kaki yang berbentuk heksagonal, memiliki skala dan berfungsi untuk mengukur volume larutan yang akan digunakan. Ukuran gelas ini bermacam-macam, mulai dari volume 25 ml sampai dengan volume 250 ml. jenis gelas ukur ada yang tahan panas (pyrex) dan ada pula yang tidak tahan panas (gelas biasa). Pembuatan larutan sterilisasi eksplan, yaitu chlorox selalu menggunakan gelas ukur. Pada saat

menggunakan gelas ukur perlu diperhatikan cara membaca skala pada gelas ukur. Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah penyimpanan benda cair dengan jumlah besar dan berskala. e. Pipet tetes Pipet tetes yaitu pipet dengan karet isap ada bagian ujung atasnya. Pipet ini digunakan untuk mengambil dan memindahkan larutan yang akan digunakan dan dikeluarkan tetes per tetes. Prinsip kerjanya yaitu pengambilan larutan berdasarkan pompa karet atau pengatur skala pada bagian atas. f. Cawan petri dan penutup Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata. Cawan ini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media. Prinsip kerjanya yaitu, medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup dengan menggunakan penutup cawan. g. Batang gelas bengkok Merupakan alat kaca yang berbentuk segitiga pada ujung batangnya. Berfungsi untuk menyebar medium atau mikrobia pada cawan petri. Prinsip kerjanya yaitu, medium atau mikrobia yang berada pada cawan petri diratakan dengan menggunakan alat ini. h. Corong Merupakan alat yang digunakan dalam proses penyaringan dan memindahkan medium cair dari tempat yang besar ke tempat yang kecil misalnya pada gelas kimia ke labu Erlenmeyer, prinsip kerjanya yaitu memindahkan cairan dengan teliti. i. Batang pengaduk Batang pengaduk yang digunakan dalam praktikum ini biasanya terbuat dari kaca atau dari pyrex sehingga dapat dipanaskan dengan otoklaf. Alat ini berfungsi untuk mengaduk bahan kimia atau menghomogenkan medium yang akan dibuat. Prinsip kerjanya yaitu menghomogenkan dengan cara mengaduk larutan tersebut dengan menggunakan batang pengaduk. j. Gelas kimia Gelas kimia adalah sebuah wadah yang menyerupai tabung, terbuat dari kaca atau pyrex, bentuknya tinggi dengan bibir tuang dan memiliki kapasitas 50, 100, 150, 250, 400, 600, 1000, dan 2000 ml. berfungsi untuk menyimpan, memanaskan dan mencampur larutan kimia dan medium meskipun skala tidak terlalu tinggi. Prinsip kerjanya yaitu apabila ingin mencampurkan suatu senyawa misal 1000 ml, maka kita pakai gelas kimia yang skala 1000 ml. Kita hanya tinggal memasukkan senyawa yang akan dicampur. k. Termometer Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm berisi air raksa dan gas, serta dilengkapi dengan skala derajat Celcius. Berfungsi untuk mengukur suhu suatu larutan atau ruang inkubator. Prinsip kerjanya yaitu mengukur suhu sesuai laju air raksa di dalam termometer. l. Labu ukur Labu ukur adalah wadah yang terbuat dari gelas jernih dengan penutup, leher panjang dan berfungsi untuk menyimpan hasil ekstraksi dan pengenceran. Prinsip kerjanya yaitu, memasukkan zat atau larutan yang akan diencerkan ke dalam labu ukur kemudian menambahkan aquadest sampai batas garis skala yang telah ditentukan. 2. Alat-alat sterilisasi a. Otoklaf Otoklaf yaitu alat yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Alat ini terdiri dari bejana tekanan tinggi yang dilengkapi manometer dan klep bahaya. Otoklaf dipakai untuk sterilisasi medium atau larutan atau alat-alat yang tidak tahan suhu tinggi. Prinsip kerjanya yaitu

mensterilkan dengan bantuan uap. b. Oven Alat ini digunakan untuk sterilisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi misalnya cawan petri, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, dan lain-lain. Alat ini umumnya dilengkapi termometer. Prinsip kerjanya yaitu mensterilkan dengan bantuan panas dari pijaran api atau listrik c. Bunsen Bunsen yaitu alat sterilisasi yang berbentuk botol pendek dengan badan yang bundar. Dilengkapi dengan sumbu dan menggunakan spiritus sebagai bahan bakar. Digunakan untuk memanaskan medium, mensterilkan jarum inokulasi dan alat-alat yang terbuat dari platina dan nikrom seperti jarum platina dan ose. Cara menggunakannya yaitu menyalakan Bunsen lalu memanaskan alatalat tersebut di atas api sampai pijar. Alat ini juga digunakan dalam pengerjaan secara aseptik yaitu dengan mendekatkan di sekitar tempat pengerjaan mikrobia untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Prinsip kerjanya yaitu mensterilkan dengan pijaran api kecil. 3. Alat-alat lain a. Colony counter Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni bakteri atau jamur yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset. Cara menggunakannya yaitu setelah kita ON-kan, kita menyimpan cawan petri yang berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, mengatur alat penghitung pada posisi dan mulia menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung. Prinsip kerjanya adalah menghitung mikroba secara otomatis dengan bantuan pulpen/tombol hitung. b. Inkubator Inkubator adalah suatu unit/suatu kabinet yang suhunya dapat diatur untuk menyimpan organisme guna tujuan tertentu. Pada prinsipnya sama dengan oven, hanya terdapat sedikit perbedaan yaitu pada inkubator terdapat 2 pintu sedangkan pada oven hanya 1 pintu. Berfungsi untuk menginkubasi mikroba yang diinginkan pada suhu optimum pertumbuhannya. Prinsip kerjanya adalah menginkubasi sesuai suhu yang diinginkan. c. Shaker Shaker adalah alat yang digunakan untuk menghomogenkan dan menginkubasi mikroba. Prinsip kerjanya yaitu mengagitasi pertumbuhan mikroba dengan kecepatan yang bisa diatur atau menghomogenkan isolat-isolat dalam medium cair. d. Enkas Merupakan sebuah kotak tertutup, terbuat dari kaca/playwood yang dibagian depannya terdapat dua lubang untuk memasukkan tangan pemakai. Untuk mensterilkan bagian dalamnya bisa dilakukan dengan cara menyemprotkan alkohol 95% atau formalin cair. Fungsinya yaitu digunakan dalam pengerjaan media biakan secara aseptis, untuk melakukan isolasi dan inokulasi bakteri agar tidak terkontaminasi oleh bakteri lainnya. Prinsip kerja enkas adalah pengerjaan sampel dengan aseptis dan menekan udara bebas. e. Ose Ose adalah batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang, ada yang berbentuk lurus dan adapula yang bulat. Berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia ke

media yang akan digunakan kembali. Prinsip kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati. f. Rak tabung Rak tabung ini bentuknya persegi panjang dengan permukaan papannya berlubang sebagai tempat penyimpanan tabung reaksi agar posisi tabung tetap tegak. Prinsip kerjanya yaitu meletakkan tabung reaksi tegak lurus dalam jumlah banyak. g. Gegep Alat ini digunakan untuk menjepit tabung, khususnya tabung reaksi. Cara penggunaannya adalah dengan menekan pemegang penjepit kemudian menjepit tabung dengan lubang yang ada di tengah penjepit. h. Sikat tabung Alat ini digunakan untuk membersihkan tabung reaksi dan alat-alat laboratorium yang mulut tabungnya kecil. Penggunaannya dengan cara memasukkan seluruh bagian sikat pada tabung reaksi atau alat yang akan dibersihkan lalu menggosoknya/disikat hingga ke bagian dasarnya. Prinsip kerjanya dalah membersihkan bagian/permukaan alat yang sulit dijangkau. i. Spoit Spoit berfungsi untuk memindahkan medium cair dan mengambil larutan stok dalam pembuatan medium dengan volume tertentu. Spoit (jarum injeksi) ada yang terbuat dari plastik dan ada pula yang terbuat dari kaca. Spoit ada pula yang dapat disterilisasi dengan otoklaf. Jarumnya dapat diambil atau dipasang sehingga dapat diganti dengan suatu alat saring steril untuk keperluan sterilisasi larutan. Penggunaannya yaitu memasukkan jarum spoit ke dalam wadah medium cair yang akan diambil lalu menarik bagian pangkal spoit sehingga medium cair tersebut mengisi badan spoit sesuai dengan volume yang diinginkan kemudian menekan bagian pangkal spoit untuk memindahkan cairan tersebut. Adapun prinsip kerjanya adalah mengambil cairan sesuai skala yang diinginkan secara detail. j. Vortex Vortex merupakan peralatan elektronik yang berfungsi untuk mengaduk senyawa kimia yang ada dalam suatu tabung reaksi atau wadah. Tabung reaksi diletakkan pada lubang tempat tabung kemudian menekan tombol power hingga tempat meletakkan tabung bergerak. Dengan adanya tegangan yang diberikan, maka tabung reaksi yang berisi larutan akan tercampur rata. Prinsip kerjanya yaitu menghomogenkan larutan pada satu tabung reaksi. k. Centrifuge Berfungsi untuk keperluan isolasi filtrate. Prinsip kerjanya yaitu dengan memasukkan larutan ke dalam centrifuge, nantinya akan didapatkan endapan pada dasar tabung dan filtrat pada bagian atas tabung. l. Neraca analitik Prinsip kerja Neraca analitik yaitu alat penghitung satuan berat suatu benda dengan teknik digital. Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Prinsip kerjanya yaitu meletakkan bahan pada timbangan tersebut kemudian melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan yang ditimbang. m. Spektrofotometer Spektrofotometer yaitu alat yang berfungsi untuk mengukur kekeruhan suspensi sel dengan cara menentukan jumlah cahaya dilewatkan dari suatu sumber cahaya monokromatik yang dilewati oleh suatu sel fotoelektrik yang dihubungkan dengan suatu galvanometer, sehingga jumlah

cahaya yang dilewatkan dapat diukur. Prinsip kerjanya adalah pendugaan pertumbuhan mikroba secara turbidimetri. n. Lemari pendingin Lemari pendingin yaitu suatu alat elektronik yang digunakan untuk menyimpan bahan atau alat yang telah disterilisasi dengan proses pendinginan. Prinsip kerjanya yaitu, mengawetkan mikroba/medium sesuai pada suhu yang diinginkan o. Kompor gas Kompor gas yaitu suatu alat yang digunakan untuk memanaskan suatu alat atau bahan. Prinsip kerjanya yaitu, alat diletakkan di atas elemen kompor kemudian dipanaskan dengan menekan tombol. p. Laminary air flow Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis dalam pekerjaan persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari suatu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. LAF mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower. Prinsip kerjanya yaitu, menyalakan lampu UV, minimum selama 30 menit sebelum laminar air flow digunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan mata. Siapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat yang dimasukkan ke dalam Laminar Air Flow Cabinet, disemprot terlebih dahulu dengan alcohol 70% atau spiritus. Meja dan dinding dalam LAF disemprot dengan alkohol 70% atau spiritus untuk mensterilkan LAF. Blower pada LAF dihidupkan untuk menjalankan air flow. Nyalakan lampu dalam LAF, selanjutnya LAF sudah siap untuk digunakan. 4. Mikroskop Mikroskop ditemukan pada abad ke-16 oleh Antonie Van Leeuwenhock. Sesuai dengan namanya. Mikroskop adalah alat optis yang digunakan untuk memperbesar bayangan objek yang kecil. Ada dua macam mikroskop, yaitu mikroskop sederhana atau tunggal yang hanya terdiri dari satu lensa serta mikroskop majemuk yang berisi 2 lensa. Mikroskop terbagi atas 2 bagian besar yaitu bagian mekanik dan bagian optik. Bagian mekanik terdiri dari tubus dan pengaturnya (kasar dan halus), revolver, pengatur kondensor dan penggerak objek. Bagian optik terdiri dari lensa okuler, lensa objektif, kondensor dan sumber cahaya. Selain kedua bagian tadi, pada mikroskop juga dikenal adanya kondensor, dimana alat ini berfungsi untuk mengukur intensitas cahaya yang masuk ke dalam mikroskop. Prinsip kerjanya yaitu, meletakkan objek/preparat yang akan diamati di atas meja sediaan dengan menggunakan kaca objek.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan bahwa alat-alat pada laboratorium

mikrobiologi terbagi atas alat-alat yang terbuat dari gelas, alat-alat sterilisasi, mikroskop, dan alat-alat lain. Yang termasuk alat-alat gelas antara lain tabung reaksi, tabung durham, erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, cawan petri dan penutup, batang gelas bengkok, corong, batang pengaduk, gelas kimia, thermometer, dan labu ukur. Yang termasuk alat-alat sterilisasi yaitu otoklaf, oven, dan bunsen. Sedangkan yang termasuk alat-alat lain yaitu Colony Counter, Inkubator, Shaker, Enkas, Ose, rak tabung, gegep, sikat tabung, spoit, vortex, centrifuge, neraca analitik, spektrofotometer, lemari pendingin, kompor gas, dan laminary air flow. B. Saran Sebaiknya dalam melakukan praktikum ini, praktikan memperhatikan betul alatalat yang digunakan dalam mikrobiologi agar dapat mengetahui fungsi dan prinsip kerja dari masing masing alat tersebut.

http://fheeyraredzqiiy.wordpress.com/2009/12/08/laporan-praktikum-pengenalan-alat-mikrobiologi-2/

Pengenalan Alat Sterilisasi Mikrobiologi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada saat sekarang ini ,dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan, maka semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai pada mikrooorganisme yang tak dapat di lihat dengan mata telanjang/berukuran kecil. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang disebut dengan mikrobiologi. Para peniliti mulai mencari tahu akan apa yang terkandunng pada mikroorganisme tersebut. Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara- cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan pula pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta teknik / cara penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Hal ini dilakukan untuk memuddahkan berlangsungkan suatu penelitian. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya diperlukan pula

pengetahuan tentang cara- cara / teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat- alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda . Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta fungsi dan prinsip kerja setiap alat laboratorium mikrobiologi. Selain itu pula untuk mengetahui teknik sterilisasi dari alat-alat tersebut.

B. Tujuan Adapun tujuan dari percobaan ini adalah : 1. Mengenal alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi

2. Memahami fungsi dan cara penggunaan alat-alat mikrobiologi dengan benar BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,hygrometer dan spektrofotometer,dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan graph seperti thermograph,barograph ( Moningka, 2008). Dari uraian tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka,2008). Antonie Van Leuwenhook adalah orang yang pertama kali melihat bakteri dengan menggunakan instrumen optik yang terdiri atas lensa bikonvens. Pada waktu itu ia menemukan bakteri dalam berbagai cairan, diantara cairan tubuh, air, ekstrak lada, serta bir. Penemuan mikroskop pada waktu itu membuka

peluang unttuk dilakukannya penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan penemuan jasad renik penyebab penyakit (Ferdias, 1992). Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia menungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga ribuan kali (Lay,1994).

Adapun alat-alat yang dipergunakan pada laboratorium mikrobiologi antara lain (Blacksweetranger,2008) : Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope) Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya. Dengan mikroskop

kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm. berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagian-bagiandan spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang dimiliki Laboratorium Mikrobiologi. Autoklaf Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC. Inkubator (Incubator) Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC.

Hot plate stirrer dan Stirrer bar Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.

Colony counter Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset. Biological Safety Cabinet Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Mikropipet (Micropippete) dan Tip Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 l. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1l sampai 20 l, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 l. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip. Cawan Petri (Petri Dish) Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai

macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 1520 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml. Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube) Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alasan efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask) Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb. Gelas ukur (Graduated Cylinder) Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan. Tabung Durham Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara). Jarum Inokulum

Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating). Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi (Indra, 2008) : 1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik. 2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran. Pemanasan a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara inokulum, pinset, batang L, dll. b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi. d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf. Penyinaran dengan UV Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV 3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. langsung, contoh alat : jarum

BAB III ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat Adapun alat alat yang digunakan yaitu sebagai berikut : 1. Cawan petri 2. Oven 3. Enkas 4. Autoclave 5. Inkubator 6. Colony counter 7. Mikroskop 8. Batang pengaduk 9. Deglass 10. Objek gelas 11. Hot plate 12. Labu ukur 13. Jarum suntik/spoid 14. Tabung reaksi 15. Lemari pendingin 16. Neraca ohaus 17. Gelas ukur 18. Erlenmeyer 19. Bunsen 20. Rak tabung reaksi 21. Pipet tetes 22. Handsprayer 23. Jarum ose 24. Thermometer 25. Pipet mikro

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan No. Nama Alat Gambar Fungsi Untuk menyimpan 1. Tabung Reaksi media, baik cair maupun agar Untuk sterilisasi 2. Bunsen jarum ose dan alatalat yang terbuat dari logam. Membuat medium, 3. Erlenmeyer menyimpan medium dan mencampurkan zat. Gelas Ukur Untuk mengukur larutan.

4.

Wadah 5. Cawan Petri menumbuhkan mikroba pada saat isolasi.

6.

Enkas

Tempat inokulasi atau tempat melakukan pembiakan mikroba.

7.

Colony Counter

8.

Jarum Suntik

9.

Pipet Tetes

10. 11.

Neraca Ohaus Autoclave

Menghitung jumlah koloni yang tumbuh dalam cawan petri. Untuk mengambil ekstrak atau mikroba yang ditumbuhkan pada medium cair, apabila menggunakan metode sebar. Untuk memindahkan sedikitnya zat cair/larutan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi. Untuk menimbang zat atau medium. Untuk sterilisasi alat dan media. Untuk mengamati benda-benda yang

12.

Mikroskop

tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Untuk menumbuhkan

13.

Inkubator

mikroorganisme yang ingin ditumbuhkan (untuk menginkubasi). Untuk sterilisasi

14.

Oven

alat-alat yang terbuat dari kaca.

15.

Objek glass

Untuk pewarnaan bakteri.

16.

Handsprayer

Tempat untuk menyimpan alkohol

Mengaduk medium 17. Batang Pengaduk yang akan dipanaskan

18.

Termometer

Untuk mengukur suhu medium. Menginokulasi

19.

Jarum ose

mikroba yang akan dipindahkan ke medium lain. Untuk menutup

20.

Deglass

bakteri pada objek gelas. Untuk mengambil

21.

Pipet mikro

larutan dalam skala yang cukup kecil. Untuk mencairkan media yang padat. Untuk mengukur

22.

Hot plate

23.

Labu ukur

dan melarutkan media yang cair.

24.

Rak reaksi

tabung

Sebagai tempat penyimpanan tabung reaksi. Tempat

25.

Lemari pendingin

penyimpanan dan pendinginan bahan atau sampel.

4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan didalam laboratorium dapat diketahui beberapa alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dan dijelaskan juga fungsi serta cara penggunaan alat. Alat-alat ini seperti tabung reaksi yang berfungsi sebagai media pertumbuhan dan penampungan cairan lainnya seperti pelarut selain itu juga dapat dapat diisi dengan media padat. Bunsen berfungsi sebagai alat untuk mensterilkan bahan yang terbuat dari kaca dan juga dipakai mensterilkan alat lainnya seperti ose dan jarum inocolom dengan cara memanaskan, cara penggunaan bunsen yaitu dengan cara menyalakan sumbu yang terdapat pada Bunsen. Tabung reaksi adalah gelas tahan panas yang berfungsi untuk melakukan suatu reaksi kimia dan wadah penyimpanan medium atau larutan yang akan disterilkan. Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah penyimpanan medium dengan volume tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala. Rak tabung reaksi yang pada umumnya terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai tempat menyimpan tabung reaksi. Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang akan digunakan dalam suatu pengkulturan, labu Erlenmeyer juga dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, serta mengkultivasi mikroba dalam kultur cair. Labu ukur adalah wadah yang terbuat dari gelas jernih dengan penutup, leher panjang dan berfungsi untuk menyimpan hasil ekstraksi dan pengenceran. Cara penggunaannya memasukkan zat atau larutan yang akan diencerkan ke dalam labu ukur kemudian menambahkan aquadest sampai batas garis skala yang telah ditentukan.

Gelas ukur berfungsi mengukur larutan, cairan atau tepung pada berbagai ukuran volume. Gelas ukur ini terbuat dari kaca dan cara penggunaannya dengan melihat volume yang tertera pada gelas ukur tersebut. Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata. Cawan ini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media. Cara penggunaannya diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup dengan menggunakan penutup cawan Enkas merupakan sebuah kotak tertutup, terbuat dari kaca/playwood yang dibagian depannya terdapat dua lubang untuk memasukkan tangan pemakai. Untuk mensterilkan bagian dalamnya bisa dilakukan dengan cara menyemprotkan alkohol 95% atau formalin cair. Fungsinya yaitu digunakan dalam pengerjaan media biakan secara aseptis, untuk melakukan isolasi dan inokulasi bakteri agar tidak terkontaminasi oleh bakteri lainnya. Otoklaf yaitu alat yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Alat ini terdiri dari bejana tekanan tinggi yang dilengkapi manometer dan klep bahaya. Otoklaf dipakai untuk sterilisasi medium atau larutan atau alat-alat yang tidak tahan suhu tinggi. Prinsip kerjanya yaitu mensterilkan dengan bantuan uap. Inkubator adalah suatu unit atau suatu kabinet yang suhunya dapat diatur untuk menyimpan organisme guna tujuan tertentu. Pada prinsipnya sama dengan oven, hanya terdapat sedikit perbedaan yaitu pada inkubator terdapat 2 pintu sedangkan pada oven hanya 1 pintu. Berfungsi untuk menginkubasi mikroba yang diinginkan pada suhu optimum pertumbuhannya. Cara kerjanya adalah menginkubasi sesuai suhu yang diinginkan. Hand sprayer berfungsi sebagai tempat atau wadah alkohol dalam penyemprotan alat yang akan disterilkan. Kaca objek fungsinya sebagai tempat penyimpanan mikroba yang akan diteliti di mikroskop, alat ini saat digunakan selalu berpasangan dengan objek glas. Dek glas berfungsi sebagai alat penutup pada kaca objek dan alat ini terbuat dari kaca yang sangat tipis. Thermometer berfungsi mengukur suhu suatu larutan atau inkibator. Hot plate berfungsi untuk memanaskan larutan dan mencairkan media yang padat. Lemari pendingin yaitu suatu alat elektronik yang digunakan untuk menyimpan bahan atau alat yang telah disterilisasi dengan proses pendinginan. Prinsip kerjanya yaitu, mengawetkan mikroba/medium sesuai pada suhu yang diinginkan Colony counter berfungsi mempermudah perhitungan koloni bakteri atau jamur yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan yaitu, medium

skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Cara menggunakannya yaitu setelah kita ON-kan, kita menyimpan cawan petri yang berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, mengatur alat penghitung pada posisi dan mulai menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung. Batang pengaduk yang digunakan dalam praktikum ini biasanya terbuat dari kaca atau dari pyrex sehingga dapat dipanaskan dengan otoklaf. Alat ini berfungsi untuk mengaduk bahan kimia atau menghomogenkan medium yang akan dibuat. Prinsip kerjanya yaitu menghomogenkan dengan cara mengaduk larutan tersebut dengan menggunakan batang pengaduk. Jarum suntik berfungsi mengambil ekstrak mikroba yang ditumbuhkan pada medium cair. Ose adalah batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang, ada yang berbentuk lurus dan adapula yang bulat. Berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang akan digunakan kembali. Prinsip kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati Mikroskop fungsinya untuk mengamati mikroba-mikroba beserta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam setiap siklus hidupnya. Alat ini terdiri dari beberapa lensa dan alat ini sangat bermanfaat atau dibutuhkan dalam melihat mikroba yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata secara telanjang. Mikroskop dibagi menjadi dua yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Pada

percobaan ini digunakan mikroskop cahaya yaitu merupakan mikroskop yang mempunyai bagian bagian yang terdiri dari alat-alat yang bersifat optik, berguna untuk mengamati benda-benda atau preparat yang transparan. Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa ialah mikroskop ultraviolet, karena cahaya ultraviolet tak dapat dilihat oleh mata manusia maka bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya. Mikroskop ini menggunakan lensa kuarsa. Mikroskop cahaya mempunyai keuntungan yaitu hemat terhadap penggunaan listrik. Bagianbagian mikroskop yaitu: 1. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang bersifat maya dan tegak. Lensa objektif berfungsi untuk mengatur pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x. 2. Kondensor berfungsi untuk mengatur bayangan yang akan diamati atau untuk menaikkan dan menurunkan kondensor. 3. Reflektor berfungsi untuk menerima cahaya yang masuk atau dapat memperjelas cahaya yang akan datang.

4.

Tubuh mikroskop berfungsi untuk tempat terjadinya proses bayangan antara lensa objektif dengan lensa okuler.

5.

Makrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler objektif sehingga tepat fokusnya secara kasar dan jelas.

6. 7. 8. 9.

Mikrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler sehingga tepat fokusnya secara tajam. Revolver berfungsi sebagai tempat lensa objektif. Meja objek berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati. Penjepit berfungsi untuk memperkokoh kedudukan preparat agar tidak goyang.

10. Pengatur kondensor berfungsi sebagai pengatur letak lensa kondensor terhadap preparat. 11. Pemegang (lengan) berfungsi untuk memegang mikroskop. 12. Diafragma berfungsi mengatur cahaya yang masuk dalam mikroskop. 13. Kaki atau dasar berfungsi untuk memperkokoh kedudukan mikroskop.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Alat-alat mikrobiologi memiliki nama, fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda. 2. Alat-alat mikrobiologi pada umumnya terbuat dari kaca, karena kaca tidak dapat bereaksi dengan zat kimia dan tahan terhadapa panas 3. Sterilisasi alat gelas dengan menggunakan oven,sedangkan alat non gelas dengan menggunakan autoklaf dan alat lain ; ose dengan cara dipijarkan dan enkas dengan cara menyemprotkan alkohol kemudian menyalakan bunsen saat pengerjaan.

B. Saran Pada saat dijelaskan praktikan memperhatikan dengan baik kegunaan, fungsi, dan cara penggunaan alat agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan. http://noberanagbio.blogspot.com/2011/11/bab-i-pendahuluan.html

Mikrobiologi>PENGENALAN ALAT LAB DAN TEKNIK STERILISASI


November 26, 2011 LAPORAN PRAKTIKUM 1 MIKROBIOLOGI PENGENALAN ALAT LAB DAN TEKNIK STERILISASI NAMA :Novalia Lorenta NIM : J3L110055 PK/KELAS :Analisis Kimia / A P1 Pengenalan Alat 1 Autoclave Autoclave merupakan alat yang digunakan dalam menstrilisasi alat-alat di laboraturim. Alat akan digunakan pada laboratorium harus dipastikan kebersihannya serta bebas dari bakteri yang mungkin akan diam tinggal di alat itu. Proses strilisasinya sendiri terjadi jika suhu telah mencapai 121C pada air dalam autoclave selama 15 menit. Alat ini bekerja dengan suhu yang tinggi selain itu bertekanan tinggi dari uap yang dihasikan. 2 Laminar Air Flow Alat ini digunakan mensterilisasi udara dari hal pengganggu saat memasukkan bakteri kedalam media atau sebaliknya. Saat melakukan pengerjaannya diduga ada udara yang mengandung mikroorganisme lain yang masuk saat media terbuka sehingga diperlukan keadaan yang sangat steril agar tidak mempengaruhi hasil nantinya. Proses sterilisasi ini didukung dengan adanya lampu UV dan aliaran udara yang bergerak dari bawah ke atas sehingga dialirkan ke luar dari atas. Sinar UV ini dimanfaatkan karena dengan panjang gelombang yang kecil dapat menghasilkan energi besar yang dapat mematikan mikroorganisme itu. 3 Inkubator Inkubator berfungsi untuk menginkubasi bakteri pada suhu tertentu tergantung ketahanannya untuk hidup. Hal ini disebabkan beberapa bakteri berbeda suhu yang dapat mendukung agar tetap hidup. Alat ini dilengkapi dengan tombol pengatur waktu dan suhu. Penggunaan inkubator ini harus diperhatikan seperti saat membuka pitu alat ini jangan terlalu lebar karena suhu yang di dalam akan berkurang. 4 Water Bath Fungsi water bath cukup beragam dalam laboratorium mikrobiologi, salah satunya ialah untuk inkubasi dalam waktu singkat seperti perlakuan suhu panas, reaksi aglutinasi, dan menjaga media agar tetap cair sebelum dituang. Keunggulan waterbath dibandingkan dengan incubator,

yaitu waterbath lebih cepat mencapai temperatur yang diinginkan dan tidak cepat kehilangan panas karena mempergunakan air dalam distribusi suhu. Air yang digunakan pada penangas air ini sebaiknya aquades karena menghindari timbulnya kerak saat air dipanaskan pada suhu tinggi. Alat ini dilengkapi dengan tutup pada bagian atas yang berfungsi mencegah penguapan secara berlebihan saat suhu tinggi. 5 Sentirifuge Centrifuge dalam mikrobiologi digunakan untuk mengendapkan atau memekatkan sel mikroorganisme sehingga dapat dipisahkan antara medium (supernatan) dan selnya yang mengendap (natan). Proses yang digunakan ialah dengan cara berputar dan akan terpisahnya sel bakteri dengan mediumnya didasarkan pada perbedaan bobot jenisnya. 6 Thermal cycler Alat ini berfungsi dalam memperbanyak DNA. 7 Mikroskop Mikroskop merupakan alat bantu untuk melihat mikroorganisme yang ukurannya tidak mampu lagi dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop ini terdiri dari lensa okuler yang digunakan melihat langsung dengan mata dan lensa objektif yang digunakan dekat pada objek. Mikroskop pada laboraturium mikrobiologi ini menggunakan mikroskop cahaya yang perbesarannya dari 40 kali hingga 1000 kali. Selain itu, mikroskop ini juga memiliki yada pisah dari dua objek yang terlihat sebagai satu titik bila dengan mata telanjang. 8 Freezer Freezer umumnya memiliki suhu 0 sampai -200C. Suhu beku ini dimanfaatkan untuk menyimpan bahan yang akan rusak jika dibiarkan dalam keadaan tidak beku, seperti reagen, enzim, faktor pertumbuhan atau larutan tertentu. Selain itu, ada mikroorganisme yang digunakan disimpan dalam freezer karena pada suhu beku bakteri dapat ditidurkan. Namun, tidak semua mikroorgnisme tahan terhadap suhu beku sehingga harus tahu terlebih dahulu dapat diberikan perlakuan pembekuan atau tidak. 9 Elektroforesis Alat ini digunakan untuk mengalirkan DNA pada chamber(bak cetak agar). 10 UV Transiluminator UV transmilator ini digunakan mempermudah melihat DNA yang telah dialirkan menggunakan elektroforesis. Alat ini memanfaatkan sinar UV yang dapat memandarkan DNA tersebut sehingga dapat terlihat oleh mata kita. 11 Micropipet Mikropipet ini digunakan sebagai alat memindahkan cairan atau sampel (mikroorganisme) dengan volume yang yang sangat kecil. Alat ini memiliki kisaran cairan yang dapat terambil, yaitu 20-200 nL. Alat ini tergolong teliti dan sesuai volume yang nantinya kita inginkan dengan yang terambil. 12 Cawan Petri

Cawan petri berfungsi sebagai tempat media perkembangbiakan bakteri sehingga media (agar) dapat diletakan pada wadah ini juga. Alat ini dilengkapi dengan tutup sebagai pelindug dari udara dan mikroorganisme bebas lainnya. 13 Jarum Inokulasi Jarum inokulasi ini digunakan dalam pemindahan bakteri dari satu media ke media lain sebagai usaha pengembangbiakannya. Alat ini juga dapa disterilkan dengan membakar pada bunsen karena terbat dari kawat nikrom. 14 Spreader Spreader digunakan sebagai alat bantu dalam penyebaran bakteri setelah dipindahkan ke media baru agar lebih merata pada permukaan media. Penggunaan alat ini saat memindahkan bakteri dapat dilakukan dengan cara zikzak pada media yang baru. 15 Pembakar Bunsen Alat ini digunakan sebagai usaha sterilisasi alat dari kotaminasi pengganggu yang mungkin dapat mempengaruhi hasil yang kita harapkan nantinya, misalnya jarum inokulasi dan saat pemindahan bakteri ke media lain. 16 Yellow Tips Digunakan pada mikro pipet untuk mengambil larutan dalam ukuran mikro (20l sampai 200l) 17 Blue Tips Digunakan pada mikro pipet untuk mengambil larutan dalam dalam ukuran mikro (100l sampai 1000l) 18 Tabung Durham Tabung durham digunakan sebagai wadah penampung media agar dalam proses pembiakan bakteri. Media agar yang dituangkan dituang saat cair dalam posisi miring agar mempermudah pengambilan atau pun peletakan bakteri nantinya. 19 Media Pertumbuhan Media BakteriEMBA, NA,NB, MRSA, TSB,PCA, APDA, PGYA, VRBA Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. Nutrient Agar Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan

agar. Nutrient Broth Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar. MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar) MRSA merupakan media untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat selektif, sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis bakteri lain dapat tumbuh. Trypticase Soy Broth (TSB) TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen. Plate Count Agar (PCA) PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. APDA Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan yeast yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai. PGYA Media ini berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir. Dengan adanya dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroba terutama sel khamir. VRBA (Violet Red Bile Agar) VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae. Agar VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri E.coli. 20 Tabung Eppendroft Untuk menyimpan bakteri beserta medianya dan menyimpan materi genetik bakteri berupa DNA maupun RNA. Berikut cara penggunaan autoclave dalam proses sterilisasi. a. Sambungkan adaptor dengan sumber listrik. b. Pastikan autoclave terisi oleh air aquadest. Perhatikan pada tabung water level, aquadest yang dimasukkan kedalam tidak boleh lebih dari high water level dan tidak kurang dari batas low water level. c. Lalu masukkan alat dan bahan yang akan disterilisasi kemudian tutup Kencangkan kemudi penutup dengan berputar searah jarum jam sampai klep dan katup tertutup secara horizontal. d. Lalu nyalakan tombol power 2 buah. e. Naikkan sekring, tekan on pada tombol on/off, atur suhu hingga 121C. f. Lalu tunggu hingga parameternya menunjukan suhu 121o C .

g. Set timer (15 20 menit), sampai alarm berbunyi menunjukkan proses sterilisasi selesai. h. Matikan tombol power , lalu putuskan arus listrik antara adaptor dengan sumber arus. i. Kemudian tunggu sampai jarum menunjukkan angka 0. Barulah bisa dibuka pembuka katup. Setelah dibuka biarkan sisa uap menghilang terlebih dahulu, jika uap sudah tidak ada alat bisa diambil dan siap digunakan. 2. Teknik sterilisasi Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Teknik sterilisasi dilakukan saat suatu benda dibebaskan dari mikroorganisme saat mencapai suhu 121C selama 15 menit. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. 1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi),yaitu menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik. 2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran. Pemanasan a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum dan pinset. b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca, misalnya Erlenmeyer dan tabung reaksi. c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi. d. Uap air panas bertekanan : menggunakan autoklaf. Penyinaran dengan UV Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV. 3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
http://felicitynova.wordpress.com/2011/11/26/mikrobiologi-pengenalan-alat-lab-dan-teknik-sterilisasi/

http://muhammadalialfi.blogspot.com/2011/12/laporan-praktikum-mikrobiologi-acara-1.html

pengenalan alat-alat dan teknik sterilisasi, pembuatan media, serta teknik isolasi.

Pada praktikum bagian 8 ini dilakukan 3 kegiatan, antara lain pengenalan alat-alat dan teknik sterilisasi, pembuatan media, serta teknik isolasi. 1. Pengenalan alat-alat dan teknik sterilisasi Kegiatan yang pertama adalah pengenalan alat-alat, teknik sterilisasi. Pengenalan alat yang berkaitan dengan mikroba sangat penting karena dengan pengenalan alat, mahasiswa dapat membedakan alat-alat yang diperlukan dalam sterilisasi, isolasi, dan identifikasi mikroba. Pada pengenalan alat dikenalkan beberapa alat seperti: autoclave, petridish, tabung reaksi, Erlenmeyer, ose, drigalsky, lampu Bunsen, dan laminar flow. Setelah dikenalkan alat-alat yang diperlukan dalam praktikum ini juda dijelaskan bagian-bagian autoclave serta cara penggunaan autoclave secara umum. Pada kegiatan pertama ini dijelaskan teknik sterilisasi mulai dari cara mensterilakan alat seperti pada tabung reaksi, petridish, dan Erlenmeyer. Pada tabung reaksi dan Erlenmeyer lubang bagian atas ditutup dengan kapas secara kuat agar tidak ada udara yang masuk, kemudian ditutup dengan kertas payung dan selanjutnya diikat dengan karet hingga kencang/kuat. Pada petridish, dua pasang petridish dibungkus dengan kertas payung kemudian diikat dengan karet dan dipastikan tidak ada udara yang dapat masuk. Alat-alat yang sudah dibungkus kemudian disterilkan pada sebuah alat yang disebut autoclave (automatic steam sterilization) hingga suhu C

Sebelum melakukan kegiatan yang berkaitan dengan mikrobiologi, praktikan, alat-alat praktikum dan lingkungan sekitar (meja praktikum) harus dalam keadaan steril sehingga dapat mengurangi terjadinya kontaminasi. Dengan melakukan sterilisasi diharapkan kuman-kuman dan mikroorganisme kompetitor akan mati. Sterilisasi tersebut menggunakan larutan alkohol. Adapun cara pemakaian alkohol adalah dengan menyemprotkan pada tangan dan lingkungan sekitar seperti meja dan tempat yang akan digunakan untuk praktikum kemudian mengusapnya hingga kering dan untuksterilisasi alat dengan cara mencelupkannya pada larutan alkohol, biasanya pada alat yang digunakan untuk mengambil bakteri atau jamur. Pada penyemprotan alkohol harus dilakukan di tempat yang jauh dari api agar tidak terjadi kebakaran. Pada saat menggunakan alat dan melakukan kegiatan sebaiknya didekatkan pada nyala api. Sterilisasi dengan autoclave merupakan teknik sterilisasi yang paling baik, hal ini karena uap air panas dengan tekanan tinggi memperbesar penetrasi uap air dalam sel-sel mikrobia yang menyebabkan koagulasi protein-protein protoplasma. Koagulasi protein-protein protoplasma ini yang mempercepat proses kematian mikroba. Hal ini juga sesuai dengan tujuan dari sterilisasi yaitu usaha untuk membebaskan alat-alat dan bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan mikroorganisme. Selain

dengan autoclave, sterilisasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan alkohol, memanaskannya pada oven atau di atas api secara langsung.

2. Pembuatan Media Pada kegiatan kedua yaitu pembuatan media, digunakan media PDA dan NA. media ini termasuk media padat, yaitu media yang berbentuk padat dan dibuat dengan menambahkan bahan pemadat berupa agar, gelatin atau silica gel. Pada praktikum ini digunakan agar karena agar merupakan bahan pemadat yang tidak terhidrolisis oleh mikroorganisme, tidak menghambat pertumbuhan

mikroorganisme dan tidak mencair pada temperatur ruang. Untuk gelatin tidak digunakan karena gelatin dihidrolisis oleh mikroorganisme dan mencair pada temperatur ruang, sehingga bahan pemadat agar lebih dipilih dalam praktikum ini. Pembuatan media PDA digunakan bahan-bahan, antara lain: Kentang Dektrosa Agar : 2% : 500 ml : 100 gr : 10 gr

Akuades

Cara membuat media untuk pertumbuhan mikrobia (bakteri dan jamur) adalah: mengupas kentang dan mencuci bersih, kemudian memotong-motong menjadi kotak-kotak kecil (2x2 cm), kemudian merebus potongan kentang tersebut dalam 500 ml akuades selama 1,5-2 jam, setelah itu menyaring campuran dengan kain tipis berlapis kapas sehingga diperoleh cairan ekstrak kentang yang bening, selanjutnya menambahkan dektrosa dan agar, kemudian memanaskan dan mengaduk hingga homogen, lalu menambahkan akuades hingga diperoleh volume akhir 1000 ml, dan yang terakhir adalah sterilisasi dengan autoclave (121oC selama 15 menit). Setelah PDA disterilisasi, dituangkan ke dalam petridish kemudian setelah media memadat disimpan dalam keadaan terbalik. Penyimpanan terbalik bertujuan agar uap air yang terbentuk tidak menjadi kontaminan atau menjadi penghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dibiakkan dalam petridish.

3. Teknik Isolasi

Pada kegiatan ketiga adalah teknik isolasi yang bertujuan untuk mengenalkan cara-cara isolasi mikrobia dan mengamati perbedaan morfologi jamur dan bakteri. Jamur dan bakteri yang diisolasi adalah hasil penangkapan sehari sebelum praktikum oleh laboran. Isolasi mikrobia adalah memisahkan mikrobia tertentu dari lingkungannya yaitu pada saat penangkapan dan menumbuhkannya sebagai biakan murni pada medium buatan. Pada kegiatan ini dikenalkan tiga cara yang digunakan dalam teknik isolasi, yaitu streak plate, spread plate dan pour plate. Namun pada praktikum kali ini hanya streak plate yang digunakan. Metode ini dilakukan dengan cara menggoreskan satu ose kultur campuran pada medium agar. Kemudian diinkubasikan secara terbalik pada suhu kamar selama 24 - 48 jam. Selain itu, dipraktekkan juga radian streak dan continuous streak. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam melakukan teknik isolasi adalah mengambil mikroba tertentu di suatu kultur campuran. Dalam melakukan hal ini dapat menggunakan ose yang sebelumnya dipijarkan pada pemanas Bunsen. Selanjutnya setelah hangat kuku dapat digunakan untuk mengambil satu koloni dari kultur campuran. Cara menyentuhkan pada bagian koloni yang akan dibiakkan dalam melakukannya diusahakan tidak menyentuh koloni yang lain. Dalam pengambilan ini diusahakan didekatkan dengan api namun tidak sampai menyentuh agar menghindari kontaminasi mikroba lain. Selanjutnya sampel tersebut dipindahkan ke media biakan. Pada praktikum kali ini juga dilakukan penangkapan mikrobia oleh praktikan. Penangkapan ini dilakukan pada hari Kamis, tanggal 6 Mei 2010. Sebelum melakukan teknik isolasi, terlebih dahulu dilakukan penumbuhan mikrobia yang akan digunakan sebagai bahan biakan dalam teknik isolasi. Dalam menumbuhkan mikrobia ini diperlukan media pembiakan yang kaya akan nutrien. Media yang digunakan dalam percobaan ini adalah PDA dan NA. Media PDA dibuat sendiri oleh praktikan, sedangkan NA sudah disediakan oleh laboran. Media PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur atau kapang, sedangkan media NA digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Penangkapan mikrobia dilakukan pada dua tempat, yaitu di luar ruangan dan di dalam ruangan. Penangkapan mikrobia dilakukan dengan cara membuka petridish yang berisi media selama 15 menit. Penangkapan mikrobia di dalam ruangan diletakkan di dekat washtafel dengan kondisi lingkungan: Intensitas cahaya Kelembaban udara Suhu udara : 0,01 candela : 68% C

Hasil penangkapan pada kondisi ini adalah seperti pada gambar di bawah ini:

PDA

NA

Pada PDA yang diamati pada hari Jumat belum jelas terlihat mikrobia yang tumbuh Pada hari Senin, dilakukan pengamatan lagi, dan terlihat jelas pertumbuhan mikroba yang lebih padat daripada pengamatan sebelumnya. Ciri-ciri yang terlihat pada pengamatan ini adalah sebagai berikut:

PDA

NA

Gambar di atas merupakan hasil dari pertumbuhan mikroba di dalam ruangan yang diamati pada hari senin. Di dalam media PDA tumbuh jamur, dengan ciri-ciri terdapat benang-benang hifa berwarna putih kekuningan. Sedangkan pada media NA tumbuh mikroba dengan cirri-ciri seperti koloni bakteri, yaitu bintik-bintik kuning dan putih serta terdapat bintik-bintik yang membentuk garis, dan tidak memiliki hifa seperti pada jamur. Pada pengamatan ini belum dapat diketahui jenis jamur dan bakteri yang tumbuh dalam media karena tidak dilakukan pengamatan lebih jauh menggunakan mikroskop. Pengamatan hanya dilakukan dengan mata telanjang. Penangkapan mikrobia yang dilakukan di luar ruangan yang diletakkan di dekat tempat sampah dengan kondisi lingkungan sebagai berikut: Intensitas cahaya : 2,36 candela

Kelembaban udara Suhu udara

: 67% C

Hasil dari pengamatan mikrobia pada hari Jumat ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

PDA

NA

Pada gambar di atas ditunjukkan bahwa mikrobia belum nampak jelas tumbuh di dalam media, sehingga identifikasi lebih lanjut belum dapat dilakukan. Akan tetapi pada media NA sudah tampak bintik-bintik berwarna putih dan menunjukkan cirri-ciri bakteri, yaitu tidak terdapat hifa seperti halnya pada jamur. Pengamatan pada hari Senin didapatkan hasil sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini:

PDA

NA

Berdasarkan gambar di atas, mikrobia sudah banyak tumbuh pada media. Pada media PDA terlihat mikroba jamur dengan ciri-ciri terdapat benang-benang hifa dan sebagian berwarna hitam. Warna hitam ini merupakan spora dari jamur. Jamur yang tumbuh pada media ini termasuk dalam golongan jamur kapang. Berdasarkan literatur, jamur ini merupakan mikroba dengan struktur talus berupa benang-benang (hifa) yang terjalin seperti jala (myselium). Hifa dapat berekat (septat) dengan inti tunggal/ lebih dan hifa tidak bersekat (aseptat). Penampakan morfologi koloni pada umumnya

seperti benang (filamentous) yang pertumbuhannya membentuk lingkaran. Morfologi koloninya dapat dengan mudah dibedakan dengan bakteri walaupun ada beberapa jenis bakteri yang koloninya mirip jamur. Pada media NA tumbuh mikroba berupa bakteri dengan ciri-ciri bintik-bintik kuning dan tidak berhifa. Pada pengamatan ini praktikan juga belum dapat menentukan jenis bakteri yang tumbuh pada media tersebut karena tidak digunakan mikroskop untuk pengamatan lebih teliti. Dengan membandingkan pertumbuhan mikroba yang ditangkap di luar dan di dalam ruangan, maka dapat dikatakan bahwa di lingkungan luar jamur maupun bakteri lebih banyak daripada di dalam ruangan. Hal ini karena kondisi lingkungan mendukung pertumbuhan mikroba seperti penangkapan media yang dilakukan di dekat tempat sampah maupun kondisi lingkungan seperti kelembaban maupun suhu udara. Pada praktikum ini jamur tumbuh pada media PDA, sedangkan bakteri pada media NA. Hal ini karena nutrien yang dibutuhkan jamur terdapat pada media PDA, sedangkan nutrien yang dibutuhkan bakteri terdapat pada media NA.

A. KESIMPULAN Berdasarkan tiga kegiatan yang telah dilakukan ini, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengenalan alat dan teknik sterilisasi Alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi dan teknik sterilisasi antara lain: a. Autoclave (Automatic Steam Sterilisation) b. Petridish c. Tabung reaksi d. Erlenmeyer e. Ose 2. Pembuatan media Cara membuat media untuk pertumbuhan mikrobia (bakteri dan jamur) dengan menggunakan PDA (Potato Dektrosa Agar) yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengupas kentang dan mencuci bersih, kemudian memotong-motong menjadi kotak-kotak kecil (2x2 cm). f. Driglasky g. Lampu bunsen h. Laminar flow

b. Merebus potongan kentang tersebut dalam 500 ml akuades selama 1,5-2 jam. c. Menyaring campuran dengan kain tipis berlapis kapas sehingga diperoleh cairan ekstrak kentang yang bening. d. Menambahkan dektrosa dan agar, kemudian memanaskan dan mengaduk hingga homogen. e. Menambahkan akuades hingga diperoleh volume akhir 1000 ml. f. Sterilisasi dengan autoclave (121oC selama 15 menit).

3. Teknik isolasi a. Cara isolasi mikrobia 1) Mengambil media dalam petridish yang telah dibuat. 2) Meletakkan petridish di atas meja dan buka sebentar, kurang lebih 1 menit kemudian menutup kambali. 3) Menginkubasikan secara terbalik pada temperature optimium selama 24-48 jam. 4) Menyimpan dalam almari pendingin, melakukan pengamatan pertumbuhan bekteri dan jamur pada praktikum selanjutnya. 5) Mengamati bakteri dan jamur yang tumbuh secara makroskopis. 6) Setelah itu, masing-masing kelompok juga melakukan isolasi bakteri dengan teknik streak plate. b. Perbedaan morfologi bakteri dan jamur 1. Jamur :

Bintik-bintik berwarna hitam, abu-abu banyak, dan terdapat serabut (PDA penanaman)

Terdapat pula koloni yang berwarna putih seperti kapas (NA penanaman)

Berwarna putih dominan dan ada yang berwarna abu-abu agak hitam (PDA penangkapan) Tersusun dari hifa (benang-benang)

2. Bakteri Bintik-bintik kuning dan putih serta terdapat bintik-bintik yang membentuk garis Tidak memiliki hifa seperti pada jamur

http://education-generation.blogspot.com/2011/07/pengenalan-alat-alat-dan-teknik.html http://izafaqih.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-biologi-dasar-ii.html

tabung smith uji kualitas air atau fermentasi.

Anda mungkin juga menyukai