Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kayu dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pulp (bubur kayu) dan kertas. Pulp dapat dibuat dari semua jenis kayu, baik kayu keras (hardwood) dan kayu lunak (softwood). Proses pembuatan pulp yang digunakan oleh PT. RAPP menggunakan jenis kayu keras (hardwood) yang diolah secara proses kraft (sulfat). Salah satu proses penting dalam proses pengolahan pulp adalah proses pemasakan kayu yang telah diubah menjadi chip dalam suatu bejana pemasak (digester) dengan menggunakan larutan pemasak. Dalam pembuatan pulp dengan proses kraft (sulfat) digunakan white liquor sebagai larutan pemasak. White liquor adalah larutan bersifat basa yang terdiri dari NaOH dan Na2S. Konsentrasi rata-rata adalah satu molar NaOH dan 0,2 molar Na2S. pH dari larutan tak berwarna ini berkisar antara 13,5 14. Senyawa kimia yang aktif dalam white liquor adalah NaOH dan Na2S yang dinyatakan sebagai alkali aktif. White liquor yang diproduksi oleh pabrik juga mengandung senyawa anorganik lainnya. (Kocurek, 1989). Tujuan dari proses pemasakan adalah untuk memisahkan serat dalam kayu secara kimia dan melarutkan sebagian besar lignin yang terdapat dalam dinding serat atau untuk memasak chip sesuai dengan target kappa number. Alkali aktif tersebut secara selektif akan melarutkan lignin yang terdapat dalam kayu. Banyaknya white

Universitas Sumatera Utara

liquor yang ditambahkan dalam proses pemasakan dinyatakan dengan nilai alkali aktif (AA Charge). AA (Active Alcali) charge adalah konsentrasi gabungan dari NaOH dan Na2S sebagai Na2O yang dibutuhkan untuk satu tahap cooking. AA charge digunakan untuk menentukan banyaknya jumlah white liquor yang diisi ke dalam digester berdasarkan jumlah chip yang masuk ke dalam digester. (Mimms, 1993). Pada saat proses pemasakan berlangsung, kebutuhan alkali aktif merupakan salah satu variabel yang perlu diperhatikan. Pemakaian white liquor dalam proses pemasakan sangat penting untuk menghasilkan pulp yang berkualitas baik. Alkali aktif dalam white liquor berguna untuk mendegradasi lignin dan senyawa lainnya (ekstraktif) dalam kayu dan melarutkan gugus gula sederhana yang masih bersatu dalam pulp. Selulosa dan hemiselulosa tetap dipertahankan dalam kayu. Larutan NaOH yang terkandung di dalam alkali aktif berfungsi untuk melarutkan lignin dan zat-zat ekstraktif lainnya yang terdapat dalam bahan baku kayu sehingga selulosa terlepas dari ikatannya. Sedangkan larutan Na2S berfungsi untuk mempercepat reaksi antara NaOH dengan lignin lewat penurunan energi aktivasi dan memberikan hasil yang lebih tinggi serta kekuatan pulp yang lebih baik dengan mengurangi kerusakan pada karbohidrat dari serat. Oleh karena itu, dengan adanya alkali aktif yang terkandung di dalam white liquor akan membantu proses penghilangan lignin yang disebut delignifikasi. (Smook, 2002) Pemakaian white liquor yang berlebihan akan menyebabkan alkali aktif tidak selektif lagi melarutkan lignin tapi juga akan menyerang selulosa yang harus dipertahankan sehingga menyebabkan chip akan menjadi hancur dan tidak terbentuk pulp. Selain itu, pemakaian white liquor yang berlebihan juga akan menaikkan biaya produksi dan menghasilkan banyak limbah. Sedangkan apabila pemakaian white

Universitas Sumatera Utara

liquor kurang dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan chip yang dimasak menjadi tidak masak atau tidak matang sehingga tidak dapat diolah menjadi pulp. Oleh karena itu, penentuan AA charge dalam proses pemasakan sangat penting dan perlu diawasi agar dihasilkan yield (rendemen) pulp yang sesuai dengan yang diinginkan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Penentuan Nilai Alkali Aktif (AA Charge) dalam Proses Pemasakan Serpih Akasia di Unit Digester Fibre Line 2 PT Riau Andalan Pulp and Paper.

1.2. Permasalahan

Dalam proses pemasakan chip di dalam digester, white liquor yang ditambahkan (AA charge) harus dalam jumlah yang sesuai dan tepat sehingga menghasilkan proses pemasakan yang efektif dan efisien sesuai dengan target kappa number yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam pembahasan ini adalah bagaimana cara penentuan AA charge serta pengaruhnya terhadap kualitas pulp yang dihasilkan.

1.3. Tujuan

- Untuk menentukan AA charge yang digunakan dalam proses pemasakan - Untuk mengetahui pengaruh AA charge terhadap kualitas pulp yang dihasilkan dari proses pemasakan - Untuk mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh dalam proses pemasakan yang menentukan AA Charge

Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat

- Dapat mengetahui AA charge yang dibutuhkan dalam proses pemasakan sehingga menghasilkan proses pemasakan yang efektif - Dapat mengetahui pengaruh atau dampak yang terjadi apabila AA charge yang diberikan tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan - Dapat mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh dalam proses pemasakan yang menentukan AA Charge sehingga penggunaan white liquor dapat sesuai dengan kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai