Anda di halaman 1dari 3

Wawasan Nusantara Diperlukan suatu konsep geopolitik khusus untuk menyiasati keadaan/kondisi NegaraIndonesia, yang terdiri dari ribuan

pulau yang tersebar sepanjang 3,5 juta mil. Konsepgeopolitik itu adalah Wawasan Nusantara. Berbeda dengan pemahaman geopolitik negara lain yang cenderung mengarah kepada tujuan ekspansi wilayah, konsepgeopolitik Indonesia, atau Wawasan Nusantara justru bertujuan untuk mempertahankan wilayah. Sebagai negara kepulauan yang luas, Bangsa Indonesiaberanggapan bahwa laut yang dimilikinya merupakan sarana penghubung pulau,bukan pemisah. Sehingga, walaupun terpisah-pisah, bangsa Indonesia tetapmenganggap negaranya sebagai satu kesatuan utuh yang terdiri dari tanah dan air,sehingga lazim disebut sebagai tanah air. Untuk mewujudkan integrasi tanah air serta mencapai tujuan Wawasan Nusantara, maka dipakailah empat asas, yaitu:

eperti diketahui, konflik di Ambalat ini terjadi menyusul klaim Malaysia atas wilayah itu. Malaysia melalui perusahaan migasnya, Petronas, bahkan pada 16 Februari lalu telah memberikan konsesi blok kaya migas itu kepada The Royal Dutch/Shell Group (perusahaan patungan Inggris-Belanda). Berdasarkan data Ditjen Migas Departemen energi dan Sumber Daya Mineral, kawasan Ambalat itu mempunyai kandungan minyak yang sangat besar, diperkirakan mencapai 700 juta hingga satu miliar barel, sementara kandungan gasnya diperkirakan lebih dari 40 triliun kaki kubik (TCF). Klaim pihak Malaysia itu tentu ditolak mentah-mentah oleh Pemerintah Indonesia yang merasa lebih dulu menguasai wilayah itu, apalagi sebelumnya Indonesia juga telah memberikan konsesi pengelolaan migas blok Ambalat kepada perusahaan Italia, ENI, serta Blok East Ambalat bagi perusahaan Amerika Serikat (AS), Unocal. Besarnya petensi migas yang terpendam dalam blok ambalat menarik perusahaan minyak asing untuk mendapatkan kesempatan berekplorasi. Blog Ambalat mencakup 15.235 kilometer persegi yang terletak di Laut Sulawesi atau Selat Makassar dan berada di dekat perpanjangan perbatasan darat antara Kalimantan Timur, Indonesia dan Sabah, Malaysia. Penamaan blok laut ini didasarkan atas kepentingan eksplorasi kekayaan laut dan bawah laut, khususnya dalam bidang pertambangan minyak. Ada informasi penting dari seorang penulis keturunan Rusia, Daniel Estulin yang pernah melakukan investigasi pada tanggal 27 Mei 2005 terhadap suatu paguyuban Paguyuban Bilderberg yang dalam suatu pertemuannya secara khusus membahas mengenai cara mendapatkan hak ekplorasi di kawasan Blok Ambalat. Bilderberg adalah kumpulan orang-orang paling berkuasa di dunia yang misterius namun ditengarai sangat menentukan arah kecenderungan internasional. Mereka diantaranya para birokrat, industrialis dan bankir. Group ini pertama kali melakukan pertemuan pada 29 Mei 1945 di Hotel de Bilderberg, dekat kota Arnhem, Belanda. Pada mulanya group ini dipimpin oleh Pangeran Bernhard. Ada indidkasi yang meyakinkan dengan adanya dendam sejarah Group ini atas Indonesia. Dalam hasil kesimpulan dari pembahasan mereka itu perlu rangsang adanya konfrontasi Indonesia Malaysia jilid baru, agar Dewan Keamanan PBB dating, sehingga memberi landasan bagi hadirnya pasukan pemelihara perdamaian PBB sehingga eksploitasi energi di Ambalat bisa mereka kontrol. Kelompok Bilderberg bekerja secara rahasia untuk memperkuat gurita perusahaan-perusahaan minyak internasional yang dimiliki oleh para anggotanya. Kelompok ini juga sering terjadi masalah dalam pengelolaan energy di Rusia. Privatisasi sumber energy pada masa Presiden Yaltsin, Rusia, juga ada kemungkinan dikontrol oleh kelompok ini. Metode kerja mereka mirip seperti intelegen pada semua Negara-negara yang memiliki sumber minyak di seluruh dunia. Ada kemungkinan pencurian data hasil survey pemerintah Indonesia di Blok Ambalat juga bagian dari konspirasi mereka. Salah satu kejadian yang merugikan pemerintah Indonesia yang terkait dengan kelompok tersebut terjadi pada tahun 1999 Shell pernah bertindak curang dalam menggunakan data migas Ambalat. Ini dilakukan pada saat Shell mendapatkan hak ekplorasi Blok Ambalat pada tahun 1999. Setelah mendapatkan data migas secara lengkap tanpa seizin pemerintah Indonesia, perusahaan Inggris Belanda tersebut justru keluar dari Ambalat dengan menjual konsensi yang dimilikinya kepada ENI SpA. Tiga tahun kemudian Shell melalui Malaysia masuk lagi dengan menggunakan data tersebut. Ada kemungkinan besar pihak laina pun via Shell mengakses data tersebut, sehingga pada akhirnya data survey kita yang dibiaya dengan dana anggaran besar tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Indonesia, tetapi justru dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pihak asing. Secara keras Direktur Eksplorasi dan Eksploitasi Direktorat Jenderal Migas Novian Thaib, memprotes keras tindakan curang tersebut pada tahun 1995. Pengamat perminyakan Indonesia pun, Kurtubi, pernah mengingatkan pemerintah dalam wawancara dengan Radio Netherland. Pemerintah Indonesia, Pemerintah Malaysia, rakyat Malaysia dan rakyat Indonesia sebaiknya perlu menahan diri atas

berbagai insiden yang bisa menyebabkan konflik kedua Negara. Jika kedua Negara lengah bisa masuk dalam jebakan adu domba ini yang justru akan menguntungkan kelompok yang ingin mendapatkan akses minyak dan gas tersebut. Apalagi hubungan Indonesia-Malaysia belakangan ini, sering mengalami konflik yang dipicu bermacam-macam masalah. Mulai dari lepasnya Sipadan Ligitan dari pihak Indonesia ke pihak Malaysia, konflik Ambalat, TKI ilegal, penyiksaan TKI kita, pengusiran TKI, perampokan dan kriminal yang dilakukan TKI kita di Malaysia, pengkliman budaya Indonesia oleh pihak Malaysia, konfrontasi kapal TNI dengan Kapal militer Diraja Malaysia dan sebagainya yang bisa menjadi potensi konflik yang lebih besar. Kita harus ingat Indonesia dan Malaysia adalah dua negara besar di Asia Tenggara yang bila potensinya disatukan akan sangat memperkuat ASEAN. Organisasi ASEAN juga perlu memperkuat kerjasama dalam mempertahankan eksistensi kawasan regional dari berbagai sabotase dan instrik-intrik pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab tersebut.
Last Updated ( Friday, 25 June 2010 04:29 )

Pengertian / Arti Definisi Wawasan Nusantara Yang merupakan Cara Pandang Bangsa Indonesia Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945 (Undang-Undang Dasar 1945) yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, bermartabat serta menjiawai tata hidup dalam mencapai tujuan perjuangan nasional. Wawasan Nusantara telah diterima dan disahkan sebagai konsepsi politik kewarganegaraan yang termaktub / tercantum dalam dasar-dasar berikut ini : - Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tanggal 22 maret 1973 - TAP MPR Nomor IV/MPR/1978 tanggal 22 maret 1978 tentang GBHN - TAP MPR nomor II/MPR/1983 tanggal 12 Maret 1983 Ruang lingkup dan cakupan wawasan nusantara dalam TAP MPR '83 dalam mencapat tujuan pembangunan nasionsal : - Kesatuan Politik - Kesatuan Ekonomi - Kesatuan Sosial Budaya - Kesatuan Pertahanan Keamanan Untuk membahas Wawasan Nusantara, sebaiknya terlebih dahulu memahami wawasan nasional suatu bangsa secara universal, hal ini mengingat latar belakang suatu bangsa bahwa: a. Kebenaran hakiki ( mutlak ) b. Ialah kebenaran dari Tuhan c. Pencipta alam semesta, termasuk manusia
Lagi dan lagi ga ada kerja'an akhirnya mengisi waktu luang dengan mencoba surfing di dunia maya karena di dorong oleh rasa penasaran Saya terhadap asal mula akar persengketaan Blok Ambalat yang baru-baru ini menjadi berita hangat di media masa. Seputar permasalahan yang melanda Indonesia dan Malaisya akhir-akhir ini sepertinya sudah semakin beragam, diantaranya Masalah TKI, Kasus Penyiksa'an mantal model Indonesia "Manohara", kasus ilegallogging, dll. Namun yang sengaja Saya angkat di sini merupakan kasus blok Ambalat karena ini jelas menyangkut harga diri dan martabat bangsa kita. Rupanya permasalahan yang ada sa'at ini adalah kelanjutan dari puluhan tahun yang lalu, dan berikut adalah informasi yang saya dapatkan dari hasil surfing. Ambalat adalah blok laut luas 15.235 kilometer persegi yang terletak di laut Sulawesi atau Selat Makassar milik negara Indonesia sebagai negara kepulauan. Blok laut ini tidak semuanya kaya akan minyak mentah.
ersoalan yang timbul setelah pada tahun 1967 pertama kali dilakukan pertemuan teknis hukum laut antara Indonesia dan Malaysia kedua belah pihak akhirnya sepakat kemudian pada tanggal 27 Oktober 1969 dilakukan penanda tanganan perjanjian antara Indonesia dan Malaysia disebut sebagai ''Perjanjian Tapal Batas Kontinental Indonesia - Malaysia'', kedua negara masing2 melakukan ratifikasi pada 7 November 1969, tak lama berselang masih pada tahun 1969 Malaysia membuat peta baru yang memasukan pulau Sipadan, Ligitan dan Batu Puteh (Pedra blanca) tentunya hal ini membingungkan Indonesia dan Singapura dan pada akhirnya Indonesia maupun Singapura tidak mengakui peta baru Malaysia tersebut. Kemudian pada tanggal 17 Maret 1970 kembali ditanda tangani ''Persetujuan Tapal batas Laut Indonesia dan Malaysia'' akan tetapi, kembali pada tahun 1979 pihak Malaysia kembali membuat peta baru mengenai tapal batas kontinental dan maritim dengan serta merta menyatakan dirinya sebagai '''negara kepulauan''' dan secara sepihak membuat perbatasan maritimnya sendiri dengan memasukan blok maritim Ambalat kedalam wilayahnya yaitu dengan memajukan koordinat 4 10' arah utara melewati pulau Sebatik. tentu peta inipun sama nasibnya dengan terbitan Malaysia pada tahun 1969 yaitu diprotes dan tidak diakui oleh pihak Indonesia dengan berkali-kali pihak Malaysia membuat sendiri peta sendiri padahal telah adanya perjanjian ''Perjanjian Tapal Batas Kontinental Indonesia - Malaysia'' tahun 1969 dan ''Persetujuan Tapal batas Laut Indonesia dan Malaysia'' tahun 1970, masyarakat Indonesia melihatnya sebagai perbuatan secara terus menerus dari pihak Malaysia seperti ingin melakukan ekspansi terhadap wilayah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai