Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

Lipase merupakan enzim yang dapat menghidrolisa dan mensintesa trigliserida dan banyak digunakan di berbagai industri. Lipase yang digunakan merupakan enzim murni. Di Indonesia ketersediaan lipase murni terbatas dan selama ini masih harus diimpor sehingga harganya relatif masih mahal. Salah satu permasalahan dalam penyediaan lipase adalah pemurnian lipase memerlukan biaya tinggi. Oleh karena itu, penelitian tentang pemurnian lipase dengan biaya murah dan efisien perlu dilakukan. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknik Imobilized metal-affinity chromatography (IMAC) karena IMAC mempunyai selektifitas tinggi, mudah dielusi dan mudah proses regenerasi kolom. Enzim ini memiliki sifat khusus dapat memecahkan ikatan ester pada lemak dan gliserol.Selain itu, lipase mempunyai kemampuan mengkatalis reaksi organik baik didalam media berair maupun dalam media non air. Enzim lipase sangat berperan dalam pemisahan asam lemak dan pelarutan nodaminyak pada alat industri agar minyak dapat dilarutkan dalam air. Beberapa reaksi yang dikatalisis oleh enzim lipase diantaranya adalah reaksi hidrolisis, alkoholisis, esterifikasi,dan interesterifikasi. Kedelai merupakan sumber protein nabati. Rata-rata kandungan protein biji adalah 35%, kandungan asam amino terbanyak adalah leusin. Kedelai dapat digunakan sebagai bahan makanan (tahu, tempe, kecap, tauco, taoji, susu kedelai, tauge dan sebagainya.). Dalam minyak kedelai terdapat fosfatida yang terdiri dari lesitin dan sepalin yang digunakan sebagai bahan pengemulsi dalam industri makanan. Lesitin digunakan sebagai bahan pengempuk dalam pembuatan kue dan roti. Komposisi asam lemak kasar terdiri dari trigliserida sebesar 90-95 persen, sedangkan sisanya adalah fosfatida, asam lemak bebas, sterol dan tokoferol. Hal ini berarti minyak kedelai sama seperti minyak nabati lainnya yang bebas kolestrol. Kegunaan minyak kedelai yang sudah dimurnikan dapat digunakan untuk pembuatan minyak salad, minyak goreng (cooking oil) serta untuk segala keperluan pangan. Minyak kedelai dapat digunakan pada pabrik lilin, sabun, varnish, lacquers, cat, semir, insektisida dan desinfektans. Minyak kedelai juga dapat digunakan untuk biodiesel dan bahan bakar pada musim panas (summer fuel).

BAB II PEMBAHASAN

Minyak kedelai yang digunakan adalah biji hitam (Guizotia abyssinica), biji kedelai (Glycine max), kacang tanah (Arachis hypogeae), kacang polong (Pisum sativum), dan caster (Recimus communis). Minyak kedelai didapatkan dari beberapa tahap : Ekstraksi Penjernihan Pemucatan

Deodorisasi

Hidrogenasi

Winterisasi

Pemucatan

Deodorisasi

Deodorisasi

Interesterifikasi

Plasticizing

Pemurnian

Sebelum melakukan ekstraksi, kedelai yang akan digunakan harus dibersihkan dan dikuliti terlebih dahulu. Setelah itu kedelai dihancurkan dan dibersihkan dari kulit yang masi tersisa dalam suhu 74-79C selama 30-60 menit. Pada kondisi ini akan terjadi denaturasi dan koagulasi protein sehingga mengurangi afinitas minyak menjadi padat dan akan

memudahkan dalam proses ekstraksi. Ekstraksi yang dilakukan menggunakan pemanasan tidak langsung agar daoat mengatur kelembapan dan suhu. Ekstraksi minyak kedelai digunakan metode ekstaksi dengan pelarut. Alat yang dapat digunakan adalah tipe perlokasi karena lebih efektif jika dilakukan dalam skala besar. Pelarut

yang digunakan adalah heksana dan diberikan diatas dasar serpihan. Setelah dilakukan ekstraksi dilakukan pemurnian, yaitu tahap penghilangan kotoran yang tidak larut dalam minyak. Setelah itu dilakukan pemisahan gum yaitu proses pemisahan getah atau lendir yang terdiri dari fosfotida, protein, residu, karbohidrat, air, dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak. Setelah didapatkan residu minyak yang baik dari hasil pemisahan, untuk mendapatkan enzim lipase dilakukan metode titrimetri.

Karakteristik dari enzim : Skrining Lipase Berikut merupakan hasil skrining lipase yang dimurnikan dengan aseton dan amonium sulfat. Sebagian pemurnian lipase menunjukkan

pemotongan protein yang tidak diperlukan.

pH Aktifitas enzim lipase dipengaruhi oleh pH, hal ini ditunjukan dari grafik sebagai berikut. Pada pH 6-8 ditunjukkan adanya peningkatan aktifitas enzim lipase, tetapi pada pH 9 terjadi penurunan dari aktifitas enzim

lipase. Dapat disimpulkan bahwa pH optimal dari aktifitas enzim lipase adalah 8.

Suhu Pengaruh suhu pada aktivitas lipase yang diisolasi dari benih kedelai yang berkecambah. Pada grafik tersebut ditunjukan setelah aktifitas adanya peningkatan suhu 26C

aktifitas enzim pada suhu 20-24C, mencapai enzim

mengalami

penurunan aktifitas.

Pengaruh Konsentrasi Substrat Nilai km dan v.max untuk lipase ditentukan dengan menggunakan emulsi minyak zaitun sebagai substratnya. Nilai Km untuk enzim bebas, yang diperkirakan dari Lineweaver-Burk plot adalah sebesar 7.67 mg dengan emulsi minyak zaitun sebagai substrat. Nilai v.max diperoleh dari L.B. Plot adalah 0,0125 mL pM min-1.

Pengaruh Ion Logam dan inhibitor Ion metal sebagai Ca+2, Mg2+ pada konsentrasi yang lebih rendah (0,001 mm) menunjukkan efek

peningkatan pada aktivitas lipase dimana yang pada lebih enzim

konsentrasi tinggi lipase Hg+2

aktifitas yang

ditemukan EDTA dan yang aktivitas

terhambat.

lah

menghambat enzim lipase.

Aplikasi enzim lipase adalah untuk sintesis senyawa organik yang semakin banyak dikembangkan, terutama karena reaksi menggunakan enzim lipase bersifat regioselektif dan enansioselektif. Aktifitas katalitik dan selektivitas enzim, tergantung dari struktur substrat, kondisi reaksi, jenis pelarut, dan penggunaan air dalam media. Lipase juga digunakan sebagai pengganti dari emulsifier dan untuk memperbaiki rheologi adonan untuk memproduksi remah-remah dan tekstur yang lebih lembut pada roti. Beberapa lipase digunakan pada cakes untuk mengganti emulsifier atau memperkuat adonan untuk memproduksi cake yang berangin dengan tekstur yang lembut, yang disebut Fatula. Lipase juga bekerja untuk membebaskan beberapa lemak pada tepung yang diikat oleh protein. Dengan melepaskan lemak-lemak tersebut dan memecahnya dari ikatannya, lemak-lemat tersebut bebas untuk digunakan pada roti dengan baik. Enzim lipase memodifikasi lemak alami dari tepung, jadi lipase dapat berfungsi sebagai emulsifier dan mengurangi penambahan emuilsifier tanpa mengurangi kualitas produk bakery.

BAB III PENUTUP Enzim lipase dapat diperoleh dari biji hitam (Guizotia abyssinica), biji kedelai (Glycine max), kacang tanah (Arachis hypogeae), kacang polong (Pisum sativum), dan caster (Recimus communis). Aktivitas lipase dapat dipengaruhi suhu, konsentrasi, dan pengaruh ion logam. Dalam bidang kefarmasian lipase digunakan sebagai emulsifier dan surfaktan.

DAFTAR PUSTAKA Berg, J.M., J.L. Tymoczko, and L. Stryer. 2006. Biochemistry 5th Ed. W.H. Freeman and Company. New York. 1514 p Dosanjh, N.S., dan Kaur, J. 2002. Immobilization, Stability and esterification Studies of a Lipase From Bacillus sp. Journal Biotechnology and AppliedBiochemistry.Vol. 36. Hlm 7-12. Punjab University. Chandigarh. Falony, G., J. C. Armas, J. C. D. Mendoza and J. L. M. Hernndez. 2006. Production of Extracellular Lipase from Aspergillus niger by Solid-State Fermentation. Food Technol. Biotechnol. 44 (2) 235240. Rani, C. and A. Panneerselvam. 2009. Influence of Environmental and Nutritional Parameters on Lipase Production. ARPN Journal of Agricultural and Biological Science. 4(5). 39-43. Sumarsih, S. 2002. Uji Aktivitas Lipolitik Beberapa Bakteri Hasil Isolasi dari PelabuhanTanjung Perak dan Produksi Lipase dari Strain Terpilih. JIPTUNAIR.Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai