ASAL-USUL PENGEMIS
Kata mengemis tentunya sudah tak asing lagi di telinga kita, gambaran yang pertama kali muncul barangkali ketika mendengar kata itu adalah orang yamg mengenakan pakaian compang-camping dan uang. Miskin, alasan klasik mengapa orang-orang bersedia meminta dan mengemis kepada orang lain. Entah karena faktor malas atau karena tidak teratasinya masalah kemiskinan oleh pemerintah. Yang jelas, pengemis dan gelandangan hingga saat ini tetap menjadi fenomena yang tidak ada habisnya.
Asal-Usul Pengemis
mungkin karena dorongan kebutuhan mereka yang sedemikian besar, juga karena kurang pedulinya sesama dan pemerintah terhadap mereka, mereka jadi rela menggadaikan harga diri dan berbuat demikian. Jadi, tugas kita adalah harus lebih peka lagi terhadap sesama, khususnya mereka yang terpinggirkan seperti pengemis
Jadi
Hal ini merupakan PR bagi kita semua, khususnya pemerintah. Harus ada upaya yang lebih real lagi untuk meminimalisir aksi para si pencari Kepingan Rupiah Jalanan ini Yaitu, dengan mewujudakan sila ke-2 dan ke5, dengan kata lain, hal ini harus diaktualisasikan dalam bentuk yang nyata, bukan sekedar janji belaka
Sejuta Arif
Kata-katamu tak sempat lamakan lampu merah Cepat kau menepi menghitung kepingan rupiah Arif tak peduli walau panas hujan menerpa Untuk sebuah kehidupan Anak kecil berlarian di belantara kota Bernyanyi dengan alat musik sederhana Arif tak peduli masa kecilnya terampas Bahkan cit-citanya hampa
Sejuta arif
Sepuluh, seratus, bahkan seribu, seratus ribu, bahkan sejuta arif menunggumu Uluran tangganmu, demi generasi jauh di sana Pernahkah kau pikirkan andai kau arif sebenarnya? Berjuang menepis keangkuhan manusia kota Arif tak peduli hatinya terbentur prahara Bahkan cita-citanya hampa Kamilah sejuta arif yang menunggumu
survei
Survei
Survei
Survei