Anda di halaman 1dari 2

100%

#RamadhanMenulis Kali ini, kita akan mencoba menggali salah satu dari banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil dari Bulan Ramadhan, yaitu tentang totalitas. Teman-teman tahu, bahwa puasa di bulan Ramadhan itu hukumnya wajib bagi semua orang Islam yang sudah baligh. Kita berpuasa dari pagi saat matahari mulai terbit sampai adzan maghrib berkumandang. Kita ngga boleh makan, minum, atau melakukan hal lain yang bisa membatalkan puasa kita. Sekarang saya tanya, boleh nggak kalau kita puasa tapi cuma sampai dzuhur? Atau sampai Ashar lah. Jawabannya boleh. Lho, kok boleh? Iya, boleh, tapi dengan syarat umur kita masih di bawah 5 tahun, itupun harus dilatih untuk berpuasa sampai maghrib. Kalau kita sudah baligh, otomatis kita sudah harus bisa berpuasa penuh sampai maghrib. Kenapa harus penuh? Karena memang begitu aturannya, puasa akan dianggap sah apabila aturan-aturannya (syarat dan rukun-rukunnya) terpenuhi. Dan salah satu syarat diterimanya puasa adalah puasa kita full dari adzan Shubuh berkumandang sampai adzan maghrib. Lalu bagaimana kalau adzan maghrib kurang 5 menit kita sudah berbuka (makan)? Apakah puasa kita sah? Tidak sah? Atau sah, tapi pahalanya hanya 90%? Jawabannya jelas, puasa kita tidak sah, sebab rukun puasanya tidak terpenuhi. Kita tidak mendapat pahala puasa pada hari itu. Bagaimana dengan puasa kita pada jam-jam sebelumnya? Apakah Islam tidak menghargai usaha dan jerih payah umatnya yang telah berjuang puasa menahan lapar dan haus dari terbit fajar sampai adzan maghrib kurang 5 menit? Nah, di sinilah Islam mengajarkan totalitas pada umatnya. Islam tegas. Ketika kita hanya berpuasa sampai maghrib kurang 5 menit, puasa kita belum sah. Kita harus benar-benar full sampai adzan maghrib. Walaupun sebenarnya 5 menit itu presentasenya cuma 0,189%, sangat kecil dibandingkan usaha kita yang sudah 99,81%, tetapi dampaknya sangat besar. Mereka yang puasa 100% puasanya dianggap sah, sedangkan mereka yang hanya 99,81% dianggap tidak sah. Sekali lagi, Islam ingin mengajarkan kepada kita tentang makna totalitas, berusaha 100% menjalankan setiap pekerjaan kita. Jadi, bukan masalah Islam menghargai usaha kita atau tidak, tapi Islam ingin kita bersungguh-sungguh dan total dalam melaksanakan pekerjaan kita.

Ini juga mengajarkan kepada kita untuk tidak lelah dalam berjuang. Ketika suatu saat kau sudah berjuang dengan keras namun belum juga berhasil, maka janganlah mundur, lanjutkan perjuanganmu, siapa tahu usahamu sebenarnya sudah 99%, hanya kurang 1% untuk berhasil. Hanya saja, kau tidak menyadarinya. (SAA)

Anda mungkin juga menyukai