sekarang mereka mulai mencoba menghapus kesan yang ditimbulkan oleh kalimat dengan lima kata di atas. Ya, mulai tahun 2010, pemerintah mengadakan sebuah program guna membantu mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. Program itu diberi nama Bidik Misi, yang merupakan kependekan dari Beasiswa Pendidikan Miskin Berprestasi. Bidik Misi adalah beasiswa yang ditujukan bagi lulusan SMA/MA atau sederajat yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi sedangkan mereka kurang mampu dalam hal ekonomi. Pada tahun 2010, penerima Bidik Misi secara keseluruhan berjumlah 20.000 orang, sedangkan untuk tahun 2011 ini, jumlahnya bertambah menjadi 30.000 orang yang tersebar di 117 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di seluruh Indonesia. bertambah. Untuk jumlah uang yang diterima penerima Bidik Misi adalah sebesar Rp 6 juta per mahasiswa di setiap semesternya, sampai masa kuliah selesai (delapan semester). Enam juta tersebut diperinci sebagai berikut, Rp 2,4 juta digunakan untuk biaya pendidikan, sedangkan yang Rp 3,6 juta sisanya diserahkan kepada mahasiswa sebagai biaya hidup di daerah tempatnya kuliah. Kemungkinan, dari tahun ke tahun jumlahnya akan terus
Memberi Harapan.
Tujuan pertama adalah memberikan harapan kepada anak-anak bangsa dengan kemampuan akademik yang baik tetapi berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi. Jangan pernah berhenti bermimpi bahwa ada negara yang menyiapkan beasiswa paling tidak ke perguruan tinggi negeri, kata Bapak Dirjen Dikti, Prof.Dr. Fasli Jalal, Ph.D pada acara penandatanganan MoU tentang Bidik Misi di Bandung. Jelas sudah, program seratus hari Mendiknas ini cukup membuat nafas para calon penerus bangsa ini lega. Walaupun berasal dari keluarga yang tidak mampu, mereka tidak bisa dianggap remeh. Seperti kata Bapak Mendiknas, Muhammad Nuh, Jangan remehkan mahasiswa miskin, sudah banyak contoh mahasiswa miskin yang 25-30 tahun kemudian menjadi tokoh terkemuka. Secara tidak langsung, Bidik Misi juga berperan dalam upaya mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Hal ini dikarenakan mereka yang berpendidikan lebih tinggi mempunyai peluang untuk bekerja yang lebih besar daripada yang hanya lulusan SMA/MA atau di bawahnya. Semisal, sejumlah 20.000 orang dari keluarga tidak mampu ini mampu menyelesaikan pendidikannya sampai sarjana atau yang lebih tinggi dan mendapat pekerjaan yang layak, maka kurang lebih 20.000 keluarga akan terangkat derajatnya secara ekonomi. Ini merupakan cara yang cukup efektif, dibandingkan hanya dengan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang notabene hanya meringankan beban sesaat tetapi tidak menyelesaikan masalah.
terdapat pada program-program bantuan pemerintah seperti BLT, ataupun yang lainnya. Bidik Misi pun ikut-ikutan diserang penyakit ini. Di Malang, tepatnya di Universitas Negeri Malang, sebanyak 39 mahasiswa batal mendapat Bidik Misi setelah ketahuan mengaku miskin dengan memberikan data yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Ke 39 mahasiswa ini berasal dari keluarga yang mampu secara ekonomi, namun tetap saja mengajukan Bidik Misi.
Untunglah, pemerintah mempunyai sistem penyeleksian yang cukup ketat, yaitu dengan mendatangi rumah para pelamar Bidik Misi satu per satu guna melihat kondisi ekonomi keluarga mereka yang sebenarnya.