Anda di halaman 1dari 11

TUGAS BIOKIMIA UMUM

DISUSUN OLEH :

YOSEF FAJRI SADIKIN 0911121003

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

PERANAN MIKROBA DALAM KEHIDUPAN


1. Sebagai Mahluk Pengurai/Saprovor. Bersama-sama dengan jamur, bakteri berperan sebagai pengurai mahluk-mahluk yang sudah mati 2. Penghasil Antibiotik. Dari bakteri golongan Actinomycetes (bentuk peralihan antara bakteri dan jamur) dihasilkan bermacam-macam antibiotik. Misalnya: Streptomisin >> dari Streptomyces griseus, Kloramfemikol >> dari Streptomyces venezuelae. 3. Penghasil Bahan Pangan. - Rizhopus oryzae pembuatan tempe - Aspergilus wentii pembuatan kecap - Aspergilus orizae pembuatan tauco - Neospora sitophila pembuatan oncom - Sacaromyces cereviceae pembuatan kue kue, tape dan minuman beralkohol - Lactobacilus mesenteroides pembuatan asinan - Sreptococus thermophilus pembuatan yogurt - Streptococus lactis pembuatan keju - Acetobacter xylinum pembuatan nata de coco - Acetobacter acetil pembuatan asam cuka - Lactobacilus citrovorum untuk memberi aroma pada keju dan mentega. - Chlorella, gelidium, gracilaria, eucheuma untuk pembuatan agar-agar -Asam cukadariAcetobacteracetil -YoghurtdariLactobacillursbulgaricus -Sari kelapa/Nata de Coco dari Acetobacter xylinum 4. Pengikat N2 bebas di udara: Bersimbiosis dengan tanaman Leguminosae (tanaman buah polong). - Rhizobium leguminosarum dan R. radicicola. Hidup bebas : - Azotobacter, Rhodospirillum rubrum, Clostridium pasteurianum. 5. Pelarut Phospat (P) Dan Kalium (K) Tanah-tanah yang lama diberi pupuk superfosfat (TSP/SP 36) umumnya kandungan P-nya cukup tinggi (jenuh). Namun, hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi tanaman, karena terikat pada mineral liat tanah yang sukar larut. Di sinilah peranan mikroba pelarut P. Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral liat tanah dan menyediakannya bagi tanaman. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K. Mikroba tersebut adalah Aspergillus sp, Penicillium sp, Zerowilia lipolitika, Pseudomonas sp,Bacillus polymixa, Bacillus megaterium,Glomus sp , Gigaspora sp. 6. Pengendali Hama (Biokontrol) Mikroba telah dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Aplikasi

mikroba untuk biokontrol hama dan penyakit tanaman meliputi mikroba liar yang telah diseleksi maupun mikroba yang telah mengalami rekayasa genetika. Contoh mikroba yang telah banyak dimanfaatkan untuk biokontrol adalah Beauveria bassiana untuk mengendalikan serangga, Metarhizium anisopliae untuk mengendalikan hama boktor tebu ( Dorysthenes sp) dan boktor sengon ( Xyxtrocera festiva ), Trichoderma harzianum untuk mengendalikan penyakit tular tanah ( Gonoderma sp, Jamur Akar Putih, dan Phytopthora sp), dan Bacilus triangularis untuk menghasilkan racun Bt yang dapat membunuh hama tanaman.

Abiogenesis
Pendukung teori abiogenesis terjadi begitu saja atau spontan. Oleh karena itu, teori abiogenesis disebut juga paham Generation Spontaneae. Teori abiogenesis adalah teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Pendukung teori abiogenesis ini adalah : 1. Antonie van Leeuwenhook : Berdasarkan penemuan adanya jentik-jentik pada air hujan dan rendaman air jerami, sehingga berpendapat bahwa jentik-jentik itu berasal dari air. 2. John Needham : Tumbuhnya mikroorganisme pada air rebusan daging sehingga berpendapat bahwa mikroorganisme berasal dari air rebusan daging.

Jadi, kalau pengertian abiogenesis dan generation spontanea kita gabungkan, maka pendapat paham tersebut adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi tersebut dari benda mati / tak hidup yang terkjadinya secara spontan, misalnya : 1. ikan dan katak berasal dari Lumpur. 2. Cacing berasal dari tanah, dan 3. Belatung berasal dari daging yang membusuk. A) Teori Harold Urey (1893)

Urey berpendapat bahwa kehidupan terjadi pertama kali di atmosfer. Pada saat tertentu dalah sejarah perkembangan bumi, terbentuk atmosfer yang kaya akan CH4 (metana), NH3 (ammonia), H2 (hidrogen) dan H2O (air). Molekul-molekul ini dengan bantuan petir yang menimbulkan loncatan listrik dan sinar kosmik akan membentuk asam amino yang merupakan awal dari kehidupan. B) Teori Oparin Oparin sependapat dengan Urey bawah kehidupan pertama terjadi di cekungan pantai yang bahan-bahannya dari lautan.

Biogenesis
Teori Biogenesis adalah teori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga. Pendukung biogenesis ini adalah :
1. Lazzaro

Spallanzi :

Mikroorganisme yang tumbuh pada rebusan daging tersebut berasal dari udara, bukan dari rebusan daging. Percobaan Lazzaro Spallanzani ( 1729-1799) Spallanzani menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna. Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Adapun percoban yang yang dilakukan Spallanzani selengkapnya adalah sebagai berikut:

Labu I

: diisi air 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15oC

selama beberapa menit

dan dibiarkan tetap terbuka.

Labu II

: diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah

pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair agar rapat benar. Selanjutnya, labu dipanaskan.selanjutnay, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin keduanya diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang. Setelah lebih kurang satu minggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air kaldu pada kedua labu tersebut. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut : Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi bertambah keruh dan baunya

menjadi tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba. Labu II : air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula,

baunya juga tetap serta tidak mengandung mikroba. Tetapi, apabila labu ini dibiarkan terbuka lebih lama lagi, ternyata juga banyak mengandung mikroba, airnya berubah menjadi lebih keruh serta baunya tidak enak (busuk). Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut.

2. Francesco

Redi :

Larva yang terdapat pada daging yang membusuk bukan berasal dari daging tetapi berasal dari lalat yang hinggap dan bertelur di sana.

3. Louis

Pasteur :

Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari benda mati (air rebusan daging) tetapi dari mikroorganisme yang terdapat di udara. Jasad renik terdapat di udara bersama dengan abu.

Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo (kehidupan berasal dari telur dan telur dihasilkan makhluk hidup) Makhluk hidup sekarang berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga. Percobaan Louis Pasteur (1822-1895) Dalam menjawab keraguannya terhadap paham abiogenesis. Pasteur melaksanakan percobaan untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Dalam percobaanya, Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu. Langkah-langkah percobaan Pasteur selengkapnya adalah sebagai berikut :

Langkah I

: labu disi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat-rapat dengan gabus. Celah antara

gabus dengan mulut labu diolesi dengan paraffin cair. Setelah itu pada gabus tersebut dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa. Lalu, labu dipanaskan atau disterilkan.

Langkah II

: selanjutnya labu didinginkan dan diletakkan ditempat yang aman. Setelah

beberapa hari, keadaan air kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetep jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.

Langkah III : labu yang air kaldu didalamnya tetap jernih dimiringkan sampai air kaldu didalamnya mengalir kepermukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara. Setelah itu labu diletakkan kembali pada tempat yang aman selama beberapa hari. Kemudian keadaan air kaldu diamati lagi. Ternyata air kaldu didalam labu meanjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.

Melalui pemanasan terhadap perangkat percobaanya, seluruh mikroorganisme yang terdapat dalam air kaldu akan mati. Disamping itu, akibat lain dari pemanasan adalah terbentuknya uap air pada pipa kaca berbentuk leher angsa. Apabila perangkat percobaan tersebut didinginkan, maka air pada pipa akan mengembun dan menutup lubang pipa tepat pada bagian yang berbentuk leher. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya mikroorganisme yang bergentayangan diudara untuk masuk kedalam labu. Inilah yang menyebabkan tetap jernihnya air kaldu pada labu tadi. Pada saat sebelum pemanasan, udara bebas tetap dapat berhubungan dengan ruangan dalam labu. Mikroorganisme yang masuk bersama udara akan mati pada saat pemanasan air kaldu. Setelah labu dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukan pipa, air kaldu itu akan bersentuhan dengan udara bebas. Disini terjadilah kontaminasi mikroorganisme. Ketika labu dikembalikan keposisi semula (tegak), mikroorganisme tadi ikut terbawa masuk. Sehingga, setelah labu dibiarkan beberapa beberapa waktu air kaldu menjadi akeruh, karena adanya pembusukan oleh mikrooranisme tersebut. Dengan demikian terbuktilah ketidak benaran paham Abiogenesis atau generation spontanea, yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang terjadi secara spontan.

Berdasarkan hasil percobaan Spallanzani dan Pasteur tersebut, maka tumbanglah paham Abiogenesis, dan munculah paham/teori baru tentang asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan teori Biogenesis. Teori itu menyatakan :

1. omne vivum ex ovo = setiap makkhluk hidup berasal dari telur. 2. Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan 3. Omne vivum ex vivo = setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.

Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis,

belum berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya makhluk hidup yang pertama kali terjawab.

Penelitian spalanzani dan fransisko redi


Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea) Disebut juga teori Abiogenesis pelopornya seorang ahli filsafat zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi begitu saja pendapat ini masih terus bertahan sampai abad kc 17 -18 Anthony van Leenwenhoek (abad ke 18) berhasil membuat mikroskop dan melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami penemuan Leeuwenhoek (salah seorang penganut teori abiogenesis) memperkuat teori generatio spontanea teori terbukti makhluk hidup berasal dari benda mati (jasad renik berasal dari air bekas rendaman jerami). Beberapa ahli berusaha mengadakan penelitian untuk menyangkal teori generatio spontanea antara lain Franscesco Redi, Spallanzani dan Louis Pasteur. Percobaan Redi dan Spallanzani masih belum dapat menumbangkan teori generatio spontanea karena menurut pendapat para pendukung teori tersebut bahwa untuk dapat timbul kehidupan secara spontan dari benda mati diperlukan gaya hidup dan gaya hidup pada percobaan Spallanzani dan Redi tidak dapat melakukan fungsinya karena stoples dan labu percobaan tersumbat rapat-rapat. Pasteur mencoba memperbaiki percobaan Spallanzani dengan menggunakan tabung kaca berbentuk leher angsa atau huruf S untuk menutup labu walaupun labu tersumbat udara sebagai "sumber gaya hidup" dapat masuk ke dalam labu. Dengan percobaan ini Pasteur berhasil menumbangkan teori generatio spontanea. Teori Abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. Orang yang pertama kali mengemukakan teori ini adalah Aristoteles (384 322 SM). Teori ini diperoleh dari pengamatan keadaan lingkungan disekitarnya. Misalnya cacing berasal dari tanah atau ulat berasal dari daging, sehingga diambil kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup. Namun, semakin banyak orang mempelajari biologi maka orang mulai meragukan teori abiogenesis. Keraguan tersebut berhasil diyakinkan oleh Anthony Van Leeuwenhoek pada abad ke-17. Leeuwenhoek menemukan mikroskop yang dapat memperlihatkan mikroorganisme, sperma, sel darah, dan mikroorganisme lainya.

Teori Biogenesis Teori Biogenesis merupakan teori yang mengatakan bahwa makhluk hidupberasal dari makhluk hidup yang ada sebelumnya. Teori ini didukung oleh beberapa penelitian. Percobaan Francesco Redi Pada tahun 1668, seorang dokter italia yang bernama francesco redi melakukan percobaan untuk menunjukan bahwa ulat tidak muncul dari daging yang membusuk melainkan dari telur lalat. Pada percobaannya, francesco redi menggunakan 2 buah toples yang berisi daging. Toples pertama diisi daging dan ditutup dengan rapat. Toples kedua diisi dengan daging dan di biarkan terbuka. Setelah didiamkan beberapa hari, daging pada toples pertama tidak mengandung ulat. Sebaliknya pada toples kedua dagingnya mengandung ulat. Dari percobaan tersebut francesco redi menyimpulkan bahwa ulat yang terdapat pada toples kedua berasal dari lalat. Lalat yang hinggap pada daging tersebut bertelur, dan telurnya tersimpan dalam daging tersebut kemudian menetas dan menjadi ulat. Hasil percobaan ini tidak dapat diterima oleh para pendukung teori abiogenesis, karena pada toples pertama yang tertutup rapat udara tidak dapat masuk, sehingga kehidupan tidak dapat terjadi. Untuk membuktikan kebenaran teorinya, maka francesco redi melakukan percobaan yang kedua. Pada percobaannya kali ini daging diletakkan pada toples yang tidak ditutup dengan kain kasa sehigga udara masih dapat masuk, tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil dari percobaan tersebut adalah daging membusuk dan pada daging terdapat beberapa ulat. Kesimpulan yang diambl dari percobaan ini adalh bahwa ulat tidak berasal dari daging yang membusuk melainkan dari lalat yang hinggap di kain kasa dan telurnya jatuh di atas daging. Percobaan Lazzaro Spallanzani Penelitian mengenai biogenesis juga dilakukan oleh pendeta berkebangsaan italy, Lazzaro Spallanzani pada tahun 1765. Ia mencoba membuktikan bahwa mikroorganisme yang ditemukan oleh Leeuwwenhoek tidak muncul dengan sendirinya. Spallanzani melakukan percobaan dengan dua buah labu yang berisi air kaldu nutrien yang dipanaskan. Labu pertama diisi air kaldu nutrien, yang dipanaskan hingga suhu mencapai 15C dan dibiarkan terbuka. Labu kedua diisi air nutrien, kemudian dipanaskan hingga mendidih (100C), dan disumbat dengan gabus. Sesudah itu kedua labu didinginkan dan didiamkan selama satu minggu. Hasil percobaan ini adalah pada labu pertama air kaldu sedangkan pada labu kedua air kaldu tetap jernih, tidak berbau, dan tidak mengandung mikroorganisme. Tetapi, jika selanjutnya labu kedua dibiarkan terbuka maka setelah beberapa hari air kaldu menjadi keruh dan berbau. Dari percobaan spallanzani ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas mikroorganisme pada labu pertama menyebabkan air kaldu menjadi berbau. Mikroorganisme ini berasal dari udara karena labu tidak tertutup. Pada labu kedua tidak terjadi perubahan pada kaldu, karena mikroorganisme dari udara luar tidak dapat masuk. Percobaan Louis Pasteur Penelitian spallanzani disempurnakan oleh Louis Pasteur, seorang ahli biokimia dan

mikrobiologi dari perancis. Pasteur juga mendidihkan gelas labu berisi kaldu, tetapi leher labu tidak di tutup rapat-rapat melainkan dibentuk seperti huruf S atau leher angsa, sehingga ujungnya tetap terbuka (udara dapat masuk). Labu berleher angsa diisi dengan air kaldu nutrien, kemudian didihkan hingga steril. Setelah itu labu didinginkan dan didiamkan. Setelah beberapa hari air kaldu dalam labu leher angsa tetap jernih, meskipun udara dapat masuk kedalam tabung. Mikroorganisme yang ada di udara tidak dapat mencapai air kaldu karena terjebak dalam leher labu yang panjang. Tetapi jika labu berleher angsa ini dimiringkan, sehingga iar kaldu bersentuhan dengan udara yang terperangkap dileher labu, maka beberapa hari kemudian air kaldu menjadi keruh. Percobaan ini membuktikan bahwa mikroorganisme pada air kaldu berasal dari mikroorganisme yang ada di udara,bukan berasal dari air kaldu.

KESIMPULAN
a) Percobaan Francesco Redi( 1626-1697) Untuk menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Percobaan Redi selengkapnya adalah sebagai berikut :

Stoples I : diisi dengan sekerat daging, ditutup rapat-rapat. Stoples II :diisi dengan sekerat daging, dan dibiarkan tetap terbuka. Stoples III : disi dengan sekerat daging, dibiarkan tetap terbuka. Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Danhasilnya sebagai berikut:

Stoples I : daging tidak busuk dan pada daging ini tidak ditemukan jentik / larva atau belatung lalat. Stoples II : daging tampak membusuk dan didalamnya ditemukan banyak larva atau belatung lalat.

Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Francesco redi menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat dalam daging busuk di stoples II dan III bukan terbentuk dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang ditinggal pada daging ini ketika lalat tersebut hinggap disitu. Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada stoples II, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya yang membusuk belatung relative sedikit.

Anda mungkin juga menyukai