Yuni Nur Hidayati Jurusan Fisika/1109100029 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yuni09@mhs.physics.its.ac.id Abstrak Telah dilakukan percobaan analisa sifat fisis bahan dengan tujuan untuk menentukan nilai densitas dan porositas dari beberapa batuan dan logam. Adapun batuan dan logam yang akan ditentukan densitas dan porositasnya antara lain: batu bata putih, batu bata ringan, batu apung, genteng 1, genteng 2, batu bata merah 1, batu bata merah 2, batu kali 1, batu kali 2, tembaga, besi, dan aluminium. Pengukuran densitas pada batuan dan logam dilakukan dengan menggunakan prinsip Archimedes. Massa bahan diukur dengan menggunakan neraca digital, sedangkan untuk pengukuran besarnya gaya angkat ke atas menggunakan neraca Newton dimana besarnya merupakan selisih antara berat kering dan berat basah. Dari beberapa pengukuran dan pengolahan data yang telah dilakukan didapatkan nilai densitas dan porositas dari sampel berturut-turut adalah batu bata putih=2335,7 kg/m3 dan 6,17%; batu bata ringan=1092,5 kg/m3 dan 56,07%; batu apung=1642,8 kg/m3 dan 9,52%; genteng 1=3597,2 kg/m3; genteng 2=1988,4 kg/m3; batu bata merah 1=1834,8 kg/m3 dan 7,93%; batu bata merah 2=2288,5 kg/m3 dan 34,62%; batu kali 1=3234,7 kg/m3 dan 79,70%; batu kali 2=2280,2 kg/m3 dan 52,01%; tembaga=9456 kg/m3 dan 5,54%; besi=10937,4 kg/m3 dan 38,45%, dan aluminium=2504,3 kg/m3 dan 7,25%. Kata kunci: densitas, porositas, prinsip Archimedes. PENDAHULUAN Setiap material memiliki sifat mekanik dan sifat fisik yang dapat dilihat dan diamati berdasarkan porositas adalah kemampuan untuk menyerap fluida pada batuan atau formasi atau ruang-ruang yang terisi oleh fluida di antara zat-zat padat atau mineral pada suatu batuan. Pengukuran densitas dan porositas ini sangat
eksperimen.salah satu sifat fisis yang dimiliki oleh material adalah densitas dan porositas. Densitas suatu zat merupakan merupakan perbandingan massa dan volume zat itu, sehingga nilai densitas dapat diukur melalui pengukuran massa dan volumenya. Namun, nilai densitas tidak bergantung pada massa zat
dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip Archimedes. Sehingga untuk mengetahui lebih lanjut tentang
maupun
volumenya.
Sedangkan
penentuan densitas dan porositas suatu material dengan prinsip Archimedes inilah yang melatar belakangi
gaya angkat keatas, yaitu selisih berat benda terhadap berat benda ketika dimasukkan kedalam air yang diukur menggunakan Besarnya neraca densitas Newton. dengan
adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin besar densitas suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan memiliki Dengan Porositas adalah kemampuan
untuk menyerap fluida pada batuan atau diartikan sebagai formasi atau ruangruang yang terisi oleh fluida di antara zat-zat padat atau mineral pada suatu batuan. Porositas Total adalah
volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah. Rumusan untuk densitas adalah sebagai berikut:
perbandingan volume ruang total batuan pada formasi dengan volume ruang pori yang terisi oleh fluida. Perbandingan antara volume total ruang pori dan
Dengan, = massa jenis benda m = massa benda V = volume benda Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun
volume total batuan disebut porositas total atau absolut. Perbandingan antara ruangpori yang saling berhubungan dan volume total batuan disebut porositas efektif. Porositas dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Porositas primer yang merupakan ruang-ruang pori yang dimiliki pada batuan dengan tersebut dan sehingga menyerap dapat fluida.
volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Pengukuran densitas menggunakan prinsip
menampung
Archimedes
2.
Porositas
yang dimana
mempunyai besarnya
permebilitas, adalah
porositas
menampung
tapi
tuknya karena adaya proses lanjutan setelah disolusi tersebut. gamping pengendapan atau kekar pada adalah dolomit, merupakan sehingga pada tersebut porositas berupa batuan batuan pada batuan sering batuan yang di
METODOLOGI PERCOBAAN Pengukuran densitas bahan ini menggunakan prinsip teori gaya apung atau prinsip Archimedes. Bahan yang akan diukur densitasnya adalah batu bata putih, batu bata ringan, batu apung, genteng 1, genteng 2, batu bata merah 1, batu bata merah 2, batu kali 1, batu kali 2, tembaga, besi, dan aluminium. Terlebih dengan dahulu neraca atau sampel digital ditimbang yang telah
Contohnya dan
dukung dengan adanya kekar pada batuan tersebut. 3. Porositas bersambung merupakan porositas dan yang saling jalur berhubungan pada ruang
dikalibrasi selanjutnya,
dinolkan. sampel
setiap
menggunakan
benang.
Setelah
secara bergantian sampel yang telah diikat digantungkan pada timbangan Newton untuk mengetahui berat sampel. Setelah diketahui beratnya, sampel yang masih terikat, dicelupkan ke dalam air
membentuk
porinya sehingga depat memberikan aliran pada fluida dengan batasan tertentu. 4. Porositas yang Potensial dapat merupakan memberikan pada batasan
yang ada dalam beker glass. Dicatat kembali berat sampel yang telah
porositas aliran
pada
fluida
dicelupkan ke dalam air. Dari data yang diperoleh nantinya dapat digunakan untuk menentukan densitas dan
tertentu tergantung dari ukuran pori. 5. Porositas yang efektif dapat merupakan memberikan bebas bukan yang ini saya
porositas aliran
porositas bahan. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa sifat fisis pada beberapa bahan dilakukan dengan mengukur
bagi
fluida
merupakan bersambung
mengartikannya
adalah
porositas
densitas dan porositas dari bahan-bahan tersebut. Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh beberapa data
6,2272
61
Batu apung
9,0356
88
33
Genteng 1
11,8709
100
67
Genteng 2
14,5155
150
77
Batu bata merah 1 Batu bata merah 2 Batu kali 1 tak beraturan Batu kali 2 bulat
11,1921
120
59
16,7063
150
77
32,3468
300
200
14,7073
150
85,5
Tembaga
8,5110
83
74
Besi
4,3750
41
37
Aluminium
2,0034
20
12
Dilihat dari data pada tabel 1 diatas, diperoleh nilai berat basah selalu lebih kecil dari berat keringnya, hal ini disebabkan karena adanya gaya tekan keatas dalam air atau biasanya disebut dengan gaya Archimedes yang bersifat meringankan. Nilai densitas dari material pada percobaan ini dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2. Sedangkan nilai porositas dapat ditentukan dengan membandingkan selisih antara densitas teoritik dan densitas percobaan dengan densitas teoritik itu sendiri lalu dikali seratus persen. Nilai densitas teoritik dari material dapat dicari atau diketahui dari berbagai sumber. Adapun contoh perhitungannya sebagai berikut: Untuk batu bata putih: Menentukan densitas mrata-rata = 6,4232 gr = 6,4232 x 10-3 kg g = 10 m/s2
air Wbasah
Jadi, nilai densitas dan porositas dari batu bata putih berturut-turut adalah 2335,7 kg/m3 dan 6,17 %. Adapun nilai densitas dan porositas untuk material yang lain dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 nilai densitas dan porositas untuk material uji Material Batu bata putih Batu bata ringan Batu apung Genteng 1 Genteng 2 Batu bata merah 1 Batu bata merah 2 1700 1700 teoritis (kg/m3) 2200 700 1500 percobaan (kg/m3) 2335,7 1092,5 1642,8 3597,2 1988,4 1834,8 2288,5 7,93 34,62 P (%) 6,17 56,07 9,52
Dari hasil penentuan densitas dari beberapa bahan didapatkan bahwa tiap bahan memiliki densitas yang berbeda-beda. Begitu pula dengan nilai porositasnya. mempengaruhi porositasnya perendaman, Faktor nilai adalah masih yang densitas pada dapat dan proses terdapat
34,62%; batu kali 1=3234,7 kg/m3 dan 79,70%; batu kali 2=2280,2 kg/m3 dan 52,01%; 5,54%; tembaga=9456 besi=10937,4 kg/m3 kg/m
3
dan dan
38,45%, dan aluminium=2504,3 kg/m3 dan 7,25%. DAFTAR PUSTAKA - Levorsen, A.I. 1954. Geology Of Petroleum. San Fransisco. W.H.
ruang kosong dalam sampel yang belum terisi penuh oleh air. KESIMPULAN Dari hasil pengukuran dan
Freeman & Company. - Kennet, R.T., dan Chamberlain, J. 1991. Korosi untuk Mahasiswa Sains dan Rekayasa. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta - www.geology science.com - www.physics science,chemistry-
pengolahan data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai densitas dan porositas tiap material memiliki nilai yang berbeda. Adapun nilai
physics material.com
densitas dan porositasnya berturut-turut adalah batu bata putih=2335,7 kg/m3 dan 6,17%; batu bata ringan=1092,5 kg/m3 dan 56,07%; batu apung=1642,8 kg/m3 dan 9,52%; genteng 1=3597,2 kg/m3; genteng 2=1988,4 kg/m3; batu bata merah 1=1834,8 kg/m3 dan 7,93%; batu bata merah 2=2288,5 kg/m3 dan