Anda di halaman 1dari 31

BAB I ADMINISTRASION

A. Pengertian Administrasi Dalam pembahasan ini, konsep administrasi dipandang sama dengan konsep Manajemen. Manajemen Pendidikan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan pendidikan, secara sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai manajemen yang diterapkan dalam bidang pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-ciri khas yang berkaitan dengan pendidikan. Oleh karena itu pemahaman tentang manajemen pendidikan menuntut pula pemahaman tentang manajemen secara umum. Berikut ini akan dikemukakan tentang makna manajemen.
B. Konsep Administrasi/Manajemen

Dari

segi

bahasa management

berasal

dari

kata manage

(to

manage) yang berarti to conduct or to carry on, to direct (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam Kamus Inggeris Indonesia kata Manage diartikan Mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola(John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggeris Indonesia) , Oxford Advanced Learners something Dictionary mengartikan Manage sebagai to especially something difficult.. succed in doing Management the act

ofrunning and controlling business or similar organization sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Manajemen diartikan sebagai Prose penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari segi Istilah telah banyak para ahli telah memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas.

Tabel 2.1. Pendapat Pakar tentang Manajemen/Administrasi No Pengertian Administrasi/manajemen The most comporehensive definition views management as an integrating process by which authorized individual create, maintain, and (Lester Robert operate an organization in the selection an Bittel (Ed), 1978 : 1. accomplishment of its aims Manajemen itu adalah pengendalian semua dan 640) Pendapat

pemanfaatan daripada

faktor dan

sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau (Prajudi menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja Atmosudirdjo,1982 2. yang tertentu : 124)

Management is the use of people and other ( Boone& Kurtz. 3. resources to accomplish objective 1984 : 4) Cyril ODonnel:3)

.. management-the function of getting things (Harold Koontz, 4. done through people Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindsakan-tindakan : Perencanaan, pengorganisasian, menggerakan, dan poengawasan, yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan (George R. Terry, 5. sumberdaya manusia serta sumber-sumber lain 1986:4)

No Pengertian Administrasi/manajemen Manajemen kemampuan memperoleh dapat atau sesuatu didefinisikan sebagai ketrampilan hasil dalam untuk rangka

Pendapat

pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat (Sondang P. 6. pelaksana utama administrasi Management is the process of efficiently achieving the objectives of the organization with De Cenzo&Robbin 7. and through people 1999:5 Siagian. 1997 : 5)

dengan memperhatikan beberapa definisi di atas nampak jelas bahwa perbedaan formulasi hanya dikarenakan titik tekan yang berbeda namun prinsip dasarnya sama, yakni bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan adalah dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada, sementara itu definisi nomor empat yang dikemukakan oleh G.R Terry menambahkan definisi nomor lima dengan proses P

kegiatannya, sedangkan

dari Sondang

Siagian menambah penegasan tentang posisi manajemen hubungannya dengan administrasi. Terlepas dari perbedaan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang nampaknya menjadi benang merah tentang pengertian manajemen yakni : 1. Manajemen merupakan suatu kegiatan 2. Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain 3. Kegiatan manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu Setelah melihat pengertian manajemen, maka nampak jelas bahwa setiap organisasi termasuk organisasi pendidikan seperti Sekolah akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapantahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya

dengan menunjukan suatu keterpaduan dalam prosesnya, dengan mengingat hal itu, maka makna pentingnya manajemen semakin jelas bagi kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan.
C. Konsep Administrasi/Manajemen Pendidikan

Setelah memperoleh gambaran tentang manajemen secara umum maka pemahaman tentang manajemen pendidikan akan lebih mudah, karena dari segi prinsip serta fungsi-fungsinya nampaknya tidak banyak berbeda, perbedaan akan terlihat dalam substansi yang dijadikan objek kajiannya yakni segala

sesuatu yang berkaitan dengan masalah pendidikan. Oteng Sutisna (1989:382) menyatakan bahwa Administrasi pendidikan hadir dalam tiga bidang perhatian dan kepentingan yaitu : (1) setting Administrasi pendidikan (geografi, demograpi, ekonomi, ideologi, kebudayaan, dan pembangunan); (2) pendidikan (bidang garapan Administrasi); dan (3) substansi administrasi pendidikan (tugas-tugasnya, prosesnya, asas-asasnya, dan prilaku administrasi), hal ini makin memperkuat bahwa

manajemen/administrasi pendidikan mempunyai bidang dengan cakupan luas yang saling berkaitan, sehingga pemahaman tentangnya memerlukan wawasan yang luas serta antisipatif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat disamping pendalaman dari segi perkembangan teori dalam hal manajemen/administrasi. Dalam kaitannya dengan makna manajemen/Administrasi

Pendidikan berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian manajemen pendidikan yang dikemukakan para ahli. Dalam hubungan ini penulis mengambil pendapat yang mempersamakan antara Manajemen dan

Administrasi terlepas dari kontroversi tentangnya, sehingga dalam tulisan ini kedua istilah itu dapat dipertukarkan dengan makna yang sama.

Tabel 2.2. Pendapat Pakar tentang Administrasi/manajemen Pendidikan No Pengertian Administrasi/manajemen Pendidikan Administrasi pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah Djaman Satori, 1. ditetapkan secara efektif dan efisien Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber (1980: 4) Pendapat

pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai Made Pidarta, 2. tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya Manajemen perencanaan, pendidikan ialah proses memimpin, (1988:4)

peng-organisasian,

mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan mengembangkan kehidupan manusia seutuhnya, bangsa, yaitu

manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, Biro Perencanaan mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat Depdikbud, 3. dan kebangsaan (1993:4)

educational administration is a social process that Castetter. 4. take place within the context of social system Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, Soebagio mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya Atmodiwirio. 5. pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan (2000:23) (1996:198)

No Pengertian Administrasi/manajemen Pendidikan Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang

Pendapat

baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai Engkoswara 6. tujuan yang disepakati bersama dengan memperhatikan pengertian di atas (2001:2) nampak bahwa

manajemen/administrasi pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu bentuk penerapan manajemen atau administrasi dalam mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam dunia pendidikan, fungsi administrasi pendidikan merupakan alat untuk mengintegrasikan peranan seluruh sumberdaya guna tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu konteks sosial tertentu, ini berarti bahwa bidangbidang yang dikelola mempunyai kekhususan yang berbeda dari manajemen dalam bidang lain. Menurut Engkoswara (2001:2) wilayah kerja manajemen pendidikan dapat digambarkan secara skematik sebagai berikut :
Perorangan

Garapan Fungsi

SDM

SB

SFD
TPP

Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan


Kelembagaan

Gambar 2.1.
E. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

gambar di atas menunjukan suatu kombinasi antara fungsi manajemen dengan bidang garapan yakni sumber Daya manusia (SDM), Sumber Belajar

(SB), dan Sumber Fasilitas dan Dana (SFD), sehingga tergambar apa yang sedang dikerjakan dalam konteks manajemen pendidikan dalam upaya untuk mencapai Tujuan Pendidikan secara Produktif (TPP) baik untuk perorangan maupun kelembagaan Lembaga pendidikan seperti organisasi sekolah merupakan kerangka kelembagaan dimana administrasi pendidikan dapat berperan dalam mengelola organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari tingkatan-tingkatan suatu organisasi dalam hal ini sekolah, administrasi pendidikan dapat dilihat dalam tiga tingkatan yaitu tingkatan institusi (Institutional level), tingkatan manajerial (managerial level), dan tingkatan teknis (technical level) (Murphy dan Louis, 1999). Tingkatan institusi berkaitan dengan hubungan antara lembaga pendidikan (sekolah) dengan lingkungan eksternal, tingkatan manajerial berkaitan dengan

kepemimpinan, dan organisasi lembaga (sekolah), dan tingkatan teknis berkaitan dengan proses pembelajaran. Dengan demikian manajemen pendidikan dalam konteks kelembagaan pendidikan mempunyai cakupan yang luas, disamping itu bidang-bidang yang harus ditanganinya juga cukup banyak dan kompleks dari mulai sumberdaya fisik, keuangan, dan manusia yang terlibat dalam kegiatan proses pendidikan di sekolah Menurut Consortium on Renewing Education (Murphy dan Louis, ed. 1999:515) Sekolah (lembaga pendidikan) mempunyai lima bentuk modal yang perlu dikelola untuk keberhasilan pendidikan yaitu : 1. Integrative capital 2. Human capital 3. Financial capital 4. Social capital 5. Political capital Modal integratif adalah modal yang berkaitan dengan pengintegrasian empat modal lainnya untuk dapat dimanfaatkan bagi pencapaian

program/tujuan pendidikan, modal manusia adalah sumberdaya manusia yang kemampuan untuk menggunakan pengetahuan bagi kepentingan proses pendidikan/pembelajaran, modal keuangan adalah dana yang diperlukan untuk

menjalankan dan memperbaiki proses pendidikan, modal sosial adalah ikatan kepercayaan dan kebiasaan yang menggambarkan sekolah sebagai komunitas, dan modal politik adalah dasar otoritas legal yang dimiliki untuk melakukan proses pendidikan/pembelajaran. Dengan pemahaman sebagaimana dikemukakan di atas, nampak bahwa salah satu fungsi penting dari manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan proses pembelajaran, hal ini mencakup dari mulai aspek persiapan sampai dengan evaluasi untuk melihat kualitas dari suatu proses tersebut, dalam hubungan ini Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang melakukan kegiatan/proses pembelajaran jelas perlu mengelola kegiatan tersebut dengan baik karena proses belajar mengajar ini merupakan kegiatan utama dari suatu sekolah (Hoy dan Miskel 2001). Dengan demikian nampak bahwa Guru sebagai tenaga pendidik merupakan faktor penting dalam manajemen pendidikan, sebab inti dari proses pendidikan di sekolah pada dasarnya adalah guru, karena keterlibatannya yang langsung pada kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidik dalam suatu lembaga pendidikan akan menentukan bagaimana kontribusinya bagi pencapaian tujuan, dan kinerja guru merupakan sesuatu yang harus mendapat perhatian dari fihak manajemen pendidikan di sekolah agar dapat terus berkembang dan meningkat kompetensinya dan dengan peningkatan

tersebut kinerja merekapun akan meningkat, sehingga akan memberikan berpengaruh pada peningkatan kualitas pendidikan sejalan dengan tuntutan perkembangan global dewasa ini

BAB II ORGANIZATION

A. Pengertian Organisasi Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang kedalam aktivitas kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Hendry Fayol, F. Drucker, 1997 ). Organisasi yaitu penugasan orang-orang kedalam fungsi pekerjaan yang harus dilakukan agar terjadi aktivitas kerja sama dalam mencapai tujuan. (Daniel Griffiths, (1959)). Manajemen yaitu usaha yang sistematis dalam mengatur dan menggerakan orang-orang yang ada didalam organisasi agar mereka bekerja sepenuh kesanggupan dan kemampuan yang dimilikinya.

B. Individu dan Organisasi Organisasi yaitu unit social atau perserikatan manusia, yang sengaja didirikan dengan penuh pertimbangan akal sehat dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama. (Amitai Etzioni (1982)). Organisasi adalah koordinasi yang rasional dari aktivitas sejumlah orang dalam mencapai sejumlah tujuan yang jelas melalui pembagian kerja dan fungsi dan melallui hiarki kekuasaan dan tanggung jawab. (Edgar Schein (1973)). Keuntungan dalam memasuki organisasi diantaranya yaitu: 1. Memungkinkan orang mencapai tujuan tak mungkin dilakukan sendiri dalam menjelmakannya. 2. Meringankan beban perseorangan karena saling membantu. 3. Mempermudah pemecahan masalah yang dihadapi bersama. 4. Memenuhi kebutuhan sosial perorangan untuk saling menerima dan mengakui keberadaannya, sehingga terbebas dari kesaingan. 5. Mempunyai nilai keuntungan ekonomi, prestos, dan prestasi.

6. Media perwujudan diri seseorang terutama dalam menyalurkan aspirasi dan kehendaknya. 7. Memperoleh rasa aman. Menurut Herbert G.Hick dan G. Ray Gullet mengetakan bahwa keuntungan berorganisasi yaitu dalam bentuk nilai sinergistika oraganisasi.(1987;38-41). Ciri-ciri organisasi menurut Amitai Etzion (1987;4) yaitu diantaranya: a) Adanya pembagian tugas pekerjaan b) Pengendalian dan pengarahan usaha mencapai tujuan dari pusat kekuasaan yang telah ditetapkan. c) Pengertian tenaga untuk lebih meningkatkan usahanya. d) Service profider. e) Efsiensi. f) Pertanggung jawab kepada stakeholder. g) Memanfaatkan produk teknologi tinggi baik dalam mengeloh informasi maupun dalam mengelolah input menjadi outputny h) Interdependen dan hidup saling menguntungkan dengan lingkungannya, sehingga mampu bertahan lama karena dapat menyesuaikan diri dengan perkembngan zaman. C. Jenis Organisasi Terdapat dua jenis organisasi yaitu organisa formal dan nonformal. Oranisasi formal adalah system kerja sama yang komplek dari unsure fisik, biologis, individu, dan social dalam hubungan kerja sama yang teratur dari dua individu atau lebih. (Cheseter I Barnard, 1968). Organisasi formal menggambarkan hubungan manajer dan karyawan dalam struktur hubungan organisasi yang jelas pada posisi masing-masing, melalui jaringan kewenangan bertindak, komunikasi dan pertanggung jawaban.(Herbert G.Hick, 1968). Ciri-ciri organisasi Formal: 1. Struktur kegiatan diatur dengan jelas

10

2.

Komunikasi organisasi ditata secara tertib, siapa bertanggung jawab kepada siapa .

3. 4.

Organisasi relative permanen. Organisasi tumbuh menjadi besar karena peningkatan spesialisasi didalamnya.

5. 6. 7. 8. 9.

Terdpat pergantian personil Memiliki acuan normal Orgnisasi dibentuk secara rasional Setiap masalah dipecahkan secara formal Pelayanan ditetapkan secara hirarki Organisasi informal yaitu ikatan kebersamaan yang dibentuk secara suka

rela oleh para anggotanya untuk memperoleh kepuasan berafiliasi, salah tujuan utamanya adalah memperoleh persahabatan.( Hick, 1987;175). D. Bentuk Organisasi Ada tiga bentuk organisasi yaitu organisasi jalur, organisasi lini dan staf ,serta organisasi fungsional. Oraginisasi jalur yaitu bentuk yang menunukan adanya garis komando central dari atasan kepada bawahan. Contoh bagan organisasi garis/jalur

Keterangan:

Menejemen kebawah (komando) Menejemen ke atas ( tanggung jawab)

11

Bentuk organisasi garis dan staf yaitu bentuk organisasi dimana pucuk pimpinan menpunyai staf sebagai pembantu yang tidak memiliki kewenangan member komando. Bagan organisasi line and staf
KEPALA

Bentuk organisasi fungsional adalah organisasi yang mendasarkan kepada keahlian.

12

BAB III MANAJEMENT INFORMATION SYSTEM

A. Pengertian Manajement Information System Pengertian informasi menurut Shrode dan Voich (1994): Sumber dasar bagi organisasi dan esensial agar operasionalisasi dan manajemen berfungsi secara efektif. Sistem informasi manajemen merupakan suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi pemakai dengan kebutuhan yang serupa. (Mcleod, 1995) Sistem yaitu seperangkat komponen yang terdiri dari dua atau lebih yang saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain, untuk mencapai tujuan bersama.(Prajudio Atmosudirdjo,1979).

B. Alasan Kebutuhan Informasi Bermutu Dalam Pendidikan Sander ( 1973), Mengemukakan terdapat tiga elemen dasar kegiatan kemanusiaan, yakni: informasi, energy dan material. Informasi adalah yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang akan datang. Oteng Sutisna (1991), Pendidikan menunjuk kepada suatu proses yang disengaja dengan mana orang-orang dijadikan sasaran pengaruh suatu lingkungan yan dipilih dan dikontrol sedemikian rupa hingga mereka dapat memperoleh kemampuan social dan perkembangan individual yang di didalam praktek umumnya melibatkan berbagai pihak, sumber-sumber dan jaringan kerja. Lima hal yang dapat memberikan tekanan terhadap tuntutan

pengembangan informasi bagi organisasi-organisasi social seperti h Lnya oragnisasi pendidikan. (Sander,1973): a) Peningkatan volume pekerjaan tulis menulis

13

b) c) d) e)

Permintaan ketepatan waktu Permintaan kualitas Tekanan dari perubahan lingkungan luar Biaya SIM merupakan suatu sistem yang menyediakan informasi untuk

manajer secara teratur. Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang

menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. C. Tujuan Umum

Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

Menyediakan

informasi

yang

dipergunakan

dalam

perencanaan,

pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.

Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi

manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan). Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:

Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.

14

Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan

tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.

Pengambilan

Keputusan,

proses

pemilihan

diantara

berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.

SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:

Sistem

informasi

akuntansi (accounting

information

systems),

menyediakan informasi dan transaksi keuangan.

Sistem

informasi

pemasaran (marketing

information

systems),

menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatankegiatan

pemasaran,

kegiatan-kegiatan

penelitian

pasar

dan

lain

sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management

information systems).

Sistem informasi personalia (personal information systems). Sistem informasi distribusi (distribution information systems). Sistem informasi pembelian (purchasing information systems). Sistem informasi kekayaan (treasury information systems). Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems). Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and

development information systems).

15

Sistem informasi analisis software Sistem informasi teknik (engineering information systems).

Informasi merupakan fakta, kejadian, statistik atau bentuk data lainnya yang dapat dipahami dan mempunyai arti, bernilai atau bermanfaat bagi seseorang untuk keperluan/pekerjaan tertentu. Data pada umumnya harus diolah terlebih dahulu sehingga menjadi informasi yang dapat dipahami dan bermanfaat atau lebih bermanfaat. Data merupakan deskripsi dasar akan suatu, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan, dan disimpan tanpa suatu

pengorganisasian sebelumnya. Knowledge (pengetahuan) terdiri dari data dan/ atau informasi yang telah diorganisasikan dan diproses sehingga memberi pemahaman,

pengalaman, pembelajaran, dan keahlian tertentu yang dapat diaplikasikan pada masalah bisnis yang dihadapi. Manajemen data Definisi: Aktivitas manajerial yang menggunakan teknologi sistem informasi dalam menjalankan tugas pengelolaan data organisasi untuk memenuhi kebutuhan informasi semua stakeholder bisnis mereka.

Permasalahan dengan pemrosesan data tradisional: Pengulangan Data pengulangan data membutuhkan pemutakhiran (update) pada semua file data tersebut yang disimpan. Kesulitan Integrasi Data data yang disimpan dalam file yang terpisah yang membutuhkan program output khusus menyebabkan kesulitan dalam sistem pelaporan ad hoc

16

Ketergantungan Data suatu program umumnya menginformasikan bagaimana data disimpan sehingga perubahan format penyimpanan membutuhkan perubahan program juga.

Pendekatan Database Management System (DBMS) Definisi: Mengkonsolidasikan pencatatan data ke dalam satu database yang dapat diakses dengan berbagai program aplikasi yang berbeda. Software interface antara users dan databases Data disimpan satu kali, dan terpisah dari program aplikasi Database Application Programs

Fungsi: o o o o o o o Membuat dan memproses forms Membuat dan mengirimkan queries Membuat dan memproses reports Mengeksekusi logika aplikasi Mengontrol aplikasi Macam-macam Database Operational menyimpan data yang detail yang dibutuhkan untuk

mendukung proses bisnis dan operasi perusahaan. Distributed database yang di ulang dan didistribusikan secara keseluruhan ataupun sebagian ke server jaringan pada berbagai lokasi External berisi banyak sekali informasi yang tersedia dari layanan online komersial maupun dari berbagai sumber dalam World Wide Web Data Warehouse Definisi: Database berukuran besar yang menyimpan data yang telah

disarikan/disaring (extracted) dari berbagai operational, external, dan database lain dalam organisasi Data Mart Definisi:

17

Database yang menyimpan kumpulan data tertentu dari sebuah data warehouse yang fokus pada aspek tertentu dalam perusahaan, misalnya satu departemen atau satu proses bisnis Data Mining Definisi: Aktivitas analisis terhadap data dalam suatu data warehouse untuk mendapatkan pola dan kecenderungan yang tersembunyi dalam aktivitas bisnis masa lalu Penggunaan Data Mining: o o o baru. o Mengenali profil konsumen secara lebih akurat. Melakukan market-basket analysis untuk mengidentifikasi

kumpulan produk baru. Menemukan akar permasalahan kualitas atau permasalahan

manufaktur lain. Mencegah kekecewaan konsumen dan memperoleh konsumen

18

BAB IV SUPERVISION

A. Pengertian Supervisi Sergiovani (1971) mengemukakan pernyataan yang berhubungan dengan supervise sebagai berikut: 1. Supervisi lebih bersifat proses daripada peranan. 2. Supervisi adalah suatu proses yang digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah dan yang bergantung secara langsung kepada para personalia yang lain, untuk menolong mereka menyelesaikan tujuan sekolah itu. Neagley (1980) Mengemukaan bahwa setiap layanan kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan instruksional,belajar,dan kurikulum merupakan supervise. Jones (1969), Supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditunjukan terutama untuk mengembangkan dengan tugas-tugas utama dalam usaha pendidikan. Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik tiga unsure yang secara eksplisit maupun implinsit diantaranya yaitu unsure: 1. Unsur proses pengarahan, bantuan ,atau pertolongan dari pihak atasan atau pihak yang lebih memahami. 2. Unsur guru-guru dan personalia sekolah lainnya yang berhubungan langsung dengan belajar para siswa sebagai pihak yang diberi pertolongan. 3. Unsur proses belajar mengajar atau situasi belajar mengajar sebagai objek yang diperbaiki.

19

Perilaku Supervisi/Pembinaan Profesional

Perilaku Mengajar

Perilaku Belajar

Hasil Belajar

Gambar. Model Hubungan Supervisi, Proses mengajar dan Hasil Belajar B. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan 1. Ilmiah (Scientific) a) Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur,berencana dan

berkelanjutan. b) Objektif,artinya data yan didapat berdasarkan obsatan-kegervasi nyata. Kegiatan-kegiatan perbaikan atau pengembangan berdasarkan hasil kajian berdasarkan kebutuhan guru atau kekurangan-kekurangan guru, bukan berdasarkan tafsiran pribadi. c) Menggunkan alat (instrument) yang dapat member informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar. 2. Demokratis, menjunjung tinggi azas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain. 3. Kooperatif, maksudnya kerja seluruh staf dlam kegiatan pengumpulan data, analisa data dan perbaikan serta pengembangan proses belajar mengajar hendaknya dilakukan dengan kerja sama seluruh staf sekolah.

20

4. Konstruktif dan Kreatif, membina inisiatif guru dan mendorong guru untuk aktif menciptakan suasana dimana setiap orang merasa aman dan bebas mengembangkan potensi-potensinya. Supervisor perlu

menyesuaikan diri dengan prinsip-prinsip tersebut diatas.

C. Fungsi dan Tujuan Supervisi 1. Fungsi Supervisi Huse (1972), Mengatakan supervise hanya sebagai satu fungsi yaitu fungsi manajemen, ialah pengarahan yang terdiri dari inisiatif dan kepemimpinan, pengaturan dan pembimbingan, pemberian motivasi, dan pengawasan. Fungsi supervisi dapat dibedakan menjadi dua bagian besar menurut Huse yaitu: a) Fungsi utama ialah membantu sekolah yang sekaligus mewakili pemerintah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yaitu membantu perkebangan individu para siswa. b) Fungsi tambahan adalah membantu sekolah dalam membina guru-guru agar dapat bekerja dengan baik dan dalam mengadakan kontrak dengan masyarakat dalam rangka menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat serta mempelopori kemjuan masyarakat. Fungsi supervisi pendidikan secara garis besar yaitu sebagai berikut: a) Menyelenggarakan Inpeksi b) Penelitian Inpeksi Penelitian Berupa Data Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melaksanakan supervise sekurang-kurangnya adalah: 1) Menemukan masalah yang ada pada situasi belajar mengajar 2) Mencoba mencari pemecahan yang diperkirakan sfektif 3) Menyusun program perbaikan 4) Mencoba cara baru 5) Merumuskan pola perbaikan yang ada standar untuk perbaikan yang lebih luas.

21

c) Penilaian d) Latihan e) Pembinaan

2. Tujuan Supervisi Tujuan supervise menurut Sergiovanni (1971) diantaranya : a) Tujuan akhir adalah mencapai pertumbuhan perkembangan para siswa (yang bersifat total). Dengan demikian sekaligus akan dapat memperbaiki masyarakat. b) Tujuan kedua adalah membantu kepala sekolah dalam

menyesuaikan program pendidikan dari waktu kewaktu secara kontinu. (Dalam rangka menghadapi tantangan perubahan zaman). c) Tujuan dekat ialah bekerja sama mengembangkan proses belajar mengajar yang tepat. d) Tujuan perantaraan ialah membina guru-guru agar dapat mendidik para siswa dengan baik,ataupun menegakan disiplin kerja secara manusiawi. Tujuan supervise pendidikan menurut N.A. Ametembun (1981), untuk mengembangan situasi belajar mengajar yang baik. Tujuannya diantaranya: a) Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah mencapai tujuan itu. b) Memperbesar kesanggupan kepala sekolayh dan guru-guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang epektif. c) Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan-kesulitan mengajar belajar, serta menolong mereka merencanakan

perbaikan-perbaikan.

22

d)

Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lainnya terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif, serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.

e)

Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya secara maksimal dalam bidang potensinya (keahlian) meningkatkan achievement motive.

f)

Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah pada masyarakat dalam pengembangan program-program pendidikan.

g)

Membantu

kepala

sekolah

dan

guru-guru

untuk

dapat

mengevaluasi aktifitasnya dalam konteks tujuan-tujuan aktivitas perkembangan peserta didik. h) Mengembangkan esprit de corps antar guru-guru.

D. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan Beberapa teknik supervisi yang dapat digunakan supervisor pendidikan antara lain: a) Kunjungan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gambaran tentang kegiatan belajar mengajar dikelas. b) Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-masalah khusus yang dihadapi guru. c) Rapat antra supervisor dengan para guru disekolah, biasanyauntuk membicarakan masalah-masalah umum yang menyangkut perbaikan dan peningkatan mutu pendididkan.

E. Prosedur Kegiatan Supervisi Pengajaran/Pelayanan Profesional Guru Supervisi merupakan suatu proses, yaitu serangkaian kegiatan membawa guru ke tingkat kemampuan yang lebih tinggi. Jadi supervisi tidak dapat diselesaikan dengan satu kegiatan berupa kunjungan kelas saja, atau hanya dengan mengadakan wawancara saja, atau hanya menyuruh guru mengikuti penataran saja.

23

BAB V LEADERSHIP (KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN)

A. Pengertian Kepemimpnan Pendidikan Istilah kepemimpinan pendidikan mengandung pengertian, ialah pendidikan yang mengandung arti dalam lapangan apa dan di mana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan pula sifat atau cirri-ciri yang harus dimiliki oleh kepemimpinan. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan

kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan. (Ralp M.Stogdill). Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak daripada semua sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. ( Sondang P. Siagian). Kepemimpinan dalam organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan pembuatan keputusan-keputusan. (Robert Dubin). Dua definisi dari Carter V.Good adalah: a) The ability and readiness to inspire, guide, direct, or manage other. b) The role of inteerprener of interest and ogjectives of a group, to grow up recognizing and accepting the interpreter as spokesman. Maka dari hasil pernyataan diatas semuanya maka dapat di ambil kesimpulan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah suatu kualitas kegiatankegiatan dan integrasi di dalam situasi pendidikan. B. Fungsi Pemimpin Pendidikan Fungsi pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja antara lain: a) Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerja sama, dengan penuh rasa kebebasan. b) Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri

24

c) Pemimpin membantu kelompok dalam dalam menetapkan prosedur kerja. d) Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. e) Pemimpin bertanggung jawab dalam mengembangkan dan

mempertahankan eksistensi organisasi. C. Tipe-tipe Kepemimpinan Pendidikan 1) Tipe otoriter Tipe otoriter yaitu pemimpin bertindak sebagai dictator terhadap anggotaanggota kelompoknya. 2) Tipe Laissez-faire Tipe Laissez-faire yaitu pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendakanya. 3) Tipe Demokratis Tipe Demokratis yaitu pemimpin yang menafsikan kepemimpinannya bukan sebagai diktatior, melaikan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota kelomppoknya. D. Syarat-syarat Pemimpin Pendidikan a) Rendah hati dan sederhana b) Bersifat suka menolong c) Sabar dan memiliki kesetabilan emosi d) Percaya kepada diri sendiri e) Jujur, adil dan dapat dipercaya f) Keahlian dalam jabatan E. Keterampilan yang Harus Dimiliki Pemimpin a) Keterampilan dalam memimpin b) Keterampilan dalam hubungan insane c) Keterampilan dalam proses kelompok d) Keterampilan dalam administrasi personil e) Keterampilan dalam menilai.

25

F. Pendekatan Dalam Mempelajari Kepemimpinan Pendidikan Kazt mengemukakan tiga keterampilan /skill yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin diantaranya: a) Human Relation Skill Human Relation Skill yaitu kemampuan berhubungan dengan bawahan. b) Technical Skill Technical skill yaitu kemampuan menerapkan ilmunya dalam pelaksanaan (operasional). c) Conseptual Skill Conseptual skill yaitu Kemampuan didalam melihat sesuatu secara keseluruhan yang kemudian dapat merumuskannya. Pendekatan dalam mempelajari kepemimpinan diantaranya: Pendekatan Sifat (Traits Approach) Sifat-sifat pokok meliputi: Kondisi fisik,Latar belakang social,

Kepribadian. Pendekatan Keprilakuan (Behaviorral Approach)

26

DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, Made. (1992). Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Administrasi Pendidikan, Tim Dosen Jurusan, (1994), Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP. Barnard, C.I, (1968), The Functions of Executive, Cambridge : Harvard University Press. Ametembun, N.A.(1981), Supervisi Pendidikan; Penuntun bagi Para Penilik, Pengawas, Kepala dan Sekolah dan Guru-guru. Bandung : Suri .., 1985. Konsep Dasar, Tujuan dan Fungsi Supervisi Pendidikan. Makalah, Penataran Penawasan Depdikbud.

27

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..i


DAFTAR ISIii BAB I ADMINISTRASION ............................................................................................... 1 A.Pengertian Administrasi...1 B.Konsep Administrasi/Manajemen ...1 C.Konsep Administrasi/Manajemen Pendidikan ............................................................ 4 BAB II ORGANIZATION.................................................................................................. 9 A.PengertianOrganisasi....9 B.Individu dan Organisasi. .......................................................... 9 C.Jenis Organisasi..10 D.Bentuk Organisasi..11 Contoh bagan organisasi garis/jalur .......................................................................... 11 Bagan organisasi line and staf ................................................................................... 12 BAB III MANAJEMENT INFORMATION SYSTEM ................................................... 13 A.Pengertian Manajement Information System ............................................................ 13 B.Alasan Kebutuhan Informasi Bermutu Dalam Pendidikan ....................................... 13 C.Tujuan Umum.14 BAB IV SUPERVISION .................................................................................................. 19 A.Pengertian Supervisi...19 B.rinsip-prinsip Supervisi Pendidikan........................................................................... 20 C.Fungsi dan TujuanSupervisi...21 D.Teknik-teknik Supervisi Pendidikan ......................................................................... 23 E.Prosedur Kegiatan Supervisi Pengajaran/Pelayanan Profesional Guru ..................... 23 BAB V LEADERSHIP (KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN) ......................................... 24 A.Pengertian Kepemimpnan Pendidikan ...................................................................... 24 B.Fungsi Pemimpin Pendidikan.....24 C.Tipe-tipe Kepemimpinan Pendidikan ........................................................................ 25 D.Syarat-syarat Pemimpin Pendidikan.......................................................................... 25 E.Keterampilan yang Harus Dimiliki Pemimpin .......................................................... 25 F.Pendekatan Dalam Mempelajari Kepemimpinan Pendidikan.................................... 26 DAFTAR PUSTAKA........27

28

KATA PENGANTAR

29

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan kuasa-Nyalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pengelolaan Pendidikan. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Besar kita Nabi Muhammad saw yang membawa kehidupan ini dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan pada dosen mata kuliah Pengelolaan Pendidikan yang dengan bimbingannya kami dapat menyusun Laporan ini. Tak lupa pula terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung Penulis dalam pembuatan Laporan ini. Semoga Laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi pribadi dan pembaca pada umumnya.

Bandung, 31 Mei 2012.

TUGAS PENGELOLAAN PENDIDIKAN

30

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan

Dosen :

Oleh : NURLAILAH 1002560

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012

31

Anda mungkin juga menyukai