Tulang
Tulang tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar osteoblas, osteosit, dan osteoklas. 1. Osteoblast Sel pembentuk tulang Memproduksi klagen tipe I dan berespon terhadap perubahan PTH Tulang baru dibentuk oleh osteoblast yang membentuk osteoid dan mineral pad matriks tulang bila proses ini selesai osteoblast menjadi osteocytes dan terperangkap dalam matriks tulang yg mengandung mineral
21/10/2012
anat_muskuloskeletal/2010
Tulang
Tulang tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasarosteoblas, osteosit, dan osteoklas.
21/10/2012
anat_muskuloskeletal/2010
Tulang
Tulang tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasarosteoblas, osteosit, dan osteoklas. 3. Osteoclast Menyerap tulang selama pertumbuhan dan perbaikan Penyerapan tl. dengan cara mengeluarkan asam laktat dan kolagenase menghancurkan mineral dan merusak kolagen
21/10/2012 anat_muskuloskeletal/2010 5
Fungsi Tulang
1) Memberi kekuatan pada kerangka tubuh. 2) Tempat mlekatnya otot. 3) Melindungi organ penting. 4) Tempat pembuatan sel darah. 5) Tempat penyimpanan garam mineral.
Definisi: Adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000). Sedangkan menurut Linda Juall C. dalam buku Nursing Care Plans and Dokumentation menyebutkan bahwa Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. Pernyataan ini sama yang diterangkan dalam buku Luckman and Sorensens Medical Surgical Nursing.
Etiologi:
(Oswari E, 1993)
Kekerasan langsung Kekerasan tidak langsung Kekerasan akibat tarikan otot (jarang terjadi). Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.
Barbara (1996),
Benturan dan cedera (jatuh pada kecelakaan). Fraktur patofisiologik. Patah oleh karena letih.
Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung. Fraktur Oblik: arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasi juga. Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi. Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain. Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.
Pembentukan callus : Dalam 6-10 hari setelah fraktur, jaringan granulasi berubah dan terbentuk callus. Terbentuk kartilago dan matrik tulang berasal dari pembentukan callus. Callus menganyam massa tulang dan kartilago sehingga diameter tulang melebihi normal. Hal ini melindungi fragmen tulang tapi tidak memberikan kekuatan, sementara itu terus meluas melebihi garis fraktur. Ossification Callus yang menetap menjadi tulang kaku karena adanya penumpukan garam kalsium dan bersatu di ujung tulang. Proses ossifikasi dimulai dari callus bagian luar, kemudian bagian dalam dan berakhir pada bagian tengah Proses ini terjadi selama 3-10 minggu. Consolidasi dan Remodelling Terbentuk tulang yang berasal dari callus dibentuk dari aktivitas osteoblast dan osteoklast.
KOMPLIKASI
Komplikasi Awal Kerusakan Arteri Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya nadi, CRT menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan. Kompartement Syndrom Kompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. Ini disebabkan oleh edema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan embebatan yang terlalu kuat.
Komplikasi Dalam Waktu Lama Delayed Union Delayed Union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ini disebabkan karena penurunan supai darah ke tulang. Nonunion Nonunion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9 bulan. Nonunion ditandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau pseudoarthrosis. Ini juga disebabkan karena aliran darah yang kurang. Malunion Malunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas). Malunion dilakukan dengan pembedahan dan remobilisasi yang baik. (Black, J.M, et al, 1993)
Dampak Masalah
Terhadap Klien Bio Peningkatan metabolisme karena digunakan untuk penyembuhan tulang, terjadi perubahan asupan nutrisi melebihi kebutuhan biasanya terutama kalsium dan zat besi Psiko Klien akan merasakan cemas yang diakibatkan oleh rasa nyeri dari fraktur, perubahan gaya hidup, kehilangan peran baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, dampak dari hospitalisasi rawat inap dan harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru serta tuakutnya terjadi kecacatan pada dirinya. Sosio Klien akan kehilangan perannya dalam keluarga dan dalam masyarakat karena harus menjalani perawatan yang waktunya tidak akan sebentar dan juga perasaan akan ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan seperti kebutuhannya sendiri seperti biasanya. Spiritual Klien akan mengalami gangguan kebutuhan spiritual sesuai dengan keyakinannya baik dalam jumlah ataupun dalam beribadah yang diakibatkan karena rasa nyeri dan ketidakmampuannya.
Terhadap Keluarga Timbulnya kecemasan akan keadaan klien, apakah nanti akan timbul kecacatan atau akan sembuh total. Koping yang tidak efektif Ekonomi. Masalah-masalah timbul sejak klien masuk rumah sakit, timbul saat klien pulang dan tentunya keluarga harus bisa merawat, memenuhi kebutuhan klien. Hal ini tentunya menambah beban bagi keluarga dan bisa menimbulkan konflik dalam keluarga.
Penatalaksanaan:
Pengelolaan langsung Pasang bidai sebelum memindahkan pasien atau pertahankan gerakan diatas dan dibawah tulang yang fraktur sebelum transportasi. Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi oedem Kirim pasien untuk pertolongan emergensi.
Tujuan instruksional
Tujuan Instruksional umum:
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang fraktur. Peserta penyuluhan dapat mengerti dan mengetahui tentang fraktur.
Setelah mendapatkan penyuluhan 1 x diharapkan peserta penyuluhan mampu : Mendefinisikan pengertian tentang fraktur Menjelaskan penyebab fraktur Menyebutkan tanda dan gejala fraktur Menjelasakan pencegahan fraktur
Media :
Leaflet. Laptop dan LCD
Jadwal kegiatan
No 1 Kegiatan Pendahuluan : -Menyampaikan salam -Memperkenalkan Diri -Menjelaskan tujuan Penyampaian materi : a. Menjelaskan dan menguraikan materi ttg :
-Mendefinisikan pengertian tentang fraktur - Menjelaskan penyebab fraktur - Menyebutkan tanda dan gejala fraktur - Menjelasakan pencegahan fraktur
waktu 5 menit
10 menit
b. Memberikan kesempatan pada peserta penyuluh untuk bertanya. c. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang berkaitan dengan materi. 10 menit
Penutup : Tanya jawab (evaluasi) Menyimpulkan hasil materi Mengakhiri kegiatan Mengucapkan salam
-Menjawab salam
5 menit
Job Discription
: Membantu menyiapkan perlengkapan penyuluhan Memotivasi audience untuk bertanya Membantu penyaji dalam menganggapi pertanyaan audience
pengkajian
Nama : Ny. x Umur : 48 th Jenis kelamin : perempuan Alamat : panyuran, palang, tuban Agama : islam Keluhan utama :nyeri pada paha kanan atas RPS : P :klien datang ke RS dg keluhan nyeri pada paha kanan atas Q : sangat nyeri R :rasa sakit itu dirasakan pada daerah paha S :skala nyeri 9 T : rasa itu dirasakan klien pada setiap waktu RPD :RPK :-
B3 (Brain)
Uretra : normal
Penglihatan normal
B5 (Bowel) Pendengaran (telinga) Nafsu makan : baik : tak ada gangguan Porsi makan : 1 piring Penciuman (hidung) : habis Mulut : bersih tak ada gangguan Kesadaran : Mukosa : kering B6 (Bone) composmentis Kemampuan Reflek: tidak normal pergerakan sendi : tida B4 (Bladder) bisa bebas Kebersihan : bersih
Data
masalah
DS :
Nyeri akut
nyeri
kanan atas
DO :
perdarahan
Hematom Penekanan pada seabut syaraf
Data
dibuat bergerak DO :
Pergeseran tulang
X-ray
didapatkan
Deformitas
diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dispnea, kelemahan/keletihan, ketidak edekuatan oksigenasi, ansietas, dan gangguan pola tidur. 3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapat luka / ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik. 4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan. 5. Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons inflamasi tertekan, prosedur invasif dan jalur penusukkan, luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan. 6. Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.
Ja m 08. 00 wib
Diagnosa
intervensi
rasional
. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisa si, stress, ansietas Tujuan : dalam 1x 24 jam nyeri dapat berkurang atau hilang. Kriteria Hasil : skala nyeri 4-6
. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga Kaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri
hubungan yang baik membuat klien dan keluarga kooperatif tingkat intensitas nyeri dan frekwensi menunjukkan skala nyeri memberikan penjelasan akan menambah pengetahuan klien tentang nyeri. untuk mengetahui perkembangan klien
Ja m 08. 00 wib
Diagnosa
intervensi
rasional
Gangguan mobilitas fisik bd nyeri Tujuan : pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal. Kriteria hasil : - penampilan yang seimbang.. - melakukan pergerakkan dan perpindahan. - mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi,
mengidentifikasi
masalah,
memudahkan intervensi
penilaian kemampuan
apakah
karena ataukah
Implementasi 1
Hari/tangga l Jumat, 14 september 2012 Nomer Diagno sa 1 Jam implementasi TTD
08.0010.00 wib
melakukan pendekatan pada klien dan keluarga mengkaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri
Implementasi 2
Hari/tangga l Jumat 14 sep 2012 Nomer Diagno sa 2 Jam implementasi TTD
08.0010.00 wib
mengajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif
Evaluasi 1
Hari/tangga l
Jumat 14 september 2012
Nomer Diagno sa
1
evaluasi
TTD
Evaluasi 2
Hari/tangga l
Jumat 14 september 2012
Nomer Diagno sa
2
evaluasi
TTD
S ; ny.xsudah tidak mengalami gangguan mobilitas fisik O; TTV : S : 37C N : 84x/menit RR: 30x/menit
Pantau daerah yang cedera dalam periode waktu yang pendek untuk sedini mungkin dapat melihat perubahan warna, pernapasan dan suhu. Memberikan toxoid tetanus bila patah tulang komplikata. Kompres dingin boleh dilaksanakan untuk menekan perdarahan, oedem dan nyeri. Obat penawar nyeri (aspirin dan narkotik).
Terapi sekunder pada pasien patah tulang. Fraktur simplika. Reduksi normal.
Manipulasi manual. Traksi. Reduksi terbuka.
Immobilisasi. 1. Fiksasi eksternal : gips, bidai. 2. Traksi. 3. Fiksasi internal : paku, plat / sekrup, kawat. 4. Kombinasi dari tersebut diatas.
Fraktur komplikata. Debridemen luka. Memberikan toxoid tetanus. Pembiakan jaringan. Membungkus luka. Pengobatan dengan Antibiotik. Memantau gejala osteoporosis, tetanus, gangren. Menutup luka bila tidak ada gejala infeksi Reduksi fraktur Immobilisasi fraktur
Prinsip penatalaksaanan konservatif dan operatif Cara konservatif: Anak-anak dan remaja, dimana masih ada pertumbuhan tulang panjang. Adanya infeksi atau diperkirakan dapat terjadi infeksi. Jenis fraktur tidak cocok untuk pemasangan fiksasi internal. Ada kontraindikasi untuk dilakukan operasi. Tindakkan dg Gips maupun Traksi
GIPS
Gips yang ideal adalah dapat membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh. Penggunaan gips sesudah operasi lebih memungkinkan klien untuk mobilisasi dari pada pasien ditraksi.
INDIKASI Immobilisasi dan penyangga fraktur Stabilisasi dan istirahatkan Koreksi deformitas Mengurangi aktivitas pada pada daerah yang terinfeksi Membuat cetakan tubuh orthotik
WINDOWS
Dilakukan untuk : Memeriksa luka Membuka jahitan Memeriksa adanya penekanan Membuang/mengangkat benda asing mengurangi penekanan.
PEMBUKAAN
Dibuat garis terlebih dahulu Mata gergaji hanya memotong benda yang keras Pemotongan dihentikan bila pasien merasa kepanasan Selama pemotongan, mata gergaji ditekan dengan lembut Pada saat memotong, anggota ekstremitas harus disangga. Cuci dan keringkan, beri pelembab
TRAKSI
Metode Pemasangan traksi: Traksi Manual Tujuan : Perbaikan dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan Emergency. Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.
Traksi Mekanik Ada dua macam, yaitu : Traksi Kulit Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya: otot. Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg. Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.
Traksi Skeletal
Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.
Traksi Ekstension (Bucks Extention) Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot.
Traksi Cervikal
Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme. Traksi ini biasa dipasang dengan halter kepala.
Traksi Russells Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan. untuk fraktur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah.
Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.
Cara operatif
Dilakukan apabila: Bila reposisi mengalami kegagalan. Pada orang tua dan lemah (imobilisasi akibat yang lebih buruk). Fraktur multipel pada ekstrimitas bawah. Fraktur patologik. Penderita yang memerlukan imobilisasi cepat. Pengobatan operatif: Reposisi & Fiksasi Atau yang lazim di sebut juga dengan tindakan ORIF (Open Reduction Internal Fixation)
Platting
Adalah salah satu bentuk dari fiksasi internal menggunakan plat yang terletak sepanjang tulang dan berfungsi sebagai jembatan yang difiksasi dengan sekrup.
Keuntungan :
Tercapainya kestabilan dan perbaikan tulang seanatomis mungkin yang sangat penting bila ada cedera vaskuler, saraf, dan lain-lain. Aliran darah ke tulang yang patah baik sehingga mempengaruhi proses penyembuhan tulang. Klien tidak akan tirah baring lama. Kekakuan dan oedema dapat dihilangkan karena bagian fraktur bisa segera digerakkan.
Kerugian : Fiksasi interna berarti suatu anestesi, pembedahan, dan jaringan parut. Kemungkinan untuk infeksi jauh lebih besar.
Oh my God,
MATUR NUWUN
asyik !!
put