Anda di halaman 1dari 12

TUGAS BIOLOGI

DI SUSUN OLEH: RICKY YUDHA PRATAMA 7C/24

SMPN 14 SEMARANG

1.

1. Gajah adalah salah satu hewan yang ada di Indonesia.[rujukan?] Gajah adalah binatang menyusui (mammalia) dan merupakan hewan darat terbesar di dunia.[1] Terdapat 2 spesies gajah di dunia yaitu: *Gajah Asia atau Gajah India (Elephas maximus).[2] *Gajah Afrika (Loxodonta aricana).[3] Gajah memakan tumbuh-tumbuhan Periode kehamilan gajah adalah 22 bulan, masa kehamilan terlama dibandingkan hewan darat lainnya.[4] Berat anak gajah pada umumnya 120 kilogram dan seekor gajah bisa hidup selama kurang lebih 70 tahun.[5] Gajah juga pernah digunakan dalam peperangan sebagai gajah perang, yang digunakan untuk menyerang musuh.[6] Gajah adalah satu-satunya mamalia di dunia yang tidak bisa melompat 2.

Semut Semai[] atau Serangga Tomcat (nama ilmiah: Paederus littoralis), disebut pula Kumbang Rove (Rove Beetle) atau dengan nama daerah Semut Kayap[4][5] atau Charlie[] di Indonesia, adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang termasuk dalam keluarga besar Kumbang (Staphylinidae), terutama dibedakan oleh panjang pendeknya penutup pelindung sayap ("sayap berlapis") yang meninggalkan lebih dari setengah dari perut mereka terbuka. Dengan lebih dari 46.000 spesies dalam ribuan generasi, kelompok ini adalah keluarga kedua terbesar kumbang setelah Curculionidae (kumbang yang sebenarnya). Serangga ini termasuk kelompok serangga kuno, dengan fosil serangga tomcat diketahui dari Jaman Triassic atau pemusnahan mahluk hidup di Bumi sekitar 200 juta tahun lalu. 3.

Tawon adalah serangga terbang yang mudah dikenali karena dikenal suka menyengat bila diganggu dan warnanya yang mencolok pada beberapa spesies. Tawon termasuk dalam ordo Hymenoptera yang juga beranggotakan semut dan lebah. Tawon atau tabuhan kadang-kadang dikelirukan sebagai lebah oleh orang awam. Di dunia ini ada sekitar 75.000 spesies tawon yang sudah diketahui manusia dan sebagian besar dari mereka hidup sebagai parasit dengan menaruh telurnya di tubuh hewan lain.[1] Tawon bisa ditemukan di seluruh dunia, kecuali di daerah terlampau panas dan terlampau dingin.
Mayoritas tawon adalah herbivora yang memakan material tumbuhan seperti buah dan nektar Tawon berdasarkan cara hidupnya secara garis besar bisa dibedakan menjadi 2 macam, yaitu tawon soliter yang hidup sendirian di hampir sepanjang hidupnya dan tawon sosial yang hidup bersama-sama dalam suatu kelompok besar. Sarang yang dibuat tawon beraneka ragam dan bergantung pada jenis serta cara hidupnya

4.

Walang sangit (Leptocorisa oratorius Fabricius, (Hemiptera:Alydidae); syn. Leptocorisa acuta) adalah serangga yang menjadi hama penting pada tanaman budidaya, terutama padi. Hewan ini mudah dikenali dari bentuknya yang memanjang, berukuran sekitar 2 cm, berwarna coklat kelabu, dan memiliki "belalai" (proboscis) untuk menghisap cairan tumbuhan. Walang sangit adalah anggota ordo Hemiptera (bangsa kepik sejati). Walang sangit menghisap cairan tanaman dari tangkai bunga (paniculae) dan juga cairan buah padi yang masih pada tahap masak susu sehingga menyebabkan tanaman kekurangan hara dan menguning (klorosis), dan perlahan-lahan melemah. Nama hewan ini menunjukkan bentuk pertahanan dirinya, yaitu mengeluarkan aroma yang menyengat hidung (sehingga dinamakan "sangit"). Sebenarnya tidak hanya walang sangit yang mengeluarkan aroma ini, tetapi juga banyak anggota Alydidae lainnya. 5.

Belalang sentadu atau belalang sembah adalah serangga yang termasuk ke dalam ordo Mantodea. Dalam bahasa Inggris, serangga ini biasa disebut praying mantis karena sikapnya yang seringkali kelihatan seperti sedang berdoa. Kata mantis berasal dari bahasa Yunani "Mantes" yang berarti "nabi" atau "peramal nasib". Banyak sebutan dalam bahasa lokal, seperti congcorang (bahasa Sunda/bahasa Betawi), walang kadung/kkk (bahasa Jawa), dan mentadak (bahasa Melayu). Belalang sembah merupakan hewan karnivora, jenis hewan yang biasa dimangsa oleh belalang sembah bermacam-macam, dari serangga-serangga kecil seperti jangkrik, kupu-kupu, lebah, hingga hewan vertebrata seperti ular, tikus, kadal, katak, dan burung kecil. 6.

Kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros (L)) diklasifikasikan ke dalam ordo Coleoptera, famili Scarabidae dan subfamili Dynastinae. Kumbang ini merupakan hama utama yang menyerang kelapa sawit dan sangat merugikan di Indonesia, khususnya di areal replanting yang saat ini sedang dilakukan secara besar-besaran di Indonesia. Hal ini disebabkan karena pada areal replanting, banyak tumpukan bahan organik yang sedang mengalami proses pembusukan sebagai tempat berkembang biak hama ini.

Siklus hidup kumbang tanduk bervariasi tergantung pada habitat dan kondisi lingkungannya. Musim kemarau yang panjang dengan jumlah makanan yang sedikit akan memperlambat perkembangan larva serta ukuran dewasa yang lebih kecil dari ukuran normal. Suhu perkembangan larva yang sesuai adalah 27oC-29oC dengan kelembapan relatif 85-95% (Bedford, 1980). Satu siklus hidup hama ini dari telur sampai dewasa sekitar 6-9 bulan. Kumbang ini mempunyai telur yang berwarna putih kekuningan dengan diameter 3 mm. Bentuk telur biasanya oval kemudian mulai membengkak sekitar satu minggu setelah peletakan dan menetas pada umur 8-12 hari. Stadia larva terdiri atas 3 instar, dan berlangsung dalam waktu

82-207 hari. Larva berwarna putih kekuningan, berbentuk silinder, gemuk dan berkerut-kerut, melengkung membentuk setengah lingkaran dengan panjang sekitar 60-100 mm atau lebih (Ooi, 1988). Prepupa terlihat menyerupai larva, hanya saja lebih kecil dari larva instar terakhir dan menjadi berkerut serta aktif bergerak ketika diganggu. Lama stadia prepupa berlangsung 8-13 hari. Pupa berwarna cokelat kekuningan, berukuran sampai 50 mm dengan waktu 17-28 hari. Kumbang berwarna cokelat gelap sampai hitam, mengkilap, panjang 35-50 mm dan lebar 20-23 mm dengan satu tanduk yang menonjol pada bagian kepala (Wood, 1968). Jantan memiliki tanduk yang lebih panjang dari betina sedangkan betina mempunyai banyak rambut pada ujung ruas terakhir abdomen dan jantan tidak (Wood, 1968). Umur betina lebih panjang dari umur jantan. 7.

Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordo Diptera. Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk (subordo Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya; lalat berantena pendek, sedangkan nyamuk berantena panjang[1]. Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang digunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang. Lalat sering hidup di antara manusia dan sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman yang jatuh ke tempat tersebut.[rujukan?] Lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Beberapa jenis lalat lain, misalnya Ormia ochracea, memiliki organ pendengaran yang sangat canggih.

8.

Cacing tanah adalah nama yang umum digunakan untuk kelompok Oligochaeta, yang kelas dan subkelasnya tergantung dari penemunya dalam filum Annelida.[rujukan?] Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih.[rujukan?] Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32.[rujukan?] Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil.[rujukan?] Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain.[rujukan?] Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen.[rujukan?] Klitelumnya terletak pada segmen 14-16.[rujukan?] Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan.[rujukan?] Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung.[rujukan?]

9.

Beruang Kutub (Inggris: polar bear) atau beruang es atau dalam nama ilmiahnya Ursus maritimus adalah mamalia besar dalam aturan marga keluarga biologi Ursidae.[3] Dia termasuk spesies circumpolar yang terdapat di sekitar benua paling utara bumi, yaitu benua Artik dan termasuk beruang paling karnivora di antara keluarga beruang lainnya[4]. Beruang kutub kadangkadang juga diklasifikasi sebagai mammalia laut.[5] Beruang kutub jantan memiliki berat antara 400 - 600 kilogram dan kadang-kadang dapat mencapai lebih dari 800 kg dengan tinggi mencapai lebih dari 2,5 meter.[3] Sedangkan Beruang kutub betina hanya separuh dari berat beruang jantan dengan berat antara 200 - 300 kg dan tinggi sekitar 2 meter.[3] Beruang kutub memiliki indera penciuman yang sangat tajam.[6] mereka dapat mencium bau bangkai ikan paus atau anjing laut dari jarak 20 mil.[7] Beruang kutub adalah perenang yang handal karena dapat berenang sejauh 60 mil tanpa berhenti.[5] Mereka menggunakan tungkai depannya untuk berenang dan tungkai belakang sebagai kemudi.[8] Kelenjar minyak pada kulitnya dapat meminyaki bulunya dengan baik sehingga tahan air dan membuat tubuhnya tetap kering selama berenang.[8] Pada musim panas di Kutub Utara terutama pada bulan Mei - Juni, bulu - bulu beruang yang tebal mulai rontok untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil.[6]
Makanan utama Beruang kutub adalah ikan dan anjing laut 10.

Kalajengking adalah sekelompok hewan beruas dengan delapan kaki (oktopoda) yang termasuk dalam ordo Scorpiones dalam kelas Arachnida. Kalajengking masih berkerabat dengan ketonggeng, laba-laba, tungau, dan caplak. Ada sekitar 2000 jenis kalajengking. Mereka banyak ditemukan selatan dari 49 U, kecuali Selandia Baru dan Antarktika. Semua spesies kalajengking memiliki bisa. Pada umumnya, bisa kalajengking termasuk sebagai neurotoksin (racun saraf). Suatu pengecualian adalah Hemiscorpius lepturus yang memiliki bisa sitotoksik (racun sel). Neurotoksin terdiri dari protein kecil dan juga natrium dan kalium, yang berguna untuk mengganggu transmisi saraf sang korban. Kalajengking menggunakan bisanya untuk membunuh atau melumpuhkan mangsa mereka agar mudah sehat sekali

11.

Ular sendok atau yang juga dikenal dengan nama kobra adalah sejenis ular berbisa dari suku Elapidae. Disebut ular sendok (Jw., ula irus) karena ular ini dapat menegakkan dan memipihkan lehernya apabila merasa terganggu oleh musuhnya. Leher yang memipih dan melengkung itu serupa bentuk sendok atau irus (sendok sayur). Istilah kobra dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Inggris, cobra, yang sebetulnya juga merupakan pinjaman dari bahasa Portugis. Dalam bahasa terakhir itu, cobra merupakan sebutan umum bagi ular, yang diturunkan dari bahasa Latin colobra (coluber, colubra), yang juga berarti ular. Ketika para pelaut Portugis pada abad ke-16 tiba di Afrika dan Asia Selatan, mereka menamai ular sendok yang mereka dapati di sana dengan istilah cobra-capelo, ular bertudung. Dari nama inilah berkembang sebutan-sebutan yang mirip dalam bahasa-bahasa Spanyol, Prancis, Inggris dan lain-lain bahasa Eropa. Ular sendok dalam bahasa Indonesia merujuk pada beberapa jenis ular dari marga Naja. Sedangkan ular king-cobra (Ophiophagus hannah) biasanya disebut dengan istilah ular anang atau ular tedung.

12.

Trenggiling biasa (Manis javanica syn. Paramanis javanica) adalah wakil dari ordo Pholidota yang masih ditemukan di Asia Tenggara. Hewan ini memakan serangga dan terutama semut dan rayap. Trenggiling hidup di hutan hujan tropis dataran rendah. Trenggiling kadang juga dikenal sebagai anteater. Bentuk tubuhnya memanjang, dengan lidah yang dapat dijulurkan hingga sepertiga panjang tubuhnya untuk mencari semut di sarangnya. Rambutnya termodifikasi menjadi semacam sisik besar yang tersusun membentuk perisai berlapis sebagai alat perlindungan diri. Jika diganggu, trenggiling akan menggulungkan badannya seperti bola. Ia dapat pula mengebatkan ekornya, sehingga "sisik"nya dapat melukai kulit pengganggunya. Trenggiling terancam keberadaannya akibat habitatnya terganggu serta menjadi obyek perdagangan hewan liar.

13.

Singa (Sanskerta: Siha) atau dalam nama ilmiahnya Panthera leo adalah seekor hewan dari keluarga felidae atau jenis kucing. Singa merupakan hewan yang hidup dalam kelompok. Biasanya terdiri dari seekor jantan dan banyak betina. Kelompok ini lantas menjaga daerah kekuasaannya. Berat Singa jantan 150 kg-250kg. kalau singa betina berat nya 120-185 kg Umurnya antara 10 sampai 15 tahun di hutan. Tetapi jika dipelihara bisa sampai 20 tahun lebih. Singa betina jauh lebih aktif dalam berburu, sedangkan Singa jantan lebih santai dan selalu bersikap menunggu dan meminta jatah dari hasil buruan para betinanya. Singa jantan dipercaya lebih unggul dan perkasa dibandingkan dengan kucing-kucing besar lainnya,tetapi kelemahan singa ialah tidak bisa memanjat pohon sebagus kucing-kucing besar lainnya. Singa jantan di tumbuhi bulu tebal disekitar tengkuknya, hal ini lebih menguntungkan untuk melindungi tengkuknya, terutama dalam perkelahian bebas antara kucing besar, yang terkenal dengan selalu menerkam tengkuk untuk melumpuhkan musuhnya.

Kucing besar lainnya, seperti Cheetah dan Macan Tutul memiliki ukuran tubuh jauh lebih kecil dibanding Singa. Singa juga punya salah satu perbedaan dengan Harimau,walaupun berasal dari keluarga yang sama, Singa tidak suka dengan air, berbeda dengan harimau yang suka dengan air, Singa yang terkenal di dunia adalah Bongo. Bintang film George. Bongo adalah singa paling jinak. Sayang,Bongo meninggal karna sakit paru-paru. Singa kedua yang paling jinak di dunia adalah Zamba peliharaan Ralph Helfer.

14.

Cita termaksud hewan mamalia yang melahirkan dan menyusui makanan kesukaan cita adalah daging cita juga termaksud hewan predator dan hewan karnivora ya itu hewan pemakan daging cita juga bisa berlari cepat . 15.

Macan tutul atau dalam nama ilmiahnya Panthera pardus adalah salah satu dari empat kucing besar. Hewan ini dikenal juga dengan sebutan harimau dahan karena kemampuannya memanjat. Pada mulanya, orang berpikiran bahwa macan tutul adalah hibrida dari singa dan harimau, sehingga muncul nama "leopard" di kalangan peneliti Eropa awal. Macan tutul jawa (P. p. melas) adalah fauna identitas Jawa Barat dan termasuk hewan yang terancam punah di Indonesia. Macan tutul berukuran besar, dengan panjang tubuh antara satu sampai dua meter. Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam. Bintik hitam dikepalanya berukuran lebih kecil. Macan tutul betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan. Daerah sebaran macan tutul adalah di benua Asia dan Afrika. Spesies ini sempat dianggap memiliki banyak anakjenis (lebih dari 30 subspesies) yang ditemukan di segala macam habitat, mulai dari hutan tropis, gurun, savanah, pegunungan dan daerah pemukiman, namun sekarang direduksi menjadi hanya sembilan setelah dilakukan pengujian molekuler. Macan Tutul adalah hewan penyendiri, yang saling menghindari satu sama lain. Spesies ini lebih aktif di malam hari. Karena tingkat kematian anak yang tinggi, betina biasanya mempunyai satu sampai dua anak, yang tinggal bersama induknya sampai macan muda berumur sekitar antara satu setengah sampai dua tahun. Macan Tutul merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan segala kesempatan untuk mendapatkan mangsanya. Mereka memakan hampir segala mangsa dari berbagai ukuran. Mangsa utamanya terdiri dari aneka hewan menyusui, binatang pengerat, ikan, burung, monyet dan binatang-binatang lain yang terdapat disekitar habitatnya. Pada umumnya, Macan Tutul menghindari manusia. Namun macan yang kurang sehat, kelaparan atau terluka sehingga tidak dapat berburu mangsa yang biasa, dapat memangsa manusia. Ada peristiwa mengenai seekor Macan Tutul jantan di Rudraprayag memangsa lebih dari 125 jiwa, dan seekor Macan Tutul betina yang disebut "Macan Tutul Panar" memangsa lebih dari 400 jiwa pada awal abad ke-20 di India. Beberapa subspesies dari Macan Tutul seperti Macan Kumbang dari Indonesia terancam punah, namun secara umum Macan Tutul dievaluasikan sebagai Beresiko Rendah di dalam IUCN Red List.

Anda mungkin juga menyukai