Anda di halaman 1dari 25

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 termaktub tujuan bangsa Indonesia, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia yakni

dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan pardamaian abadi dan kehidupan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah, termasuk di dalamnya pembangunan bidang kesehatan. Kebijakan pembangunan kesehatan telah ditetapkan beberapa program dan salah satu program yang mendukung bidang kesehatan ialah program upaya kesehatan masyarakat. Adapun tujuan program ini antara lain meningkatkan mutu kesehatan, mencegah terjadinya penyebaran penyakit menular, menurunkan angka kesakitan, kematian, yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pencegahan dan pengobatan penyakit menular seperti infeksi kecacingan, pemerintah dan masyarakat telah bersama-sama melaksanakan berbagai program pemberantasan infeksi kecacingan, terutama di sekolah dasar. Kegiatan tersebut meliputi penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik dan tepat guna, higiene keluarga dan higiene pribadi. Infestasi cacing pada manusia banyak dipengaruhi faktor perilaku, lingkungan tempat tinggal dan manipulasi terhadap lingkungan. Penyakit kecacingan banyak ditemukan di daerah dengan kelembaban tinggi dan terutama mengenai kelompok masyarakat dengan personal higiene dan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Kerugian dan dampak akibat infeksi kecacingan tidak menyebabkan manusia mati mendadak akan tetapi dapat mempengaruhi pemasukan, pencernaan, penyerapan dan

metabolisme makanan. Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan, mental, prestasi, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lain. Penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminths yang sering dijumpai pada anak usia Sekolah Dasar yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Hookworm.

WHO tahun 2006, mengatakan bahwa kejadian penyakit kecacingan di dunia masih tinggi yaitu 1 miliar orang terinfeksi cacing Ascaris lumbricoides, 795 juta orang terinfeksi cacing Trichuris trichiura dan 740 juta orang terinfeksi cacing Hookworm. Hasil survei kecacingan Sekolah Dasar di 27 Propinsi Indonesia menurut jenis cacing tahun 20022006 didapatkan bahwa pada tahun 2002 prevalensi Ascaris lumbricoides 22,0%, Trichuris trichiura 19,9% dan Hookworm 2,4%. Tahun 2003 prevalensi Ascaris lumbricoides 21,7%, Trichuris trichiura 21,0% dan Hookworm 0,6%. Tahun 2004

prevalensi Ascaris lumbricoides 16,1%, Trichuris trichiura 17,2% dan Hookworm 5,1%. Tahun 2005 prevalensi Ascaris lumbricoides 12,5%, Trichuris trichiura 20,2% dan

Hookworm 1,6% dan pada tahun 2006 prevalensi Ascaris lumbricoides 17,8%, Trichuris trichiura 24,2% dan Hookworm 1,0%. Hasil survei dari Dinas Kesehatan Kota Mataram pada tahun 2010 didapatkan bahwa dari 6.502 siswa SD yang diperiksaan didapatkan bahwa sebanyak 1.478 siswa positif

menderita kecacingan dimana Cacing Gelang menempati angka tertinggi yaitu 1000 siswa, Cacing Cambuk sebanyak 442 dan Caacing tambang sebanyak 36 . Khususnya pada Puskesmas Tanjung Karang memiliki angka yang lumayan banyak yaitu sebanyak 246 positif menderita kecacingan. Pada wilayah puskesmas tanjung karang penderita kecacingan didominasi oleh SDN 15 Ampenan yaitu sebanyak 60 siswa dari 202 siswa yang diperiksa disekolah tersebut

1.2 PERUMUSAN MASALAH Belum diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar di SDN 15 ampenan 1.3 TUJUAN 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacingan pada anak Sekolah Dasar di SDN 15 ampenan 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui hubungan umur dengan kejadian kecacingan pada anak SD SDN 15 ampenan.

2. Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan kejadian kecacingan pada anak SDN 15 ampenan. 3. Untuk mengetahui hubungan kepemilikan jamban dengan kejadian kecacingan pada anak SDN 15 ampenan 4. Untuk mengetahui hubungan tempat biasa pembuangan tinja dengan kejadian kecacingan pada anak SDN 15 ampenan

BAB II A. Gambaran Umum Wilayah Puskesmas Tanjung karang WILAYAH KERJA : 6 KELURAHAN (2 KECAMATAN) JUMLAH PENDUDUK

PENDUDUK

CAPAIAN 2010

PUSK

K.JAYA

TJK.PER

TJK

AM.SEL

T.SARI

BANJAR

TOTAL

44.587

9283

8598

5306

11437

5875

6088

JAMKESMAS

9.377 32,23

1.813 27,24

714 8,74

2048 79,44

2379 30,25

543 17,48

1.880 39,30

JAMKESMAS NTB

4997

716

37

2.167

1.081

484

512

1. Sumber Daya Kesehatan Ketenagaan Jumlah tenaga pada lingkup puskesmas Tanjung Karang tahun 2010 adalah 60 orang yang terdiri dari 45 Tenaga PNS dan 15 Tenaga non medis. Dari jumlah 60 tenaga yang ada sebagian besar adalah PNS dan non PNS. Khusus Tenaga non fungsional seperti Bendahara tahun ini Puskesmas Tanjungn Karang masih dipegang oleh Tenaga fungsional.

PNS No Jenis Tenaga * Medik

Non PNS

WISN Jumlah

1.

Dokter Umum

Dokter Gigi

2.

Sarjana Kesehatan

S. Kep. Ners

S. Kep

D4 Kebidanan

Sarjana Teknik Ling

SKM

3.

Paramedik Perawatan

Akper

11

14

SPK

Akbid

Bidan

D3 Perawat Gigi

SPRG

4..

Paramedik Non Perawatan

AKL/APK

AAK

AKZI

D3 Farmasi

SPAG

SPPH

SMF/SAA

Pekarya Kesehatan

5.

Non Medik

Sarjana (S1)

Sarjana Muda (DIII)

SMU

SMP

SD

Jumlah

45

15

60

Keterangan: PNS Non PNS : 45 : 15

Struktur Organisasi Puskesmas

1. Kepala Puskesmas: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: memimpin, mengawasi dan mengkoordinir kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.

2. Kepala Urusan Tata Usaha: Mempunyai tugas pokok dan fungsi: di bidang kepegawaian, keungan, perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan.

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS TANJUNG KARANG


Kepala Puskesmas

K. Sub bag TU

Jafung : Dokter Dokter gigi Perawat Nutrisianist sanitarian apoteker

Promkes

HS

KIA

gizi

UKW V
P2M

UKW VI
Pelayanan pengobata n

Upaya pengembangan

Kesehatan gigi dan mulut

UKS

Poli lansia

Kesehatan mata

Kesehatan jiwa

SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS Sarana Pelayanan kesehatan lingkup Puskesmas Tanjung Karang selain Puskesmas Induk, juga 2 Puskesmas pembantu yaitu PUSTU di Ampenan selatan dan PUSTU Tanjung Karang di Perumnas. Dengan 1 buah POLINDES di Ampenan selatan, dimana Bidan desanaya menetap. Namun ada pula 1 orang Bidan desa yang tidak menetap di desa, yaitu Bidan Desa Tanjung Karang Permai. Selain itu sebagai salah satu Puskesmas dalam lingkup Kota Mataram, keberadaan alat dan bahan kesehatan relative lengkap dan sesuai dengan standar pelayanan dan lebih memungkinkan pengembagan Puskesmas ke depannya.

B. BEBERAPA PROFIL TENTANG 6 KELURAHAN YANG MENJADI CAKUPAN DARI PUSKESMAS TANJUNG KARANG 1. KELURAHAN BANJAR a. Topografi 1. Bentang wilayah Kelurahan Banjar merupakan kelurahan yang berada pada dataran rendah, dengan jarak 0,5 meter diatas permukaan laut/ selat Lombok, ini mengingat kelurahan banjar berbatasan dengan laut/ selat Lombok. Kelurahan banjar juga merupakan kelurahan yang dibatasi oleh dua buah sungai besar, yaitu sungai jangkuk dan sungai gedur. Dimana keduannya bermuara menuju selat Lombok. Sehingga selain jalur aliran sungai, kelurahan Banjar juga merupakan daerah yang memiliki bantaran sungai 2. Potensi wilayah Mata pencarian di daerah banjar pada usia kerja umumnya berstatus bekerja, atau sekitar 19% dari penduduk elurahan banjar atau sekitar 37,11% dari usia kerja yaitu 22-59 tahun.akan tetapi sekitar 33.34% adalah belum/ tidak bekerja. Untuk potensi jasa kelurahan banjar memiliki potensi pada Jasa lembaga keuangan, Industri kecil dan menengah, Jasa pengangkutan, dan Jasa perdagangan

3. Kebersihan dan kesehatan dari kebersihan lingkungan dan kesehatan di lingkungan Banjar sangatlah jauh dari cukup.

a. Kekalik jaya Terlampir b. Taman sari Terlampir c. Ampenan selatan Terlampir d. Tanjung karang permai Terlampir e. Tanjung karang Terlampir

BAB III MASALAH KESEHATAN

A. PROFIL KESEHATAN MASYARAKAT

B. IDENTIFIKASI MASALAH Pelayanan UKM dan UKP di puskesmas UKM : UKP : YANKES Pelayanan kesehatan Puskesmas tanjung karang memiliki beberapa program, pertama mulai dari loket (pendaftaran) kemudian setelah dari loket tersebut masuk ke BP (Balai Pengobatan) selanjutnya KIA apabila terdapat indikasi dari sub bidang KIA atau Gigi apabila terdapat indikasi masalah Gigi Kuratif Rehabilitative Promotif preventif

ALUR PELAYANAN PUSKESMAS

PASIEN LABORATORIUM

POLI KLINIK LOKET POLI POLI GIGI

APOTIK

PULANG

POLI KIA POLI KB

KONSELING

a. Pelayanan diloket 1. Umum (membayar administrasi Rp.1500, apabila ada tindakan maka dibayar sesuiai tindakan. Misalnya: penjahitan dll) 2. 3. 4. 5. Jamkesmas Jamkesmas NTB Askes Gratis (kader)

b. Laporan dari loket 1. Golongan umur 2. Jenis kelamin 3. Status (umum, jamkesmas, dll) 4. Jumlah kunjungan

5. c. Laporan dari balai pengobatan 1. Penyakit terbanyak ISPA 2. Penyakit yang jarang Herpes, Campak, hordeolum d. Laporan dari poli Gigi Kasus terbanyak adalah Gingiva abses PROGRAM P2M A. Upaya Kesehatan Wajib & Promosi Kesehatan Penyuluhan Kesehatan 1. Rumah Tangga/ Kelompok 2. Institusi Pendidikan 3. Institusi Sarana Kesehatan 4. Institusi TTU 5. Institusi Tempat Kerja Bayi Mendapat ASI Eksklusif Mendorong terbentuknya Upaya Kesehatan bersumber Masyarakat (UKBM) 1. POsyandu Madya (Baru) 2. Posyandu Purnama/Mandiri 3. Desa Siaga aktif Penyuluhan NAPZA

UPAYA PENCEGAHAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR TB PARU o Pengobatan TB Paru ( DOTS ) BTA Positif o Pengobatan penderita TB. Paru ( DOTS ) BTA Negatif Rontegen Positif o Angka kesembuhan o TB Anak o TB Kelenjar

KESEHATAN LINGKUNGAN o Penyehatan Air Inspeksi Sanitasi sarana Air Bersih

Pembinaan kelompok masyarakat/kelompok pemakai Air Pengambilan sampel air Kaporitisasi

o Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman Inspeksi Sanitasi tempat pengolahan makanan Pembinaan tempat pengelolaan makanan

o Penyehatan tempat Pembuangan sampah & limbah Inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan limbah o Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Jamban Keluarga Pemeriksaan penyehatan lingkungan dan perumahan Cakupan pemanfaatan jamban keluarga

o Pengawasan Sanitasi tempat-tempat umum Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum Sanitasi tempat umum memenuhi syarat Pengamanan Tempat Pengelolaan Peptisida Inspeksi sanitasi tempat pengeolaan peptisida Pembinaan tempat pengelolaan peptisida

o Pengendalian Vektor Pengawasan tempat-tempat potensial perindukan Vektor di Pemukinan penduduk dan sekitarnya Pemberdayaan sasaran / kelompok/pokja potensial dalam upaya pemberantasan tempat perindukan Vektor penyakit di Pemukiman penduduk dan sekitarnya Desa/lokasi potensial yang mendapat intervensi vector penyakit menular KUSTA 1. Penemuan tersangka penderita kusta 2. Pengobatan penderita kusta 3. Pemeriksaan kontak penderita PELAYANAN IMUNISASI 1. Imunisasi DPT 1 pada Bayi 2. Drop Out DPT -3 campak 3. Imunisasi HB 1 < 7 hari

4. Imunisasi campak pada bayi 5. Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD 6. Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3 7. TT WUS DIARE 1. Penemuan kasus diare di PKM dan Kader 2. Kasus Diare ditangani di PKM dan Kader dengan oral Rehidrasi 3. Kasus Diare ditangani dengan rehidrasi intravena PROGRAM KIA

1. KB PLKB, bidan desa (door to door) Penyuluhan waktu ANC Penyuluhan setelah melahirkan

2. Gizi Pemberian vitamin A PMT ibu hamil dan balita Evaluasi apabila terdapat kasus bayi dibawah garis merah Pemberian garam beryodium Pekan penimbangan Pemeriksaan status gizi dilihat dari jumlah balita S = jumlah balita yang ada di posyandu K= jumlah balita yang terdaftar dan punya KMS N= jumlah balita yang berat badannya naik T= jumlah balita yang berat badannya tidak naik O= jumlah balita yang ditimbang bulan ini, dan ditimbang bulan lalu B= jumlah balita yang pertama hadir di posyandu D= jumlah balita yang ditimbang bulan ini, tidak ditimbang bulan lalu

3. KIA Pengecekan malaria 4 kali selama kehamilan Pemeriksaan golongan darah Pemeriksaan Hb 2 kali selama kehamilan

Kelas ibu diadakan 3 kali pada usia kehamilan 2 minggu sampai 32 minggu Senam hamil

4. PKM (penyuluhan kesehatan masyarakat) Penyuluhan waktu ANC Penyuluhan setelah melahirkan Penyulihan kalau ada wabah

1. UPAYA PUSKESMAS UPAYA KESEHATAN WAJIB : 1. upaya kesehatan ibu, anak & kb 2. upaya promosi kesehatan 3. upaya kesehatan lingkungan 4. upaya perbaikan gizi 5. upaya pencegahan, pemberantasan penyakit menular 6. upaya pengobatan dasar UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN 1. Upaya kesehatan lansia 2. Rawat inap 3. Poned (kegawatdaruratan ibu dan bayi)

B.

IDENTIFIKASI MASALAH o BAYI

1INDIKATOR KESEHATAN

INDIKATOR

2009

CAPAIAN 2010

PUSK

K.JAYA

TJK.PER

TJK

AM.SEL

T.SA RI

BANJA R 1

BAYI MENINGGAL BBLR

11

30

27

10

Kesimpulanya adalah bahwa jumlah bayi yang meninggal dan yang mengalami BBLR pada tahun 2009 lebih banyak dari pada tahun 2010. ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan pelayanan mutu kesehatan pada 2010 sehingga terjadi penurunan angka kematian bayi dan BBLR. o IBU INDIKATOR 2009 CAPAIAN 2010 PUSK IBU MENINGGAL 2 0 K.JAYA 0 TJK.PER 0 TJK 0 AM.SEL 0 T.SARI 0 BANJAR 0

Kesimpulanya adalah bahwa jumlah ibu yang meninggal pada tahun 2009 lebih banyak dari pada tahun 2010. ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan pelayanan mutu kesehatan pada 2010 dimana angka kematian ibu adalah 0. o 10 PENYAKIT TERBANYAK NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 NAMA PENYAKIT NASOFARINGITIS AKUT (CC) J00 DIARE DAN GE YG DIDUGA BERASAL DARI INFEKSI A09 GASTRITIS DAN DUODENITIS K29 ABSES, FURUNKEL DAN KARBUNKEL KULIT L02 TONSILITIS AKUT J03 ARTHRITIS LAINNYA M13 CHRONIC APICAL PERIODONTITIS K04.5 HYPERTENSI ESENSIAL (PRIMER) I10 DERMATITIS ATOPIK L20 OPEN WOUND OF UNSPECIFIED BODY REGION T14.1

Kesimpulanya bahwa penyakit terbanyak pada tahun 2010 pada puskesmas tanjung karang adalah nasofaringitis akut kemudian diare dan ge yg diduga berasal dari infeksi, gastritis dan duodenitis , abses, furunkel dan karbunkel kulit , dst.

. Masalah Pelayanan Kesehatan Tabel 1. Hasil Survei Kepuasan Pasienb di Puskesmas Tanjung Karang th. 2010 NO 1 2 3 4 5 6 UPAYA KESEHATAN P2M HS KIA PROMKES GIZI PENGOBATAN TINGKAT PENCAPAIAN (%) pasien yg puas 90.64 76.78 79.26 46.78 80.28 84.12 (KLP III)

Kesimpulannya adalah bahwa upaya kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas tanjung karang sudah sangat bagus hampir pada semua jenis program kecuali pada promosi kesehatan dimana hanya promosi kesehatan yang kurang hanya 46.78% yang disebabkan oleh berbagai hal (SDM yang kurang , dana yang minimal atau dari masyarakatnya itu sendiri yang sulit berpartisi untuk membentuk terjadinya peningkatan taraf keshatan pada lingkungan tersebut) dengan tingkat pencapaian yaitu pada kelompok 3 (strata ke 3)

o Penilaian mutu NO 1 2 3 4 JENIS KEGIATAN DROP OUT K1-K4 LINAKES PENANGANAN KOMPL TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENCAPAIAN NILAI 4 10 10 10 8.5 KLP II

Kesimpulannya adalah bahwa penilaian mutu yang dilakukan oleh puskesmas tanjung karang sudah sangat bagus hampir pada semua jenis kegiatan kecuali pada DROP OUT K1K4 yang dikarenakan berkurangnya partisipasi masyarakat terhadap kesehatan pada kehamilan ,dengan ini tindakan lebih lanjut yang harus kita lakukan adalah melakukan promosi kesehatan. MASALAH PADA PUSKESMAS TANJUNG KARANG Dilihat dari masing-masing program upaya kesehatan wajib : Pada program KIA Cakupan bumil resti / komplikasi yang ditangani oleh puskesmas mengalami peningkatan drastic menjadi 75,2% yang pada tahun 2009 hanya sebesar 14,69% dimana masih di bawah target SPM sebesar 80%, pelayanan nifas lengkap/ ibu dan neonates mengalami penurunan menjadi 81,1% yang pada tahun 2009 mencapai 82,30% sehingga belum mencapai target SPM yaitu 90%.

Pada program gizi Cakupan jumlah pemberian vitamin A pada balita sebanyak 2 kali dalam setahun masih di bawah target SPM (90%) yakni hanya sebesar 71,63%.Cakupan pemberian tablet besi masih di bawah target SPM yaitu sebesar 80% .

Program lingkungan Permasalahan pada jumlah sasaran air bersih pada wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang masih di bawah target SPM yang mencapai 90%, dan cakupan rumah sehat yang ada masih mengalami penurunan menjadi 71,4% dari 93,4% sehingga masih dibawah target SPM sebesar 75%.

Pada program promosi kesehatan Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih menjadi permasalahan di wilayahTanjung Karang masih di bawah target SPM sebesar 65%

Pada program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M) Cakupan kesembuhan penderita BTA (+) hanya mencapai 83,33% dan masih di bawah target SPM sebesar 90% sedangkan penderita pneumonia balita hanya mencapai 69,48% sehingga masihberada di bawah target SPM sebesar 90%.

C. PRIORITAS MASALAH
Daftar Masalah Kesehatan Frequency Beratnya masalah Perhatian masyaakat Sensitivitas thd upaya kesehatan masyarakat Total

+ Gastritis 6 5 5 6 2 2

R 1

Artritis

1 1

Hiperten si

1 8

Dermatiti s Atopik

Penyakit lainnya: - DHF - Helment hiasis

2 3

4 6

4 3

3 4

1 3 1 6

4 3

Pohon faktor:

D. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Dari identifikasi dan analisis masalah diperoleh data sebgai berikut : No MASALAH Helminthiasis PENYEBAB MASALAH 1. Kurang tersedianya sarana air bersih dan jamban sehat 2. Rendahnya pengetahuan ibu dan anak tentang penyakit cacingan 3. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ALTERNATIF SOLUSI 1. Penyuluhan PHBS kepada siswa SD 15 ampenan. 2. Pembagian sabun dan alat pemotong kuku. 3. Pembuatan sarana jamban sehat. 4. Penyediaan sarana air bersih.

Menggunakan kriteria matriks EVEKTIVITAS DAN EFISIENSI (memberi skor) ALTERNATIF SOLUSI Penyuluhan PHBS kepada siswa SD 15 ampenan. 2 Pembagian sabun dan alat pemotong kuku. 3 Pembuatan sarana jamban sehat. 4 Penyediaan sarana air bersih. 3 4 4 5 9.6 3 4 4 4 5 12.8 2 3 3 3 5 5.4 4 M 4 EFEKTIVITAS I 4 V 4 EFISIENSI C 3 21.33

No 1

P=

RANK 1

SKOR = antara 1 sampai 4

Menyusun matriks kegitan Dari kegiatan intervensi terpilih, disusun rincian langkah kegiatan No. 1 Kegiatan Penyuluhan PHBS kepada siswa SD 15 ampenan. 2 Pembagian sabun dan alat pemotong kuku. Tujuan Sasaran Metode Lokasi Waktu PJ

Anda mungkin juga menyukai