PENDAHULUAN
dan
lain-lain.
Bakteri
yang
menyerang
epidermis
dapat
menyebabkan impetigo.
Dinamakan impetigo menurut bahsa Perancis dan Latin yang
berarti erupsi keropeng yang menyerang. Impetigo adalah penyakit kulit
superfisial yang disebabkan infeksi piogenik oleh bakteri Gram positif.
Impetigo lebih sering terjadi pada usia anak-anak walaupun pada orang
Impetigo Krustosa
Page 1
Impetigo Krustosa
Page 2
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1.
Identitas Pasien
Nama
: An. M U
: 3 tahun
Alamat
No. RM
: 039320
Tgl. Periksa
2.2.
Autoanamnesis
- Keluhan Utama :
Luka pada ketiak dan perut yang semakin melebar
-
luka tanpa
Impetigo Krustosa
Page 3
Saat ini tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
-
2.3.
Pemeriksaan fisik
- Status Present :
Keadaan umum
Kesadaran
Status gizi
Nadi
Respirasi
Suhu
BB
Status Generalis :
Kepala
Mata
Thoraks
Abdomen
Ekstremitas
: Baik
: Compos mentis
: cukup
: 98 x/menit
:26 x/menit
:36,7 0C
:10 kg
: normocephali
: Anemis (-/-), ikterik (-/-)
: Dalam batas normal
: Dalam batas normal
:Akral hangat, edema (-)
Status Dermatologis :
Lokasi
: Regio axila sinistra dan abdomen kuadran inferior
Sinistra.
Efloresensi
Impetigo Krustosa
Page 4
luka tanpa
Impetigo Krustosa
Page 5
Pada regio axila sinistra dan abdomen kuadran inferior sinistra ditemukan
efloresensi berupa tepi eritema disertai erosi yang meluas dan di tengahnya
terdapat krusta tebal berwarna kuning kecoklatan seperti madu. Sebelumya
pasien belum pernah berobat kemanapun dan pada keluarga pasien juga tidak
ada yang menderita penyakit yang sama. Pasien tidak mempunyai alergi obatobatan ataupun makanan.
2.5.
Diagnosis banding
- Impetigo bulosa
- Ektima
2.6.
Diagnosis kerja
Impetigo Krustosa
2.7.
Penatalaksanaan
1. Topikal : natrium fusidat salep
2. Sistemik : amoxicillin 250 mg 3x1
3. Edukasi :
a. Menjaga kebersihan agar tetap sehat dan terhindar dari infeksi kulit
b. Mencuci bersih area lesi (membersihkan krusta) dengan sabun dan
air mengalir serta membalut lesi.
c. Mencuci pakaian, kain, atau handuk penderita setiap hari dan tidak
menggunakan peralatan harian bersama-sama.
d. Menggunakan sarung tangan ketika mengolesi obat topikal dan
setelah itu mencuci tangan sampai bersih.
e. Memotong
kuku
untuk
menghindari
memperberat lesi.
f. Kontrol kembali setelah 1 minggu
2.8.
Prognosis
Impetigo Krustosa
Page 6
penggarukan
yang
Dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Definisi
Impetigo adalah suatu infeksi/peradangan kulit yang terutama disebabkan
oleh bakteri Streptococcus pyogenes, yang dikenal dengan Streptococcus beta
hemolyticus grup A. Kadang-kadang disebabkan oleh bakteri lain seperti
Staphylococcus aureus pada isolasi lesi impetigo.1
Istilah impetigo berasal dari bahasa Latin yang berarti serangan, dan telah
digunakan untuk menjelaskan gambaran seperti letusan berkeropeng yang biasa
Nampak pada daerah permukaan kulit.
Impetigo mengenai kulit bagian atas ( epidermis superfisial).dengan dua
macam gambaran klinis, impetigo krustosa ( tnpa gelembung, cairan dengan
krusta, keropeng, koreng) dan impetigo bulosa ( dengan gelembung berisi cairan).
Impetigo krustosa disebut juga impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris, dan
impetigo Tillbury Fox, sedangkan impetigo bulosa disebut juga impetigo vesikobulosa, dan cacar monyet.2
4.2. Epidemiologi
Di Amerika Serikat, kurang lebih 9 10 % dari anak-anak yang datang ke
klinik kulit menderita impetigo. Perbandingan antara jenis kelamin laki-laki dan
perempuan adalah sama. Impetigo lebih sering menyerang anak-anak, jenis yang
Impetigo Krustosa
Page 7
terbanyak (kira-kira 90%) adalah impetigo bullosa yang terjadi pada anak yang
berusia kurang dari 2 tahun.2
Terjadinya penyakit impetigo krustosa di seluruh dunia tergolong relatif
sering. Penyakit ini banyak terjadi pada anak - anak kisaran usia 2-5 tahun dengan
rasio yang sama antara laki-laki dan perempuan. Di Inggris kejadian impetigo
pada anak sampai usia 4 tahun sebanyak 2,8% pertahun dan 1,6% pada anak usia
5-15 tahun 2
Impetigo krustosa banyak terjadi pada musim panas dan daerah lembab,
seperti Amerika Selatan yang merupakan daerah endemik dan predominan,
dengan puncak insiden di akhir musim panas. Anak-anak prasekolah dan sekolah
paling sering terinfeksi. Pada usia dewasa, laki-laki lebih banyak dibanding
perempuan. Disamping itu, ada beberapa faktor yang dapat mendukung terjadinya
impetigo krustosa seperti:
-
hunian padat
higiene buruk
hewan peliharaan
keadaan yang mengganggu integritas epidermis kulit seperti gigitan serangga,
herpes simpleks, varisela, abrasi, atau luka bakar.1-2
4.3. Etiologi
Mikroorganisme penyebab impetigo adalah Staphylococcus aureus dan
Streptococcus B hemoliticus. Untuk impetigo bulosa sebabnya lebih sering karena
Staphylococcus aureus. Pada negara maju, impetigo krustosa banyak disebabkan
Impetigo Krustosa
Page 8
oleh Staphylococcus aureus dan sedikit oleh Streptococcus group A betahemolitikus (Streptococcus pyogenes). Banyak penelitian yang menemukan 5060% kasus impetigo krustosa penyebabnya adalah Staphylococcus aureus dan 2045% kasus merupakan kombinasi Staphylococcus aureus dengan Streptococcus
pyogenes. Namun di negara berkembang, yang menjadi penyebab utama impetigo
krustosa adalah Streptococcus pyogenes. Staphylococcus aureus banyak terdapat
pada faring, hidung, aksila dan perineal merupakan tempat berkembangnya
penyakit impetigo krustosa.1-2
4.4.Klasifikasi
Impetigo diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu:
1. Impetigo krustosa
2. Impetigo bulosa
Impetigo krustosa dimulai ketika trauma kecil terjadi pada kulit normal
sebagai portal of
dengan pasien atau dengan seseorang yang menjadi carrier. Kuman tersebut
Impetigo Krustosa
Page 9
berkembang biak dikulit dan akan menyebabkan terbentuknya lesi dalam satu
sampai dua minggu.1-2
Cara infeksi pada impetigo krustosa ada 2, yaitu infeksi primer dan infeksi
sekunder.1-2
Infeksi Primer
Infeksi primer, biasanya terjadi pada anak-anak. Awalnya, kuman
menyebar dari hidung ke kulit normal (kira-kira 11 hari), kemudian
berkembang menjadi lesi pada kulit. Lesi biasanya timbul di atas kulit
wajah (terutama sekitar lubang hidung) atau ekstremitas setelah trauma.
Infeksi sekunder
Infeksi sekunder terjadi bila telah ada penyakit kulit lain sebelumnya
(impetiginisasi) seperti dermatitis atopik, dermatitis statis, psoariasis
vulgaris, SLE kronik, pioderma gangrenosum, herpes simpleks, varisela,
herpes zoster, pedikulosis, skabies, infeksi jamur dermatofita, gigitan
serangga, luka lecet, luka goresan, dan luka bakar, dapat terjadi pada
semua umur.
Impetigo krustosa biasanya terjadi akibat trauma superfisialis dan robekan
pada epidermis, akibatnya kulit yang mengalami trauma tersebut menghasilkan
suatu protein yang mengakibatkan bakteri dapat melekat dan membentuk suatu
infeksi impetigo krustosa. Keluhan biasanya gatal dan nyeri. Impetigo krustosa
sangat menular, berkembang dengan cepat melalui kontak langsung dari orang ke
orang. Impetigo banyak terjadi pada musim panas dan cuaca yang lembab. Pada
anak-anak sumber infeksinya yaitu binatang peliharaan, kuku tangan yang kotor,
Impetigo Krustosa
Page 10
4.5. Histopatologi
Terjadinya inflamasi superfisialis pada folikel pilosebaseus bagian atas.
Terdapat vesikopustul di subkorneum yang berisi coccus serta debris berupa
leukosit dan sel epidermis. Pada dermis terjadi inflamasi ringan yang ditandai
dengan dilatasi pembuluh darah, edema, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear.
Seringkali terjadi spongiosis yang mendasari pustula. Pada lesi terdapat kokus
Gram positif.1
Impetigo Krustosa
Page 11
pada akhirnya mengering dan lepas dari dasar yang eritema tanpa pembentukan
jaringan scar.2
Lesi dapat membesar dan meluas mengenai lokasi baru dalam waktu
beberapa minggu apabila tidak diobati. Pada beberapa orang lesi dapat remisi
spontan dalam 2-3 minggu atau lebih lama terutama bila terdapat penyakit akibat
parasit atau pada iklim panas dan lembab, namun lesi juga dapat meluas ke dermis
membentuk ulkus (ektima).1-2
Kelenjar limfe regional dapat mengalami pembesaran pada 90% pasien
tanpa pengobatan (terutama pada infeksi Streptococcus) dan dapat disertai
demam. Membran mukosa jarang terlibat. 1-2
4.7.Patofisiologi
Impetigo adalah infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus beta
hemolyticus grup A dan/atau Streptococcus aureus. Organisme tersebut masuk
melalui kulit yang terluka melalui transmisi kontak langsung. Setelah infeksi, lesi
yang baru mungkin terlihat pada pasien tanpa adanya kerusakan pada kulit.
Seringnya lesi ini menunjukkan beberapa kerusakan fisik yang tidak terlihat
(mikrolesi) pada saat dilakukan pemeriksaan. Impetigo memiliki lebih dari satu
bentuk. Beberapa penulis menerangkan perbedaan bentuk impetigo dari strain
Staphylococcus yang menyerang dan aktivitas eksotoksin yang dihasilkan.
Streptococcus masuk melalui kulit yang terluka dan melalui transmisi kontak
langsung, setelah infeksi, lesi yang baru mungkin terlihat pada pasien tanpa
adanya kerusakan pada kulit. Bentuk lesi mulai dari makula eritema yang
Impetigo Krustosa
Page 12
berukuran 2 4 mm. Secara cepat berubah menjadi vesikel atau pustula. Vesikel
dapat pecah spontan dalam beberapa jam atau jika digaruk maka akan
meninggalkan krusta yang tebal, karena proses dibawahnya terus berlangsung
sehingga akan menimbulkan kesan seperti bertumpuk-tumpuk, warnanya
kekuning-kuningan. Karena secara klinik lebih sering dilihat krusta maka disebut
impetigo krustosa. Krusta sukar diangkat, tetapi bila berhasil akan tampak kulit
yangerosif. Impetigo bulosa adalah suatu bentuk impetigo dengan gejala utama
berupa lepuh-lepuh berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang
tampak hipopion.Mula-mula berupa vesikel, lama kelamaan akan membesar
menjadi bula yang sifatnya tidak mudah pecah, karena dindingnya relatif tebal
dari impetigo krustosa. Isinya berupa cairan yang lama kelamaan akan berubah
menjadi keruh karena invasi leukosit dan akan mengendap. Bila pengendapan
terjadi pada bula disebut hipopion yaitu ruangan yang berisi pus yang mengendap,
bila letaknya di punggung, maka akan tampak seperti menggantung.1-2
4.8. Diagnosis1,2
1. Pemeriksaan Fisik
Tipe dan lokasi lesi:
Sering terjadi pada wajah (sekitar mulut dan hidung) atau dekat rentan
trauma.
Makula merah atau papul sebagai lesi awal.
Lesi dengan bula yang ruptur dan tepi dengan krusta.
Lesi dengan krusta berwarna seperti madu.
Impetigo Krustosa
Page 13
Page 14
e. Kandidiasis
Kandidiasis (infeksi jamur candida): papul eritem, basah, umumnya di
daerah selaput lendir atau daerah lipatan.
f. Diskoid lupus eritematous
Ditemukan (plak), batas tegas yang mengenai sampai folikel rambut.
g. Ektima
Lesi berkrusta yang menutupi daerah ulkus yang menetap selama beberapa
minggu dan sembuh dengan jaringan parut bila menginfeksi dermis.
h. Gigitan serangga
Terdapat papul pada daerah gigitan, dapat nyeri.
i. Skabies
Papul yang kecil dan menyebar, terdapat terowongan pada sela-sela jari,
gatal pada malam hari.
4.10.Penatalaksanaan3,4,5
A. Umum
Menjaga kebersihan agar tetap sehat dan terhindar dari infeksi kulit.
Menindaklanjuti luka akibat gigitan serangga dengan mencuci area kulit
yang terkena untuk mencegah infeksi.
Mengurangi kontak dekat dengan penderita
Bila diantara anggota keluarga ada yang mengalami impetigo diharapkan
dapat melakukan beberapa tindakan pencegahan berupa:
Impetigo Krustosa
Page 15
Mencuci pakaian, kain, atau handuk penderita setiap hari dan tidak
menggunakan peralatan harian bersama-sama.
Memotong
kuku
untuk
menghindari
penggarukan
yang
memperberat lesi.
-
B. Khusus
Pada
prinsipnya,
pengobatan
impetigo
krustosa
bertujuan
untuk
1. Terapi Sistemik
Pemberian antibiotik sistemik pada impetigo diindikasikan bila
terdapat lesi yang luas atau berat, limfadenopati, atau gejala sistemik.
a. Pilihan Pertama (Golongan Lactam)
Golongan Penicilin (bakterisid)
o Amoksisilin+ Asam klavulanat
Dosis 2x 250-500 mg/hari (25 mg/kgBB) selama 10 hari.
Golongan Sefalosporin generasi-ke1 (bakterisid)
o Sefaleksin
Impetigo Krustosa
Page 16
Impetigo Krustosa
positif
seperti
Staphylococcus
Page 17
dan
sebagian
besar
Streptococcus.
Salap
mupirocin
2%
diindikasikan
untuk
bekerja
menghambat
sintesis
protein
dengan
Impetigo Krustosa
Page 18
4.11.Komplikasi1,2
1. Ektima
Impetigo yang tidak diobati dapat meluas lebih dalam dan penetrasi ke
epidermis menjadi ektima. Ektima merupakan pioderma pada jaringan
kutan yang ditandai dengan adanya ulkus dan krusta tebal.
2. Selulitis dan Erisepelas
Impetigo krustosa dapat menjadi infeksi invasif menyebabkan terjadinya
selulitis dan erisepelas, meskipun jarang terjadi. Selulitis merupakan
peradangan akut kulit yang mengenai jaringan subkutan (jaringan ikat
longgar) yang ditandai dengan eritema setempat, ketegangan kulit disertai
malaise, menggigil dan demam. Sedangkan erisepelas merupakan
peradangan kulit yang melibatkan pembuluh limfe superfisial ditandai
dengan eritema dan tepi meninggi, panas, bengkak, dan biasanya disertai
gejala prodromal.
3. Glomerulonefritis Post Streptococcal
Komplikasi utama dan serius dari impetigo krustosa yang umumnya
disebabkan oleh Streptococcus group A beta-hemolitikus ini yaitu
glomerulonefritis akut (2%-5%). Penyakit ini lebih sering terjadi pada
Impetigo Krustosa
Page 19
anak-anak usia kurang dari 6 tahun. Tidak ada bukti yang menyatakan
glomerulonefritis
terjadi
pada
impetigo
yang
disebabkan
oleh
4. Rheumatic Fever.
Sebuah kelainan inflamasi yang dapat terjadi karena komplikasi infeksi
streptokokus yang tidak diobati strep throat atau scarlet fever. Kondisi
tersebut dapat mempengaruhi otak, kulit, jantung,dan sendi tulang.
4.12.Prognosis
a.
b.
Umumnya baik
Di luar periode neonatal, pasien yang mendapatkan terapi lebih dini dan
baik, akan memiliki kesempatan untuk sembuh tanpa bekas luka atau
komplikasi
Impetigo Krustosa
Page 20
c.
d.
e.
Dengan terapi yang tepat, lesi dapat sembuh sempurna dalam 7 10 hari
Terapi antibiotik tidak dapat mencegah atau menghentikan
glomerulonefritis
Pada lesi yang tidak sembuh dalam 7 10 hari setelah diterapi, perlu
dilakukan kultur.1-2
4.13.Pencegahan
Kebersihan sederhana dan perhatian terhadap kecil dapat mencegah
timbulnya impetigo. Seseorang yang sudah terkena impetigo atau gejala-gejala
infeksi/peradangan Streptococcus beta hemolyticus grup A (GABHS) perlu
mencari perawatan medik dan jika perlu dimulai dengan pemberian antibiotik
secepat mungkin untuk mencegah menyebarnya infeksi ini ke orang lain.
Penderita impetigo harus diisolasi, dan dicegah agar tidak terjadi kontak dengan
orang lain minimal dalam 24 jam setelah pemberian antibiotik. Pemakaian
barang-barang atau alat pribadi seperti handuk, pakaian, sarung bantal dan seprai
harus dipisahkan dengan orang-orang sehat. Pada umumnya akhir periode
penularan adalah setelah dua hari permulaan pengobatan, jika impetigo tidak
menyembuh dalam satu minggu, maka harus dievaluasi. 3
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, Adhi. 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelaamin Edisi kelima).
Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
2. Sukanto, martodihardjo, dan Zulkarnain. 2005. Pedoman Diagnosis dan
Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi III. RSU dr.
Soetomo: Surabaya.
Impetigo Krustosa
Page 21
Impetigo Krustosa
Page 22