PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata merupakan salah satu panca indera yang penting bagi kehidupan kita
sehari-hari. Suatu pengurangan fungsi indera penglihatan bahkan suatu kebutaan
akan menyebabkan kerugian yang tidak ternilai besarnya bagi seorang penderita.
Sehingga suatu gangguan penglihatan yang datangnya secaramendadak akan
selalu mendorong penderita untuk segera memeriksakan matanya kepada seorang
dokter.Sebab gangguan penglihatan yang mendadak sangat banyak.
Bilamana ditinjau dari lamanya terjadi gangguan penglihatan, maka
didapatkan gangguan penglihatan yang lama dan gangguan penglihatan yang
bersifat hanya sebentar saja. Beberapa penyebab timbulnya gangguan pcnglihatan
mendadak ialah keratitis, glaukoma, uveitis posterior, ablasio retina, neuritis
optikus dan trauma pada mata.
BAB 2
1
Kepaniteraan Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
RSUD Dr. R. Soedjono
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi fisiologi mata
Mata adalah organ komplek yang peka cahaya. Dalam wadah perlindungannya
masing-masing mata mempunyai suatu lapisan sel-sel reseptor, suatu sistem optik
(kornea, lensa, aquos humor, korpus vitreum) untuk memusatkan cahaya pada
reseptor dan sistem saraf untuk menghantarkan inpuls dari respor ke otak.
Bagian terdepan dari mata adalah kornea yang merupakan suatu lapisan
transparan dengan tujuan agar dapat membiarkan berkas cahaya masuk kedalam
mata. Disebelah dalam sklera adalah koroid, suatu lapisan berpigmen yang banyak
mengandung pembuluh darah yang memberikan makanan pada bentukan-bentukan
dalam bola mata. Lensa adalah struktur transparan yang berbentuk bulat dan agak
gepeng pada daerah equatornya yang terpaut oleh serabut-serabut zonulo zenii
yang menggantungkan lensa pada korpus siliaris. Lensa mata otomatis lebih
mencembung akibat kontraksi muskulus siliaris yang mengakibatkan pengenduran
zonla zenii.
Pada daerah depan lensa terdapat iris yang berpigmen dengan lubang pupil
ditengahnya. Iris mengandung serabut otot siskuler yang menyempitkan pupil dan
serabut membujur (radial) yang melebarkan pupil. Perubahan diameter pupil mata
berguna untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk kedalam mata.
Ruang antara lensa dan retina berisi massa cair-kental yaitu korpus vitreum
dan cairan aquos humor. Jika terjadi gangguan media refraksi akan menyebabkan
visus turun, baik mendadak ataupun perlahan.
2
Kepaniteraan Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
RSUD Dr. R. Soedjono
3
Kepaniteraan Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
RSUD Dr. R. Soedjono
(defisiensi vitamin A,
akibat
penguapan
yang
berlebihan
(keratitis
4
Kepaniteraan Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
RSUD Dr. R. Soedjono
dapat
radang dengan steroid. Tukak kornea tidak boleh di bebat karena akan
menaikkan suhu sehingga akan berfungsi sebagai incubator, secret
yang terbentuk dibersihkan empat kali satu hari, diperhatikan
kemungkinan terjadinya glaucoma sekunder dan debridement.
Pengobatan dihentikan bila sudah terjadi epiteliasasi dan mata terlihat
tenang kecuali bila penyebabnya pseudomonas yang memerlukan
pengobatan ditambah 1-2 minggu. Pada tukak kornea dilakukan
pembedahan atau keratoplasti apabila dengan pengobatan tidak
sembuh dan terjadinya jaringan parut yang mengganggu pengelihatan.
2.2.1.4 Glaukoma akut
Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai
dengan meningkatnya tekanan intraokular yang disertai oleh
pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang.
Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah
gangguan aliran keluar humor akueus akibat kelainan sistem drainase
sudut kamera anterior (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses
humor akueus ke sistem drainase (glaukoma sudut tertutup). Adapun
trias glaukoma :
- Peningkatan tekanan intra okular
- Penyempitan lapang pandang
- Ekskavasio glaukoma
Penilaian glaucoma secara klinis dapat dilakukan dengan :
1. Pemeriksaan visus
2. Pemeriksaan tonometri ( digital, schiotz, aplanasi, mackay marg)
3. Pemeriksaan gonioskopi
4. Pemeriksaan oftalmoskopi untuk melihat warna papil dan
ekskavasio
5. Pemeriksaan lapang pandang dengan uji konfrontasi dan
perimetri goldmann
6. Pemeriksaan slitlamp
7. Pemeriksaan tonografi
8. Tes provokasi
a. Sudut terbuka
- Uji minum air
6
Kepaniteraan Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
RSUD Dr. R. Soedjono
selama 2 minggu
b. Sudut tertutup
Uji kamar gelap
Untuk penatalaksanaan pada glaukoa akut, dapat dilakukan dengan :
1. Medikamentosa
a. Beta Blocker
Beta blocker sebagai supresi pembentukan humor akueus, obat
yang sering digunakan adalah :
- Timolol maleat 0,25 % dan 0,5 %
- Betaksolol 0,25 % dan 0,5 %
- Levobunolol 0,25 % dan 0,5 %
- Metipranolol 0,3 %
b. Parasimpatomimetik
Parasimpatomimetik berfungsi untuk meningkatkan aliran
keluar humor akueus dengan bekerja pada jalinan trabekular
melalui kontraksi otot silliaris. Obat yang sering digunakan
adalah pilocarpin 0,5-6 %.
c. Inhibitor karbonat anhidrase
Obat golongan ini berfungsi untuk menekan pembentukan
akueus humor. Yang termasuk dalam golongan obat ini adalah
asetazolamid yang dapat diberikan peroral dalam dosis 125-250
mg atau diamoz sequels 500 mg yang dapat diberikan secara
intravena.
d. Hiperosmotik
Golongan obat ini menyebabkan darah menjadi hipertonik
sehingga air tertarik keluar dari corpus vitreum dan terjadi
penciutan korpus vitreum. Obat yang sering digunakan adalah
gliserin oral, dengan dosis 1 ml/ kgBB dalam larutan 50 %
dingin dicampur dengan sari lemon.
2. Nonmedikamentosa
a. Iridektomi dan iridotomi perifer
b. Laser trabekuloplastik
c. Tindakan siklodestruktif
7
Kepaniteraan Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
RSUD Dr. R. Soedjono
untuk
uveitis
posterior
dapat
dilakukan
penting
dalam
mngevaluasi
penyakit
korioretinal
dan
Pasien
penglihatannya
dalam
waktu
menurun.
yang
Penurunan
singkat
tajam
akan
mengeluh
penglihatan
ini
Penyebab
lainnya
adalah
ensefalomielitis, penyakit-penyakit
infeksi
otoimun
virus,
jamur,
atau tumor
yang
Penglihatan kabur
Sakit kepala
Pemeriksaan oftalmoskopi
Pada pemeriksaan ini ditemukan discus opticus tampak
bengkak
Pemeriksaan MRI
Pada pemeriksaan ini berguna untuk melihat adanya multiple
sclerosis atau pada kasus yang jarang, tampak adanya tumor
yang menekan saraf optik
10
Kepaniteraan Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
RSUD Dr. R. Soedjono
dengan
racun
dihindari.Pemberian
palpebra,
edema
konjungtiva,
hematome
yang
diberikan
adalah
sikloplegia,
Trauma asam
Bila bahan asam mengenai mata maka akan segera
terjadi pengendapan ataupun penggumpalan bahan protein
permukaan. Biasanya akan terjadi kerusakan pada bagian
superfisisal saja, tetapi bahan asam kuat dapat bereaksi yang
mengakibatkan trauma menjadi lebih dalam. Pasien akan
merasakan mata terasa pedih, seperti kering, seperti ada pasir
dan ketajaman mata biasanya menurun.
Pengobatan dilakukan dengan irigasi jaringan yang
terkena secara perlahan-lahan dan selama mungkin dengan air
bersih atau garam fisiologik minimal selama 15 menit,
antibiotika topikal untuk mencegah infeksi, sikloplegik bila
terjadi ulkus kornea atau kerusakan lebih dalam, EDTA bisa
diberikan satu minggu post trauma.
Untuk prognosisnya baik bila konsentrasi asam tidak
terlalu tinggi dan hanya terjadi kerusakan superfisisal saja.
Trauma basa
Trauma basa pada mata akan memberikan reaksi yang
gawat pada mata. Alkali dengan mudah dan cepat dapat
menembus jaringan kornea, bilik mata depan dan bagian
retina. Hal ini terjadi akibat terjadinya penghancuran jaringan
kolagen kornea. Bahan kimia basa bersifat koagulasi sel dan
terjadi proses persabunan disertai dangan dehidrasi.
Pasien akan merasakan mata terasa pedih, seperti
kering, seperti ada pasir dan ketajaman mata biasanya
menurun. Pengujian dengan kertas lakmus saat pertama kali
datang adalah menunjukan suasana alkalis.
Tindakan yang dilakukan adalah dengan irigasi dengan
garam fisiologik sekitar 60 menit segera setelah trauma.
Penderita diberikan sikloplegia, antibiotika, EDTA diberikan
segera setelah trauma 1 tetes tiap 5 menit selama 2 jam
14
Kepaniteraan Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
RSUD Dr. R. Soedjono
15
Kepaniteraan Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
RSUD Dr. R. Soedjono
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mata merupakan salah satu panca indera yang penting bagi kehidupan
sehari-hari. Suatu pengurangan fungsi indera penglihatan bahkan suatu kebutaan
akan menyebabkan kerugian yang tidak ternilai besarnya bagi seorang penderita.
Beberapa kelainan pada mata yang dapat meningkatkan terjadinya
penurunan penglihatan (visus), baik penurunan visus secara perlahan maupun
mendadak. Penurunan visus secara mendadak dapat disertai dengan mata merah
ataupun tidak (mata tenang).
Diperlukan pemeriksaan khusus jika terjadi penurunan penglihatan (visus)
secara mendadak agar dapat dilakukan pengobatan sesuai kausanya.
3.2 Saran
Diharapkan kepada penderita jika terjadi penurunan penglihatan secara
mendadak untuk segera memeriksakan diri agar dapat diberikan tindakan
pengobatan dan mencegah terjadinya komplikasi yang dapat memberatkan.
16
Kepaniteraan Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
RSUD Dr. R. Soedjono
Daftar Pustaka
1. Vaughan D. 2000. Oftalmologi Umum Edisi-14. Jakarta : Widya Medika
2. Ilyas S. 2010. Ilmu Penyakit Mata Edisi-3. Jakarta : FKUI
3. Ilyas S. 2009. Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI
4. Ilyas S. 2009. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI
4. Guyton, Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC
17
Kepaniteraan Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram
RSUD Dr. R. Soedjono