Anda di halaman 1dari 1

Cerita dari PERINTIS Kamis, 29 Maret 2012, tim perintis yang berjumlah 11 orang, yang terdiri dari 5 orang

Badan Pengurus ( John alias Joker, Okan, Boby Raka, Rangga Adolof, Yani ) dan 6 orang panitia ( Rinto, John Klimaks, Rian Piran, Leto, Olldha Kheong ) pun berangkat ke Larantuka. Sebelum tim perintis bertolak menuju pelabuhan Bolok, ada upacara pelepasan dari Bapak Pembina KMK SPC, Bapak Theo da Cunha. Ada pun pesan dari Bapak Pembina bahwa persiapkanlah segala sesuatu yang dibutuhkan pada saat kegitan nanti, terlebih pada saat kedatangan rombongan dan berikanlah kesan yang baik kepada masyarakat Larantuka melalui tutur kata dan perbuatan. Setibanya di pelabuhan, tim perintis langsung menuju kapal Uma Klada. Dalam kapal ini, muncul banyak pertanyaan dari tim perintis yaitu mengenai bagaimana Pekan Suci atau Semana Santa di Larantuka ? Tim perintis lainnya tidak banyak memberi jawaban. Mereka hanya mengatakan bahwa nanti baru lihat jawabanya sendiri saja di sana e.....Tidak banyak dari tim perintis yang mengetahui apa dan bagaimana Semana Santa Larantuka. Tim perintis pun melakukan pertemuan di dalam kapal ferry Uma Klada guna membicarakan apa yang harus dilakukan ketika tiba di Larantuka, apa yang harus dipersiapakan pada saat kedatangan rombongan. Sekitar jam 5 pagi, kapal Uma Klada pun bersandar di pelabuhan Waibalun Larantuka. Segala jenis barang barang yang dibawa oleh perintis pun mulai diangkut keluar kapal menuju sebuah mobil pick up yang sudah dipesan oleh tim perintis. Pesona pagi pelabuahn Waibalun Larantuka sangat berbeda dengan Kupang. Sejuk, indah dan bersahabat, tutur salah seorang perintis. Jam 06.30 pagi, perintis pun tiba di rumah Bapak ......... Suguhan kopi dan teh hangat serta pisang rebus ala Larantuka menambah suasana pagi menjadi terasa nikmat. Sederhana tapi benar benar nikmat. Suasana seperti ini, jarang diperoleh di Kupang, kata salah seorang panitia. Anggota tim perintis lain melakukan pengecekkan proposal di instansi pemerintah maupun swasta, dan hasilnya cukup menggembirakan, karena instasi intasi tersebut memberikan respon positif. Karena hari itu hari jumad, maka tim perintis pun menyisihkan waktu sejenak untuk mengikuti jalan salib di gereja San Juan. Suasana jalan salib menjelang pekan suci terasa sangat berbeda dengan tempat lain di Larantuka. Hal ini sudah menjadi tradisi di kalangan orang Nagi. Sepulang dari gereja, tim perintis berziarah ke makam Mgr. Gabriel Manek di biara PRR ( Puteri Reinha Rosari ). Sabtu 31 maret 2012, tim perintis kembali dihadapkan dengan sekian banyak pekerjaan yang harus diselesaikan saat itu juga. Walaupun pekerjaan menumpuk, tapi semangat laskar laskar Kristus yang telah melekat kuat dalam diri, tidak pernah pudar.

Anda mungkin juga menyukai