Anda di halaman 1dari 7

1.

Komposisi Kimia
Formula: SiO2
Pengotor: Fe,Ca,Al,K,Na,Ti,Mn,Mg,P

Gambar 1: Cristobalite di tambang Caspar, German (kiri) dan di Italia(kanan)


(https://www.mindat.org/min-1155.html)
Cristobalite terdiri dari Si1.00O2·0.11H2O ; sejumlah kecil Al and Na; H2O
(http://rruff.info/cristobalite/display=default/R061064).
2. Proses Pembentukan
 Secara Sintesis:
Pembentukan mineral cristobalitte diperoleh melalui penembakan silica gel murni dan
quartz berbutir halus pada suhu diatas 1470 0C (Gutiérrez-Castorena and Effland,
2010).
 Secara Natural:
Proses pembentukanya di alam ditemukan pada batuan vulkanis dari jenis magma
basaltik yang berubah menjadi magma rioltik yang tealterasi hidrotermal dengan asam
sulfat yang ada di alam yang kemudian di endapkan oleh sumber air panas sehingga
dapat terbentuk kristal cristobalite (Gutiérrez-Castorena and Effland, 2010).
3. Sifat Hidrofobik/ Hidrofilik
Silika presipitat memilik dua gugus fungsi yang berbeda pada permukaanya, yaitu gugus
(Si-OH) dan gugus siloxane (Si-O-Si). Kedua gugus fungsi ini mempengaruhi sifat pada
permukaan sekaligus aplikasi dari silika presipitasi itu sendiri. Suatu permukaan dengan 5-
6 gugus silanol per nm2, menghasilkan silika presipirasi yang hidrofilik. Sedangkan gugus
siloksan bersifat inert secara kimiawi dan kereaktifannya menghasilkan silika presipitasi
dengan permukaan yang beragam. Sehingga reaksinya dengan organosilanes atau silikon
membuatnya bersifat hidrofobik (Welveni dalam jurnal Okta, 2009).
4. Situs Asam Lewis dan Bronsted
Aluminium dalam framework SiO2 meningkatkan keasaman Bronsted, memberi
keasamaan Lewis, dan mengurangi radikal dan muatan. Ion aluminium dalam framework
yang tersubtitusi dalam posisi tetrahedral, bertindak sebagai asam Lewis (penerima
elektron), dan juga meningkatkan keasaman Bronsted (donor proton) melalui donor ion
hidrogen dari silanol terdekat. Keasaman yang lebih tinggi akan memepengaruhi afinitas
permukaan (Fubini, et al., 1995).
5. pKa
Gugus fungsional dari cristobalite yang paling penting untuk pemasangan kompleks logam
transisi adalah gugus hidroksil. Nilai pKa dari gugus permukaan silanol terletak pada
range antara 4 dan 7 bergantung metode pengukuran (Iwasawa, Y., 2012).
6. CEC
(tidak ditemukan)
7. Ukuran Pori

Gambar: BSE dari resin yang dipasang dan dipoles partikel kristobalit yang dipisahkan
dari sampel abu vulkanik MBA12 / 7/03. a) Partikel hanya terdiri dari kristobalit; b) Suatu
partikel yang tersusun dari kristal kristobalit yang masih menempel pada groundmass yang
ternukleasi; c) Partikel dari 'bulu' yang ditangkal groundmass dengan potongan cristobalite
yang secara total ditangkal di tengah; d) Sebuah partikel cristobalite dengan 'tepi' dari
groundmass kaca

Pengamatan potongan kristobalit oleh Scanning Electron Microscopy (SEM)


mengkonfirmasi bahwa kristobalit saling terkait erat dengan fase mineral dan kaca di
sekitarnya (Gambar 1a). Selain itu, kristalit yang ditangkal cristobalite berukuran sub-
mikron, dan terkait erat dengan kaca dan feldspar (gambar 1b). Juga diamati bahwa,
sementara seluruh kristal kristobalit dalam batuan biasanya berdiameter 20-50 μm (yaitu
dalam fraksi 'sub-100 μm), membagi kristobalit menjadi kira-kira segmen sub-10 μm
(gambar 1a dan b) (Horwell et al., 2012).
8. Luas Muka
Gambar: jumlah dari MB yang teradsorbsi sebagai fungsi dari spesific surface are (SSA)
α-quartz dan α-cristobalite (Tang et al., 2015)
9. Stabilitas Thermal

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa rentang stabilitas untuk termal cristobalite adalah
1470-1723 0C (Smallman and Bishop, 1999).
10. Karaterisasi
a. XRD

Gambar: Pola XRD untuk silika amorf yang terkalsinasi dari (kiri) pasir Bancar pada
variasi suhu, dan (kanan) Tanah Laut pada 950 0C selama 8 jam

Berdasarkan hasil XRD menunjukkan bahwa cristobalite adalah kristal tunggal


dengan sistem kristalnya adalah tetragonal (α-cristobalite) / kubik (β-cristobalite).
Parameter kisi: a = b = 4,9780 Å dan c = 6,9480 Å. Semua sampel menunjukkan
bahwa low cristobalite (ICSD No 9008110) menjadi fasa yang mendominasi
sementara tridymite (ICSD No 2104422) hanyalah fasa minor. Semua sampel
mengandung lebih dari 90 wt% cristobalite dan 10 wt% tridymite (Nurbaiti and
Pratapa, 2018).
b. FTIR

Gambar: Spektra FTIR dari α-cristobalite yang diperoleh dari (a) sampel powder
natural, (b) sampel yang dianealing pada 1050 0C selama 24 jam

Kedua spektra memberikan peak utama pada 480 (bending Si-O-Si), 620, 790 dan
1100 cm-1 (streching Si-O-Si asimetris). Peak-peak ini ditandai sebagai (Correcher et
al., 2009):

c. SEM

Gambar: SEM dari cristobalite powder yang terkalsinasi. (kanan) Bancar, (kiri) Tanah
Laut, Tuban
Kedua gambar SEM menunjukkan adanya butir-butir yang mana powder mengandung
kristalite yang sesuai dengan data XRD di atas (Nurbaiti and Pratapa, 2018).
d. TEM

Gambar: TEM dari butiran quartz yang sebagian tertransformasi ke cristobalite; pola
difraksi: quartz [113], cristobalite [110] (T = 1500°C) (kiri), dan lapisan mullite
pada cristobalite/α-A1203 interface (T = 1600°C) (kanan)

Gambar (kiri) merupakan cristobalite dengan keetebalan 0,5 μm yang diperoleh dari
hasil pembentukan laboratorium setelah proses penembakan silika dan quartz pada
suhu tinggi 1500 0C. Pola SAED cristobalite menunjukkan bahwa cristobalite
merupakan monokristalin. Gambar (kanan) menunjukkan quartz pada 1600 0C
tertransformasi seluruhnya menjadi cristobalite dengan ketebalan lapisan mullite ~0,5
μm pada antarmuka cristobalite (SchmOcker et al., n.d.).
e. NMR

Gambar: Spektra 29Si MAS-NMR dari senyawa yang terkait SiO2; (a) α-quartz, (b) α-
cristobalite sesudah penembakan quartz pada 1500 0C, (c) SiO2 yang ditembak pada
1300 0C, (d) SiO2:Eu0.002 2+ yang ditembak pada 1500 0C, (e) SiO2:Eu0.002 2+ yang
ditembak pada 1300 0C, and (f) SiO2:Eu0.05 2+ yang ditembak pada 1300 0C. Semua
sampel ditembak di bawah gas H2. Spinning side-bands ditandai dengan tanda panah
Dari hasil identifikasi menggunakan NMR dapat diamati bahwa (a) dan (b) tidak ada
chemical shift dan side-bands yang mengindikasikan tidak ada situs Si yang berbeda
atau kation logam. α-Quartz ditransformasi menjadi fasa campuran (c) dengan 10 wt%
α-quartz dan 90 wt% α-cristobalite sesudah penembakan pada 1300 0C di bawah
atmosfer 4% H2–Ar, dan pergeseran kimia dari fasa campuran adalah –109.5 ppm,
yang mirip dengan α-cristobalite (Kim et al., 2015).
11. Aplikasi
Selain sebagai pasir kuarsa cristobalite juga dikembangkan untuk industri baterai
rechargeable sebagai kutub negatif atau anode dengan mencampurkan Si-SiOx dengan
cristobalite atau graphite dengan komposisi Si-SiOx-cristobalite/graphite

Gambar diatas adalah raw material anoda batrerai (a) anoda dengan material Si-SiOx-
cristobalie dengan jarak 10μm dan (b) anoda dengan materaial si-SiOx-
cristtobalite/graphite dengan jarak 1μm. Komposit ini menjanjikan menjadi bahan anoda
alternatif untuk baterai lithium-ion berenergi tinggi dengan efisiensi coulombic yang
ditingkatkan (Ren and Li, 2014).
12. Kelimpahan
Pernah dilakukan penelitian sintesis cristobalite dari silika yang diperoleh dari daerah
Tuban dan Tanah Laut, Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa 95 %wt cristobalite
diperoleh dari proses sintesis tersebut (Nurbaiti and Pratapa, 2018).
Referensi

Correcher, V., Garcia-Guinea, J., Bustillo, M.A., Garcia, R., 2009. Study of the
thermoluminescence emission of a natural α-cristobalite†. Radiation Effects and
Defects in Solids 164, 59–67. https://doi.org/10.1080/10420150802270995
Gutiérrez-Castorena, M. del C., Effland, W.R., 2010. Pedogenic and Biogenic Siliceous
Features, in: Interpretation of Micromorphological Features of Soils and Regoliths.
Elsevier, pp. 471–496. https://doi.org/10.1016/B978-0-444-53156-8.00021-0
Horwell, C.J., Williamson, B.J., Donaldson, K., Le Blond, J.S., Damby, D.E., Bowen, L.,
2012. The structure of volcanic cristobalite in relation to its toxicity; relevance for the
variable crystalline silica hazard. Particle and Fibre Toxicology 9, 44.
https://doi.org/10.1186/1743-8977-9-44
Kim, D., Jin, Y.-H., Jeon, K.-W., Kim, S., Kim, S.-J., Han, O.H., Seo, D.-K., Park, J.-C.,
2015. Blue-silica by Eu 2+ -activator occupied in interstitial sites. RSC Advances 5,
74790–74801. https://doi.org/10.1039/C5RA15641F
Nurbaiti, U., Pratapa, S., 2018. Synthesis of cristobalite from silica sands of Tuban and Tanah
Laut. Journal of Physics: Conference Series 983, 012014.
https://doi.org/10.1088/1742-6596/983/1/012014
Ren, Y., Li, M., 2014. Si-SiO x -Cristobalite/Graphite Composite as Anode for Li-ion
Batteries. Electrochimica Acta 142, 11–17.
https://doi.org/10.1016/j.electacta.2014.07.101
SchmOcker, M., Albers, W., Schneider, H., n.d. Mullite Formation by Reaction Sintering of
Quartz and c -A1203--A TEM Study 5.
Smallman, R.E., Bishop, R.J., 1999. Modern physical metallurgy and materials engineering:
science, process, applications, 6. ed. ed. Butterworth-Heinemann, Oxford.
Tang, C., Zhu, J., Li, Z., Zhu, R., Zhou, Q., Wei, J., He, H., Tao, Q., 2015. Surface chemistry
and reactivity of SiO 2 polymorphs: A comparative study on α-quartz and α-
cristobalite. Applied Surface Science 355, 1161–1167.
https://doi.org/10.1016/j.apsusc.2015.07.214

Anda mungkin juga menyukai