Anda di halaman 1dari 31

Akhmad Mardhani

3334111105
Teknik Metalurgi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

11/11/2015

Pendahuluan
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
11/11/2015

Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), angka insiden patah tulang paha atas
tercatat sekitar dua ratus dari seratus ribu kasus pada wanita dan pria di atas usia 40 tahun
diakibatkan Osteoporosis. WHO menunjukkan bahwa 50% patah tulang paha atas ini akan
menimbulkan kecacatan seumur hidup dan menyebabkan angka kematian mencapai 30%
Permintaan untuk mengganti jaringan yang rusak meningkat
Pengembangan dari material untuk aplikasi biomedis sangat penting
Source : BPPN Badan Pusat Statistik (Statistics Center
3
11/11/2015
Bureau)

3 elemen dasar paduan cobalt-chromiummolybdenum


Chromium ditambahkan untuk meningkatkan
ketahanan korosi
Molybdenum
ditambahkan
untuk
menghasilkan struktur butir yang halus dengan
kekuatan tinggi setelah cor atau tempa
Karbon berfungsi sebagai penyetabil fcc dan
pembentuk fasa kedua
Nitrogen berfungsi sebagai menstabilkan fasa
intermetalik dan meningkatkan pengerjaan
panas dan sifat mekanik dari paduan
ASTM : F75, F799

F 799

Gambar 1. Hip Joint Prosthesis


11/11/2015

Tabel 1. Fasa Terbentuk Pada As-Cast Paduan Co-Cr-Mo


Authors

Phase

Si

Mn

S. Mineta et al.
2012

M23X6-type
and type

0.25

Narushima. 2015

M23X6

0.16

0.13

Alfirano. 2011

M23X6-type
and type

0.23, 0.25,
0.26

0.96, 0.11, 0.98,


0.09

0.08, 0.97. 1.02,


0.039

Tabel 2. Fasa Terbentuk Pada Heat Treatment Paduan Co-Cr-Mo


Authors

Phase

Temperature/K

Time/s

Caudillo. 2002

M23X6-type and type

1493

3600

S. Mineta et al. 2010

M23X6-type and type

1473
1548

43200

Lee Sang Hak. 2008

type

2192

900

11/11/2015

Tabel 3. Pengaruh Penambahan N Paduan Co-Cr-Mo Terhadap Struktur mikro


Authors

Element

Alloy

Effect on microstructure

Sang Hak Lee et al.


2008

Co-Cr-Mo

Penstabil fasa

Yamanaka Kenta. 2014

Co-Cr-Mo

Peningkatan Keuletan

Tabel 4. Fasa Terbentuk Pada Pengerjaan Panas


Penulis

Presipitat

Si

Mn

Kenta Yamanaka et al

M23X6-type and type

0,02

0,15

<0,03

Yoshimitsu Okazaki

M23X6-type

0,26

0,6

0,6

Pengaruh presipitat paduan Co-Cr-Mo penambahan nitrogen hasil hot working perlu
adanya kajian lebih mendalam
11/11/2015

Bagaimana pengaruh pengerjaan panas


terhadap struktur mikro dan mampu bentuk
terhadap sampel as cast, homogenisasi, dan
rolling
Bagaimana pengaruh temperatur dan nitrogen
terhadap sifat mekanik

Bagaimana pengaruh nitrogen dan temperatur


terhadap fasa kedua yang terbentuk

11/11/2015

Untuk mengetahui pengaruh pengerjaan panas


terhadap struktur mikro, fasa yang terbentuk,
sifat mekanik paduan kobalt dengan
perbedaan temperatur rolling dan komposisi
nitrogen.

11/11/2015

Paduan F75
0,25C - 63,55% Co - 28% Cr - 6% Mo - 0,8% Si - 0,8% Mn - 0,4% Fe - 0,2% Ni - 0N
0,25C - 63,55% Co - 28% Cr - 6% Mo - 0,8% Si - 0,8% Mn - 0,4% Fe - 0,2% Ni 0,2N

Sampel As Cast

Sampel

Homogenisasi T 1200 o C

Rolling 90%

Variasi Temperatur
1. 1000 o C
2. 1100 o C
3. 1200 o C
11/11/2015

Gambar 2. Skema Pemotongan Sampel

Spesimen berupa ingot yang berasal dari Yoneda Advance


Casting co. Ltd Takaoka, Jepang hasil investment casting.
Dipotong hingga berdimensi 15 x 15 x 15 mm menggunakan
mesin potong yang dilakukan di laboratorium metalurgi untirta

11/11/2015

10

Gambar 3. Tube Furnace

Proses homogenisasi dengan temperatur 1200oC ditahan selama 6


jam dan pendinginan dalam tungku sampai mencapai temperatur
kamar.
Proses heat treatment dilakukan dengan 3 variasi temperatur
yaitu 1000oC, 1100oC dan 1200oC dan proses rolling dilakukan
hingga mencapai persen reduksi 90%.
11/11/2015

11

Gambar 4. Mesin Rolling

Masukkan sampel paduan Co-Cr-Mo kedalam Tube Furnace


Menyalakan temperatur sampai temperatur yang ditentukan
(1000, 1100, 1200oC) ditahan selama 1 jam
Melakukan proses rolling
Pendinginan menggunakan metode quench dengan media air.
11/11/2015

12

Mounting dengan resin


Grinding dengan 80-1200
Polishing dengan micropolish
alumina 5, 1, 0.3
Electrolytic etsa 10% H2SO4
dan 90% metanol dengan dialiri
listrik 6 volt selama 45 detik

11/11/2015

13

Menggunakan metode
Rockwell Hardness Test
Pembebanan sebesar 1471N
Dilakukan diLembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Serpong.

11/11/2015

14

Platina

Rectifier

H2SO4 dan
Aquades

Sampel

Sampel untuk ekstrak dilakukan dengan


cara electrolitically extracted dalam
10% H2SO4 dan 90% aquades dengan
dialiri listrik 3 volt yang diatur
menggunakan rectifier selama kurang
lebih satu jam
11/11/2015

15

Pompa

Membran filter

Vacuum
Pengatur udara

Gelas ukur

Filter

Dari hasil proses ekstrak didapatkan larutan


H2SO4 dan aquades yang tercampur
ion-ion yang tersebut disaring dengan
kertas saring ukuran 0,2 mikron dalam
keadaan vakum
presipitat yang telah tersaring tersebut
dilakukan analisa fasa menggungakan XRay Diffraction merk XRD PANalytcial
EMPYREAN
11/11/2015

16

1. Struktur Mikro

Sampel 0,25C 0N

As-Cast

Homogenisasi

Gambar 5. Struktur Mikro Menggunakan Optical Microscope dan SEM


11/11/2015

17

R= 90%
T= 1000oC

R= 90%
T= 1100oC

R= 90%
T= 1200oC
Gambar 6. Struktur Mikro Dengan Menggunakan Optical Microscope dan SEM
11/11/2015

18

Sampel 0,25C 0,2N

As-Cast

Homogenisasi

Gambar 7. Struktur Mikro Dengan Menggunakan Optical Microscope dan SEM


11/11/2015

19

R= 90%
T= 1000oC

R= 90%
T= 1100oC

R= 90%
T= 1200oC
Gambar 8. Struktur Mikro Dengan Menggunakan Optical Microscope dan SEM
11/11/2015

20

2. XRD
(a)

(b)

11/11/2015

21

(c)

(d)

Gambar 9. Pola Difraksi XRD Paduan Co-Cr-Mo Sampel (a) As-cast, (b) Homogenisasi,
(c) Rolling Panas Paduan Co-Cr-Mo 0N T1000oC, 1100oC, 1200oC, (d) Rolling Panas
Paduan Co-Cr-Mo 0,2N T1000oC, 1100oC, 1200oC
11/11/2015

22

Penambahan nitrogen dapat


mencegah terbentuknya fasa
intermetalik
Semakin
tinggi
temperatur
presipitat semakin larut

Fasa M23C6 merupakan fasa


dominan yang muncul
Fasa menyebabkan kerapuhan
Gambar 10. Pengaruh Temperatur dan
Nitrogen Terhadap Fasa yang Terbentuk

11/11/2015

23

3. Kekerasan
Rolling

No

Sampel

As
cast

Homogenis
asi

T 1000oC

T1100oC

T1200oC

0,25C 0N

34,3

33,4

51,7

55

55,2

0,25C 0,2 N

36

35,6

48,2

51,8

56

Hasil Uji Kekerasan


60
55

HRC

50
45
0,25C 0N

40

0,25C 0,2N
35
30
25

as cast

homogen

rolling T1000

Rolling T1100

Rolling T1200

Gambar 11.. Hasil Uji Kekerasan Sampel Paduan Co-Cr-Mo (0N, 0.2N)
11/11/2015

24

4. Uji Tarik

Tabel 1. Tabel Kuantitatif Hasil Pengujian Tarik Sampel Hasil As Cast


Elastic

No

Sampel

Stress

Max Force Max Stress

Max Strain

Thickness

Width

N/mm2

N/mm2

mm

Mm

92734,6

5645,91

1244,3

3,603

2,023

2,24

92961,8

5400,61

1170,66

4,779

2,043

2,256

1
0,25C;0N
2

0,25C;0,2N

Max Stress (N/mm2)

Hasil Uji Tarik


1500.00
1000.00

0,25C 0N
500.00

0,25C 0,2N

0.00
as cast

rolling

Gambar 12. Tegangan Tarik Hasil Uji Tarik Sampel Paduan Co-Cr-Mo
(0N, 0.2N)
11/11/2015

25

Tabel 2. Tabel Kuantitatif Hasil Pengujian Tarik Sampel Hasil Rolling


Elastic
No

Sampel

Max

Max Force

Stress
N/mm2

0,25C;0N

0,25C;0,2N

Stress
N/mm2

Max Strain

Thickness

Width

Mm

mm

68287,3

1477,63

845,769

7,075

1,213

1,503

38582,800

1995,42

662,575

8,039

2,053

1,51

Hasil Uji Tarik


Max Strain (%)

12.000

10.000
8.000
6.000

0,25C 0N

4.000

0,25C 0,2N

2.000
0.000
as cast

Rolling

Gambar 13. Elongasi Hasil Uji Tarik Sampel Paduan Co-Cr-Mo (0N, 0.2N)
11/11/2015

26

Pengaruh temperatur dapat melarutkan fasa yang terbentuk, semakin tinggi


temperatur jumlah presipitat semakin sedikit yang disebabkan karena presipitat
larut sebagian. Fasa yang terbentuk paling dominan adalah fasa M23C6.

Kandungan nitrogen dapat meningkatkan aktifitas karbon, penambahan nitrogen


dapat menekan pembentukan fasa intermetalik. Adapun fasa yang terbentuk adalah
fasa M23C6, fasa M12C (fasa ), dan fasa (Co-Cr).

Hasil kekerasan paduan Co-Cr-Mo meningkat seiring semakin tingginya temperatur


dan penambahan nitrogen, hal ini disebabkan karena adanya atom nitrogen yang
berdifusi secara intertisi mengisi kekosongan atom Co, dimana atom N lebih kecil
dari nomor atom Co. Nilai kekerasan yang paling tinggi terdapat pada sampel
kandungan 0,2 N dengan temperatur 1200 o C yaitu sebesar 56HRC

Penambahan nitrogen meningkatkan persen elongasi, karena unsur N menghambat


fasa ke fasa . Sehingga keuletan meningkat
11/11/2015

27

Pada saat preparasi spesimen awal, ukuran spesimen


dibuat berbentuk balok agar mempermudah untuk
proses rolling

Dilakukan pengujian korosi, dan pengujian keausan


untuk mengetahui ketahanan paduan Co-Cr-Mo

11/11/2015

28

Alfirano. 2007. Analisa Sifat Mampu Tempa Paduan C0-30%Cr-5%Mo Dengan Penambahan Si Dan Mn. ITB. Bandung

Alfirano et al. 2011. Precipitates in As-Cast and Heat-Treated ASTM F75 Co-Cr-Mo-C Alloys Containing Si or Mn

Alfirano et al. 2012. Precipitates in Biomedical Co-Cr-Mo-C-N-Si-Mn Alloys.

ASM Handbook Vol. 9, 2004. Metallography and Microstructures. ASM International. p. 762774

ASM Speciality Handbook. Heat-Resistant Materials

Asfarizal. 2008. Peningkatan kekerasan dengan metoda karburasi pada baja karbon rendah dengan media kokas. No 30 vol 1
tahun XV November 2008.

Avner, Sidney H. 1982. Introduction to Physical Metallurgy. Second Edition McGraw-Hill International Book Company.
Tokyo

Bellefontaine George. 2010. The Corrosion of Co Cr Mo Alloys for

Biomechanics of Hip and Knee Prostheses. Jorge Alvarado, Ricardo Maldonado, Jorge Marxuach and Ruben Otero.
December 2003, Application of Engineering Mechanics in Medicine, GED-University of Puerto Rico Mayaguez, p 10

Caudillo et al. 2001. On Carbide Dissolution in An As-Cast ASTM F-75

Chiba, Kazushige kumaga, Hiroe takeda, and Naoyuki nomura. 2005. Mechanical Properties of Forged low Ni and Ccontaining Co-Cr-Mo Biomedical Implant Alloy. Materials Science Forum Vols. 475-479 (2005) pp 2317-2322
In Biological Performance of Materials : Fundamentals of Biocompability. Black. 1992, Marcel Decker
Inc, New York.

Biomedical

Alloy. John Wiley & Sons, Inc.

Kenta Yamanaka, Manami Mori, Akhiko Chiba. 2014. Effects of nitrogen additionon microstructure and
mechanical behavior of biomedical CoCrMo alloys.
Lee Sang-Hak et al. 2006. Effect of Carbon Addition on Microstructure and Mechanical Properties of a
Wrought CoCrMo Implant Alloy. The Japan Institute of Metals

11/11/2015

29

Lee Sang-Hak, N. Nomura, A. Chiba, 2008, Significant Improvement in Mechanical Properties of Biomedical Co-Cr-Mo
Alloys with Combination of N Addition and Cr- Enrichment, Materials Transactions, vol 49, No. 2, pp. 260-264.

Mitsuo Niinomi, Takao Hanawa, Takayuki Narushima. April 2005. Japanese Research and Development on Metallic
Biomedical, Dental and Healthcare Materials, p 21

Mineta Shingo et al. 2010. Carbide Formation and Dissolution in Biomedical Co-Cr-Mo Alloys with Different Carbon
Contents during Solution Treatment. The Minerals, Metals & Materials Society and ASM International

Mineta Shingo et al. 2012. Phase and Formation/Dissolutios in Biomedical Co-Cr-Mo Alloys with Nitrogen Addition. Japan

Mineta Shingo et al. 2012. Precipitates in Biomedical Co-28Cr-6Mo-(00.41)C Alloys Heat-Treated at 1473 K to 1623 K
(12000C to 13500C). The Minerals, Metals & Materials Society and ASM International

Mechanical Properties of Forged Low Ni and C Containing Co-Cr-Mo Biomedical Implant Alloy. Chiba A, Kumakagai
K, Takeda H, Nomura N. 2005, Mater Sci Forum, p 475-479; 2317-2322

Narushima et al. 2015. Co-Cr Alloys as Effective Metalic Biomaterials

Okazaki Yoshimitsu.2008. Effects of Heat Treatment and Hot Forging on Microstructure and Mechanical Properties of CoCr-Mo Alloy for Surgical Implants

Prasetyo Agung. 2010. Pengaruh Variasi Kandungan Silikon Terhadap Korosi Paduan Kobalt (ASTM F 75) Hasil Metalurgi
Serbuk dalam Larutan Artificial Blood Plasma dengan Teknik Polarisasi Potensiodinamik dan Teknik Exposure. FT UI.
Depok

Prihantoko Adi. 2011 Characterization of CoCrMo alloy with titanium nitride and hydroxyapatite-chitosan coating. IPB

Pengganti Fungsi Tulang Pada Tubuh Manusia. Seminar Material Metalurgi. Serpong

Ratner, Buddy. 1996. Biomaterial Science: An Introduction to Material in Medicine. California: Academic Press

Smallman R E dan Bishop R J. 2000. Metalurgi Fisik Modern dan Rekayasa

Material Edisi 6. Erlangga. Jakarta

Williams, D. F. (1987). Definitions in Biomaterials. Proceedings of a Consensus Conference of the Society for
Biomaterials. Chester. England. 3-5 Maret 1986. Volume 4. New York: Elsevier

Yuswono. 2005. Pembuatan Logam Paduan Biocompatibel (Co-30%Cr-5%Mo) Melalui Pengerjaan Tempa. Seminar
Material Metalurgi. LIPI

11/11/2015

30

Anda mungkin juga menyukai