Anda di halaman 1dari 3

62

BAB V PENUTUP

Kesimpulan Pernikahan merupakan suatu lembaga yang sah dihadapan Allah sejak awal penciptaan, sehingga pernikahan bukanlah sesuatu yang baru dalam kehidupan manusia. Tujuan yang akan dicapai dalam pernikahan pada umumnya yaitu untuk membentuk suatu keluarga yang bahagia dan harmonis. Pernikahan juga merupakan suatu ikatan kasih sayang dalam membentuk lembaga keluarga baru. Ketika seseorang menikah, hubungan antara suami-istri menjadi satu ikatan cinta terpenting dalam hidup masing-masing, untuk seumur hidup masing-masing memerlukan sebuah perlindungan sebagai tempat yang aman, tempat mereka dapat menemukan penerimaan, cinta, dan dukungan. Dalam

pernikahan rasa aman ini membuat masing-masing pribadi merasa dikenal dan dihargai. Kehidupan pernikahan adalah kehidupan yang paling sulit, jauh lebih sulit dari pada hubungan daging. Oleh karena dua orang dari latar belakang yang berbeda berupaya saling menyesuaikan untuk membentuk sebuah keluarga yang harmonis. Pernikahan adalah suatu bentuk hubungan yang direncanakan Allah. Allah mendambakan sebuah pernikahan yang dipenuhi kasih, saling pengertian, damai sejahtera, dan kebahagiaan. Ia juga merencanakan agar suasana pernikahan manusia seperti suasana dalam kerajaan sorga. Suasana kerajaan surga ini dapat dirasakan di dalam keluarga yang hidupnya seturut kehendak Allah.

63 Harus diperhatikan, bahwa hubungan suami istri diibaratkan dengan hubungan antara Kristus dengan gereja-Nya. Pengertian mengenai hal inilah yang akan memudahkan banyak orang Kristen untuk dapat menerima dan bersyukur atas perintah Tuhan untuk tunduk kepada suami. Dalam banyak negara dewasa ini, pandangan Kristen demikian tidak populer atau bahkan tidak dikenal dan banyak gereja yang menghapuskan kata "taat" dalam peneguhan pernikahannya. Seorang suami sebagai kepala keluarga tidaklah terpanggil untuk semau-maunya menindas istrinya, karena justru dalam ajaran Alkitab untuk kepala berarti pengorbanan seperti yang dijelaskan dalam Efesus bahwa hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. (Ef. 5:22-23). Masyarakat suku Dani mempunyai tradisi pernikahan yang masih kuat dalam pernikahan sampai saat ini, dapat dijabarkan, perkawinan sah, perkawinan janda, perkawinan poligami, dan perkawinan gerejawi. Pernikahan mereka sering menyimpang dalam ketentuan kebenaran, maka itu harus dibenahi dengan serius. Sehingga pernikahan kedepan, para calon suami istri melaksanakan pernikahannya sesuai dengan Alkitabiah. Dan juga dalam proses pencarian jodoh para pemudapemudi suku Dani saat ini masih keliruh tidak berdasarkan pada aturan-aturan gereja. Oleh sebab itu diharapkan supaya melalui karya ini laki-laki dan perempuan dapat mencari jodoh harus dimulai dengan berdoa dan berkerja, menilai jodoh dengan bijaksana sehingga setelah menikah jangan terjadi goncangan pernikahan. Dalam penikahan kristen pentingnya, membangun lembaga dalam

pernikahannya di atas fondasi yang kokoh sehingga tetap kuat/ kokoh terhadap segala tantangan dan goncangan dunia. Yang dimaksud dengan dasar fondasi yang kokoh disini adalah Tuhan Yesus Kristus sendiri, karena Yesus Kristus sebagai

64 dasar pembangunan bagi setiap pernikahan kristen. Dalam pernikahan kristen juga pentingnya mengelola keuangan dengan efektif dan efeksiensi, dengan demikian

nama Tuhan diagungkan, dan senantiasa menikmati kebehagiaan di dalam Yesus Kristus. Saran-Saran Penulis menyadari, bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, namun penyusun berharap bahwa skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Setelah menyelidiki dan mempelajari tentang pernikahan suku Dani maka penulis ingin memberikan saran bagi umat Kristen pada umumnya dan pada khususnya masyarakat suku Dani di daerah Ilaga agar dalam pelaksanaan

pernikahannya harus sesuai dengan ajaran Alkitab. Karena Allah menjadikan manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa untuk beranak cucu dan berkembang bijak serta penuhi di bumi ini. Oleh karena itu melalui pernikahan ini setiap umat dapat membangun relasi yang intim dengan sang pencipta (Allah) agar dalam pernikahannya diberkati oleh Allah dan menjadikan keluarga yang bahagia. Demikian dalam melaksanakan pernikahan yang sehat menuju upaya dalam mencapai sebuah pernikahan yang bahagia dan harmonis, serta pernikahan yang dikehendaki oleh Allah akan dirasakan dalam pernikahan dan kehidupan dalam keluarga tetap selalu ada kebahagian ,karena dalam pernikahan mereka mengikutkan Tuhan dalam Rumah tangganya.

Anda mungkin juga menyukai