Anda di halaman 1dari 8

BAB I TINJAUAN TEORI A. Judul Jurnal Referensi B. Diare 1.

Definisi Diare Diare dapat didefinisikan sebagai perubahan konsistensi tinja menjadi encer dan menyebabkan peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3x sehari. Menurut WHO, diare adalah frekuensi defekasi lebih dari 3 x dalam periode 24 jam. Diare dikatakan akut jika berlangsung selama 7 hari, sedangkan diare yang berlangsung terus selama 14 hari dikatakan diare kronik. Diare adalah gejala gangguan yang mempengaruhi proses pencernaan, absorpsi, dan sekresi dalam saluran GI (Potter Perry 2006). 2. Epidemilogi Diare akut merupakan penyebab utama mordibilitas dan mortalitas pada anakanak. Data di Amerika Serikat, rata-rata tiap anak mengalami 1-2 episode diare pertahun, sehingga di negarat tersebut sekitar ada 21-37 juta episode. Dari jumlah ini, sekitar 200.000 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan diperkirakan 100 anak usia 5 tahun meninggal akibat diare setiap tahunnya. Di negara berkembang, rata-rata anak mengalami 6-12 episode diare pertahun. Kematian akibat diare pertahun pada anak usia di bawah 5 tahun diperkirakan mencapai 2,4-3,3 juta per tahun. 3. Etiologi Penyebab Infeksi Sumber Infeksi usus Infeksi ekstra usus (ISK) Obat-obatan Alergi makanan Kelainan proses cerna Defisiensi vitamin Logam berat Antibiotik Susu sapi, protein kedelai Defisiensi enzim pencernaan Defisiensi niasin Co, Zn : PERAN PROBIOTIK PADA DIARE AKUT ANAK

Infeksi usus merupakan penyebab tersering diare akut. Rotavirus merupakan patogen penyebab diare yang sering terjadi. Virus patogen lain yaitu adenovirus dan enterovirus. Sementara bakteri yang menyebabkan diare yaitu Escherchia coli, Salmonella, Shigella, Yersinia. Infeksi di luar usus yang sering disertai diare yaitu Omitis Media Akut (OMA), Infeksi Saluran Kemih (ISK). Selain itu, penggunaan obat-obatab, terutama antibiotik sering dihubungkan dengan Clostridium difficile. Alergi terhadap protein susu sapi merupakan salah satu diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan jika diare tidak sembuh dalam 10-14 hari. 4. Patofisiologi Daya tahan tubuh individu dan intensitas paparan mikroorganisme patogen merupakan faktor utama penyebab diare. Patofisiologis diare dibedakan menjadi 2 yaitu noninflamasi dan inflamasi. Enteropatogen menyebabkan diare noninflamasi melalui produksi enterotoksin oleh beberapa bakteri, penghancuran vili usus halus oleh virus, perlekatan oleh parasit serta adhesi dan translokasi oleh bakteri. Sebaliknya diare inflamasi disebabkan oleh bakteri yang menginvasui usus halus secara langsung serta dengan memproduksi sitotoksin.
bakteri Aeromonas Bacillus cereus Campylobacter jejuni Clostridium perfringens Clostridium difficile Escherichia coli Plesiomonas shigelloides Salmonella Shigella Staphylococcus aureus Vibrio cholera Vibrio parahaemolyticus Yersinia enterocolitica virus Astrovirus Calicivirus Norovirus Enteric adenovirus Rotavirus Cytomegalovirus Herpes simpalex virus parasit Balantidium coli Blastocystis hominis Cryptosporidium parvum Cyclospora cayetanensis Encephalitozoon intestinalis Entamoeba histolytica Enterocytozoon bieneusi Giardia lamblia Isospora belli Strongyloides strecoralis Trichuris trichiura

5. Tata Laksana

Diare seringkali sulit dikaji pada bayi, sehingga perawat harus memperhatikan peningkatan jumlah feses yang mendadak, adanya penurunan konsistensi yang disertai peningkatan kandungan cairan, dan kecenderungan feses menjai agak kehijauan (Potter Perry, 2006). Evaluasi diare akut pada anak memerlukan pendekatan tata laksana yang cermat, meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti. Pemeriksaan

laboratorium diperlukan pada keadaan tertentu, Sedangkan terapi lebih bersifat suportif yang ditujukan untuk mencegah atau mengatasi dehidrasi., selain itu juga untuk mempersingkat lamanya sakit serta mengurangi periode infeksius penderita. Tata laksana penting pada diare akut adalah dengan pemberian rehidrasi oral (ORS). Pada diare akut, pemberian antiemetik, antimotilitas dan antidiare pada umumnya kurang bermanfaat karena obat-obbatan tersebut tidak mengurangi tinja ataupun mempersingkat lama sakit. Pemberian obat antinbiotik hanya

diindikasikan pada keadaan tertentu seperti adanya patogen . Namun, akhir-akhir ini terdapat referensi baru dalam penatalaksanaan klien diare akut. Dalam 15 tahun terakhir, terapi probiotik telah berkembang dengan demikian pesat. Akhir-akhir ini banyak penelitian tentang manfaat probiotik terhadap kesehatan manusia. Tujuan terapi adalah menghilangkan kondisi-kondisi yang memicu diare dan

memperlambat gerakan peristaltik (Potter Perry, 2006). C. Probiotik 1. Definisi Probiotik Probiotik adalah bakteri hidup yang bila dikonsumsi dalam jumlah cukup, dapat memberikan efek menguntungkan bagi tubuh yaitu menciptakan keseimbangan flora usus, sehingga dapat mencegah dan mengobati patologis usus. Bakteri yang mempunyai sifat probiotik adalah bakteri penghasil asam laktat seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus. Prebiotik adalah substrat, umumnya karbohidrat yang bila dikonsumsi akan merangsang pertumbuhan kuman probiotik. Efek positif prebiotik terhadap ketahanan saluran cerna terjadi secara tidak langsung, yaitu dengan merangsang pertumbuhan kuman probiotik Bifidobacteria. Probiotik dapat berupa keju dan susu yang telah difermentasi
lactobacilli Lactobacillus acidophillus Lactobacillus Rhamnosus Lactobacillus Gasseri

bifidobacteria

Others Bacteria yeast

Lactobacillus Casei Lactobacillus Reuteri Lactobacillus Platarum Lactobacillus Bulgaricus Lactobacillus Johnsoni Lactobacillus lactis Bifidobacterium bifidium Bifidobacterium Logum Bifidobacterium Breve Bifidobacterium Infantis Bifidobacterium adolescentis Escherichia coli Enterococcus fecalis Streptococcus thermophillus Saccharomyces boulardii

2. Kriteria Probiotik Suatu probiotik yang masuk ke dalam cerna harus dapat mempertahankan kestabilannya di dalam suasana lambung yang asam hingga dapat mencapai targetnya. Kriteria yang harus dipenuhi suatu mikroorganisme yang tergolong sebagai probiotik adalah berasal dari manusia, nonpatogen, tidak mengalami proses di dalam saluran cerna (hidrolisis, absorpsi), dan stabil di dalam asam serta cairan empedu. Di samping itu, mikroorganisme juga harus mempunyai sifat adhesif terhadap jaringan epitel target, mampu bertahan di dalam saluran cerna, memproduksi substansi antimikroba, mempunyai kemampuan memodulasi sitem imun, dan mempengaruhi aktivitas metabolik. 3. Mekanisme Kerja Probiotik Mekanisme kerja probiotik secara pasti belum sepenuhnya diketahui. Studi in vitro menjelaskan bahwa probiotik beraksi dalam tubuh melalui beberapa mekanisme. Probiotik memiliki efek antimikroba melalui modifikasi mekroflora, mensekresi substansi antibakterial, berkompetisi dengan kuman patogen dengan mencegah adhesi kuman pada epitel usus, berkompetisis terhadap nutrien yang dibutuhkan untuk pertahanan kuman patogen, memproduksi efek antitoksin serta mampu memodulasi sistem imun, meregulasi respon imun reaksi alergi tubuh dan mereduksi proliferasi sel kanker. Mekanisme kerja probiotik a. Perubahan lingkungan mikro lumen usus (PH, oksigen)

Lactibacillus dan bifidobacteria menjaga keseimbangan flora usus dengan memproduksi komponen-komponen organik dari proses fermentasi seperti asam laktat, hidrogen peroksida dan asam asetat yang akan meningkatkan derajat keasaman dalam usus sehingga dapat menghambat poliferasi bakteri yang berpotensi menghancurkan epitel usus. b. Produksi substansi bersifat antimikroba Bakteri yang berperan sebagai probiotik menghasilkan substansi yang dikenal sebagai bakteriosin, suatu protein yang dimetabolisme secara aktif dan berperan menghancurkan mikroorganisme yang merugikan. Sebagai contoh adalah reutin, yang diproduksi oleh L. reuteri. Baik Lactobacillus dan bifidobacteria keduanya dapat menghasilkan bakteriosin. c. Kompetisi nutrien Salah satu faktor penghambat pertumbuhan lumen usus adalah adanya makanan.Kompetisi terjadi lebih hebat di kolon bagian distral,dimana terdapat lebih sedikit residu makanan di banding kolon proksimal atau usus kecil.Dengan meningkatkanya jumlah lactobacilus dan bifidobacteria,maka proliferasia bakteria patogen tidak akan terjadi. d. Kompetisi adhesi pada reseptor enterosit Salah satu faktor yang berperan dalam kerja bakteri patogen di saluran cerna adalah kemampuan melekat/adhesi pada reseptor spesifik mukosa usus,begitu pula dengan mikroorganisme probiotik.Akibat sifat ini maka probiotik tidak akan tereliminasi dengan adanya gerakan peristaltik usus sehingga dapat mencegah efek enteropatogenik bakteri patogen seperti

S.Tyhimurium,Y.enterocolitica serta E.coli e. Efek imunomodulasi Usus merupakan organ limfoid terbesar dan berperan dalam respon imun terhadap mikroorganisme maupun protein asing,melalui pembentukan antibodi imunoglobulin A(lgA)di lamina propria dan epitel usus.Selain itu pada pasienpasien alergi,efek probiotik yang tampak ialah dengan meningkatkan produksi gamma-interferon. f. Perbaikan permeabilitas usus Beberapa spesies lactobacillus mempunyai efekpada ekspresi gen mucin yang akan menstimulasi produksi mukus dari mukosa usus sehingga akan semakin meningkatkan fungsi barier mukosa usus.

4. Dosis probiotik Suatu preparat probiotik harus berisi bakteri dengan jumlah minimum bakteri dengan jumlah minimum tertentu yang dinyatakan dalam satuan dosis colonyforming units(CFUs). Belum ada studi yang menunjukan hubungan antara dosis dan efek probiotik.Natural Health Products Directorate of Canada saat ini telah merekomendasikan dosis pengunaan probiotik sebesar 5 milyar ) CFU

per hari,diberikan dalam 5 hari berturut- turut.Sediaan yang beredar dalam masyarakat biasanya berupa kapsul/ bubuk dengan dosis 50 milyar CFU per traupetik bervariasi, dosis.Penguanaan dois berkisar antara sebagai

dosis efektif minimum.Penting untuk di perhatikan karena setiap produk memiliki dosis yang bervariasi.Masih perlu di perhatikan karena seperti sifat

stabilitas,dimana beberapa produk membuthkan penyimpanan dalam suhu dingin sementara yang lain tidak(S.boulardii)Ada jug duka yang pemberianya di campur dalam makanan dan minuman.Oleh karena probiotik bersifat product-

spesific,pasien harus memperhatikan dalam label.Hingga sekarang FDA belum memberikan persetujuan probiotik sebagai suatu obat di amerika serikat. 5. Keamanan probiotik Sejauh ini pemakain probiotik tergolong cukup aman dengan penggunaan dosis yang diberikan oleh dokter. Pada zaman dahulu sampai sekarang

penggunaan susu yang difermentasi dan yoghurt yang mengandung asam laktat tidak mempunyai efek samping. Keterangan ini telah di uji klinik pada tahun 1961-1998 yang melibatkan 7500 subyek tidak didapatkan efek samping bagi penggunaan susufermentasi dan youghurt. 6. Beberapa studi probiotik pada diare akut pada anak Penggunaan probiotik dalam mencegah dan mengobati diare sikarenakan probiotik dapat memodifikasi komposisi koloni mikroflora usus dan bereaksi melawan bakteri pathogen. Beberapa studi yang membuktikan penggunaan probiotik : a. Mack dkk bahwa spesien lactobacillus (L.rhamnosus strain GG dan L plantarum strain 299v) menghambat ikatan E coli pada sel epitel usus melalui sintesis dan sekresi mucin.

b. Penelitian isolarusi yang menggunakan susu yang mengandung lactobacillus GG untuk menangani anak yang menderita diare akut ternyata terjadi pengurangan lamanya diare yang disebabkan rota virus tidak hanya itu lactobacillus rhamonusus juga dapat mengurangi frekuensi diare yang disebabkan rotavirus.

DAFTAR PUSTAKA Berman, Audrey dkk. 2009. Buku Ajar Praktik keperawatan Klinis Kozier Erb. Jakarta : EGC. Saavedra J. Probiotics and infectious diarrhea.J Pediatr Gastroenterol Nutr 2000;95. Potter Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik, E/4, Vol.2. Jakarta : EGC. Mubarok, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta :EGC.

Anda mungkin juga menyukai