Anda di halaman 1dari 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.

3 Hasil Percobaan Bujur Sangkar (Massa = 63,3 gram) No Panjang ( p + ) m Lebar ( l + ) m Tebal ( t + ) m 1 12,03 x10-2 11,96 x10-2 0,44 x10-3 2 12,025 x10-2 11,95 x10-2 0,385 x10-3 -2 -2 3 12,03 x10 11,95 x10 0,435 x10-3 4 11,99 x10-2 11,94 x10-2 0,43 x10-3 -2 -2 5 12,02 x10 11,95 x10 0,41 x10-3 6 12,01 x10-2 11,96 x10-2 0,41 x10-3 7 12,025 10-2 11,94 x10-2 0,43 x10-3 -2 -2 8 12,03 x10 11,96 x10 0,45 x10-3 9 12,025 x10-2 11,95 x10-2 0,435 x10-3 -2 -2 10 12,015 x10 11,94 x10 0,425 x10-3 0,1202 0,1195 0,00043 2 x 0,14448054 0,1428026 0,1428026 (x)2 1,444804 1,428025 0,0000181

| |

| |

| | |

| | | |

| | | |

| | | | | | |

| m3

= 0,1202 x 0,1195 x 0,00043 = 6 , 1765 x 10-6 m3

kg/m3

Persegi Panjang ( massa = 53,5 gram) No Panjang ( p + ) m Lebar ( l + ) m Tebal ( t + ) m 1 11,79 x10-2 5,83 x10-2 0,855 x10-3 -2 -2 2 11,77 x10 5,83 x10 0,825 x10-3 3 11,78 x10-2 5,86 x10-2 0,875 x10-3 -2 -2 4 11,78 x10 5,84 x10 0,865 x10-3 5 11,80 x10-2 5,82 x10-2 0,875 x10-3 6 11,76 x10-2 5,86 x10-2 0,845 x10-3 -2 -2 7 11,79 x10 5,85 x10 0,865 x10-3 8 11,77 x10-2 5,84 x10-2 0,85 x10-3 -2 -2 9 11,78 x10 5,86 x10 0,865 x10-3 10 11,76 x10-2 5,85 x10-2 0,85 x10-3 0,11778 0,05844 0,00086 x2 0,1387214 0,034153 0,0000073466 (x)2 1,38721 0,34152 0,000073

| |

| |

| | | | m3

| | | |

| | | |

| | | | | | |

= 0,11778 x 0,05844 x 0,00086 = 5,919 x 10-6 m3

kg/m3

Lingkaran ( massa = 87,2 gram) No Diameter ( d + d ) m Tebal ( t + t ) m 1 11,88 x10-2 0,74 x10-3 -2 2 11,74 x10 0,845 x10-3 3 11,76 x10-2 0,72 x10-3 -2 4 11,765 x10 0,72 x10-3 5 11,77 x10-2 0,725 x10-3 6 11,90 x10-2 0,82 x10-3 -2 7 11,84 x10 0,825 x10-3 8 11,84 x10-2 0,695 x10-3 -2 9 11,73 x10 0,635 x10-3 10 11,72 x10-2 0,79 x10-3 0,11795 0,00075 x2 0,139114 0,0000057 (x)2 1,3911 0,000056

| |

| | |

| | V = 1,95 x 10-6 m3 | |

| | |

V = 5,21x 10-7 m3

kg/m3

4.4 Pembahasan Setiap pengukuran dapat memiliki kesalahan yang berbeda beda, bergantung pada keadaan alat ukur, perbedaan tingkat ketelitian alat ukur, metode pengukuran, dan kemampuan orang yang mengukurnya. Kesalahan pengukuran pada umumnya disebabkan oleh sifat-sifat alat ukur yang digunakan, yaitu : 1. Ketelitian (Presisi) Ketelitian (presisi) adalah kemampuan proses pengukuran untuk mendapatkan hasil yang sama, khususnya pada pengukuran yang dilakukan berulang ulang dengan cara yang sama. 2. Kalibrasi Alat Kalibrasi alat adalah suatu proses mencocokkan harga-harga yang tercantum pada skala alat ukur dengan harga-harga standar (yang dianggap benar) 3. Ketepatan (Akurasi) Ketepatan (akurasi) adalah kesesuaian antara hasil pengukuran dan nilai yang sebenarnya. 4. Kepekaan (Sensitifitas) Kepekaan (sensitifitas) didefinisikan sebagai kemampuan alat ukur untuk mendapatkan suatu perbedaan yang relatif kecil dari harga hasil penukuran.

Pada percobaan, pengukuran panjang suatu bujur sangkar dan persegi panjang kita mendapatkan nilai-nilai yang tidak sama setiap pengukurannya. Pengukuran pertama pada panjang suatu persegi panjang didapatkan nilai 11,79 x10-2 m dan saat pengukuran kedua dilakukan didapatkan nilai 11,77 x10-2m. Hal ini bisa terjadi karena permukaan benda yang diukur tidak 100% rata. Permukaan benda tersebut tidak diratakan hingga 100% rata karena jika ingin mendapatkan kerataan yang sempurna diperlukan suatu alat yang sangat sensitif dan pasti mahal untuk membuat persegi panjang tersebut benar-benar sempurna.

Contoh lain pada pengukuran panjang bujur sangkar. Pada percobaan ke-4 didapatkan hasil 11,99 x10-2 m dan pada percobaan ke-5 didapatkan hasil 12,02 x10-2m. Saat melakukan pengukuran dengan alat ukur jangka sorong, alat tersebut kurang presisi. Dengan kata lain, alat ukur belum tentu akan memberikan hasil yang sama jika diulang meskipun harga besaran yang diukur tidak berubah. Adapun alasan lain yang menyebabkan pengukuran diameter lingkaran berubahubah adalah benda tersebut diukur dengan alat ukur yang sudah longgar atau rusak. Sehi gga titik acua 0 o ada mikrometer skru sudah bergeser atau tidak pas lagi meskipun kita sudah mengkalibrasi alat ukur tersebut. Terlihat pada bercobaan 6 didapatkan hasil pengukuran sebesar 11,90 x10-2 m dan pada percobaan 7 didapatkan hasil pengukuran sebesar 11,84 x10-2 m. Ketika melakukan pengukuran dengan alat yang sangat presisi, kita pasti mendapatkan nilai yang sama atau paling tidak, hasil yang didapat tidak mengalami perubahan nilai yang sangat jauh. Namun jika alat ukur tersebut belum dikalibrasi sebelumnya, nilai yang kita dapat akan berbeda dengan besaran yang seharusnya kita dapatkan. Pada percobaan 7 pengukuran ketebalan lingkaran didapatkan nilai 0,825 x10-3m dan pada pengukuran selanjutnya didapatkan nilai 0,695 x10-3m. Nilai tersebut pasti dapat berubah jika belum dilakukan pengkalibrasian pada alat ukur agar mendapatkan nilai yang sama. Ketelitian membaca skala pada pengukuran ketebalan lingkaran sangat di perlukan. Karena jika kita melihat dengan posisi yang miring terhadap alat ukur, skala yang terlihat pada alat ukur tersebut pasti akan berbeda dengan nilai atau besaran yang sebenarnya. Jadi nilai yang didapatkan tidak akan tetap. Misalnya pada percobaan 9 pengukuran tebal lingkaran bernilai 0,635 x10-3m dan pada percobaan 10 terdapat kesalahan pembacaan skala, sehingga ketebalan tersebut bernilai 0,79 x10-3m.

Pada pengukuran diameter lingkaran, nilai yang didapatkan beberapa kesamaan nilai dan yang lain berbeda. Hal ini disebabkan karena terjadi perubahan bentuk pada lingkaran yang disebabkan perubahan suhu dll. Sehingga nilai diameter tidak tetap 11,90 x10-3m, ada diameter yang lebih kecil dari nilai tersebut yaitu 11,72 x10-3m.

Anda mungkin juga menyukai