10 Greatest Achievments of Chemical Engineering
10 Greatest Achievments of Chemical Engineering
Disusun oleh :
Nama : Ulul Ilma Navia Kelas : A NIM : 21030112140185
Pengertian
Serat (Inggris: fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Contoh serat yang paling sering dijumpai adalah serat pada kain. Material ini sangat penting dalam ilmu Biologi baik hewan maupun tumbuhan sebagai pengikat dalam tubuh. Manusia menggunakan serat dalam banyak hal: untuk membuat tali, kain, atau kertas. Serat dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu serat alami dan serat sintetis (serat buatan manusia). Serat sintetis dapat diproduksi secara murah dalam jumlah yang besar. Serat buatan manusia umumnya berasal dari bahan petrokimia. Namun demikian, ada pula serat sintetis yang dibuat dari selulosa alami seperti rayon. Serat sintesis dapat dibagi menjadi 2 yaitu serat mineral dan serat polimer. a. Serat mineral
Kaca serat/Fiberglass, dibuat dari kuarsa, Serat logam dapat dibuat dari logam yang duktil seperti [[tembaga], emas, atau perak. Serat karbon
b. Serat Polimer
Serat polimer adalah bagian dari serat sintetis. Serat jenis ini dibuat melalui proses kimia. Bahan
polyamida nilon, PET atau PBT poliester, digunakan untuk membuat botol plastik, fenol-formaldehid (PF) serat polivinyl alkohol (PVOH) serat polivinyl khlorida (PVC) poliolefin (PP dan PE) polyethylene (PE), Elastomer, digunakan untuk membuat spandex, poliuretan.
Salah satu produk serat sintetis yang akan dibahas di sini adalah pakaian.
Pakaian
Pakaian merupakan salah satu dari tiga kebutuhan primer manusia yaitu kebutuhan sandang. Fungsi pakaian Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat, kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga meningkatkan keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan penghalang higienis,
Di bawah ini merupakan jenis-jenis serta kegunaan kain yang terbuat dari serat sintesis maupun
A. 1. Aramid
Serat Sintetis
Aramid banyak digunakan untuk baju pemadam kebakaran, pembalap mobil dan motor. Aramid termasuk jenis nylon seperti Nomex, Kevlar dan Tawron adalah bahan yang sangat tahan api, tahan suhu tinggi, terbakar pada suhu 53 oC.
2. Acrylic Acrylic dikenal dengan nama dagang Acrilian, Cashmilon, Orlon, Vonnel, Wolacryl, dan lainnya. Sedangkan modakrilat nama dagang Acrilan, Courtelle, Cresian, Dynel, Orlon, Redon dan lainnya. Secara umum sifatnya mirip dengan wol. Kain dan garmen dari acrylic mempunyai pegangan yang lembut, rua (bulky) ringan dan juga isolator panas yang dapat menahan panas tubuh namun tidak membuat gatal di kulit. Kekurangan dari bahan ini adalah kenyamanan dalam pemakaian. Kelebihannya adalah walaupun seratnya tidak mampu menyerap air namun berasa lembab bila digunakan dan acrylic bersifat lebih cepat kering dibandingkan dengan serat sintetik lainnya. Pencuciannya dapat digunakan dengan sabun biasa dan tahan terhadap pencucian kimia dry cleaning dan pelarut organic lainnya. Acrylic sangat peka terhadap panas karena menyebabkan bahan terdistorsi, oleh karena itu penyetrikaan hanya dilakukan dengan setrika hangat.
3. CDP Singkatan dari cationic dyeable polyester, yaitu jenis serat sintetik yang merupakan modifikasi dari serat polyester sehingga dapat dicelup dengan zat warna basa dan zat warna disperse.
4. Polyester Dikenal dengan nama dagang Terylene , Dacron, Trivera, Tetoron. Kekuatan, elastisitas yang baik dari serat polyester menghasilkan kain yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap lekukan atau kekusutan
sehingga tidak memerlukan penyetrikaan panas. Kekurangan dari kain polyester adalah daya serap lembabnya rendah dan kekakuan yang tinggi sehingga kenyamanan berkurang. Pewarnaan polyester dilakukan dengan menggunakan zar warna disperse yang kaya warna dan mempunyai ketahanan luntur warna yang sangat baik terhadap pencucian, gosokan dan sinar. Kain polyester tahan terhadap pelarut organic dan pencucian kimia / dry cleaning, serta mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap bakteri dan jamur.
5. Polymide /Nylon Dikenal juga sebagai perlon, caprolan dan amilan, trilobal atau antron, rislan, nomex dan lainnya. Pada umumnya serat sintetik ini merupakan isolator yang baik dan dapat menimbulkan sifat listrik static. Sifat kekuatan dan elastisitas serta ketahanan sangat baik, tahanan terhadap serangan jamur, bakteri dan serangga. Kekurangan dari kain nilon adalah daya serap lembab yang rendah. Nilon dapat dicuci dengan sabun alkali dan tahan terhadap pencucian kimia / dry cleaning. Bahan nilon tidak tahan panas tinggi, pada suhu setrika 180 o C nilon mulai lengket dan rusak pada suhu 230oC dan meleleh pada suhu 250oC. Nylon dapat dicelup dengan zat warna asam dan kompleks logam, terhadap zat warna lain seperti basa,direk, belerang, tetapi ketahanan cuci dan sinar jelek.
6. Spandex Lebih dikenal dengan nama Lycra yang merupakan trade mark dari Du Pont. Mempunyai sifat elastisitas yang tinggi, kuat dan memiliki ketahanan gosokan yang tinggi. Spandex adalah jenis serat sintetis yang
terkenal memiliki elastisitas lebih baik dari rubber. Kain spandex bisa mencapai tingkat elastisitas dengan tarikan sampai 500%.
B.
1. Modal
Modal atau polynosic dikenal dengan nama Avril, Hightel, Vincel, Zantrel dan lainnnya adalah selulosa yang diregenerasi, sejenis rayon viskosa dengan derajat polimerisasi yang lebih tinggi dan memiliki struktur mikro fibril dengan panjang rantai molekul dua kali lipat dari rayon, kekuatan lebih tinggi tetapi mulur serta moisture regain lebih rendah. Modal dpat dicuci dengan sabun atau detergen dan pelarut organic dan pencucian kimia / dry-cleaning dan disetrika dengan suhu sedang, dengan pemanasan seperti ni kekusutan dapat dihilangkan, adanya uap dalam penyetrikaan memudahkan kain untuk menjadi licin dan terlihat berkilau.
Kemeja polysenic
2. Rayon Viscosa
Rayon viscose adalah serat semi sintetik yang bahan bakunya dari alam yaitu kayu yang mempunyai kadar selulosa tinggi, sehingga mempunyai kenyamanan dala pemakaian yang sangat baik pada berbagai kondisi.
3. Rayon Acetat Termasuk dalam serat semi sintetik yang mempunyai elastisitas yang baik, namun tidak cukup untuk memberikan ketahanan kusut yang baik. Rayon asetat adalah konduktor panas yag buruk tetapi merupakan isolator panas yang baik oleh karena itu bahan ini banyak digunakan sebagai kain pelapis Pencucian dapat dilakukan dengan sabu alkali dan dengan pencucian kimia / dry cleaning. Penyetrikaan kain asetat dilakukan dengan menggunakan setrika hangant dan tidak langsung Rayon asetat tahan terhadap mikroorganisme dan serangga tetapi tidak tahan terhadap jamur terutama pada kondisi yang lembab
C.
Seringkali untuk memperoleh harga yang lebih murah dan kekuatan dari bahan kain tersebut maka dilakukan blending / campuran serat misalnya T/C 65/35 ( campuran polyester cotton), T/R 65/35 (campuran polyester rayon), CVC ( campuran polyester cotton 50/50), cotton / lycra (97/3) dll
1. TC (Teterton Cotton ) / Polyester Cotton Jenis bahan ini adalah campuran dari Cotton Combed 35 % dan Polyester (Teteron) 65%. Dibanding bahan Cotton, bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. TC biasanya di buat untuk sprei, hem, celana. Karakteristik: Lebih tahan shrinkage (tidak susut dan melar) meskipun sudah dicuci berulang-ulang dan apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang, untuk pengujian detailnya harus dengan bahan kimia tertentu. 2. CVC ( Cotton Viscose) Jenis bahan ini adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga bersifat menyerap keringat.
B. Dampak pada lingkungan Limbah cair merupakan masalah utama dalam pengendalian dampak lingkungan industri tekstil karena memberikan dampak yang paling luas, disebabkan oleh karakteristik fisik maupun karakteristik kimianya yang memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Limbah cair terutama dihasilkan dari proses penyempumaan tekstil. Limbah cair akan mengandung bahan-bahan yang dilepas dari serat, sisa bahan kimia yana ditambahkan pada proses penyempurnaan tersebut, serta serat yang terlepas dengan cara kimia atau mekanik selama proses produksi berlangsung.
Referensi
http://kapukrandukaraban-pati.blogspot.com/2011/04/waspadai-serat-sintetis-polyester.html 1 April 2012 http://health.detik.com/read/2012/09/03/105534/2005893/763/stop-pakai-langsung-baju-baru-tanpadicuci, Senin 8 Oktober 2012 http://id.wikipedia.org/wiki/Serat#Serat_sintetis, 28 September 2012 http://chemistry35.blogspot.com/2012/01/teknologi-pengendalian-limbah-cair.html http://ml.scribd.com/doc/51521383/1/A-Klasifikasi-Serat-Tekstil http://mooniess.blog.stisitelkom.ac.id/2012/02/29/jenis-serat/, 29 Februari 2012