Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Berbagai macam pemeriksaan hemostasis untuk menunjukkan diagnosis .

Mutu ekstrak dipengaruhi oleh teknik ekstraksi, kehalusan bahan, jenis pelarut, lama ekstraksi, konsentrasi pelarut, nisbah bahan dengan pelarut, proses penguapan pelarut, pemurnian dan pengeringan (Bombaderlli,1991; Vijesekera, 1991) Tanaman yang digunakan pada penelitian ini adalah kunyit ( Curcuma domestica ), rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan. Pigmen yang mempengaruhi warna jingga kekuningan pada kunyit adalah pigmen kurkumin yang merupakan senyawa kurkuminoid. Pada dasarnya, proses pengecilan ukuran bertujuan untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas, sehingga dapat mempermudah proses pengolahan selanjutnya misalnya ekstraksi pada kunyit. Pada umumnya semakin banyak sel-sel terbuka maka semakin banyak komponen yang dapat dikeluarkan. bahan dengan alat penggiling dan antar partikel bahan. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu diketahui berapa ukuran partikel kunyit yang tepat sehingga dapat menghasilkan ekstrak kunyit dengan kandungan kurkumin tertinggi. Menurut Heath dan Reineocius (1986), semakin kecil ukuran bahan yang digunakan maka semakin luas bidang kontak antara bahan dengan pelarut dan semakin besar kecepatan mencapai kesetimbangan system. Jaringan

bahan/simplisia dapat mempengaruhi efektivitas ekstraksi. Ukuran bahan yang sesuai akan menghasilkan ekstrak dengan kandungan zat aktif yang maksimal.

B. Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh lama pendiaman plasma sitrat pada suhu ruang terhadap kadar pemeriksaan APTT (Activated Partial Thromboplastin Time) ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahuinya . 2. Tujuan Khusus Diketahuinya : a. Absorbansi kurkumin yang terekstraksi pada ekstraksi dengan ukuran potongan kunyit 20 x 10 x 2 mm. b. Absorbansi kurkumin yang terekstraksi pada ekstraksi dengan ukuran potongan kunyit 20 x 10 x 4 mm. c. Absorbansi kurkumin yang terekstraksi pada ekstraksi dengan ukuran potongan kunyit 20 x 10 x 8 mm. d. Ukuran potongan yang dapat menghasilkan hasil ekstraksi yang optimal.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi tentang alternatif cara dalam menyiapakan bahan ekstraksi untuk meningkatkan kualitas hasil ekstraksi kurkumin.

E. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah termasuk bidang Analis Kesehatan mencakup mata kuliah Kimia Analitik dan Instrumentasi.

F. Keaslian Penelitian Bagem Br Sembiring, dkk ( 2006 ) Pengaruh Kehalusan Bahan dan Lama Ekstraksi Terhadap Mutu Ekstrak Temulawak ( Curcuma xanthorizza Roxb ) Penelitian pengaruh kehalusan bahan dan lama ekstraksi terhadap mutu ekstrak temulawak telah dilakukan di Laboratorium Pengujian Balittro, dari bulan Maret sampai Mei 2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk memepelajari pengaruh kehalusan bahan dan lama ekstraksi terhadap mutu ekstrak temulawak yang dihasilkan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua ulangan. Perlakuan terdiri dari 2 faktor, pertama adalah kehalusan bahan (40 dan 60 mesh) sedangkan kedua adalah lama ekstraksi (4, 6 dan 8 jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehalusan bahan berpengaruh terhadap rendemen, kadar minyak atsiri, kadar kurkumin dan kadar xanthorizol ekstrak temulawak. Sedangkan lama ekstraksi berpengaruh terhadap rendemen. Kadar kurkumin tertinggi 2,88% yang dihasilkan dari kehalusan bahan 40 mesh, sedangkan kadar xantorizol 14,25% yang diperoleh dari kehalusan bahan 60 mesh. Penelitian diatas relevan dengan penelitian yang akan dilakukan dalam hal ekstraksi zat dari bahan alami, pengaruh ukuran, jenis pelarut, dan metode

ekstraksi. Sedangkan perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian di atas terletak pada sampel tumbuhan yang akan digunakan yaitu kunyit ( Curcuma domestica ), metode pemisahan ekstrak dengan pelarut, metode pembuatan ukuran, metode analisisnya kurkumin, lama ekstraksi dan sediaan simplisia.

Anda mungkin juga menyukai