Anda di halaman 1dari 27

Epidemiologi

DIFTERIA
Tatalaksana Laboratorium Diagnostik
&

veilans Epidemiologi
Pengendalian penularan

r. Rusipah, MKes
November 2017
uan Nasional
Andaru Dahesihdewi, dr. Dr., Mkes., SpPK-K
PJ SubLab Mkrobiologi-Parasitologi-Imunologi
Instalasi Laboratorium Klinik – Ka KPPI
RSUP Dr Sardjito Yogyakarta
Epidemiologi Difteria Pernas Evaluasi Surveilans &
Epidemiologi Difteria Epidemiologi Nopember 2017

Kuman Penyebab Corynebacterium diphtheriae


Sumber penularan Manusia (Penderita/Carrier)

Cara penularan ✓ Kontak dengan penderita pada masa


inkubasi
✓ Kontak dengan Carrier
Melalui pernafasan (droplet infection,
muntahan, luka (difteri kulit)- Mencemari
tanah sekitarnya.
Masa Inkubasi 2 – 5 hari (1 – 5 hr)
Masa penularan ✓ Dari penderita : 2 – 4 minggu (sejak masa
inkubasi)
✓ Dari Carrier bisa sampai 6 bulan
Kematian ✓ Komplikasi (Myocarditis)
✓ Rata2: 5-10%
✓ Umur < 5 th & > 40 th: bisa mencapai 20 %
melunak. Masa Inkubasi Difteri 2 – 5 hari. Permenkes 54, 2016

• Pada kasus-kasus yang sedang dan berat ditandai dengan pembengkakan dan
• Membran asimetrik keabuan dikelilingi
oedema di leher dengan pembentukan membran (pseudomembran) pada trachea
daerah inflamasi
secara ekstensif dan dapat terjadi obstruksi jalan napas.
• Bakteri melepaskan sitotoksin yang dapat
• Difteri hidung biasanya ringan dan kronis
menyebabkan
denganmiokarditis
salah satu– gagal jantung
rongga hidung
kongeatif – heart block (toksigenik) –
tersumbat dan terjadi ekskorisasi (ledes).
timbul 1 mg pasca gejala klinis
• Infeksi subklinis (atau kolonisasi) merupakan kasus terbanyak. Toksin dapat
• Terdapat strain non-toksigenik
menyebabkan myocarditis dengan heart block dan kegagalan jantung kongestif
yang progresif, timbul satu minggu setelah gejala klinis difteri.
• Penyebab penyakit adalah Corynebacterium diphtheria dari biotipe gravis, mitis
atau intermedius.
• Bakteri membuat toksin bila bakteri terinfeksi oleh coryne bacteriophage yang
mengandung diphtheria toxin gene tox. Strain non toksikogenik jarang
menimbulkan lesi lokal, namun strain ini dikaitkan dengan kejadian endokarditis
infektif.
DEFINISI OPERASIONAL DIF

Kontak Serumah atau sepermainan ata


DEFINISI OPERASIONAL

Hasil lab positif tetapi tidak ada


dengan sekret penderita
TERSANGKA DIFTERI
LOGO

TERSANGKA DIFTERI
LOGO

manifestasi klinis
✓ Kontak (erat): DIFTERIA MATA,

✓ Karier :
SECRET
SEROSANGUINEUS

DIFTERIA KULIT

Pernas Evaluasi Surveilans & DIFTERIA KULIT


Epidemiologi Nopember 2017
• Kasus Suspek Diphteri : adalah orang dengan gejala Laringitis,
Nasofaringitis atau Tonsilitis ditambah pseudomembrane putih keabuan yang
tak mudah lepas dan mudah berdarah di faring, laring, tonsil.

• Kasus Probable Difteri : adalah orang dengan suspek difteri ditambah


salah satu dari :
a) Pernah kontak dengan kasus (<2 minggu)
b) Ada didaerah endemis difteria
c) Stridor , Bullneck
d) Pendarahan Submucusa atau petechiae
pada kulit
e) Gagal jantung toxic, Gagal ginjal akut
f) Myocarditis and/or kelumpuhan motorik 1 s/d 6 minggu setelah onset
g) Mati

• Kasus konfirmasi Diphteri : adalah orang kasus probable yang hasil


isolasi ternyata positiv C difteriae yang toxigenic (dari usap hidung, tenggorok,
ulcus kulit, jaringan, conjunctiva, telinga, vagina) atau serum antitoxin
meningkat 4 kali lipat atau lebih ( hanya bila kedua sampel serum diperoleh
sebelumpemberian toxoid difteri atau antitoxin) Dinkes DIY 2017
SKRINING AWAL
Jika ditemukan salah satu gejala, maka :
1. Berikan masker bedah
2. Menghubungi PIC kewaspadaan dini wabah RS (KPPIRS -
response time : 15 menit ?)
3. Pengambilan bahan pemeriksaan tenggorok dan hidung
4. Disiapkan kontainer sampling
5. Jika ditemukan selaput putih, pasien diperlakukan sebagai
tersangka Difteri sampai terbukti bukan
Alur tatalaksana Tim Laboratorium RSS
Informasi pasien suspek Info ke PJ Sublab MPI
Pastikan bahan : swab tenggorok & nasal
Masing-masing 2 dalam media amies
Dokter Residen :
Analis MPI
- Pastikan ruang perawatan, koord dgn
- Koordinasi dgn tim analis & residen
residen klinis
jaga/stase
- Ke ruangan untuk pengambilan bahan yang
- Membantu pengambilan sampel Koordinasi
masih kurang atas koordinasi dengan residen
oleh residen lab (bila dibutuhkan) &
klinis
- Melakukan pemeriksaan sesuai alur Verifikasi
- Mengkopi 2 form KDRS yang sudah diisi oleh
(terpisah) proses-
DPJP utk lampiran lab rujukan dan arsip
- Segera melaporkan pada residen hasil-
laboratorium
jaga hasil yang sudah ada, komunikasi
- Menyiapkan bahan dan form untuk lab
mendokumentasikan, menyimpan eksternal
rujukan (diambil tim dinkes) dalam kontainer
slide mikroskopis dalam kontainer
khusus di refrigerator & mencatat dlm buku
khusus difteri
ekspedisi setelah penyerahan bahan
- Menjaga TAT sesuai SPO
- Menyimpan arsip kopi KDRS di meja PH
SubLab MPI
- Seluruh proses selalu dgn identitas petugas
Tersangka
difteri
Persiapan :
• Swab amies
(4)
• NaCl steril (1)
• Spatula (2)
• ST (1)
• Masker (2)
• Topi disp (1)
• Google b/p (1)
• Senter
• Plastik kuing
limbah
infeksius
Permenkes 54, 2016

Tersangka Prosedur Pengambilan swab tenggorok


difteri
TERSANGKA DIFTERI Permenkes 54, 2016

Tersangka Difteri
Tersangka Prosedur pengambilan swab hidung
difteri
TERSANGKA DIFTERI
Prosedur swab hidung
Swab Hidung
• Identitas
• Tgl & jam
• Lokasi
Permenkes 54, 2016

Pengelolaan Spesimen

IDENTITAS, UMUR, NAMA ORTU, ALAMAT, LOKASI SUMBER BAHAN, TANGGAL SAMPLING,
PETUGAS SAMPLING
Permenkes 54, 2016
Permenkes 54, 2016
Diagnostik
• Pengambilan spesimen : prinsip aseptik - swab dalam media
amies
• Bila merujuk : tetap dalam media amies --- plastik klips yang
aman ---koordinasi Dinkes
• Media selektif
• Loeffler, Hoyle’s, Tellurite
• Pemeriksaan tes toksin in vitro : tes ELEK plate
• Konfirmasi PCR : primer gen tox pada fragmen A --- gen
penghasil toksin tidak selalu berhubungan dengan produksi
toksin oleh bakteri
Dokumentasi PK&KL 2017

Morfologi Mikroskopis
Dokumentasi PK&KL, 2017
Permenkes 54, 2016
Aspek Pencegahan & Pengendalian Infeksi
P
P
I

Pernas Evaluasi Surveilans &


Epidemiologi Nopember 2017
Alur rujukan Dx Konfirmasi
• Lapor Dinkes terkait
• Lab rujukan DIY : BLK Yogya
•DISKUSI
• TAT Lab konfirmasi
• bagaimana tatalaksana pasien yang belum konfirm ?
• bagaimana pengelolaan swab kontak (ortu/petugas)

Anda mungkin juga menyukai