Anda di halaman 1dari 4

Kebutuhan gizi lansia Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas biologis tubuhnya.

Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang secara alami memang sudah menurun. Kalori Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orangorang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus. Protein Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.

Lemak Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang

dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.

Karbohidrat dan serat makanan Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau

konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat. Vitamin dan mineral Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat. Air Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari. Menu harian untuk lansia Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari hendaknya : Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan kebutuhan lansia. Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya

Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan, terutama pangan hewani) Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal) untuk menghindari sembelit atau konstipasi Minuman yang cukup Susunan makanan sehari-hari untuk manula hendaknya tidak terlalu banyak

menyimpang dari kebiasaan makanan, serta disesuaikan dengan keadaan psikologisnya. Pola makan disesuaikan dengan kecukupan gizi yang dianjurkan dan menu makanannya disesuaikan dengan ketersediaan dan kebiasaan makan tiap daerah. Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep 4 sehat 5 sempuna atau Konsep gizi seimbang, sebagai contoh: Kelompok makanan pokok (utama): nasi (1 porsi= 200 gram) Kelompok lauk pauk: daging (1 potong= 50 gram), tahu (1 potong = 25 gr) Kelompok sayuran: bayam (1 mangkok = 1001 gr) Kelompok buah-buahan: pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr) Kecukupan gizi Kebutuhan gizi lansia setiap individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor dibawah ini Umur Jenis kelamin Aktivitas/kegiatan fisik dan mental Postur tubuh Pekerjaan Iklim/suhu udara Kondisi fisik tertentu Lingkungan

Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk manula dalam sehari Pola susunan makanan untuk manula dalam sehari KOMPOSISI Energi (kal) Protein (gram) Vitamin A (RE) Thiamin (mg) Riboflavin (mg) Niasin (mg) LAKI-LAKI 1960 50 600 0,8 1,0 8,6 PEREMPUAN 1700 44 700 0,7 0,9 7,5 1 150 30 500 450 16 15 150

Vitamin B12 (mg) 1 Asam folat (mcg) 170 Vitamin C (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Seng (mg) Iodium (mcg) 40 500 500 13 15 150

SUMBER: Pedoman tata laksana gizi usia lanjut untuk tenaga kesehatan. 2003. Direktorat gizi masyarakat DJBKM. Depkes RI Buku ajar ilmu gizi Gizi dalam kesehatan reproduksi
http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/27/gizi-pada-lansia/

Anda mungkin juga menyukai

  • Drop Foot
    Drop Foot
    Dokumen3 halaman
    Drop Foot
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • Histologi Hepar
    Histologi Hepar
    Dokumen6 halaman
    Histologi Hepar
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • Referat Foot Drop
    Referat Foot Drop
    Dokumen7 halaman
    Referat Foot Drop
    Ade Nugraha
    100% (2)
  • Enterokolitis Nekrotikans
    Enterokolitis Nekrotikans
    Dokumen2 halaman
    Enterokolitis Nekrotikans
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • Forced Expiratory Vital Capacity and Forced Expiratory Volume
    Forced Expiratory Vital Capacity and Forced Expiratory Volume
    Dokumen3 halaman
    Forced Expiratory Vital Capacity and Forced Expiratory Volume
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • Judul Final
    Judul Final
    Dokumen5 halaman
    Judul Final
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • Fisiologi Hidung
    Fisiologi Hidung
    Dokumen1 halaman
    Fisiologi Hidung
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • OPTIMASI ARTIKEL
    OPTIMASI ARTIKEL
    Dokumen38 halaman
    OPTIMASI ARTIKEL
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Krepitasi
    Pengertian Krepitasi
    Dokumen1 halaman
    Pengertian Krepitasi
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • Sampul
    Sampul
    Dokumen1 halaman
    Sampul
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • Nyeri
    Nyeri
    Dokumen1 halaman
    Nyeri
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Krepitasi
    Pengertian Krepitasi
    Dokumen1 halaman
    Pengertian Krepitasi
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler
    Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler
    Dokumen29 halaman
    Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler
    Taufik Abidin
    100% (6)
  • Bahan
    Bahan
    Dokumen6 halaman
    Bahan
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • Tissue Repair Proses
    Tissue Repair Proses
    Dokumen38 halaman
    Tissue Repair Proses
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • SISTEM INFORMASI GEREJA
    SISTEM INFORMASI GEREJA
    Dokumen6 halaman
    SISTEM INFORMASI GEREJA
    M Yusuf Ari
    100% (2)
  • Dasar Anatomi
    Dasar Anatomi
    Dokumen5 halaman
    Dasar Anatomi
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat
  • Kebutuhan Gizi Lansia
    Kebutuhan Gizi Lansia
    Dokumen4 halaman
    Kebutuhan Gizi Lansia
    Devita Luthfia Fitrianasari
    Belum ada peringkat