Anda di halaman 1dari 4

3.1.3.

Teori Pertumbuhan Rostow Teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Walt Whitman Rostow merupakangarda depan dari linear stage of growth theory. Pada dekade 1950-1960, teori Rostow banyak mempengaruhi pandangan dan persepsi para ahli ekonomimengenai st r ategi pe mbangunan ya ng har us di l akukan. T eori Rost ow di dasarkan pada pengalaman pembangunan yang telah dialami oleh negara negara maju terutama di Eropa.D e n g a n m e n g a m a t i p r o s e s p e m b a n g u n a n d i negara- negara Eropa dari mulai abad pertengahan hingga abad modern, m a k a k e m u d i a n R o s t o w m e m f o r m u l a s i k a n p o l a pembangunan yang ada menjadi tahap-tahp evolusi dari suatu pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara tersebut. Rostow membagi proses pembangunan ekonomi suatu negara menjadi lima tahap y aitu:(1) Tahap perekonomian tradisional; (2) Tahap prakondisi tinggal landas; (3) Tahap tinggallandas; (4) Tahap menuju kedewasaan; (5) Tahap konsumsi massa tinggi. Berikut ini akandiuraikan masing-masing tahapan ini. Tahap L Perekonomian Tradisional Perekonomian pada masyarakat tradisional cenderung bersifat subsisten. Pemanfaatanteknologi dalam sistem produksi masih sangat terbatas. Dalam perekonomian semacam inisektor pertanian memegang peranan penting. Masih rendahnya pemanfaatan teknologi dalam p r o s e s p r o d u k s i m e n y e b a b k a n b a r a n g b a r a n g y a n g d i p r o d u k s i s e b a g i a n b e s a r a d a l a h komoditas pertanian dan bahan mentah Iainnya. Struktur sosial kemasyarakatan dalam sistemmasyarakat seperti ini bersifat berjenjang. Kemampuan penguasaan sumberdaya yang adasangat dipengaruhi oleh hubungan darah dan keluarga. Tahap II. Prakondisi Tinggal Landas T ahap kedua dar i pr oses per t umbuhan Rost ow i ni pada dasar nya mer upakan pr osest r a n s i s i d a r i m a s y a r a k a t a g r a r i s m e n u j u m a s y a r a k a t i n d u s t r i . S e k t o r i n d u s t r i m u l a i ber kemban g di sa mpi n g s ekt or per t ani an yang masi h me me gan g per anan pent i ng dal am perekonomian. Tahap kedua ini merupakan tahap yang menentukan bagi persiapan menujutahap-tahap pembangunan berikutnya, yaitu tahap tinggal landas.Sebagai t ahapan yang ber f ungsi me mper si apkan dan me menuhi pr asyar at pr asyar at p e r t u m b u h a n s w a d a y a , d i p e r l u k a n a d a n y a s e m a n g a t b a r u d a r i m a s y a r a k a t . M e n u r u t pengamatan Rostow, negara-negara di Eropa mengalami tahap kedua ini kira-kira pada abadke-1 5 sampai ke-1 6. Pada saat itu terjadi terjadi perubahan radikal dalam masyarakat Eropadengan munculnya semangat Renaissance. Semangat ini telah membalikkan semua tata nilaimasyarakat Eropa saat itu yang cenderung statis menjadi sangat dinamis. Perubahanparadigma berfikir nampaknya merupakan istilah yang Iebih tepat untuk menilai fenomenaitu. Pada tahap ini, perekonomian mulai bergerak dinamis, industri -industri bermunculan, perkembangan teknologi yang pesat, dan lembaga keuangan resmi sebagai penggerak Janamasyarakat mulai bermunculan, serta terjadi investasi besar-besaran terutama pada industrimanufaktur. Tahap ini merupakan tonggak dimulainya industrialisasi. lndustrialisasi dapatdi per t ahankan j i ka di penuhi pr asyar at sebagai ber i kut : per t ama, peni ngkat an i nvest asi di sektor infrastruktur/prasarana terutama prasaran transportasi; kedua, terjadi revolusi teknologidi bidang pertanian untuk memenuhi peningkatan permintaan penduduk kota yang semakin bes ar ; ket i ga, per l uasa n i mpor , t er masu k i mp or modal , yan g di bi ayai ol e h pr od uksi yan gefisien dan pemasaran sumber alam untuk ekspor. Proses pembangunan dan industrialisasiyang berkelanjutan akan terjadi dengan menanamkan kembali keuntungan yang diptrolehdalam sektor yang menguntungkan.

Tahap lll. Tinggal Landas Tinggal landas merupakan tahap yang menentukan dalam keseluruhan p r o s e s pembangunan dalam keseluruhan proses pembangunan bagi kehidupan m a s y a r a k a t . Pengalaman negara-negara Eropa menunjukkan bahwa tahap ini berlaku dalam waktu yangr el at i f pendek yai t u ki r a -ki r a dua dasawar sa. Dal am t ahap i ni akan t erj adi suat u r evol usi i n d u s t r i y a n g b e r h u b u n g a n e r a t d e n g a n r e v o l u s i m e t o d e p r o d u k s i . T i n g g a l l a n d a s didefinisikan sebagai tiga kondisi yang sating berkaitan sebagai berikut :1 . K e n a i k a n l a j u i n v e s t a s i p r o d u k t i f a n t a r a 5 - 1 0 p e r s e n d a r i p e n d a p a t a n nasional;2.Perkembangan salah satu atau beberapa sektor manufaktur penting dengan l a j u pertumbuhan tinggi;3 . H a d i r n y a secara cepat kerangka p o l i t i k , s o s i a l , d a n i n s t i t u s i o n a l y a n g menimbulkan hasrat ekspansi d i s e k t o r m o d e r n , d a n d a m p a k e k s t e r n a l n y a a k a n memberikan daya dorong pada pertumbuhan ekonomi.P r a s y a r a t p e r t a m a d a n k e d u a s a n g a t b e r k a i t a n e r a t s a t u s a m a lain. Kenaikan lajuinvestasi produktif antara 5-10 persen dari GNP pada a k h i r n y a a k a n m e n y e b a b k a n pertumbuhan yang tinggi pada sektor-sektor dalam perekonomian, khususnya sektor manufaktur. Sektor manufaktur diharapkan memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi karenasektor tersebut merupakan indikator bagi perkemba ngan industrialisasi yang yang dilakukan.Di samping itu sektor manufaktur adalah sektor yang memiliki keterkaitan terbesar dengansektor-sektor lain. Jika sektor manufaktur berkembang pesat, maka sektor sektor lain punakan terpengaruh untuk berkembang pesat pula. Pada akhirnya pertumbuhan yang tinggi padasemua sekt or i ni akan ber aki bat pad a per ke mban gan GNP ya ng l ebi h t i nggi dar i kondi si semula.Prasyarat ketiga merupakan kondisi yang harus dipenuhi agar prasyarat pertama dankedua dapat terpenuhi dengan baik. Prasyarat ketiga merupakan "iklim" yang memungkinkanterpenuhinya prasyarat pertama dan kedua terpenuhi. Tanpa terpenuhinya prasyarat ketiga, praktis prasyarat pertama dan kedua tidak akan terpenuhi. Prasyarat ketiga ini menunjukkankesadaran Rostow bahwa perubahan perekonomian pada dasarnya merupakan konsekuensidar i per ubahan mot i f dan i ns pi r asi nonekonomi da r i sel ur uh l api san mas yar a kat . Ar t i nya p er ubahan ekono mi dal am skal a besar t i dak akan t er j adi sel ama t i dak ada i kl i m kond usi f yang memungkinkan perubahan tersebut. lklim kondusif tersebut adalah perubahan faktor-faktor nonekonomi dari masyarakat yang sejalan dengan proses pertumbuhan ekonomi yangterjadi. Tahap IV. Tahap Menuju Kedewasaan Tahap ini ditandai dengan penerapan secara efektif teknologi modern t e r t f a d a p sumberdaya yang dimiliki. Tahapan ini merupakan tahapan jangka panjang di mana produksidil akukan sec ar a swadaya. T ahapan i ni j uga di t andai dengan muncul nya beber apa sekt or penting yang baru. Pada saat negara berada pada tahap kedewasaan teknologi, terdapat tiga perubahan penting yang terjadi: (1) Tenaga kerja berubah dari tidak terdidik menjadi terdidik;( 2) Perubahan wat ak pen gus aha dar i peker j a ker as dan kasar ber ubah menj adi manager e f i s i e n y a n g h a l u s d a n s o p a n ; ( 3 ) M a s y a r a k a t j e n u h t e r h a d a p i n d u s t r i a l i s a s i d a n menginginkan perubahan lebih jauh. Tahap V. Tahap Konsumsi Massa Tinggi Tahap konsumsi massa tinggi merupakan akhir dari tahapan pembangunan y a n g dikemukakan oleh Rostow. Pada tahap ini akan ditandai dengan terjadinya migrasi besar- besaran dari masyarakat pusat perkotaan ke pinggiran kota, akibat pembangunan pusat kota

sebagai sentral bagi tempat bekerja. Penggunaan alat transportasi pribadi maupun yang bersifat transportasi umum seperti halnya kereta api merupakan suatu hal yang sangat di but uhkann. Pada f ase i ni t erj adi per ubahan or i ent asi dari pendekat an penawar an ( suppl y si de) menuj u ke pende kat an per mi nt aan ( demand si de) dal am si st e m produksi yang dianut. Sementara itu terjadi pula pergeseran perilaku ekonomi yang semulalebih banyak menitikberatkan pada sisi produksi, kini beralih ke sisi konsumsi. Orang mulai ber fi ki r bahwa kesej aht er aan bukanl ah per masal ahan i ndi vi du, yan g han ya di pecahkandengan men gkonsu msi bar ang secar a i ndi vi du sebanyak mun gki n, namun l ebi h dari i t umer eka me manda ng kesej aht er aan dal am cakupan yan g l ebi h l uas yai t u kesej aht er aan masyarakat bersama dalam arti luas.T e r l e p a s d a r i p e r m a s a l a h a n d i a t a s t e r d a p a t t i g a k e k u a t a n u t a m a y a n g c e n d e r u n g meningkatkan kesejahteraan dalam tahap konsumsi besar-besaran ini (Jhingan, 1988: h.188):1.Pener apan kebi j akan nasi onal guna meni n gkat kan ke kuasa an dan pengar uh mel a mpaui batas-batas nasional; 2. Ingin memiliki satu negara kesejahteraan (welfare state) dengan pemerataan pendapatannasi onal yang l ebi h adi l mel al ui paj ak pr ogr esi f , peni ngkat an j ami nan sosi al , danfasilitas hiburan bagi para pekerja; 3. Keputusan untuk membangun pusat perdagangan dan sektor penting seperti mobil, jaringan rel kereta api, rumah murah, dan berbagai peralatan rumah t a n g g a y a n g menggunakan listrik dan sebagainya.A mer i ka mer upa kan s at u -sat un ya negar a yan g per t a ma kal i me ncapai er a konsu msi massa tinggi ini, yaitu sekitar tahun 1920. Hal yang sama kemudian diikuti oleh beberapanegara Eropa Barat. Satu -satunya negara di Asia yang telah mencapai tahap tersebut adalahJepang. Kritik Terhadap Teori Rostow Pentahapan pembangunan seperti yang digambarkan oleh Rostow adalah s i s t e m pentahapan di mana suatu tahapan tidak dapat terjadi tanpa melalui tahapan yang lain. Tahapkedua t i dak dapat t erj adi t anpa t ahap per t ama, t ahap ket i ga t i dak akan t erj adi t anpa t ahapkedua dan set er usnya. Hal i ni terj adi kar ena t eor i per t umbuhan Rost ow mer upa kan pol a penggambar an sej ar ah pembangunan yan g di l akukan ne gar a -ne gar a di Er opa yang memiliki struktur sosial dan budaya yang mapan. Kondisi tersebut tidak terjadi padanegar a -n egar a di Asi a dan Af r i ka yan g bel u m me mi l i ki si st em so si al yan g t er at ur . lnteraksi kebudayaan Barat, akibat kolonialisme, dalam kebudayaan Timur (negarasedang berkembang di Asia dan Afrika), menyebabkan tahapan dalam teori Rostowt e r j a d i s e c a r a s i m u l t a n . K e t i k a d i d a e r a h p e r k o t a a n modern di negara sedangberkemb ang sudah berada pada tahap tinggal landas, b a h k a n l e b i h t i n g g i l a g i , sementara itu di daerah perdesaan sistem perekonomian dan kemasyarakatan masihberada pada tahap tradisional. Di daerah perkotaan berkembang sistem sosial yangtelah berkiblat pada sistem s osial Barat. Pada saat yang bersamaan, di perdesaansangat diwarnai sistem sosial tradisional. Kenyataannya, ada negara-negara di dunia yang tidak pernah melewati tahap pertama dar i per t umbuhan ekono mi Rost ow, na mun l angsung men gi nj ak t ahap kedua. A mer i kaSer i kat dan Aust r al i a mer upakan negar a yan g men gal ami pol a per t umbuhan i ni . Hal i ni t e r j a d i k a r e n a k e d u a n y a m e r u p a k a n b e n u a " t e m u a n " o r a n g o r a n g E r o p a , d i m a n a penduduknya yang saat ini ada adalah orang-orang Eropa yang kemudian mentransfer ilmudan pengetahuannya ke benua tersebut.K r i t i k g e n c a r t e r h a d a p teori Rostow dikemukakan oleh Simon Kuznets (1989).Pertanyaan kritis yang d i a j u k a n K u z n e t s a d a l a h : " B a g a i m a n a m u n g k i n s u a t u d e s a i n seder hana dapat menj adi suat u r angku man di s kr i pt i f at au kl asi f i kasi an al it i k dar i suat u per ubahan hi st ori s yan g ber agam dan ber var i asi ?" K usnet z j uga mencat at kemi r i pan dan perbedaan antara teori Rostow dengan Marx.

T eori Rost ow pada dasar nya mer upa ka n al t er nat if bagi t eor i Mar x, di mana Rost owmenawarkan Communism Manifesto. Pada dasarnya terdapat beberapa kesamaan antara teoriMarx dan Rostow. Pertama, kedua teori tersebut dengan berani menginterpretasikan evolusisosi al khususnya di sekt or ekonomi . K edua, bal k Mar x ma upun Rost ow t el ah mencoba men ge kspl or asi per masal a han dan konse kuensi dar i pemban gunan sosi al yan g di l aku kan. Ketiga, kedua ekonom tersebut menyadari bahwa perubahan sistem ekonomi pada dasarnyamerupakan konsekuensi logis dari perubahan yang terjadi di bidang politik, kebudayaan, dansosi al. Se ment ar a di si si l ai n per ubahan si st em e kono mi a kan ber pengar uh j uga t erhadap kehidupan politik, kondisi budaya dan sosial masyarakat.M e s k i kedua teori banyak memiliki kesamaan, namun keduanya tidak lepas d a r i perbedaan satu dengan yang lain. Pertama, Marx memandang bahwa man usia bersifat sangatkompleks yang memiliki berbagai dimensi kebutuhan dari ekonomisampai buda ya. Di si si l ai n, Rost ow me mp er sempi t di mensi manusi a menj adi sat u yai t u sebagai homo economicus. Meski demikian Rostow sadar bahwa perubahan ekonomi yang sangat besar harus dipandang sebagai konsekuensi dari perubahan motif dan inspirasi dimensinonekonomi dari manusia.Kedua, Marx mendasarkan teorinya pada sistem konflik antarkelas masyarakat,ekspl oit asi sat u kel ompo k man usi a t er hadap kel ompok yan g l ai n, dan ada nya t e kanan -t ekan an se maca m i t u yan g mel e kat pada si st em kapi t al i s. Sement ar a i t u, Rost ow l ebi hi mpl i si t dal am me mandang i nt er aksi kel as mas ya r akat dal am si st em kapi t al i s mengi n gat Rostow sendiri adalah ekonom yang berkiblat ke kapitalis. Ketiga, Marx mengasumsikan bahwa keput usan yang di a mb i l ol eh mas yar akat se mat a -mat a han yal ah f ungsi dar i si apa pemilik sumberdaya. Artinya perubahan ekonomi hanyalah merupakan fenomena yang hanyad i p e n g a r u h i o l e h p e r u b a h a n m o t i f d a n i n s p i r a s i e k o n o m i s k e l a s m a s y a r a k a t p e n g u a s a sumberdaya saja. Di sisi lain, Rostow memandang bahwa perubahan ekonomi pada dasarnyamerupakan konsekuensi logis dari perubahan motif dan inspirasi nonekonomi yang terjadi pada seluruh lapisan masyarakat.Begitu panjangnya kritik terhadap teori Rostow, tidak berlebihan bila dikatakan kritik-kritik tersebut lebih panjang daripada teori Rostow sendiri. Kendati demikian, harus diakui pola pemikiran maupun istilah-istilah Rostow telah mempengaruhi pola pemikiran di banyak negara sedang berkembang. Aspek yang terlupakan dalam teori Rostow adalah peran sentral bant uan l uar neger i yang ber f ungsi sebagai penut up kesenj angan t abungan -i n vest asi dankesenj angan devi sa. Rost ow sendi r i ket i ka di undang Ban k Duni a ( 1984 ) unt uk di mi nt ai tangapannya mengenai hal ini menilai bahwa bantuan luar negeri merupakan salah satu faktor k r i t i s d a l a m p e m b a n g u n a n n e g a r a s e d a n g b e r k e m b a n g . T i d a k m e n g h e r a n k a n b i l a i s 29 menambahkan syarat tinggal landas bagi negara sedang berkembang sebagai berikut (Rostowdalam Meier dan Seers, 1984: h.239): The concept of take-off suggested the possibility that developing countries would event ual l y mo ve t o sel f -sust ai ned gr owt h when sof t l oan woul d no l onger be required

Anda mungkin juga menyukai