Anda di halaman 1dari 4

Galat Tanzhim Jihad Tradisional 1

Galat Metode Sirry

Syeikh Abu Musab As-Sury Fakallah Asrah


Judul asli: Juz 1 Pasal 7

Penterjemah: Muhammad Baihaqy

Jenis kedua dari kesalahan dan bug yang muncul dari metode kerja harakah jihad adalah ketimpangan dan kelemahan pada bentuk dan sifat tanzhim yang struktural. Lalu masalah apakah yang muncul akibat dari sistem tersebut? Masalah terbesar muncul diakhir abad 20 pasca dimulainya kampanye perang anti teror. Fakta membuktikan mustahil melanjutkan aktivitas jihadi dengan sistem struktural, padahal umumnya setiap tanzhim-tanzhim jihad yang ada dibangun diatas asas siriyah struktural hirarkis lokal. Galat Sifat Siry dan Problematikanya Metode pemilihan gerakan klandestin adalah metode yang lumrah dan logis ketika berhadapan dengan kekuatan tirani thaghut otoriter dan agresif yang tidak mengenal belas kasih pada kaum mukminin. Apa yang saya sampaikan disini bukan untuk mengkritik sistem sirry dalam Islam, sebab sistem tersebut diajarkan secara syarI oleh Islam dan bagian sejarah perjuangan Nabi serta eksperimen-eksperimen lain sepanjang sejarah Islam. Saya tidak menentang sistem tersebut sebagai metode perjuangan melawan tirani selama ini, saya hanya ingin menyampaikan musykilah-musykilah besar bidang keamanan pasca transisi konfrontasi menghadapai gabungan rezim murtad lokal dengan dukungan langsung dari kekuatan kufur internasional. Pergeseran konfrontasi ini membuat pemaksaan mempertahankan metode gerakan sirry justru akan menghasilkan kegagalan perjuangan.

Metode sirry telah terbukti menggiring kehancuran jamaah-jamaah jihadiyah. Kehancuran ini akibat problem pada pelaksanaan program tarbiyah dan pengkaderan, tajnid (ketentaraan) dan rekrutmen, kelemahan mobilisasi dan dukungan ummat serta bergerak dalam ruang lingkup yang terbatas. Metode tarbiyah yang biasa dikenal dalam dakwah sejarah Islam berdiri diatas bentuk hubungan antara murabi dan murid, pengajaran kontak langsung. Metode ini merupakan media utama transfer ilmu pengetahuan. Ada kurikulum, tuntutan keteladanan, taat dan adab. Murid akan sangat terpengaruh dengan kepribadian dan sikap sang murabi. Bentuk pengajaran seperti inilah yang digunakan oleh Rasulullah saw mendidik para sahabat, kemudian sahabat mendidik tabiin dan para tabiin mendidik para ulama pelanjut Islam. Para murabi dan pelajar tersebut dikenal luas oleh masyarakat. Akan tetapi, sistem sirry tidak memungkinkan mengadopsi metode tarbiyah tersebut. Bagaimana melangsungkan tarbiyah seperti ini? Lha wong program jamaah hanya dijalankan oleh segelintir orang-orang yang telah tertarbiyah secara internal ekslusif dan telah dinobatkan rampung memahami manhaj jamaah. Pelaksanaan tarbiyah pada halaqah taklim terdiri dari masul dan para anggota binaan yang melaksanakan program pembinaan ilmu-ilmu Islam, pemikiran, manhaj, politik jamaah serta idad askari dan security. Halaqah dilaksanakan rutin secara berkala biasanya mingguan dan kadang pembinaan terputus karena situasi keamanan tidak memungkinkan. Sebelumnya para simpatisan yang akan direkrut harus mengikuti pengajian terbuka di masjid-masjid atau organisasi terbuka underbow jamaah sirry yang dipakai sebagai cover. Jabatan-jabatan dalam tanzhim akan diisi oleh kader-kader yang sesuai dengan level pembinaan mereka. Namun seiring dengan pensiunnya kader angkatan pertama, kedua dan selanjutnya menyisakan kader-kader yang tidak mumpuni. Seringkali jabatan-jabatan tersebut akhirnya diisi oleh orang awam atau para pemuda yang belum kenyang ditarbiyah melalui harakah islam. Kejadian ini berulangkali terjadi pada setiap eksperimen jihad. Tanzhim harus bergantung dengan kader-kader baru nonkualifikasi terutama mereka yang terlihat berani dan bisa bertempur. Sehingga jamaah tersebut kehilangan identitasnya karena terhentinya program tarbiyah. Problem ini cukup memberikan andil kehancuran jamaah, tapi sayang problem tarbiyah ini bukanlah satu-satunya masalah! Masalah keamanan dan siriyah serta suasana kerahasiaan membuat perekrutan menjadi terbatas. Biasanya pembangunan jamaah-jamaah jihad terjadi sebelum adanya konfrontasi. Mereka membangun struktur dan mentadrib sebagian personilnya. Kemudian terjadilah bentrokan dengan pemerintah secara dini sebelum sempurna persiapan disebabkan intelejen berhasil membongkar jaringan mereka atau terbongkar karena mereka melakukan pengeboman. Tanzhim terpaksa harus menghadapai beberapa pilihan getir; memasuki pertempuran atau meneruskan pembinaan dan pembangunan disela-sela intimidasi pemerintah, atau mungkin melunak agar tidak berhadapan dengan badan keamanan.

Akhirnya (pada contoh ini) tanzhim memutuskan untuk bertempur dengan hasil kehancuran para kader dan anggota lainnya. Untuk melanjutkan pertempuran harus ada regenerasi. Tanzhim perlu merekrut, dan rekrutmen membutuhkan sarana propaganda, komunitas serta masyarakat. Dalam persoalan ini tanzhim harus menyediakan petugas-petugas khusus untuk tamhish (penyaringan) mempelajari kelayakan calon anggota.

Tanzhim terpaksa harus menghadapai beberapa pilihan getir; 1. Memasuki pertempuran 2. Meneruskan pembinaan dan pembangunan disela-sela intimidasi pemerintah 3. Melunak agar tidak berhadapan dengan badan keamanan.

Tetapi, bentuk tanzhim sirry dan problem keamanan menyulitkan pekerjaan ini yang mengakibatkan perekrutan menjadi melemah dan pengkaderan menjadi lambat. Akhirnya bila tanzhim gagal mengembangkan taktik perang gerilya, tanzhim akan terpotong dan terputus berubah menjadi jamaah dengan kelompok-kelompok kecil yang terus terkuras energinya menghadapi serangan pemerintah. Indikasi pengembangan gerilya yang berhasil yaitu, tanzhim memiliki ruang rekrutmen yang lebih leluasa. Pengalaman seluruh percobaan tempoe doeloe, bahwa jumlah kader-kader jihad dan para anggota penyokongnya sangat sedikit. Seluruh percobaan membuktikan hal ini tanpa terkecuali. Banyak faktor yang menyebabkan pembinaan tidak berkembang, yang paling krusial adalah problem keamanan dan bentuk sirry. Sebagai contoh di Suriah, sebuah negara dengan populasi sekitar 12 juta waktu itu, jumlah mujahidin tidak lebih dari 1500 anggota dalam kurun 10 tahun. Di Mesir, anggota tanzhim jihad tidak lebih dari 2000 anasir. Al-Jamaah Al-Islamiyah memiliki anggota paling sedikit, tampak banyak padahal hanya aktivis masjid. Jumlah yang sangat sedikit ini ada di sebuah negara dengan populasi penduduk lebih dari 60 juta. Libya, tidak ada peningkatan jumlah mujahidin dari total 4 juta penduduk. Di negara-negara lain seperti Tunisia, jumlah anggota jihad tidak lebih dari puluhan butir. Begitulah Tentang kelemahan propaganda dan penetrasi masyarakat, faktor itu menyebabkan lemahnya penggalangan. Semua ini juga akibat dari bentuk sirry. Tidak perlu banyak dijelaskan, metode sirry tidak dapat menjangkau masyarakat. Penggalangan masyarakat hanya dapat dilakukan secara terbuka.

Textbook ini disediakan oleh

Anda mungkin juga menyukai