Anda di halaman 1dari 22

Oleh: Fierda Rizanti Hanna R. Putri Ayupertiwi W. Septia N.

SITI HARYATI

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II 2010-2011


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna dengan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas Gizi dalam Daur Kehidupan . Penulis dalam makalah ini membahas mengenai Gizi bagi Ibu Menyusui. Dalam makalah ini dijelaskan berbagai macam fungsi dan kandungan dalam susu. Dalam proses pembuatan makalah ini tidak lupa kami berterima kasih karna bimbingan, arahan, saran, dan kritik yang diberikan hingga terciptanya makalah ini. Ucapakan terimakasih sebesarnya kami berikan kepada : Ibu Pritasari, M.Sc, selaku dosen pembimbing Gizi dalam Daur Kehidupan Ibu Nuraini, M.sc, selaku dosen pembimbing Gizi dalam Daur Kehidupan

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam penulisan makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajian dan penulisannya, mengingat kurangnya pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karna itu, kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan penulis Demikian makalah ini kami buat untuk melengkapi nilai dan tugas kelompok Gizi dalam Daur Kehidupan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 7 Maret 2011

Penulis i

DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR..................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................. DAFTAR TABEL........................................................................... DAFTAR DIAGRAM...................................................................... BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang..................................................................... 5 1.2 Rumusan Masalah............................................................... 1.3 Tujuan.................................................................................. 1.4 Metode Penelitian................................................................ BAB II. ISI 2.1 Pengertian............................................................................... 2.2 Fungsi...................................................................................... 2.3 Komposisi.......................................................................................... 2.4 Persyaratan Mutu..................................................................... 2.5 Hasil Pengolahan Susu............................................................ BAB III. PENUTUP i ii iii iv

3.1 KESIMPULAN........................................................................... 3.2 SARAN...................................................................................... DAFTAR PUSTAKA........................................................................ ii

DAFTAR TABEL dan GAMBAR Tabel i. Perbedaan komposisi susu lembu, kambing dan ibu............... Gambar i. Inisiasi Menyusu Dini

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ASI Adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garamgaram anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna sebagai makanan bayinya. ASI memiliki beberapa manfaat dilihat dari beberapa aspek yaitu : aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis, dan aspek penundaan kehamilan. Pengetahuan dalam pemberian ASI sangat berpengaruh pada kelancaran proses pengeluaran ASI. 1.2 Perumusan Masalah Bagaimana struktur fisiologi sekresi Asi? Apa manfaat pemberian ASI baik bagi ibu maupun bayi ? Bagaimana langkah sukses dalam pemberian ASI? Apa saja dasar pentuan kebutuhan gizi ibu menyusui? 1.3 Tujuan Memberikan informasi tentang fungsi, komposisi, persyaratan mutu dan hasil pengolah susu yang diterapkan. 1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian dalam menyelesaikan makalah ini melalui studi pustaka dan melalui media elektronik, yaitu internet dan buku online.

BAB II. ISI Ibu Menyusui 2.1 Pengertian ASI ASI Adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garamgaram anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna sebagai makanan bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain selain obat (jika sakit). ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberi ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan pertama), penambahan makanan pendamping yang sesuai diberikan pada paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke atas). Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berlandaskan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004. Ini juga mengacu pada resolusi World Health Assembly (WHA. 2001). Disitu dikatakan, untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping ASI yang cukup dan aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun. 2.2 Fisiologi ASI

Kelenjar susu tersusun atas dua macam jaringan, yaitu jaringan kelenjar dan penopang. Jaringan kelenjar berisi banyak sekali kantong alveolus yang dikelilingi oleh jaringan epitel otot yang bersifat kontraktil. Bagian dalam alveolus dilapisi oleh selapis epitel. Susu dibentuk pada epitel kelenjar ini. Persiapan untuk berproduksi berlangsung selama kehamilan sehingga kelenjar susu menbesar sampAI 2-3 kali ukuran normal. Air susu terbentuk melalui dua fase yaitu fase sekresi dan pengaliran. Pada bagian pertama susu disekrisikan oleh sel kelenjar ke dalam lumen alveoli. Pada fase ke dua air susu yang dihasilkan oleh kelenjar dialirkan keputing susu.Setelah sebelumnya terkumpul di dalam sinus. Selama kehamilan berlangsung memberi laktogenesis kemungkinan untuk besar terkunci oleh pengaruh mengimbas progesteron pada sel kelenjar. Sesuai partus kadar hormon ini menyusut drastis, kesempatan proklaktin bereaksi sehingga laktogenesis. Laktasi diawasi oleh dua macam refleks yaitu the milk production reflex dan the let down reflex. Manakala bayi mengisap puting susu, serangkaian implus akan menuju medula spinalis, lalu ke otak dan menyusup ke dalam kelenjar hipofisis sehingga memicu sekresi oksitosin pada bagian posterior hipofisis. Keberadaan oksitosin menyebabkan kontarksi sel-sel epitel otot polos yang membungkus alveolus sehingga air susu yang terkandung di dalamnya tersembur ke duktus dan sinus.

2.3 Keunggulan ASI dan manfaat ASI Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu : aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis, dan aspek penundaan kehamilan. aspek gizi Manfaat kolostrum

Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk emlindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare

Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit tapi cukup untuk memenuhi gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan pada bayi.

Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

Membantu mengeluarkan mekonium (kotoran bayi yang pertama keluar yang berwarna hitam kehijauan)

aspek imunologik

ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi Imunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tapi dapat melumpuhkan bakteri petogen E. Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan

Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat ekkebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan Lisosim, yaitu enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. Coli dan Salmonella) dan virus. Jumlah lisosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi

Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu : Bronchus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.

Faktor

bifidus,

sejenia

karbohidrat

yang

mengandung

nitrogen,

menunjang pertumbuhan baktei lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan aspek psikologik

Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mampu mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI

Interaksi ibu dan bayi : pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudha dikenal sejak bayi masih dalam rahim

aspek kecerdasan

Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi

Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun dna 8.3 point lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI

aspek neurologis

Dengan menghisap ASI, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna

aspek ekonomis

Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi smapai bayi berusia 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

aspek penundaan kehamilan

Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenore Laktasi (MAL)

2.4 Komposisi Komposisi ASI

ASI mudah dicerna, karena mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.

ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whey dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio whey dan casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibanding dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey ; casein adalah 20 : 80 sehingga tidak mudah diserap.

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.

Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentuka sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk emnjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu, DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masingmasing dari omega 3 (asam linolenat) dan omega 6 (asam linoleat).

Tabel i. Perbedaan komposisi susu lembu, kambing dan ibu

2.4 Langkah Sukses dalam Pemberian ASI Keberhasilan pemberian ASI eksklusif

Tumbuhkan rasa percaya diri dan yakin bisa menyusui Usahakan mengurangi sumber rasa sakit dan kecemasan Kembangkan pikiran dan perasaan terhadap bayi

Dukungan bidan dalam pemberian ASI Disinilah peran bidan untuk meyakinkan ibu yang baru emlahirkan bahwa bayi bahkan tahan tidak menyusui hingga 224 jam dari lahir, bila ASI belum keluar. Jadi jangan terburu-buru membeli susu formula bila ASI hanya keluar sedikitsedikit.

Sesaat setelah bayi lahir lakukan early latch on yaitu bayi diserahkan langsung kepada ibunya untuk disusui. Selain mengetes refleks menghisap bayi, tindakan ini juga untuk merangsang payudara segera memproduksi ASI pertama (kolostrum) yang sangat diperlukan untuk antibody bayi.

Bila ASI belum keluar, bidan melakukan massase pada payudara atau emngompres dengan air hangat sambil terus mencoba menyusui langsung pada bayi. Biasanya ASI baru lancar pada hari ketiga setelah melahirkan. Selama ASI belum lancar terus coba menyusui bayi

Beritahu keluarga klien untuk memberi dukungan kepada ibu dan relaksasi untuk memperlancar ASI Anjurkan klien untuk menjaga asupan makanan dengan menu 4 sehat 5 sempurna

Usaha memperbanyak ASI

Tingkatkan frekuansi menyusui/memompa/memeras ASI. Jika anak belum mau menyusui karena masih kenyang, perahlah/pompalah ASI. Produksi ASI prinsipnya based on demand sama seperti prinsip pabrik, yaitu jika makin sering diminta disusui/diperas/dipompa maka makin banyak ASI yang diproduksi

Ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, lebih dari 80% kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI) untuk bekerja lambat, dna akhirnya produksi ASI menurun. Disini juga memerlukan peran dan dukungan suami agar menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu sehingga ibu dpaat lebih relaks dan bisa menerapkan ASI eksklusif.

Ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi khususnya yang dapat meningkatkan produksi Asi seperti sayur katuk. Lakukan perawatan payudara.

Bila Puting Sudah Keluar Merawat payudara bisa dilakukan setelah kehamilan berusia tujuh bulan. Sebab setelah usia tujuh bulan, janin sudah menempel kuat di rahim. Bila dilakukan sebelum itu, dikhawatirkan akan menimbulkan kontraksi rahim, sehingga ditakutkan terjadi kelahiran prematur, atau bahkan keguguran. Cara merawat payudara yang bisa dilakukan adalah:

Basahi puting susu dengan minyak atau baby oil, lalu bersihkan dengan kapas.

Setelah bersih, tarik puting susu ke atas secara melingkar. Lakukan 10-15 kali bergantian kanan dan kiri.

Lakukan massage atau pemijatan dari pangkal ke arah ujung untuk merangsang peredaran pembuluh darah di sekitar payudara.

Lakukan pemijatan secara memutar dari atas ke samping, lalu ke bawah. Lakukan masing-masing gerakan sebanyak 10-15 kali secara bergantian.

Kompres payudara secara bergantian dengan air dingin dan air hangat. Bedakan kain kompres untuk air dingin dan air hangat. Lakukan sebanyak 20 kali secara bergantian kanan dan kiri. Cara ini bertujuan untuk melenturkan pembuluh darah. Pada saat dikompres dengan air hangat, pembuluh darah akan melebar dan pada saat dikompres dengan air dingin, pembuluh darah akan mengerut. Kelenturan ini sangat diperlukan saat menyusui kelak. Terutama untuk memompa ASI agar lancar ketika diisap bayi.

Ambil washlap kasar, lalu gosok-gosokkan pada puting susu secara bergantian. Cara ini merangsang puting pada saat diisap bayi dan untuk menghindari lecet dan perdarahan akibat sesapan lidah bayi yang masih kasar.

Bila Puting Tidak Keluar

Ibu yang puting susunya tidak keluar tentu tidak akan bisa menyusui bayinya dengan baik. Puting susu yang tidak keluar ini bisa dimanipulasi, sehingga ketika bayi lahir, puting susu siap digunakan. Tidak seperti perawatan payudara yang baru boleh dilakukan setelah kehamilan berusia tujuh bulan, memanipulasi puting yang tidak keluar sudah bisa dilakukan sejak awal kehamilan. Bahkan sejak akan menyiapkan kehamilan. Cara yang bisa dilakukan adalah: 1. Siapkan spet tanpa jarum 5 cc dan gunting. 2. Potong bagian tengah spet yang sudah steril. Lalu baliklah. 3. Masukkan bagian pendorong spet ke ujung yang baru dipotong. 4. Tempelkan ujung spet lainnya ke payudara tanpa ada udara yang masuk. Lalu tarik perlahan, biarkan puting payudara tertarik keluar dan tahan 2-3 menit. Makin lama menahan, makin bagus. Karena puting akan cepat keluar. Lakukan cara ini dua kali sehari setiap pagi dan sore sampai puting susu benarbenar keluar dengan sempurna.

Cara menyusui yang benar Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi Posisi

Posisi madona atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan

Posisi football atau mengepit : bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan

Posisi berbaring miring : ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan

Gambar 1. Langkah Pemberian ASI yang Baik. Tahap tata laksana menyusui Posisi badan ibu dan badan bayi

Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam

Posisi mulut bayi dan puting susu ibu


Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu

dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola

Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap) Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bay Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)

Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu

Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi Mengeluarkan ASI dengan tangan Mengosongkan ASI dengan tangan merupakan cara mengeluarkan ASI yang paling baik, paling dianjurkan, terlembut walaupun beberapa ibu mengalami kesukaran waktu pertama-tama melakukannya. Dengan mempelajari cara yang benar dan latihan yang sering, mengeluarkan ASI dengan tangan merupakan cara yang efektif, ekonomis dan cepa

Pilihan pompa untuk mengosongkan payudara Ada dua macam bentuk pompa:

Pompa manual/tangan

Pompa manual/tangan sering dipergunakan karena murah, potable, mudah dibersihkan dan umumnya mudah digunakan

Pompa elektrik

Beberapa macam pompa listrik sudah ada dibeberapa kota besar. Karena umumnya harganya sangat mahal sehingga penggunaannya terbatas di rumah sakit-rumah sakit besar.

Lama penyimpanan ASI setelah diperah

Jika ruangan tidak ber-AC, lama penyimpanan tidak lebih dari 4 jam. Jika ruangan ber AC bisa sampai 6 jam. Suhu ruangan ber AC tersebut harus stabil, misalnya AC tidak mati sama sekali selama botol ASI ada didalamnya.

Jika segera disimpan dilemari es, ASI ini bisa bertahan sampai 8 hari dalam suhu lemari es. Syaratnya, ASI ditempatkan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain

Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk penyimpanan botol ASI hasil pompa, maka sebaiknya ASI jangan disimpan lebih dari 324 jam

Dapat juga membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu ASI hasil pompa dapat disimpan dengan aman pada suhu kamar maksimum 25C selama 4 jam, dalam lemari es pada suhu 4C dapat disimpan selama 72 jam, dalam pembeku/freezer pada suhu -20C selama 3-6 bulan

Jangan

lupa

untuk

selalu

mencantumkan

tanggal

dilakukannya

pemerahan ASI pada botol susu Cara menyimpan ASI hasil pompa atau perah

Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu Botol yang paling baik sebenarnya adalah yang terbuat dari kaca Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak mudah meleleh jika direndam dalam air panas) Jangan menggunakan botol susu berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas

Jangan lupa untuk membubuhkan label setiap kali ibu akan menyimpan botol ASI, dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperas

Simpan ASI dibotol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot, karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara Jika dalam satu hari ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja ASI digabungkan dalam satu botol yang sama, syaratnya suhu tempat botol disimpan harus stabil

Penggabungan hasil simpanan ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan/pemerasan pertama sampai dengan terakhir tidak lebih dari 24 jam

Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi


Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang keluar dari keran Atau merendam botol didalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas yang bukan mendidih jangan sekali-kali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci, menggunakan microwave atau alat pemanas lainnya karena beberapa zat kekebalan enzim dapat berkurang, kecuali yang memang di desain untuk memanaskan botol simpanan ASI

Sesuaikan jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan bayi sekali minum Ingat susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi

2.5 Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Inisiasi Menyusu Dini atau disingkat sebagai IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri putting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.

Tahapannya adalah setelah bayi diletakkan, dia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, maka kemungkinan saat pertama kali diletakkan di dada ibu, bayi belum bereaksi. Kemudian berdasarkan bau yang dicium dari tangannya, ini membantu dia menemukan puting susu ibu. Dia akan merangkak naik dengan menekankan kakinya pada perut ibu. Bayi akan menjilati kulit ibunya yang mengandung bakteri baik sehingga kekebalan tubuh bayi dapat bertambah. Ingat, bahwa dalam IMD, Anda tidak boleh memberikan bantuan apapun pada bayi tapi biarkan bayi menyusu sendiri. Biasanya, bayi dapat menemukan puting susu ibu dalam jangka waktu 1 jam pertama

2.6 Ibu Bekerja yang Menyusui Menyusui terkadang menjadi masalah bagi para wanita bekerja yang memiliki kewajiban menyusui bayinya. Tapi, hal itu tak akan menjadi masalah yang serius jika bisa mengatur manajemen waktunya. Terutama mereka yang masih memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif. Caranya adalah dengan : Cuti selama 2 bulan pertama setelah melahirkan Di tempat kerja disediakan tempat menitipkan bayi Berikan ASI sesering mungkin pada malam hari Berikan ASI sebelum berangkat kerja dan segera setelah pulang

Bila pemberian ASI tak mungkin dilakukan selama ibu bekerja, berikan minuman botol berupa ASI oleh seseorang yang dapat melakukannya secara tepat dan higienis. Caranya adalah sang ibu memerah payudara dengan tangan maupun dengan pompa manual di saat waktu senggang bekerja. Setelah diperah taruh ASI ke dalam botol dan masukkan ke dalam cooller bag. Sesampainya di rumah masukkan susu ke dalam freezer, jika ingin digunakan netralkan suhu susu menjadi suhu normal.

2.7 Kebutuhan Energi dan Protein Energi Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama pascapartum mencapai sebanyak 500 kkal. Rekomendasi ini didasarkan pada asumsi, bahwa tiap 100 cc ASI berkemampuan memasok 67-77 kkal. Efisiensi konversi energi yang terkandung dalam makanan menjadi energi susu sebesar rata-rata 80%, dengan kisaran 76-94%. Dari sisni dapat diperkirakan besarnya energi yang diperlukan untuk menghasilkan 100 cc susu, yaitu sekitar 85 kkal. Rata-rata produksi ASI sehari 850 cc yang berarti mengandung 600 kkal. Sementara itu kalori yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak itu adalah 750 kkal. Jika laktasi berlangsung lebih dari 3 bulan dan selama itu berat badan ideal ibu menurun, berarti jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan.

Pada dasarnya, tambahan kalori tersebut hanya 700 kkal. Sementara sisanya (200 kkal) diambil dari cadangan indogen, yaitu timbunan lemak selama hamil. Mengingat efisiensi konversi energi hanya 80-90%, maka energi dari makanan yang dianjurkan (500 kkal) hanya akan menjadi energi ASI sebesar 400-450 kkal.sebesar 300-350 kkal yang setara dengan 33-38 gr lemak. Dengan demikian, simpanan lemak selama hamil, sebanyak 4 kg atau setara dengan 36.000 kkal akan habis setelah 105 sampai 121 hari, atau sekitar 3,5-4 bulan. Perhitungan ini sekaligus menguatkan pendapat bahwa dengan memberikan ASI, berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat dan menepis isu bahwa menyusui bayi akan membuat tubuh menjadi tambun.

Perbandingan Porsi Makanan W anita Tidak Hamil, Hamil dan Menyusui. (dikutip dari Application of clinical nutrition oleh Fj Zeman dan Denise MN, Prentice Hall, tahun 1988)

Kelompok Makanan Protein Hewani Nabati Susu dan Olahannya Roti dan Bebijian Buah dan Sayuran Buah kaya vitamin C Sayur hijau tua Sayur, buah lain

Tidak Hamil 2 (1) (1) 2 4 (1) (1) (2)

Jumlah Porsi Hamil 4 (2) (2) 4 4 (1) (1) (2)

Menyusui 4 (2) (2) 4-5 4 (1) (1) (2)

Protein Selama menyusui, ibu membutuhkan tambahan protein di atas kebutuhan normal sebesar 20 gr/ hari. Dasar ketentuan ini ialah bahwa tiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gr protein. Dengan demikian, 850 cc ASI mengandung 10 gr protein. Efisiensi konversi protein makanan menjadi protein susu hanya 70 % (dengan variasi perorangan, tentu saja ). Peningkatan kebutuhan ini ditujukan bukan hanya untuk transformasi menjadi protein susu tetapi juga untuk sintesis hormon yang memproduksi (prolaktin) serta yang mengeluarkan ASI (oksitosin).

Untuk menghasilkan 850 cc ASI dibutuhkan 680-807 kkal (rata-rata 750 kkal) energi. Jika kedalam diet tetap ditambahkan 500 kkal, yang terkonversi hanya 400-450 kkal, berarti setiap hari harus dimobilisasi cadangan energi endogen

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 1983.Gizi Dalam Daur Kehidupan. Akademi Gizi Jakarta : Jakarta.

Gizi dalam Daur Kehidupan Page 22

Anda mungkin juga menyukai