Anda di halaman 1dari 6

MENELADANI TINGKAH LAKU

Pendahuluan
Prosedur meneladani berlangsung wajar dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai perilaku, baik maupun buruk telah dipelajari manusia dengan prosedur ini. Karena itu banyak manfaat yang akan diperoleh dengan memahami prosedur ini. Dalam modifikasi perilaku, prosedur meneladani inidapat digunakan untuk melatih anak-anak cacat baik fisik maupun mental, anak normal, dan para pekerja, terutama bila intruksi verbal gagal. Prosedur dasar meneladani atau memberi contoh ini sebenarnya sangat sederhana yaitu memamerkan perilaku seseorang atau beberapa orang kepada subyek. Namun demikian, ada subyek yang karena beberapa sebab, tidak dapat mencontoh teladan yang ada. Misalnya anak cacat mental yang parah, penderita autisme atau psikosa.

Pokok bahasan
Prosedur meneladani adalah prosedur yang memanfaatkan proses belajar melalui pengamatan, dimana perilaku seseorang atau beberapa norang teladan,berperan sebagai perangsang dalam pikiran, sikap,atau perilaku pengamat tindakan teladan atau para teladan ini. Beberapa orang lebih trainable daripada educable, artinya nalar tidak begitu jalan, tetapi pengamatan dan meniru lebih unggul. Seringkali, prosedur ini jauh lebih efektif daripada instruksi atau perintah.orang cenderung berbuat seperti yang dilakukan teladan, bukan seperti yang dikatakan teladan. Prosedur meneladani berlangsung dalam dua tahap. Kegagalan prosedur ini dapat disebabkan oleh kegagalan salah satu atau kedua tahap tersebut. Tahap-tahap tersebut adalah: 1. Tahap pemilikan. Ini adalah tahap masuknya perilaku dalam pebendaharaan perilaku subyek, ialah subyek memperoleh dan mempelajari perilaku teladan yang diamati. Pengamatan intensif dapat mempercepat kepemilikan perilaku ini, namun pengamatan tidak intensifpun jika dilakukan berulang-ulang dapat menimbulkan perilaku meniru. 2. Tahap pelaksanaan. Pada tahap ini subyek melakukan perilaku yang telah dipelajari dari teladan. Pada tahap pelaksanaan subyek sudah memilii perilaku yang dicontoh, tetapi belum melaksanakan perilakunya sendiri, pelaksanaan baru dapat diwujudkan bila faktor penunjang ada.

3. Efek meneladani. Ada empat macam efek yang diperolehmenggunakan prosedur meneladani: Belajar hal baru melalui pengamatan. Ini adalah peristiwa subyek mendapat perilaku yangbelum pernah dilakukansebulum ia mengamati perilaku seorang teladan. Efek pelepasan perilaku tertahan. Berbagai perilaku yang telah dimiliki subyek, tidak dimanfaatkan karena berbagaihal: karena ketakutan,raguragu, enggan, dan sebagainya. Adnya teladan dapat melepaskan perilaku ini untuk dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Efek menahan perilaku. Ini adalah kebalikan dari efek pelepasan. Perilaku yang tadinya bebas atau ragu-ragu ditahan untuk tidak dilakukan akibat mengamati perilaku seorang teladan. Efek mempermudah timbulnya perilaku yang sudah ada. Perilaku yang biasanya dilakukan orang akan mudah timbul bila ada satu orang atau lebih yang meneladani.

Penerapan efektif prosedur meneladani Meskipun prosedur meneladani itu sederhana, ada baiknya bila dipersiapkan agar efisien. a) Memusatkan perhatian subyek. Tahap pertama, tahap memperoleh dan mempelajari hanya dimungkinkan bila subyek mau mengamati perilaku teladan. Bagi subyek tidak normal seperti anak austik, perlu ada paksaan sehingga mereka mau memperhatikan. b) Memilih media pameran Media penyajian yyang tepat, dapat membantu memusatkan perhatian subyek padaperilaku yang dipamerkan. Penyajian audiovisual lebih efektif daripada penyajian in person. Media lain ialahdalam bentuk verbal dengan teladan simbolis, misalnya cerita, bacaan, dan sebagainya. c) Memilih teladan. Teladan dapat dipilih orang benar-benar hidup, atau orang simbolik. Teladan yang jauh berbeda keadaannya dari subyek,sering tidak efektif.subyek menganggap bahwa perilaku yang dipamerkan teladan jauh dari jangkauan kemampuannya atau situaasi dirinya.

d) Memamerkan secara mengesankan atau berulang-ulang. Pameran yang mengesankan selain menarik perhatian, juga menyebabkan perilaku yang dipamerkan tertanam dalam ingatan. e) Meminta menirukan dengan segera dan berulang-ulang. Ingatan terhadapperilaku sasaran akan lebih tertanam bila subyek secara aktif menirudanlatihan selama perilaku itu dipamerkan atau setelah pemeran itu berakhir. Mengulang dan berlati juga membantu subjek menjabarkan perilaku sasaran dan mengembangkan ketrampilan motorik atau kemampuan verbal yang dibutuhkan. f) Melakukan bertahap bila perlu Urutan perilaku kompleks hendaknya dibagi atas tahap-tahap sederhana dan disajikan tahap demi tahap. Sajikan dahulu langkah paling dasar sebelum munyajikan seluruh urutan perilaku. Kegagalan mencontoh modeling terjadi karena perilaku yang ditirukan terlalu kompleks, sehingga sukar dijabarkan dan diingat urutannnya. g) Mengikuti pelaksanaan perilaku bila diperlukan. Beberapa program memerlukan teladan berpartisipasi dalam pelaksanaan. Beberapa program memerlukandukungan verbal, umpan balik, penilaian, bimbingan, atau saran-saran tambahan dalam pelaksanaannya. h) Memamerkan konsekuensi positif. Perilaku teladan yang bersifat positif atau yang berasosiatif positif, cenderung ditiru. Karena itu dalam memamerkan perilak, teladan harus tampak percaya diri, tidak tegang, serta menunjukkan penampilan fisik, vokal, dan emosuonal yang bahagia. i) Memberi pengukuh segera. Perilaku yang diperoleh dari mencontoh tidak berbeda denganperilaku lain. Bila perilaku ini mendapat pengukuhan dengan segera,maka perilaku ini cenderung berulang. Karena itu perilaku yang tidak dapat dipisahkandari onsekuensi positifnya, cenderung cepat terkukuhka,segera setelah dicoba dilaksanakan.

Peringatan Terakhir Prosedur meneladani dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi secara tidak sadar. Untuk menghindari subyek meniru perilaku yang tidak sepatutnya maka perlu dikomunikasikan hal yang menyangkut perilaku yang dicontoh:

Latar belakang dan dasar pikiran perilaku. Konsekuensi jangka panjang dan lebih luas. Pendukung yang tidak dipamerkan.

Penutup Prosedur meneladani adalah prosedur yang memanfaatkan proses belajar melalui pengamatan, dimana perilaku seseorang atau beberapa orang teladan, berperan sebagai perangsang dalam pikiran, sikap, atau perilaku pengamat tindakan teladan atau para teladan ini. Beberapa orang lebih trainable daripada educable, artinya nalar tidak begitu jalan, tetapi pengamatan dan meniru lebih unggul. Seringkali, prosedur ini jauh lebih efektif daripada instruksi atau perintah. Orang cenderung berbuat seperti yang dilakukan teladan, bukan seperti yang dikatakan teladan. Prosedur meneladani berlangsung dalam dua tahap yaitu: 1. 2. 3. Tahap pemilikan Tahap pelaksanaan Efek meneladani.

Ada empat macam efek yang diperoleh menggunakan prosedur meneladani: Belajar hal baru melalui pengamatan. Efek pelepasan perilaku tertahan Efek menahan perilaku Efek mempermudah timbulnya perilaku yang sudah ada.

Penerapan efektif prosedur meneladani Meskipun prosedur meneladani itu sederhana, ada baiknya bila dipersiapkan agar efisien. a) b) c) d) e) f) g) h) Memusatkan perhatian subyek. Memilih media pameran Memilih teladan. Memamerkan secara mengesankan atau berulang-ulang. Meminta menirukan dengan segera dan berulang-ulang. Melakukan bertahap bila perlu Mengikuti pelaksanaan perilaku bila diperlukan. Memamerkan konsekuensi positif.

i)Memberi pengukuh segera.

Peringatan Terakhir Untuk menghindari subyek meniru perilaku yang tidak sepatutnya maka perlu dikomunikasikan hal yang menyangkut perilaku yang dicontoh: Latar belakang dan dasar pikiran perilaku. Konsekuensi jangka panjang dan lebih luas. Pendukung yang tidak dipamerkan.

MEMAHAMI TINGKAH LAKU

MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata kuliah: Dasar-Dasar Pemahaman Tingkah Laku. Dosen pembimbing: Dr. Imam Tadjri, M.Pd.

Disusun oleh: Rizki Intansari Efa Yuni Prastiti Sita Orus Damar Rukti Aldian Eka Ratnasari (1301411008) (1301411062) (1301411067) (1301411090)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

Anda mungkin juga menyukai