Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN MINI-CEX (MINI CLINICAL EXAMINATION) Nama NIM Stase Tempat Tanggal Penilai Identitas Nama Umur Alamat

Pekerjaan Umur Alamat Pekerjaan : Ny. Yk : 22 tahun : Kedunguter, Sragen : Swasta : 24 tahun : Kedunguter, Sragen : Swasta : Septian Andrianto : 07711072 : Ilmu Obstetri dan Gynekologi : Bangsal Cempaka, RSUD Sragen : 19 Maret 2012 : dr. Dian Ika Putri, Sp. OG ANAMNESIS PEB PADA HAMIL ATERM

Nama Suami : Tn. Rh

Mulai dirawat tanggal 24 Februari 2012 pukul 10.30. 1. KEADAAN SEKARANG DAN ALASAN DIRAWAT: GI P0 A0 Tanggal 24 Februari 2012 Jam 10.30 datang sendiri dengan kontrol tekanan darah tinggi. 2. HAID Menarche Siklus Lama Haid : 13 tahun : 28 hari : 7 hari : 10 Juni 2011

Hari pertama haid terakhir 4. RIWAYAT OBSTETRIK Hamil sekarang

3. PERKAWINAN 1 kali, Dengan suami sekarang 1 tahun.

5. PENYAKIT DAN OPERASI YANG PERNAH DIALAMI: Tidak ada

6. KEHAMILAN SEKARANG: Taksiran tanggal persalinan: 17 Maret 2012 Pengawasan kehamilan: ya di bidan 7. KELUARGA BERENCANA SEBELUM KEHAMILAN INI: tidak Keterangan Pendidikan Suami : SMK Pendidikan Istri Ingin anak Ingin KB STATUS PRAESENS: Keadaan Umum TB/BB Kepala Jantung Anggota gerak : Baik, T: 160/100, N: 75x/mnt, Rr: 20x/mnt, t: 36,6oC : 158 cm / 71 kg , Gizi: Cukup : Mesochepal : dbn , Paru-paru: dbn, Hati: dbn : Odema: (+) pada kaki, Varices: (-), Refleks: (+) : SMK : 2 cukup : IUD

STATUS OBSTETRIK: A. INSPEKSI : Perut membuncit membujur, mengkilat (-), venetasi (-), Striae Gravidarum (+), Bundle ring (-) B. PALPASI : LI LII LIII LIV HIS : Teraba bagian besar lunak : Teraba bagian keras panjang sebelah kiri Teraba bagian kecil-kecil janin kanan : Teraba bagian besar keras, ballotmen (+) : Konvergen : (-)

Osborn tes: (-) Fundus Uteri: 33 cm C. AUSKULTASI: Djj (+), regular, 11/12/11

B. PERKUSI: Pekak alih (-), pekak sisi (-), refleks patella (+) E. VAGINAL TOUCHER 1. 0 cm, KK (+), eff 20 % Bagian bawah kepala U HIUUK belum dapat di nilai 2. Ukuran Panggul Dalam Promontorium Linea Inominata teraba Dinding samping Pelvis Spina Ischiadica Lengkung Sacrum Arcus Pubis Kesan panggul bartolini (-), kista gardner (-). PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium : darah HB 11,4 gr%, gol darah B, protein urin +3 DIAGNOSIS SEMENTARA GI P0 A0 22 tahun hamil 37 minggu Janin 1 hidup intra uterin Presentasi kepala U puki Belum inpartu PEB : tak teraba : 1/3 : sejajar : tidak menonjol : cukup : > 90o : tidak sempit

3. Septum Vagina (-), Kondiloma Akuminata (-), Myoma servikalis (-), kista

Koreksi 1. Pengertian preeklamsia berat Preeklamsia berat adalah suatu sindrom klinis dimana kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg sedangkan proteinuria +2. 2. Komplikasi preeklamsia berat a. Eklamsia yaitu kasus akut pada penderita preeklamsia yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma.
b. Sindrom

HELLP

yaitu

preeklamsia-eklamsia enzim hepar,

disertai

timbulnya dan

hemolysis,

peningkatan

disfungsi

hepar,

trombositopenia. H : Hemolysis EL: Elevated Liver Enzym LP: Low Platelets Count 3. Pemeriksaan laboratorium pada preeklamsia berat a. Proteinuria disebabkan oleh kerusakan sel glomerulus pada ginjal. b. Enzim hepar yaitu SGOT dan SGPT sebagai penanda nekrosisnya sel hepar.
c. Kreatinin 1 mg/cc disebabkan menurunnya sekresi kreatinin di ginjal

akibat dari menurunnya filtrasi glomerulus. d. Asam urat plasma meningkat 5 mg/cc disebabkan menurunnya sekresi asam urat di ginjal akibat dari menurunnya filtrasi glomerulus.
e. Elektrolit, kadar elektrolit total menurun.

4. Tindakan pada preeklamsia berat I. Perawatan aktif A. Indikasi: bila didapatkan satu atau lebih keadaan ini: 1. Ibu a. Kehamilan > 37 minggu b. Adanya tanda impending eklampsia c. Perawatan konservatif gagal:

- 6 jam setelah pengobatan medisinalis terjadi kenaikan TD - 24 jam setelah pengobatan medisinalis gejala tak berubah 2. Janin a. Adanya tanda-tanda gawat janin b. Adanya pertumbuhan janin terhambat dalam rahim 3. Laboratorik: Adanya sindroma HELLP B. Pengobatan medisinalis 1. Segera MRS 2. Tirah baring miring ke satu sisi (kiri) 3. Infus D5: RL = 2 : 1 (60-125 ml/jam) 4. Antasida 5. Diet: cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam 6. Obat-obatan anti kejang: sulfas magnesikus (MgSO4) a. Dosis awal 8 g MgSO4 (20 ml 40 %) im: 4 g bokong kanan 4 g bokong kiri b. Dosis ulangan: tiap 6 jam diulangi 4 g MgSO4 (10 ml 40 %) im c. Syarat-syarat pemberian sulfas magnesikus i. Tersedia kalsium glukonas 1 g = 10 ml 10 % iv pelan 3 menit ii. Reflek patella (+) kuat iii.Pernapasan > 16 x/m tanpa tanda-tanda distress pernapasan iv.Produksi urine > 100 ml dalam 4 jam sebelumnya (0,5 ml/KgBB/jam) d. Dihentikan bila: i. Adanya tanda-tanda intoksikasi ii. Setelah 24 jam pascapersalinan iii. 6 jam pascapersalinan normotensif C. Mencegah komplikasi 1. Diuretika diberikan atas indikasi: a. Edema paru b. Payah jantung kongestif c. Edema anasarka d. Kelainan fungsi ginjal (bila faktor prerenal sudah diatasi) yang dipakai adalah derivat furosemid (lasix 40 mg im) 2. Antihipertensi diberikan atas indikasi: Tekanan darah sistolik > 160 mmHg, diastolic > 110 mmHg Preparat: a. Clonidine (Catapres) 1 amp = 0,15 mg/ml + 10 ml NaCl fls/aquades, masukkan 5 ml iv pelan, tunggu 5 menit, kemudian TD diukur, bila tak turun berikan sisanya (5 ml iv pelan 5 menit). Pemberian obat dapat diulangi tiap 4 jam sampai TD normotensif. b. Nifedipin: 4 x 10 mg (p.o) sampai diastolic 90 100 mmHg

c. Hidralazin (Apresolin) 1 amp = 20 mg, 1 amp diencerkan, diberikan iv pelan, melalui selang infus, dapat diulangi setelah 20 30 menit. D. Pengobatan obstetrik Cara pengakhiran kehamilan/persalinan 1. Belum inpartu: a. Induksi persalinan: i. amniotomi ii. drip oksitosin dg syarat skor Bhisop 5 b. Seksio sesar bila: i. syarat drip oksitosin tak terpenuhi ii. 12 jam sejak drip oksitosin belum masuk fase aktif iii. pada primipara cendrung seksio sesar 2. Inpartu: a. Kala I : - fase laten tunggu 6 jam, tetap fase laten seksio sesar - fase aktif: amniotomi + drip oksitosin 6 jam pembukaan tidak lengkap seksio sesar b. Kala II: Tindakan dipercepat sesuai dg syarat yg dipenuhi II. Perawatan konservatif A. Indikasi perawatan konservatif Bila terdapat keadaan: 1. Kehamilan < 37 minggu 2. Keadaan janin baik 3. Tidak ada impending eklampsia B. Pengobatan medisinalis 1. Awal diberikan 8 g MgSO4 40 % im bokong kanan-bokong kiri dilanjutkan dg 4 g im tiap 6 jam 2. Bila ada perbaikan atau tetap teruskan 24 jam 3. Apabila setelah 24 jam ada tanda-tanda perbaikan maka pengobatan diteruskan sbb: a. Diberikan tablet luminal 3 x 30-60 mg b. Anti hipertensi oral bila TD masih > 160/110 mmHg C. Pengobatan obstetrik 1. Observasi dan evaluasi sama dg perawatan aktif, hanya tidak dilakukan pengakhiran kehamilan 2. MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda preeklampsia ringan selambat-lambatnya 24 jam. D. Lebih dari 24 jam tak ada perbaikan maka perawatan konservatif dianggap gagal dan dilakukan terminasi kehamilan.

E. Penderita boleh pulang bila: 1. Penderita sudah mencapai perbaikan dg tanda-tanda preeklampsia ringan, perawatan dilanjutkan hingga 3 hari lagi. 2. Bila selama 3 hari keadaan tetap baik (tanda-tanda preeklampsia ringan) maka penderita bisa dipulangkan.

Anda mungkin juga menyukai