1 AYU SEBEKTI HASBI ALBAYAS MARUP NABILAWATI NURUL AFIFAH USI HIKMAH UTAMI
Tuberculosis,2012
Robert Koch yang pertama kali menemukan Kuman TB, 24 Maret 1882
2
Robert Koch
Tuberculosis,2012
Mycobacterium tuberculosis
DEFINISI
3
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (sistemik).
Tuberculosis,2012
Patofisiologi
1. Tuberculosis primer Penularan teuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas dalam kelembapan selama selama 1-2 jam, tergantung ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang baik dan kelembapan. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat bertahan berhari hari sampai berbulan bulan. Bila partikel ini terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada jalan nafas atau paru paru. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari trakeo-bronkial beserta gerakan silia dengan sekretnya. Kuman juga dapat masuk melalui luka pada kulit atau mukosa tapi hal ini sangat jarang terjadi. Bila kuman ini menetap di jaringan paru, ia bertumbuh dan berkembangbiak dalam sitoplasma makrofag. Disini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman ini yang bersarang di jaringan paru paru akan membentuk sarang tuberculosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini dapat terjadi dibagian mana saja jaringan paru. Dari sarang primer ini akan timbul peradangan saluran getah bening hilus (limfadenitis regional). Sarang primer + limfanigtis focal + limfadenitis regional = kompleks primer.
Kompleks Primer ini selanjutnya menjadi : 1. Sembuh sama sekali tanpa cacat. 2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis garis fibrotik, klasifikasi di hilus atau kompleks sarang Ghon. 3. Komplikasi menyebar secara a.Per kontinuitatum : yakni menyebar ke sekitarnya b.Secara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun paru disebelahnya. Dapat juga kuman tertelan bersama sputum dan ludah sehingga menyebar ke usus. c. Secara limfogen, ke organ tubuh lainnya. d.Secara hematogen, ke organ tubuh lainnya Semua kejadian diatas tergolong dalam perjalanan tuberculosis primer.
2. Tuberculosis Post-primer Kuman yang dormant pada tuberculosis primer akan muncul bertahun tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberculosis dewasa atau post primer. Tuberculosis post primer ini dimulai dengan dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas paru. Invasinya adalah kedaerah parenkim paru paru dan tidak ke nodus hiler. Sarang dini ini mula mula juga berbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam 3-10 minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel sek histiosit dan sel Datia Langhans (sel besar dengan banyak inti ) yang dikelilingi oleh sel sel limfosit dan bemacam macam jaringan ikat.
KUMAN TUBERKULOSIS
7
Kuman berbentuk Batang Tahan Asam pada pewarnaan BTA (Basil Tahan Asam) Cepat mati dengan sinar matahari langsung Dapat bertahan beberapa jam di tempat gelap dan
lembab
Tuberculosis,2012
CARA PENULARAN
8
Sumber penularan : Penderita TBC BTA + Batuk, bersin menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk Droplet (percikan dahak) Kuman masuk dalam tubuh melalui pernafasan, kuman itu dapat menyebar dari paru ke bgn tubuh lainnya melalui sistim peredaran darah, sistim saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran lgs ke bgn tubuh lain. Daya penularan seorang penderita ditentukan banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya Kemungkinan seseorang terinfeksi ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tsb
Tuberculosis,2012
Tuberculosis,2012
Diagnosis
Uji tuberculin Rontgen thorax Uji laboratorium (Pemeriksaan darah, sputum dan
pengobatan:
tepat.
mahal & tdk tersedia, sehingga kurang berguna untuk Program Penanggulangan TB secara massal.
12
Tuberculosis,2012
13
Tuberculosis,2012
14
Tuberculosis,2012
Tuberculosis,2012
15
16
Tuberculosis,2012
Tuberculosis,2012
17
DIAGNOSIS TUBERKULOSIS
18
Tuberculosis,2012
Pemeriksaan Mikroskopis
lebih objektif dan lebih spesifik daripada R
100 80 60 40 20 0 50% 98%
Pemeriksaan BTA
Rontgen
100 80 60 40 20 0 98%
Tuberculosis,2012
19
Pemeriksaan BTA
Rontgen
Tuberculosis,2012
20
penanganan gizi Sakit & demam lama tanpa sebab jelas Batuk > 3 minggu Tes tuberkulin (+) (>10 mm) R mengarah ke TB Kel.limfe superfisial membesar (a.l. skrofuloderma) Conjunctivitis phlectaenularis
21
Tuberculosis,2012
Respon (+ )
Respon ( - )
Terapi teruskan
Tuberculosis,2012
PEMERIKSAAN R
Tuberculosis,2012
23
Peran pemeriksaan R
Tidak ada pola rntgen yang khas untuk
mengambarkan penyakit TB. 10-15% dari penderita TB yang pasti (dg. biakan positif) tidak terdeteksi pada rntgen. 50% dari penderita yang didiagnosa TB melalui rntgen ternyata bukan TB.
24
Peran pemeriksaan R
Pemeriksaan rntgen untuk TB kurang pas untuk mendiagnosis dan memantau hasil pengobatan penderita TB
Tuberculosis,2012
25
Pemeriksaan Rontgen
mengakibatkan over-diagnosis TB
100 80 60 40 20 0 suspek dengan tanda tanda TB pada rontgen
Tuberculosis,2012
Overdiagnosis
26
INDIKASI PEMERIKSAAN R
suspek dng SPS(-), antibiotika, SPS
ulang (-).
Px BTA (+) :
Komplikasi batuk
27
KLASIFIKASI PENYAKIT
Tuberculosis,2012
28
Tuberculosis,2012
29
penetapan klasifikasi dan tipe penyakit untuk menetapkan jenis paduan OAT yang sesuai.
Tuberculosis,2012
30
KLASIFIKASI
31
TB EKSTRA PARU
BERAT
Meningitis Miliar Perikarditis Peritonitis Pleural efusi bilateral Spinal Intestinal Genitourinarial
RINGAN
Limfadenitis Pleural efusi unilateral Tulang (kecuali spinal) Sendi perifir
BERAT
Kerusakan jaringan paru yang luas KU jelek
Tuberculosis,2012
RINGAN
Tipe Penderita TB
32
belum pernah atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan Pernah mendapat pengobatan TB dan dinyatakan sembuh/pengobatan lengkap, didiagnosa lagi sbg penderita TB BTA positif
penderita yang kembali berobat dengan BTA positif, setelah terputus pengobatan selama 2 bulan atau lebih
pengobatan ulangan setelah gagal - penderita yang masih BTA positif pada bulan ke 5 atau lebih) - penderita yang awalnya BTA negatif sebelum pengobatan dan menjadi BTA positif tahap intensif pengobatan Penderita yang pindah keregister lain untuk melanjutkan pengobatan
-
Lain-lain :
Tuberculosis,2012
semua kasus yang tidak memenuhi batasan diatas Kasus Kronis, yaitu penderita yang masih BTA positif pada akhir pengobatan dengan paduan pengobatan ulangan.
5 Komponen DOTS
Komitmen politis
1
4
Jaminan 4 Ketersediaan OAT Yg bermutu
Tuberculosis,2012
3
Directly Observed Treatment Short-course
Principles of
do+s
34
Pengobatan
Jenis jenis obat TBC
Pilihan Pertama INH (isoniazid) Rifampisin Streptpmosin Etambutol pirazinamid Pilihan kedua PAS (para amino salisilat) Etionamida Sikloserin
Isoniazid / INH
Hidrazid asam nikotinat
Bakteriostatik, efektif terhadap bakteri hidup
intraseluler Obat TBC paling poten tapi tidak pernah diberikan bentuk tunggal Mekanisme kerja :pada enzim berpranan untuk penyusun asam mikolat. Hilang sifat tahan asam
farmakokinetika
Isoniazid mudah diabsorpsi pada pemberian oral
maupun parenteral. Kadar puncak dicapai dalam waktu 1 -2 jam setelah pemberian oral Isoniazid mudah berdifusi ke dalam sel dan semua cairan tubuh. 75-95% isoniazid diekskresi melalui urin dalam waktu 24 jam dan seluruhnya dalam bentuk metabolit
Isoniazid / INH
Efek samping :
Rifampisin
Rifampisin adl derivat semisintetik rifamisin B yaitu salah satu anggota ketompok antibiotik makrosiklik yg disbt rifamisin. Kelompok ini dihasilkan oleh Streptomyces mediterranei
Rifampisin
AKTIVITAS ANTIBAKTERI. Rifampisin menghambat pertumbuhan berbagai kuman gram-positif dan gram-negatif. Thd kuman gram-negatif kerjanya lbh lemah dp tetrasiklin, kloramfenikol, kanamisin, dan kolistin. In vitro, rifampisin dalam kadar 0,005-0,2 g/ml dpt menghambat pertumbuhan M. tuberkulosis.
Rifampisin
INTERAKSI OBAT. Rifampisin merupakan pemacu metabolisme obat yang cukup kuat, sehingga berbagai obat hipoglikemik oral, kortikosteroid, dan kontrasepsi oral akan berkurang efektivitasnya bila diberikan bersama rifampisin
Rifampisin
STATUS DALAM PENGOBATAN. Rifampisin merupakan obat yang sangat efektif untuk pengobatan tuberkulosis dan sering digunakan bersama isoniazid untuk terapi tuberkulosis jangka pendek
FARMAKOKINETIK. Pada pemberian oral sekitar 75-80% etambutol diserap dari saluran cerna. Kadar puncak dlm plasma dicapai dlm wkt 2-4 jam setelah pemberian. Dosis tunggal 15 mg/kg BB menghasilkan kdr dlm plasma sekitar 5 mg/ml pd 2-4 jam. Masa paruh eliminasinya 3-4 jam
Etambutol
Etambutol
STATUS DALAM PENGOBATAN. Etambutol telah berhasil digunakan dalam pengobatan tuberkulosis dan menggantikan tempat asam para amino salisilat karena tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya serta dapat diterima dalam terapi. Manfaatnya yang utama dalam paduan terapi tuberkulosis ialah mencegah timbulnya resistensi kuman thd antituberkulosis lain
Pirazinamid
Pirazinamid adalah analog nikotinamid yang telah dibuat sintetiknya. Obat ini tidak larut dalam air.
Pirazinamid
FARMAKOKINETIK. Pirazinamid mudah diserap di usus dan tersebar luas ke seluruh tubuh. Dosis 1 gram menghasilkan kadar plasma sekitar 45 g/ml pada dua jam setelah pemberian obat. Ekskresinya terutama melalui filtrasi glomerulus. Asam pirazinoat yang aktif kemudian mengalami hidroksilasi menjadi asam hidropirazinoatyang merupakan metabolit utama. Masa paruh eliminasi obat ini antara 10-16 jam
Pirazinamid
STATUS DALAM PENGOBATAN. bersama INH dan rifampisin, pirazinamid merupakan obat yg penting utk diberikan pd awal pengobatan tuberkulosis.
Penatalaksanaan
Dosis obat antituberkulosis (OAT)
Obat Dosis harian (mg/kgbb/hari) Dosis 2x/minggu (mg/kgbb/hari) Dosis 3x/minggu (mg/kgbb/hari)
INH
15-40 (maks. 900 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 50-70 (maks. 4 g) 50 (maks. 2,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)
10-20 (maks. 600 mg) 15-40 (maks. 2 g) 15-25 (maks. 2,5 g) 15-40 (maks. 1 g)
15-20 (maks. 600 mg) 15-30 (maks. 3 g) 15-25 (maks. 2,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)
48
Penatalaksanaan
Pengobatan TBC pada orang dewasa Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3 Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan
etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan). Diberikan kepada:
Penderita baru TBC paru BTA positif. Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
Penderita kambuh. Penderita gagal terapi. Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
Tuberculosis,2012
Penatalaksanaan
Pengobatan TBC pada anak Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau 9
bulan, yaitu: 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH +Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).
2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2
bulan pertama, kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).
bersamaan, dosis maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb. Dosis anak INH dan rifampisin yang diberikan untuk kasus:
Tuberculosis,2012
50
Penatalaksanaan
TB tidak berat
INH Rifampisin
: 5 mg/kgbb/hari : 10 mg/kgbb/hari
prednison
Tuberculosis,2012
51
52
Tuberculosis,2012
Tuberculosis,2012
53