. Terdiri dari 3 bagian: - kapsul, bersifat elastis - epitel, merupakan asal serabut lensa - substansia lensa, lentur & pada orang muda dapat berubah
ALAT REFRAKSI
Berguna untuk memfokuskan bayangan sehingga jatuh di retina (tepat pada macula lutea). Kekuatan refraksinya adalah +20D.
AKOMODASI
Kemampuan untuk menambah kecembungan lensa supaya bisa menambah kekuatan refraksi. Biasanya, pada saat bayangan jatuh dibelakang retina.
Definisi
Katarak berasal dari Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, Latin Cataracta yang berarti air terjun.
kebutaan no.1
Faktor lingkungan : merokok, paparan sinar ultraviolet, nutrisi, status sosioekonomik, tingkat pendidikan, penggunaan alcohol, diabetes, dehidrasi, hipertensi, pengguanaan steroid, index massa tubuh, obat-obat penyakit gout
Peny. sistemik
Diabetes melitus, galaktosemia, insufisiensi ginjal, distrofi myotonik, tetanus dan kelainan kulit. Uveitis anterior, kelainan vitreus dan retina herediter, miopia tinggi, neoplasma intraokular
Komplikata
Trauma
Penetrasi, konkusio (rosette cataract), radiasi sinar sengatan listrik, radiasi ion. Kortikosteroid, klorpromazin, agen miotika, amiodaron
Toksik
Infeksi Maternal
Rubela, toksoplasmosis, citomegalovirus (CMV) Talidomid, kortikosteroid Myotonic dystrophy, dermatitis atopik Setelah dilakukannya operasi katarak. keturunan
Katarak Presenil
Katarak Skunder
Genetik
Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitel lensa yang berada di subkapsular anterior, sehingga air tidak dapat dikeluarkan dari lensa. Air yang banyak ini akan menimbulkan bertambahnya tekanan osmotik yang menyebabkan kekeruhan lensa.
Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana serabut kolagen terus bertambah sehingga terjadi pemadatan serabut kolagen di tengah. Makin lama serabut tersebut semakin bertambah banyak sehingga terjadilah sklerosis nukleus lensa.
Menurut morfologi
Katarak kortikal Katarak nuklearis Katarak kapsular Katarak subkapsuler Katarak zonularis Katarak stelata
Menurut usia
Katarak Kortikal
Kekeruhan tampak seperti gelombang ireguler (berbentuk seperti baji) dari perifer ke sentral lensa. Kekeruhan terus berkembang hingga mengganggu penglihatan jauh dan dekat.
Katarak Nuklearis
Inti bagian sentral menjadi lebih keras dan secara optik menjadi lebih padat sehingga berwarna kuning sampai coklat. Katarak ini akan berkembang lambat dan selalu diasosiasikan dengan menurunnya penglihatan dekat yang disebabkan oleh perubahan lensa.
Katarak Kapsular
Katarak polaris posterior Katarak ini juga dapat sporadik atau familial, merupakan bentuk kongenital dari kekeruhan kapsuler. Kelainannya berbentuk putih kecil dan bulat yang terletak pada polus posterior.
Katarak polaris anterior Katarak ini dapat sporadik atau familiar. Diduga pada kehidupan janin terjadi uveitis anterior sesuai dengan kelainannya yang terletak pada polus anterior.
Katarak Subkapsuler
Gumpalan sel-sel epitel yang abnormal pada kutub posterior lensa tepat didalam kapsul Sel-sel tersebut secara cepat membentuk plak yang keruh di pusat aksis visual Ketajaman penglihatan seringkali memburuk pada cahaya yang terang ketika pupil mengecil
Katarak zonularis (Katarak Lamelaris) Kekeruhan dari sebagian area atau zona jaringan lensa, sedangkan bagian lain masih jernih, kadang bisa mengenai kedua mata. Kekeruhan menyerupai cakram berwarna abu-abu pada korteks di luar nukleus, yang terpisah dari nukleus oleh lapisan jernih korteks dan oleh korteks yang jernih di antara bagian yang keruh dan yang jernih kapsul lensa.
Katarak Stelata (Katarak Sutura) Pada katarak ini, kekeruhan terjadi sutura, di mana serat dari substansia lentis bertemu yang merupakan huruf Y tegak di depan dan huruf Y terbalik di belakang. Biasanya tidak mengganggu visus, sehingga tidak memerlukan pengobatan.
Katarak kongenital: katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun
Stadium insipien - Stadium yang paling dini - Belum menimbulkan gangguan visus - Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercakbercak seperti baji (jari-jari roda), terutama mengenai korteks anterior, sedang aksis relative masih jernih.
Stadium imatur
- Kekeruhan belum mengenai seluruh bagian lensa. - Kekeruhan dibagian posterior dan belakang nukleus lensa sehingga sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh ini akan dipantulkan lagi sehingga pada pemeriksaan, terlihat di pupil, ada daerah yang terang sebagai refleks pemantulan cahaya pada bagian lensa yang keruh dan daerah yang gelap akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh - Keadaan ini disebut shadow test (+).
Stadium Matur Pada stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya sehingga semua sinar yang melalui pupil dipantulkan kembali dipermukaan anterior lensa. Tidak ada bayangan iris. Shadow test (-). Di pupil tampak lensa yang seperti mutiara.
Stadium Hipermatur Katarak Morgagni Nukleus lensa (warna sedikit coklat) terletak di bagian bawah lensa Terdapat tanda penyulit glaukoma
Kornea keruh Pupil lebar
INSIPIEN Kekeruhan Cairan lensa Iris Bilik mata depan Sudut bilik mata Shadow test Visus Penyulit Ringan Normal Normal Normal
Normal
Sempit
Normal
Terbuka
+ -
+ < Glaukoma
_ << -
Pandangan kabur Penglihatan silau Sensitivitas terhadap kontras Miopisasi / Myopic Shift Halo Diplopia monokuler Peribahan persepsi warna Bintik hitam
anamnesa
Pemeriksaan funduskopi
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan slitlamp
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tonometri
USG-B Scan
Retinometri
Ultrasonography ( USG B-Scan) : pada katarak stadium lanjut, lensa menjadi keruh dan retina tidak dapat dilihat pada pemeriksaan ophthalmoscopy, oleh itu USG dilakukan untuk mendeteksi kelainan structural terutama pada bagian belakang lensa.
Kalkulasi untuk Intra-ocular Lens Power (IOL) : setiap IOL yang diimplankan harus dikalkulasi untuk setiap individu, mencakup 3 parameter:
Keratometri (K)
Constant (A)
Ekstraksi katarak intrakapsular (EKIK) Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular (EKEK) Small Incision Cataract Surgery(SICS) Pars Plana Lensectomy Fakoemulsifikasi
Rehabilitasi
Intra operasi Kerusakan endotel kornea Ruptur kapsula posterior Vitreus prolapse Hifema Dislokasi nucleus ke vitreus Perdarahan ekspulsif
Post operasi awal Edema kornea Kebocoran luka Iris prolapse COA dangkal atau datar Hyphema Hyptony Glaucoma Dislokasi IOL Endophtalmia
Post operasi lambat Kekeruhan kapsula posterior (PCO) Katarak sekunder Vitreus touch syndrome Vitreus wick syndrome UGH syndrome (uveitis, glaucoma, dan hyphaema) Bullous keratophaty Glaukoma
Tindakan pembedahan secara defenitif memperbaiki ketajaman penglihatan pada lebih dari 90% kasus.