Anda di halaman 1dari 90

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

1.

Ideologi Negara Ideologi berasal dari kata Yunani idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar ,cita-cita ; logos berarti ilmu. Oleh karena itu, secara harafiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar atau ide. Dalam pengertian sehari-hari , idea dipersamakan artinya dengan cita-cita

Pengertian Ideologi dari beberapa ahli


1. Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi. Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. 2. Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan citacita hidup.

lanjut
3. Antoine Destut de Tracy (+1836), ideologi=science des idees=ilmu yang mendasari ilmu-ilmu lain seperti pendagogik, etika dan politik. 4. Daniel Bell menyatakan dewasa ini ideologi sebagai an action-oriented system of beliefs= sistem keyakinan yang memotivasi orang atau kelompok masyarakat untuk bertindak dengan cara tertentu sebagaimana diajarkan oleh ideologi tersebut.

BAGAIMANA PENGERTIAN IDEOLOGI SECARA UMUM

Secara umum, ideologi berarti kumpulan gagasan, ide, keyakinan, dan kepercayaan yang bersifat sistematis, mengarah pada tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bidang politik ( termasuk hukum dan pertahanan keamanan), sosial, budaya dan keagamaan.

Bagaimana Pengertian Ideologi menurut anda?

Pengertian ideologi oleh Daniel Bell dapat dipakai untuk memaknai Pancasila sebagai ideologi.
karena

Pancasila sebagai sistem keyakinan yang memotivasi orang, kelompok masyarakat, atau seluruh WNI untuk bertindak atau berperilaku dengan cara tertentu sebagaimana diajarkan oleh Pancasila

Pentingnya Ideologi bagi negara

ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan, citacita, nilai, serta keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata. Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri. Adapun fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan sosial. ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi.

Franz Magnis Suseno mengatakan bahwa ideologi sebagai suatu sistem pemikiran dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan terbuka.

a.

Ideologi tertutup merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Ideologi ini memiliki ciri sebagai berikut : 1) merupakan cita-cita suatu kelompok orang untuk mengubah dan memperbaruhi masayarakat. 2) Atas nama ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat. 3) Bukan hanya berisi nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan juga tuntutantuntutan kongkret dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak CONTOH: Marxisme-Leninisme.

Ideologi Marxisme-Leninisme meliputi ajaran dan paham tentang (a) hakikat realitas alam berupa ajaran materialisme dialektis dan ateisme; (b) ajaran makna sejarah sebagai materialisme historis; (c) norma-norma rigid bagaimana masyarakat harus ditata, bahkan tentang bagaimana individu harus hidup; dan (d) legitimasi monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang atas nama kaum proletar.

b. Ideologi terbuka merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Ideologi terbuka memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) Nilai-nilai dan cita-cita tidak dapat dipaksakan dari luar melainkan diambil dan digali dari moral dan budaya masyarakat sendiri. 2) Bukan berdasarkan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut. 3) Nilai-nilai itu bersifat dasar dan hanya secara garis besar sehingga tidak langsung operasional.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA

Pengertian Ideologi Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, citacita dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita. Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham. Ideologi yang semula berarti gagasan, ide, citacita itu berkembang menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang oleh seseorang atau sekelompok orang menjadi suatu pegangan hidup.
15

Beberapa pengertian ideologi:

A.S.

mengatakan bahwa ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegangi oleh seorang atau sekelompok orang. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa secara umum ideologi sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut bidang politik, sosial, kebudayaan, dan agama. Gunawan Setiardja merumuskan ideologi sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Frans Magnis Suseno mengatakan bahwa ideologi sebagai suatu sistem pemikiran yang dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup 16 dan ideologi terbuka.

Hornby

Ideologi tertutup, merupakan suatu sistem pemikiran

tertutup. Ciri-cirinya: merupakan cita-cita suatu kelompok orang untuk mengubah dan memperbarui masyarakat; atas nama ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat; isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak. Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Ciri-cirinya: bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral, budaya masyarakat itu sendiri; dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat 17 tersebut; nilai-nilai itu sifatnya dasar, secara garis besar

Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti (1999) ada dua, yaitu: sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat, dan sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat. Pancasila sebagai ideologi mengandung nilai-nilai yang berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafat bangsa. Dengan demikian memenuhi syarat sebagai suatu ideologi terbuka. Sumber semangat yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah terdapat dalam penjelasan UUD 1945: terutama bagi negara baru dan negara muda,

lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah caranya membuat, mengubah dan mencabutnya
18

Sifat Ideologi
1.

Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas.

Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya. 2. Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin diicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas. 3. Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bebrsifat dinamis, demokrastis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke masa.
19

Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang secara cepat. Kenyataan menujukkan bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup danbeku cendnerung meredupkan perkembangan dirinya. Pengalaman sejarah politik masa lampau. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional.
20

Sekalipun Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka, namun ada batas-batas keterbukaan yang tidak boleh dilanggar, yaitu:

Stabilitas nasional yang dinamis Larangan terhadap ideologi marxisme, leninnisme dan komunisme Mencegah berkembangnya paham liberalisme Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan bermasyarakat Penciptaan norma-norma baru harus melalui konsensus.
21

Makna Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan bernegara. Dengan kata lain, visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang ber-Ketuhanan, yang ber-Kemanusiaan, yang berPersatuan, yang ber-Kerakyatan, dan yang ber-Keadilan. Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai cita-cita normatif penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama, karena itu juga berfungsi sebagai sarana pemersatu masyarakat yang dapat memparsatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia.
22

Macam-macam Ideologi
a. Liberalisme Mengenai konsep liberalisme, dapat kita tarik beberapa pokok pemikiran yang terkandung di dalamnya, sebagai berikut: 1).Inti pemikiran : kebebasan individu 2). Perkembangan : berkembang sebagai respons terhadap pola kekuasaan negara yang absolut, pada tumbuhnya negara otoriter yang disertai dengan pembatasan ketat melalui berbagai undang-undang dan peraturan terhadap warganegara 3) Landasan pemikirannya adalah bahwa menusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi-pekerti, tanpa harus diadakannya pola-pola pengaturan yang ketat dan bersifat memaksa terhadapnya. 4).Sistem pemerintahan (harus): demokrasi

b. Konservatisme Hal atau unsur yang terkandung di dalamnya, antara lain: 1) Inti pemikiran : memelihara kondisi yang ada, mempertahankan kestabilan, baik berupa kestabilan yang dinamis maupun kestabilan yang statis. Tidak jarang pula bahwa pola pemikiran ini dilandasi oleh kenangan manis mengenai kondisi kini dan masa lampau 2). Filsafatnya adalah bahwa perubahan tidak selalu berarti kemajuan. Oleh karena itu, sebaiknya perubahan berlangsung tahap demi tahap, tanpa menggoncang struktur social politik dalam negara atau masyarakat yang bersangkutan. 3). Landasan pemikirannya adalah bahwa pada dasarnya manusia lemah dan terdapat evil instinct and desires dalam dirinya. oleh karena itu perlu pola-pola pengendalian melalui peraturan yang ketat 4). System pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter

c. Komunisme Gelombang komunisme abad kedua puluh ini, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Partai Bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme international yang tumbuh sampai sekarang boleh dikatakan merupakan perkembangan dari Partai Bolshevik yang didirikan oleh Lenin 1). Inti pemikiran: perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat, sehingga negara hanya sasaran antara. 2). Landasan pemikiran : a. penolakan situasi dan kondisi masa lampau, baik secara tegas ataupun tidak, b. analisa yang cendrung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada, c. berisi resep perbaikan untuk masa depan dan, d. rencana-rencana tindakan jangka pendek yang memungkinkan terwujudnya tujuan-tujuan yang berbeda-beda. 3).System pemerintahan (hanya): otoriter/totaliter/dictator

Ideologi Marxisme-Leninisme meliputi ajaran dan paham tentang (a) hakikat realitas alam berupa ajaran materialisme dialektis dan ateisme; (b) ajaran makna sejarah sebagai materialisme historis; (c) norma-norma rigid bagaimana masyarakat harus ditata, bahkan tentang bagaimana individu harus hidup; dan (d) legitimasi monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang atas nama kaum proletar.

e. Feminisme 1). Inti pemikiran : emansipasi wanita 2). Landasan pemikiran: bahwa wanita tidak hanya berkutat pada urusan wanita saja melainkan juga dapat melakukan seprti apa yang dilakukan oleh pria. Wanita dapat melakukan apa saja. 3). System pemerintahan: demokrasi

f. Sosialisme Hal-hal pokok yang terkandung dalam Sosialisme, adalah: 1). Inti pemikiran : kolektifitas (kebersamaan) (gotong royong) 2). Filsafatnya : pemerataan dan kesederajatan bahwa pengaturan agar setiap orang diperlakukan sama dan ada pemerataan dalm berbagai hal (pemerataan kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha,dll) 3). Landasan pemikiran : bahwa masyarakat dan juga negara adalah suatu pola kehidupan bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan manusia akan lebih baik serta layak kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi yang dilaksakan oleh negara 4). System pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter

2. Pancasila Sebagai Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara dicanangkan Ir. Sukarno, dalam pidato pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI . Pancasila sebagai dasar negara berarti Pancasila merupakan dasar/nilai/norma untuk mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan Negara

Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara dirinci sebagai berikut :

1)Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala sumber hukum ( sumber tertib hukum ) Indonesia, merupakan asas kerokhanian tertib hukum seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. 2)Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945 3)Mengandung norma yang diwajibkan dalam penyelenggaraan negara untuk memelihara budi pekerti ( moral) kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

4.Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar Negara. 5 Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, bagi penyelenggara Negara, bagi pelaksana pemerintah sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan semangat yang bersumber dari asas kerohanian negara, sebagai pandangan hidup bangsa, dinamika masyarakat dan negara menjadi seperti ynag dicitacitakan oleh proklamasi

3. Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Pada sidang BPUPKI pertama ( 29 Mei-1 Juni 1945 ), muncul tiga tokoh nasionalis yang mengutarakan ideide pokok mengenai dasar negara RI. 1) Moh. Yamin ( 29 Mei 1945 ) Ide-ide pokok dasar negara yang beliau usulkan adalah sebagai berikut : Perikebangsaan Perikemanusiaan Periketuhanan Perikerakyatan Kesejahteraan Rakyat

2)Prof.Dr. Soepomo ( 29 Mei 1945 ) Ide-ide pokok dasar negara yang beliau usulkan adalah sebagai berikut : Persatuan Kekeluargaan Keseimbangan lahir dan batin Musyawarah Keadilan Rakyat.

3) Ir. Soekarno ( 1 Juni 19445 ) Ide-ide pokok dasar negara yang beliau usulkan adalah sebagai berikut : a)Kebangsaan Indonesia b)Internasionalisme atau Perikemanusiaan c)Mufakat atau Demokratis d)Kesejahteraan sosial e)Ketuhanan yang berkebudayaan

tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengusulkan nama Pancasila. Dengan demikian, atas usul Bung Karno tersebut maka lahirlah istilah Pancasila sebagai dasar negara, sehingga Bung Karno selalu dikaitkan sebagai pencetus

b.

Piagam Jakarta Sebagai tindak lanjut sidang BPUPKI pertama, maka pada tanggal 1 Juni 1945 dibentuk panitia kecil yang beranggotakan 8 orang. Panitia ini bertugas untuk menampung usul-usul, baik lisan maupun tulisan mengenai dasar negara. Pada tanggal 22 Juni 1945 dibentuk pula panitia kecil ( 9 orang ) atas dasar kebutuhan yang mendesak dalam upaya mencari dan mencapai kesepakatan antara pihak Islam dan pihak nasionalis mengenai dasar negara. Pada tanggal inilah dikemukakan rancangan Preambul Hukum Dasar yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta. Piagam ini kelak akan menjadi Pembukaan UUD 1945 dengan beberapa perubahan ( terutama tujuh kata di belakang kata Ketuhanan pada lainea ke-4 ).

c.

Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara Sidang PPKI yang pertama ( 18 Agustus 1945 ) menghasilkan beberapa rumusan penting, yaitu sebagai berikut : 1) Mengesahkan UUD Negara RI dengan jalan a) menetapkan Piagam Jakarta dengan beberapa perubahan sebagaimana Pembukaan UUD Negara RI; b) menetapkan rancangan Hukum dasar dengan beberapa perubahan yang kemudian dikenal dengan UUD 1945. 2)Memilih Presiden dan Wakil Presiden 3)Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai badan musyawarah darurat.

Dengan demikian , Pembukaan UUD Negara RI yang sesuai dan sah adalah yang sisahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sedangkan Piagam Jakarta hanyalah berkedudukan sebagai Rancangan Preambul Hukum dasar atau Rancangan Pembukaan. Begitu pula Pancasila sebagai dasar negara RI yang sah adalah sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945. Selain sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila juga memiliki kedudukan sebagai pandangan hidup dan ideologi nasional Indonesia

PANCASILA Kedudukan Pandangan Hidup: (Fungsi ) Jiwa bangsa Indonesia dan

Kepribadian hidup bangsa Indonesia


Ideologi

Dasar Negara : ( Fungsi )Perjanjian luhur dan Sumber dari segala

sumber hukum Indonesia

Berdasarkan table diatas, kedudukan dan fungsi pancasila dapat dibagi sebagai berikut. Pertama, sebagai sebuah pandangan hidup bangsa Indonesia maka isi rumusan Pancasila sudah mencerminkan apa yang menjadi jiwa bangsa dan kepribadian hidup bangsa Indonesia . Berdasarkan sejarah lahirnya Pancasila, para tokoh nasionalis menuangkan ide-ide sebagai muatan dasar Pancasila yang diambil dari kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sendiri.

Kedua, sebagai sebuah ideologi dalam ketetapan MPR No. VIII/MPR/1998 Pasal 1, menyatakan bahwa Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Berdasarkan ketetapan MPR tersebut dapat disimpulkan bahwa selain berkedudukan sebagai dasar negara, Pancasila juga berkedudukan sebagai ideologi nasional Indonesia

Ketiga, sebagai dasar negara kesatuan Republik Indonesia. Menurut teori jenjang norma yang dikemukakan oleh Hans Kelsen, dasar negara berkedudukan sebagai norma dasar dari suatu negara atau disebut norma fundamental negara. Sebagai sebuah norma dasar, maka Pancasila menempati norma hukum tertinggi dalam suatu negara. Pendapat senada juga dilontarkan oleh Prof.Hamid S. Attamimi. Menurutnya, Pancasila adalah cita hukum yang menguasai hukum dasar negara, baik tertulis maupun tidak tertulis. Cita hukum mengarahkan hukum kepada cita-cita masayarakat yang bersangkutan. Dengan cita hukum, maka hukum yang dibuat dan dibentuk dapat sesuai dan selaras dengan cita-cita atau harapan masyarakat.

4. Makna Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Sumber semangat ideologi terbuka sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD 1945 yang menyatakan di bawah ini. Terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok ini diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah cara membuatnya, mengubahnya dan mencabutnya Yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hidup negara ialah semangat, semangat penyelenggara negara, semangat para pimpinan pemerintahan.

Ciri khas ideologi terbuka adalah nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat itu sendiri. Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan digali dan ditemukan dalam masyarakat itu sendiri. Oleh Karena itu, ideologi terbuka adalah milik seluruh rakyat dan sebaliknya masyarakat akan menemukan diri dan kepribadiannya di dalam ideologi tersebut.

Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat normative, dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila bersifat actual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Berdasarkan pengertian tentang ideologi terbuka tersebut, nilai-nilai yang terkandung dalam Ideologi Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut:

B. PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI

Nilai Dasar NIlai dasar adalah asas-asas yang diterima sebagai dalil yang kurang lebih mutlak. Nilai dasar berasal dari nilai-nilai cultural atau budaya yang berasal dari budaya bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai ini meliputi Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai dasar tersebut merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal, sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. Disamping itu nilai-nilai dasar juga dapat dilihat dalam keempat alinea dalam pembukaan UUD 1945

Nilai Instrumental ( dinamis ) NIlai instrumental adalah pelaksanaan umum nilai-nilai dasar, biasanya dalam wujud norma sosial atau norma hukum, yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam lembaga-lembaga yang sesuai dengan kebutuhan, tempat, dan waktu atau merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran, serta lembaga pelaksananya. Walaupun lebih rendah dari nilai dasar, nilai ini tidak kalah penting karena dapat mewujudkan nilai umum menjadi kongkrit dan sesuai dengan perkembangan zaman. Nilai instrumental merupakan tafsir positif terhadap nilai dasar yang umum. Contoh : GBHN , UNdang-undang, departemen-

c.

Nilai Praktis N ilai praktis adalah nilai yang dilaksanakan dalam kenyataan. Semangat nilai praktis seyogyanya sama dengan semangat nilai dasar maupun nilai instrumental. Nilai Praktis merupakan bahan ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental sungguh-sungguh hidup dalam masyarakat atau tidak.Dalam realisasi prakti inilah , penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang dan selallu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan zaman. Contoh : Pemilu dan demokrasi

Nilai : segala sesuatu yang dianggap baik dan benar sehingga berkeinginan untuk melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari

Max Sceler mengemukakan bahwa nilainilai yang ada, tidak sama tingkatannya dan tidak sama tingginya. Menurut tinggi rendahnya, nilai-nilai dapat dikelompokkan dalam tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut:

1. Nilai Kenikmatan Dalam tingkatan ini, terdapat nilai-nilai yang mengenakkan dan tidak mengenakkan, yang menyebabkan orang merasa senang(enak) atau menderita ( tidak enak )

2. Nilai-nilai Kehidupan Dalam tingkatan ini, terdapat nilai-nilai yang penting bagi kehidupan, misalnya kesehatan, kesegaran jasmani, dan kesejahteraan umum.

3.Nilai-nilai Kejiwaan Dalam tingkatan ini, terdapat nilai-nilai kejiwaan yang sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan. NIlai-nilai semacam ini adalah keindahan, kebenaran dan pengetahuan.

Notonagoro membagi nilai menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut: a.Nilai Material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia. b. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas c. Nilai Kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian dibedakan atas empat macam, yaitu :

1) nilai kebenaran , yang bersumber pada akal, rasio, budi, cipta manusia; 2) nilai keindahan atau nilai estetis, yang bersumber pada unsur perasaan manusia ; 3) nilai kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada kehendak manusia; 4) nilai religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.

Kesimpulan : Pancasila sebagai sumber nilai dalam arti bahwa dari nilai-nilai yang terkandung dari kelima sila Pancasila dapat dikembangkan berbagai nilai yang lain. Selain itu, nilai-nilai Pancasila bersifat obyektif dan juga subyektif. Artinya , esensi nilai-nilai Pancasila bersifat universal, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila
dimungkinkan dapat diterapkan pada negara lain

maupun barangkali namanya bukan Pancasila

Nilai-nilai Pancasila bersifat obyektif dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri sebenarnya menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum/universal dan abstrak, karena merupakan suatu nilai.

2. Inti nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia dan mungkin juga pada bangsa lain, baik dalam adapt kebiasaan , kebudayaan, kenegaraan, maupun dalam kehidupan keagamaan.

3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 , menurut ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yang fundamental negara sehingga merupakan suatu sumber hukum positif Indonesia. Oleh karena itu, dalam hierarki suatu tertib hukum di Indonesia , Pancasila berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi.

Sedangkan pengertian nilainilai subyektif Pancasila dapat dijelaskansebagai berikut :

1. Nilai-nilai Pancasila timbul

dari bangsa Indonesia sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis. NIlai-nilai tersebut sebagai hasil pemikiran , penilaian kritis, serta hasil refleksi filosofis bangsa Indonesia.

2. Nilai-nilai Pancasila merupakan falsafah atau pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga merupakan jati diri bangsa Indonesia yang diyakini sebagai sumber nilai kebenaran, keadilan, dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

3. Di dalam nilai-nilai Pancasila

terkandung ketujuh nilai-nilai kerohanian, yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis dan nilai religius yang manifestasinya sesuai dengan budi nurani bangsa Indonesia karena bersumber pada kepribadian bangsa ( Darmodiharjo, 1996 ).

c. PANCASILA DAN PARADIGMA PEMBANGUNAN

Paradigma berarti cara pandang, nilai-nilai,

metode-metode, prinsip dasar, atau cara memecahkan masalah yang dianut oleh suatu masyarakat pada masa tertentu.

Dalam pembangunan nasional, Pancasila adalah paradigma, karena/hendak dijadikan

landasan, acuan, metode, nilai dan tujuan yang ingin dicapai di setiap program pembangunan Republik Indonesia.

Makna Pembangunan Nasional :

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan masayarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945

Hakekat pembangunan nasional : adalah

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan Pancasila sebagai pedomannya.

Visi Pembangunan Nasional :

Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Misi Pembangunan Nas all :

Pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan persaudaraan umat beragama yang berakhlak mulia, toleran, rukun, dan damai Penjaminan kondisi aman, damai, tertib, dan tenteram Perwujudan sistem hukum nasional yang menjamin tegaknya supremasi hukum dan hak asasi manusia berlandaskan

Perwujudan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatif, dan berdaya tahan terhadap globalisasi. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi, dengan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan, sumber daya alam, dan sumber data manusia yang produktif, mandiri, maju, berdaya saing dan berwawasan lingkungan

Perwujudan ekonomi daerah dalam rangka pembangunan daerah dan pemerataan pertumbuhan dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia. Perwujudan kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar, yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja. Perwujudan aparatur negara yang berfungsi melayani masyarakat, professional, berdaya guna, produktif, transparan, yang bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme.

Perwujudan system dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin, bertanggung jawab, berketrampilan, serta menguasai iptek dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia. Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermanfaat, bebas dan proaktif bagi kepentingan nasional

Visi ( impian/harapan) dan misi ( hal-hal yang akan dilakukan untuk mencapai visi ) tersebut yang merupakan dasar dan rambu-rambu untuk mencapai tujuan bangsa dan cita-cita nasional. Berdasarkan visi dan misi itu , maka disusunlah suatu kebijakan pembangunan nasional.

3. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan meliputi bidang :

Politik : pengembangan politik negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila Pancasila, sehingga praktik-praktik politik yang menghalalkan segala cara dengan memfitnah, memprovokasi, serta menghasut rakyat yang tidak berdosa untuk untuk diadu domba harus segera diakhiri.

b. Bidang Iptek Manusia mengembangkan iptek untuk mengolah kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan. Oleh karena itu, tujuan yang esensial dari iptek adalah untuk kesejahteraan umat manusia. Pancasila telah memberikan dasar nilai bagi pengembangan iptek demi kesejahteraan umat manusia. Pembangunan iptek sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral KeTuhanan dan

c. Bidang Ekonomi
Sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa. Pengembangan ekonomi tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai moral kemanusiaan Ekonomi untuk kesejahteraan manusia sehingga kita harus menghindarkan diri dari pengembangan ekonomi yang hanya mendasarkan pada persaingan bebas, seperti monopoli atau hal-hal lainnya yang menimbulkan penderitaan pada manusia

Prof. Mubyarto kemudian mengembangkan ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang mendasarkan tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas. Pengembangan ekonomi tidak hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi kemanusian, yaitu demi kesejahteraan seluruh bangsa.

d. Bidang Sosial Budaya

Dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi dewasa ini, kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai, yaitu nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Prinsip etika Pancasila pada hakekatnya bersifat humanistis. Artinya nilai-nilai Pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.

e. Bidang Hankam

Pertahanan dan keamanan negara harus mendasarkan pada tujuan demi terjaminnya harkat dan martabat manusia, terutama secara rinci adalah terjaminnya hak asasi manusia. Pertahan dan keamanan negara bukan untuk kekuasaan, bukan untuk sekelompok warga negara ataupun politik tertentu. Pertahan dan keamanan negara harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

D.SIKAP-SIKAP POSITIF TERHADAP NILAI-NILAI PANCASILA

Bersikap positif terhadap pancasila pada dasarnya adalah sejauh mana kita memaknai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, untuk selanjutnya diterapkan ( diamalkan ) dalam kehidupan sehari-hari.

Pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Pengamalan secara obyektif. Pengamalan secara obyektif yaitu dengan cara melaksanakan dan menaati peraturan perundang-undangan sesuai norma hukum negara yang berlandaskan Pancasila. Pengamalan secara obyektif membutuhkan dukungan kekuasaan negara. Pengamalan secara obyektif bersifat memaksa dan disertai sanksi hukum.

2. Pengamalan secara subyektif

Pengamalan secara subyektif yaitu dengan caera menjalankan nilai-nilai Pancasila yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok sebagai pedoman bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara..

Thank You

Anda mungkin juga menyukai