Anda di halaman 1dari 22

BAB I Pendahuluan Bahasa merupakan salah satu sarana dalam berkomunikasi yang amat penting dalam kehidupan.

Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam membentuk masyarakat. Bahasa dalam lingkup masyarakat akan selalu mengalami pergerakan dan perubahan. Bahasa pun akan mengikuti pergerakan dan perubahan budaya dalam sebuah masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman, pemakaian bahasa di kalangan remaja juga mengalami perkembangan. BahasaIndonesia memudahkan kita melakukan komunikasi antara satu dengan yang lainnya, khususnya di Indonesia. Bahasa Indonesia dipahami hampir oleh setiap orang. Namun demikian, menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar terkadang sering dianggap tidak begitu penting bagi kebanyakan orang. Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar hanyalah sebuah agenda yang hanya menjadi agenda saja hingga saat ini. Kurang sadarnya masyarakat dan juga tak adanya aksi yang nyata dari pemerintah membuat bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi isapan jempol semata, bahkan banyak bermunculan bahasa baru yang sering disebut dengan bahasa gaul atau bahasa prokem. Berbeda dengan bahasa daerah yang memang telah muncul dan menjadi bahasa banyak masyarakat di tiap-tiap daerah, bahasa gaul muncul secara dalam waktu yang relatif singkat dan bahkan secara spontanitas, bahasa gaul menjadi bahasa yang wajib digunakan oleh banyak orang terutama anak muda. Menggunakan bahasa gaul sering kali dianggap sebagai cara untuk eksis, gaul dan up to date. Memaparkan bahwa bahasa gaul memicu munculnya kecenderungan untuk memakai bahasa prokem atau slang yang memiliki kesan santai dan tidak kaku. Ketidakbakuan tersebut tercermin dalam kosakata, struktur kalimat, dan intonasi. Bahasa slang atau bahasa gaul yang biasanya muncul karena sering digunakannya istilah-istilah baru oleh pengguna bahasa, dapat mempererat pergaulan dan memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Bahasa gaul termasuk salah satu variasi bahasa yang digunakan masyarakat terutama dari kalangan selebritis dan kalangan muda sebagai bahasa santai dalam komunikasi sehari-hari untuk menambah rasa keakraban dan keintiman di antara mereka.

Penggunaan bahasa gaul oleh kalangan remaja memiliki banyak kemenarikan jika dicermati secara mendalam. Bahasa gaul yang digunakan oleh kalangan tersebut akan menciptakan suasana khusus dalam proses komunikasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah:

Bahasa gaul muncul dan digunakan oleh masyarakat dan bahasa gaul sifatnya asing bagi masyarakat lain di luar pemakainya; Bahasa gaul berbeda dengan bahasa sandi yang digunakan oleh suatu organisasi tertentu; Bahasa gaul memiliki ciri tersendiri dalam penggunaannya yang berbeda dengan bahasa masyarakat pada umumnya; Bahasa gaul mempunyai sifat-sifat kerahasiaan tertentu bagi masyarakat di luar pemakainya; Bahasa gaul berdampingan dengan bahasa yang telah lazim, dan biasanya digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Remaja sering menggunakan bahasa spesifik yang dikenal dengan bahasa gaul di dalam komunikasinya sehari-hari. Remaja memasuki tahap perkembangan kognitif yang disebut dengan tahap formal operasional. Piaget menambahkan, bahwa tahapan ini merupakan tahapan tertinggi dalam perkembangan kognitif manusia. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya,

perkembangan bahasa remaja juga mengalami peningkatan pesat. Kosakata remaja terus mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya referensi bacaan dengan topik yang lebih kompleks. Remaja mulai peka dengan kata-kata yang memiliki makna ganda. Mereka mulai menyukai penggunaan majas metafora, ironi, dan bermain dengan kata-kata untuk mengekspresikan pendapat mereka. Terkadang mereka menciptakan ungkapan-ungkapan baru yang sifatnya tidak baku. Bahasa seperti inilah yang kemudian banyak dikenal dengan istilah bahasa gaul. Media cetak maupun media elektronik termasuk sarana dalam memperkenalkan bahasa gaul. Bahasa gaul dalam pemakaiannya berbentuk macam-macam, di antaranya bahasa gaul yang digunakan dalam stiker, film, novel, cerpen, tabloid, majalah, radio, internet, dan pada saat komunikasi Short Messages Service (SMS). Peneliti juga menemukan pemakaian bahasa gaul yang digunakan dalam wacana cerpen remaja Sebagai contoh pemakaian bahasa gaul dalam cerpen, tampak sekali pada dialog-dialog yang diucapkan para tokohnya. Dialog yang digunakan sangat berbeda dengan bahasa Indonesia baku. Penulis menggunakan bahasa Indonesia baku dalam memberikan penjelasan kepada pembaca di setiap cerpennya. Namun, ketika tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita itu berbicara, penulis biasanya menggunakan bahasa gaul dalam setiap tuturannya. Ragam bahasa gaul dalam cerpen merupakan kreativitas dalam bahasa yang dilatarbelakangi oleh faktor sosial yang terdapat dalam kehidupan
2

masyarakat pembacanya. Faktor sosial itu berdasarkan pada usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, profesi, dan sebagainya. Penerapan bahasa gaul dalam cerpen belum banyak diketahui oleh orang lain di luar pemakainya sebab bahasa gaul memilikikarakteristik tertentu yang hanya berlaku pada bahasa tersebut dan diketahui oleh pembacanya.

BAB II A. Penggunaan Bahasa Gaul Saat ini banyak sekali remaja yang menciptakan bahasa gaul, yaitu bahasa baku yang dipelesetkan, sehingga terkadang orang dewasa tidak memahami bahasa apa yang dikatakan oleh para remaja tersebut. Contoh bahasa gaul yang sering dipakai adalah beud, yang berasal dari kata banget. Selain itu Uang, yang berasal dari kata yang. Lalu ada pula kata kakak yang dalam bahasa Inggris adalah sister, menjadi sista, dan brother menjadi 6no tha. Masih banyak sekali bahasa gaul yang digunakan para remaja dalam percakapan sehari-hari. Penyebabnya adalah kurangnya kecintaan terhadap bahasa Indonesia baku. Namun, tidak semua remaja menggunakan bahasa gaul ini. Yang menggunakannya pada umumnya adalah remaja yang ingin dianggap beken atau tenar di kalangan teman-temannya. Mereka menganggap berbahasa gaul adalah keren, padahal di mata remaja lain gaya bahasa mereka adalah alay. Alay adalah singkatan dari Anak Layangan, yaitu anak-anak yang dalam berbicara atau menuliskan kata-kata cenderung agak kampungan. Gaya bahasa ini tidak hanya mereka praktikkan dalam penulisan, namun juga dalam cara berbicara. Ketika mereka berbicara dengan bahasa gaul yang agak sedikit norak itu, terkadang bibir mereka monyong mengikuti kata-kata yang mereka ucapkan. Aksen huruf z pada akhir kata terdengar sangat jelas, sehingga membuat lawan bicara yang tidak memahaminya menjadi pusing. Bahasa gaul yang digunakan anak remaja alay ini sudah menjalar ke mana-mana. Anak kecil pun mengetahui gaya bahasa ini. Sangat disayangkan sekali, anak kecil yang sebenarnya mampu menyerap banyak kata terpaksa menyerap kata-kata yang tidak baku dalam bahasa Indonesia. Dari sekian banyak bahasa di Indonesia, mengapa bahasa gaul ini yang lebih populer? Apakah karena bahasa Indonesia yang baik dan benar hanya digunakan di kelas saja?

A.1 Tugas Orang Tua dan Guru Sebenarnya ini adalah tugas bagi orang tua dan guru untuk memperhatikan perkembangan bahasa anak-anaknya. Karena berbahaya sekali jika anak-anak kecil menggunakan gaya bahasa gaul nan alay ini. Mereka bisa menuliskan dan mengucapkannya hingga remaja nanti, sehingga mereka tidak mengetahui yang manakah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bisa saja karena mereka terlalu sering menggunakan bahasa yang norak ini hanya karena ingin gaul dan tenar, lalu mereka mengucapkannya di depan guru, menuliskannya pada lembar jawaban ulangan esai, dan menggunakannya ketika berpidato. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan mereka sudah terbiasa dengan bahasa gaul alay ini, bisa saja mereka lupa dengan bahasa asli bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa gaul nan norak ini banyak sekali digunakan dalam penulisan status Facebook. Di jejaring sosial ini, kita dapat menuliskan status yang menggambarkan keadaan kita. Nah, di sinilah yang menjadi ajang anak layanga=n menunjukkan keberadaannya. Contoh status Facebook anak layangan Menulis dengan huruf besar dan kecil dalam satu kalimat, contoh SaYaSedAnG TiDAk AdA di RuMah SaaT iNi. Menulis dengan diselingi angka di dalam kalimat, contoh 54Y4 S4Y4N9 S4m4 K4M03. Menggunakan tanda baca yang tidak perlu di dalam kali-matnya, contoh Aqenggatauuuumauuu..n ulizzzappaaaaaa.!?!?! Menggunakan singkatan-singkatan yang berlebihan, contoh Aq gga da wqtu skrg wt ktmu qm, qm jja yg dtnk k t4 q. Nah, itulah ciri-ciri anak layangan dalam statusnya di Facebook. Dari situlah bahasa gaul itu merambat ke penulisan dan pengucapan sehari-hari. Kenapa mereka seperti itu?

Alasannya adalah karena ingin mengambil perhatian orang lain, mereka mencari simpati agar diperhatikan de ngan cara yang demikian. Mereka tidak menyadari bahwa membaca tulisan seperti itu sangatlah memusingkan, membuat mata sakit, dan susah memahaminya. Lalu bagaimana jika mereka menggunakan penulisan seperti itu dalam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah? Gurunya pasti tidak paham dan itu tidaklah sesuai dengan yang diajarkan di sekolah. Manusia bisa karena terbiasa. Jika anak-anak remaja itu sudah terbiasa menulis dengan kata-kata yang salah maka selanjutnya akan salah. Hal ini dapat membuat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak dipakai dan mati. Seharusnya remaja membudidayakan berbahasa yang baik, karena kalau bukan remaja, siapa lagi? Namun, mungkin karena jam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah kurang, bisa saja mereka menjadi malas berbahasa yang baik. Atau mereka menganggap guru mereka membosankan, jadi mereka merasa pelajaran bahasa Indonesia pun membosankan, dan mereka tidak peduli dengan tata cara bahasa yang baik dan benar. Banyak cara untuk membuat remaja menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, antara lain : Membiasakan remaja untuk membaca buku-buku penulis Indonesia. Berbicara dengan bahasa yang baik kepada anak remaja. Memperkenalkannya dengan karya sastra sastrawan Indonesia. Mengajaknya sering-sering berlatih menulis dengan bahasa Indonesia yang baik. Tidak mengucapkan bahasa yang kasar kepada anak remaja ketika usianya masih kecil.

B. SEJARAH MUNCULNYA BAHASA GAUL Bahasa prokem atau bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam pergaulan anak-anak remaja. Istilah ini muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu ia dikenal sebagai 'bahasanya para bajingan atau anak jalanan' disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Bahasa prokem Indonesia atau bahasa gaul atau bahasa prokem yang khas Indonesia dan jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-komunitas Indonesia. Bahasa prokem yang berkembang di Indonesia lebih dominan dipengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami penyimpangan/ pengubahsuaian pemakaian kata oleh kaum remaja Indonesia yang menetap di Jakarta. Kata prokem sendiri merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini awalnya digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Masing-masing komunitas (daerah) memiliki rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya bahasa ini untuk memberkan kode kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga menggunakan). Contoh yang sangat mudah dikenali adalah dagadu yang artinya matamu. Perubahan kata ini menggunakan rumusan penggantian fonem, dimana huruf M diganti dengan huruf D, sedangkan huruf T diubah menjadi G. Sementara huruf vokal sama sekali tidak mengalami perubahan. Rumusan ini didasarkan pada susunan huruf pada aksara jawa yang dibalik dengan melompati satu baris untuk masing-masing huruf. Bahasa ini dapat kita jumpai di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Belakangan ini bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja. Dalam konteks kekinian, bahasa pergaulan anak-anak remaja ini merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu (kalangan homo seksual atau waria). Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun

1999. Saat ini bahasa prokem telah banyak terasimilasi dan menjadi umum digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam media-media populer serperti TV, radio, dunia perfilman nasional, dan seringkali pula digunakan dalam bentuk pengumuman-pengumuman yang ditujukan untuk kalangan remaja oleh majalah-majalah remaja populer. Karena jamaknya, kadang-kadang dapat disimpulkan bahasa prokem adalah bahasa utama yang digunakan untuk komunikasi verbal oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, kecuali untuk keperluan formal. Karenanya akan menjadi terasa 'aneh' untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain menggunakan bahasa Indonesia formal. Bahasa prokem senantiasa berkembang. Banyak sekali kata-kata yang menjadi kuno atau pun usang disebabkan kecenderungan dan perkembangan zaman. Berikut ini adalah contoh- contoh bahasa gaul beserta sejarahnya : Nee-yee Ucapan ini terkenal di tahun 1980-an, kalau tidak salah tepatnya November 1985 pertama kali diucapkan oleh pelawak Diran, kemudian dijadikan bahan lelucon oleh Euis Darliah... Memble-tapi-kece Ini adalah ciptaan khas Jaja Mihardja, di tahun 1986 kemudian di mainkan dalam Film Memble tapi Kece yang diperankan oleh Jaja Mihardja sendiri dan Dorce Gamalama. Booo Ini ucapan populer di pertengahan awal 90-an, pertama dipoplerkan oleh grup GSP, kalau nggak salah Hennyta Tarigan dan Rina Gunawan yang pertama kali mengucapkan, kemudian kata-kata ini pernah di ucapkan dalam lenong rumpi, tapi kata-kata ini populer dalam lingkungan pergaulan di kalangan artis, Titi DJ-lah orang benar-benar mempopulerkan ucapan ini. Nek Setelah kata-kata Boo... tak lama kemudian muncul kata-kata Nek... bagi generasi yang SMA-nya di pertengahan 90-an pasti mengalami bagaimana populernya kata-kata ini, Ucapan Nek...pertama kali di ucapkan oleh Budi Hartadi seorang remaja di kawasan kebayoran yang tinggal sama neneknya, makanya dia sering ngucapin Nek... kebetulan dia latah jadinya setiap ngomong dia ngucapin Nek...Nek...eh lo mau ke menong, Nek itu
8

contohnya si Budi kalo ngomong ke temennya, si Budi ini seneng gaul di wilayah Tjokro, Menteng ...nah kebetulan ada banci menteng yang denger, kemudian si Banci itu ngikutin kata-kata si Budi, so... banyak Banci ngomong gaya Budi, jadi banyak orang mengira kata-kata ini di populerkan oleh para Banci. Jayus Di akhir dekade 90-an dan di awal abad 21, ucapan Jayus sangat populer, kata ini artinya lawakan yang nggak lucu, garing atawa tingkah laku yang mau ngelucu tapi nggak lucu orang yang mengucapkan ini adalah kelompok anak SMU yang bergaul di kitaran Kemang, konon ada seseorang bernama Herman Setiabudhi, dia dipanggil tementemennya Jayus, soalnya Bapaknya bernama Jayus Kelana seorang pelukis di kawasan Blok M. Si Herman alias Jayus ini kalau ngelawak nggak pernah lucu, temannya yang bernama Sonny Hassan alias Oni Acan sering ngomentarin tiap lawakan yang nggak lucu dengan celetukan Jayus, ucapan Oni Acan inilah yang kemudian diikuti tongkrongannya di daerah Sajam Kemang lalu kemudian merambat populer di lingkungan PL, dan anakanak SMU sekitar Melawai. Puncaknya pas ada acara PL Fair 2000 kata-kata Jayus ini banyak di ucapkan. Jaim Ucapan Jaim ini di populerkan oleh Bapak Drs. Sutoko Purwosasmito, seorang pejabat di sebuah departemen, yang selalu mengucapkan kepada anak buahnya untuk menjaga tingkah laku, pada suatu hari Pak Pur, begitu ia sering dipanggil, berpidato di hadapan anak buahnya untuk Jaim, inilah kutipan kata-katanya saudara-saudara sebagai pegawai negeri kita harus Jaim, apa itu Jaim Jaim itu yah...Jaga Imej itulah awal kata- kata Jaim itu populer, kemudian seorang anak buah Pak Pur, Bapak Dharmawan Sutanto, yang punya anak bernama Santi Indraswara, pernah memarahi Santi untuk gak terlalu ngumbar ama temen-temen cowoknya San...kamu kalo jadi cewek harus Jaim..!!!! Santi bengong dengan muka begonya dia nanya Pa...Jaim itu apa seh..? Pak Dhar langsung keluar kamar Santi sembari ngomong Jaim itu Jaga Imej... Santi yang masih bengong cuman ngucapin ooooh. Nah hari seninnya Santi pas upacara bendera dia ditugaskan jadi pembaca UUD 1945, diakhir kata dia gak sengaja ngucapin Jaim doooong........ Kepala Sekolahnya langsung noleh ke Santi dan nanya ke Santi apa tuh Jaim Santi dengan santai jawab Jaga Imej...Pak eh Kepala Sekolah dengan muka bego juga cuman ngucapin Ooohh..
9

Gitu-Loooooooooohhh........(GL) Kata GL pertama kali diucapin oleh Gina Natasha seorang remaja SMP di kawasan Kebayoran, Gina ini punya kakak bernama Ronny Baskara seorang pekerja event organizer, nah si Ronny ini punya temen kantor bernama Siska Utami, pada suatu saat Siska bertandang ke rumah Ronny, pas dia ketemu si Gina, Siska nanya Kakakmu mana si Gina ngejawab di kamar, Gitu Loooohhh.. terus pas di tanya lagi Eh Gina kelas berapa sekarang si Gina ngejawab Kelas dua SMP Gitu looohhh.. Yah namanya tamu, Siska trus nanya Gina, kalau yang benerin genteng bocor siapa seh? Gina ngejawab Siapa aja ..Gitu Looohhh sampai sebelas pertanyaan selanjutnya si Gina ngejawb dengan kata-kata Gitu Looohh... Esoknya si Siska di kantor ikut-ikutan latah dia ngucapin kata Gitu Loooohhh...di tiap akhir kalo dia ngomong.

Begicu Kata ini diucapkan pertama kali seorang anak kecil yang kira kira berumur tiga tahun ketika ibunya mulai mengajarinya bahasa inggris. Kalau nggak salah nama anak itu Saipuddin, tinggal di kalianget madura.Waktu itu penulis sedang berada disana dan langsung mengingat istilah itu. Yang banyak mempopulerkan kata ini seapa lagi kalau bukan tante Titi DJ.

Bokap-nyokap.. Kata kata ini mulai popular ketika Roy Marten main di film Ali topan anak jalanan (?) ali topan sering banget ngucapin kata kata ini mungpung nyokap ame bokap lagi keluar kota terus di film film berikutnya khususnya yang bertema remaja kata ini semakin poluler termasuk film film nya Rano Karno.

ENDANG. Pertama kali kata ini di ucapkan oleh Emaknya endang, wong emaknya yang ngelahirin n emaknya juga yg kasih nama ENDANGGGGGGGG

Ok-Jack_Ok-Coy Pertama kali di ucapin ama dua sahabat karib Jacky dan Coyrudin Pada suatu hari mereka akan pisahan di gang pisangan daerah manggarai nah loh kebetulan waktu itu Titi DJ lagi lewat enggak tau ngapain dia ngedenger pembicaraan ini . Oke jack .. lalu dijawab .Oke Coy .

10

Haree-Genee Diucapkan kali pertama oleh iklan fren ship Samsung, Haree Genee masih baca email, makanya kerja dongg, serius amat!!! hehehehehhee Ntar Titi DJ lewat populer lagi deh.

YOIIII Pertama kali dipopulerkan oleh Slamet Hartadi di Banyumas setelah pada suatu sore dia berbincang-bincang dengan Cak Hasan asal madura. Setiap ucapan Mas Slamet, Cak Hasan selalu mengiyakannya dengan menggatakan YO I Yoooo... Ucapan ini kemudian didengar oleh Indra Lesmana yang kemudian menyampaikannya kepada Titi DJ selanjutnya Kalian tau sendiri laahh!!!.

11

C. POLA PEMBENTUKAN BAHASA GAUL Ada banyak ragam bentukan bahasa gaul. Berikut ini penjelasan singkat beberapa metode atau rumus dalam membentuk atau memodifikasi kata. Tambahan awalan ko

Awalan ko bisa dibilang sebagai dasar pembentukan kata dalam bahasa okem. Caranya, setiap kata dasar, yang diambil hanya suku kata pertamanya. Tapi suku kata pertama ini huruf terakhirnya harus konsonan. Misalnya kata preman, yang diambil bukannya pre tapi prem. Setelah itu tambahi awalan ko, maka jadi koprem. Kata koprem ini kemudian dimodifikasi dengan menggonta-ganti posisi konsonan sehingga prokem. Dengan gaya bicara anak kecil yang baru bisa bicara, kata prokem lalu mengalami perubahan bunyi menjadi okem. Contoh lainnya: Mati - komat (ko+mat) mokat Bini - kobin (ko+bin) bokin Beli - kobel (ko+bel) bokel Bisa - kobis (ko+bis) bokis Dengan metode yang sama, waria di Jawa Timer mengganti awalan ko dengan si Kombinasi e + ong.

Kata bencong bentukan dari kata banci yang disisipi bunyi dan ditambah akhiran ong. Huruf vokal pada suku kata pertama diganti dengan e. Huruf vokal pada suku kata kedua diganti ong. Contoh lain: Makan mekong Sakit sekong Laki lekong Lesbi lesbong Mana menong Ada juga waria yang kemudian nengganti tambahan ong dengan es sehingga bentukan katanya dari Banci menjadi bences, Laki lekes

12

Tambahan sisipan Pa/pi/pu

Setiap kata dimodifikasi dengan penambahan pa/pi/pu/pe/po pada setiap suku katanya. Maksudnya bila suku kata itu bervokal a, maka ditambahi pa, bila bervokal i ditambahi pi, begitu seterusnya. Contoh: Mati - ma (+pa) ti(+pi) mapatipi Cina - ci (+pi) na (+pa) cipinapa Gila - gi (+pi) la(+pa) gipilapa Tilang - ti (+pi) la(+pa)ng tipilapang Bahasa gaul dengan bentukan kata macam ini membingungkan. Bayangkan saja sebuah kata yang tadinya terdiri dari dua suku kata jadi empat suku kata. Jadi terlalu panjang mengucapkannya. Sisipan in dalam istilah lines

Lines itu artinya 'lesbi'. Rumusnya, setiap suku kata pertama disisipi in. Kata les-bi disisipkan -in jadi 1(in)es b(in)I = linesbini. agar memudahkan sering disingkat jadi lines saja. Contoh lain: Banci - b(in)an-c(in)i binancini Mandi - M(in)an-d(in)i Minandini Toko - t(in)o-k(in)o - tinokino Homo - h(in)o-m(in)o hinomino Contoh-contoh di atas bisa dibilang pembentukan kata yang beraturan. Ada juga bentukan kata yang tidak beraturan, hal ini membuatnya sulit untuk ditentukan pola pembentukannya. Misalnya kata cabut yang kemudian jadi bacut. Artinya pergi atau berangkat. Bisa juga diartikan lari atau kabur bila diucapkan dengan intonasi tinggi dan panjang (Cabuuut...!). Memang pola tersebut sulit untuk dipahami, menghubung-hubungkan kata pergi, berangkat, lari, atau kabur dengan kata cabut. Contoh lainnya kata kece untuk cantik. Istilah dalam bahasa gaul sekarang ini cenderung ke arah yang tidak beraturan atau dengan menyingkat kata. Misalnya pada saat kita mendengar ada orang yang mengatakan "macan tutul di Gedung MPR, pamer paha di jalan tol" tentu itu bukan menunjukkan arti sebenarnya. tidak ada macan tutul di MPR dan tidak ada perempuan menggunakan rok mini di jalan tol. Tapi

13

maksud dari kalimat tersebut: "macet total di depan Gedung MPR dan padat merayap tanpa harapan di jalan tol".

D. PENGGUNAAN BAHASA GAUL PADA MASA KINI Kehadiran bahasa gaul atau prokem dalam pergaulan sosial di negeri ini agaknya tidak makin meyurut tetapi justru makin meluas. Ruang-ruang publik makin kuyup dengan idiom-idiom bahasa gaul atau prokem. Bahasa tersebut saat ini telah menyebar kemana-mana. Penggunanya tidak hanya kalangan remaja perkotaan tetapi juga telah merambah ke daerahdaerah pinggiran dan pedesaan akibat mobilitas urbanisasi yang kian sulit terkendali. Para pemuda desa berbondong-bondong mengadu nasib ke kota khususnya Jakarta. Mereka di sana akan bertemu dengan berbagai kelompok atau komunitas orang dan akan berinteraksi dengan banyak orang pula. Pastinya mereka telah menemukan kosa kata yang baru yang mungkin tidak pernah mereka dengar dan guunakan sebelumnya. Sebagian dari kosa kata yang mereka dengar adalah bahasa gaul atau prokem. Secara tidak langsung mereka telah berperan sebagai juru bicara bahasa gaul ketika pulang ke kampung halaman. Mereka pasti akan memperkenalkan bahasa gaul ke dalam komunitas masyarakat pinggiran dan pedesaan hingga akhirnya akan menjadi bahasa pergaulan di kalangan remaja di daerah tersebut. Bahasa gaul atau prokem yang sudah merambah ke daerah-daerah pinggiran akan dapat mudah diserap oleh masyarakatnya. Apalagi anan-anak muda dan remaja. Dengan ide-ide kreatif mereka terkadang bahasa tersebut penggunaanya dapat di campur dengan bahasa daerah mereka yang nantinya akan memunculkan bahasa-bahasa yang baru lagi dan lucu. Dan mereka akan memperkenalkan bahasa tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Bahasa gaul akan cepat berkembang dikalangan remaja, karena bahasa gaul pada umunya digunakan sebagaai sarana komunikasi diantara remaja sekelompoknya. Ketika seorang remaja sudah mengetahui satu bahasa gaul atau prokem yang menurut mereka itu masih asing , pasti mereka akan gunakan bahasa tersebut dalam percakapan mereka sehari-hari.pada saat mereka bertemu dan berkumpul dengan teman sebaya mereka, pasti mereka akan menggunakan bahasa tersebut dalam percakapan mereka. Secara tidak langsung mereka sudah menularkan bahasa itu kepada teman-teman sekelompoknya. Itu wajar-wajar saja karena itu bahasa mereka. Apabila mereka tidak menggunakan bahasa gaul atau prokem mereka akan dikatakan tidak gaul. Anak remaja akan dikatakan dikatakan gaul dan modern apabila mereka mampu menyesuaikan dengan keadaan saat ini.yaitu mampu menyesuaikan dengan infromasi serta teknologi yang berkembang saat ini.serta dapat menggunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya hal tersebut tidak lepas juga kaitannya dengan bahasa gaul yang akan mereka temui nanti yaitu ketika mereka menggunakan teknologi yang canggih saat ini. Dalam era globalisasi ini dimana semua alat teknologi sudah canggih, pastinya semua anak remaja tidak ketinggalan. Sebagai contoh hp dikalangan anak muda, semua anak muda di Indonesia sudah memiliki hp dari yang harganya selangit sampai yang terendah dengan
14

berbagai macam fungsi dan kegunaanya. Melalui hp anak muda dapat berkomunikasi dan bertukar informasi dengan teman. Salah satunya melalui sms mereka dapat berkomunikasi secara tertulis. Bahasa yang mereka gunakan dalam sms bermacam-macam, yang pasti singkat dan mudah dimengerti. Bahasa gaul dan prokemlah yang tidak lepas dari peristiwa ini. Kalau tidak, mereka juga akan menggunakan bahasa asing saat berkomunikasi dalam sms. Mereka akan menggunakannya dalam setiap pengiriman pesan. Dari kegiatan ini mereka akan menemukan bahasa-bahasa gaul yang baru pula. Selain dari sms mereka juga akan menemukan berbagai bahasa melalui internet, karena jaringan ini lebih luas. Anak remaja saat ini tidak ketinggalan dengan informasi yang ada di internet. Tidak hanya anak muda bahkan semua orang dapat menemukan segala sesuatu dari internet. Dari internet akan memudahkan orang dalam berkomunikasi. Komunikasi melalui internet saat ini salah satunya adalah melalui facebook. Yang dapat dilihat dari status dinding yang mereka tulis di facebook sangat bermacam-macam bahasanya. Kaum remaja yang menjadi pengguna media sosial terbesar di negeri ini banyak sekali menggunakan bahasa gaul dalam mengekspresikan statusnya. Bahkan kaum remaja pemillik akun jejaring sosial akan terstigma sebagai remaja yang kurang gaul apabila menggunkan bahasa yang resmi. Mereka juga akan menggunakan bahasa sesuai perkembangannya. Bahasa akan selalu berkembang sesuai latar sosial budaya pemakainya baik berdasarkan kondisi sosiologis maupun kondisis psikologis penggunanya. Oleh karena itu, dikenal ada variasi atau ragam bahasa pedagang, ragam bahasa pejabat, atau politikus, ragam bahasa anak-anak termasuk bahasa gaul. Hal tersebut merupakan perilaku kebahasaan dan bersifat universal. Bahasa akan terus berkembang dan memiliki aneka ragam variasi. Kosakata bahasa gaul di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang hidup di lingkunagn kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam pada kreatifitas pemakainya. Bahasa prokem berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu, dengan menggunakan bahasa prokem atau gaul mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain. Kehadiran bahasa prokem itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan/tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai denagn perkembangan usia remaja. Selain itu pemakainyapun terbatas pula di kalangan remaja kelompok usia tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar lingkunagn kelompoknya, bahasa yang digunaknanya beralih ke bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan masyarakat tempat mereka berada. Dengan memiliki bahasa tersendiri untuk mengekspresikan gaya mereka komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompopk usia lain atau agar pihak lain mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan. Karena masa remaja memiliki karakter antara lain petualang pengelompokan dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok ekslusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia. Dari bahasa rahasia yang mereka ciptakan akan tercipta pula bahasa gaul. Belakangan ini bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja. Dalam
15

konteks kekinian bahasa pergaulan anak remaja ini merupakan dialek bahasa indonesia non formal yang terutama di gunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu (kalangan homoseksual atau waria). Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal di khalayak ramai setelah Deby Suhertian mengumpulkan kosa kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama kamus bahasa gaul pada tahun 1999. Bahasa gaul sudah muncul sejak awal 70-an. Awalnya digunakan bromocorah agar orang di luar komunitas dari mrerka tidak mengert, jadi mereka tidak perlu sembunyi-sembunyi jika membicarakan hal yang negatif. Bahasa gaul yang disebut juga bahasa prokem dan digunakan dalam percakapan sehari-hari akan terus mengalami perkembangan. Bahkan semakin bervariatif apalagi dikalangan remaja. Misalnya kata saya yang dalam dialeg Jakarta atau Betawi menjadi gue berubah menjadi ogut atau gout. Yang agak ekstrim misalnya sebutan untuk orang tua seperti ibu atau bapak berubah menjadi bokap dan nyokap. Jika anak-anak muda tidak menggunakan bahasa gaul ini mereka merasa ketinggalan jaman, kuno, gak gaul, dan sebagainya.bahkan menurut kamus bahasa gaul sendiri, bergaul itu artinya supel, pandai berteman, nyambung diajak ngomong, perang cerdas, dan serba tahu info-info tajam dan terpercaya alias luas wawasan. Karena begitu seringnya mereka gunakan diberbagai tempat, lama kelamaan orang awam pun mengerti yang mereka maksud sehingga bahasa prokem tidak lagi menjadi bahasa rahasia lagi. Kalangan orang tua sering kali merasa prihatin terhadap fenomena bahasa gaul. Mereka menganggap jaman sekarang semakin anak bergaul, efek buruknya anak berpotrensi menyerap kata-kata yang tidak pantas dan tidak sopan. Apalagi sekarang begitu banyak katakata gaul atau prokem yang digunakan dalam film-film ataupun sinetron di televise, bioskop dan lain sebagainya. Berikut beberapa contoh penggunaan bahasa prokem yang sering kita dengar. Eh

Pengganti subjek, sebutan untuk orang kedua. o Eh, namamu siapa? - Bung, namamu siapa? o Eh, ke sini sebentar. - Pak/Bu, ke sini sebentar. o Ke sini sebentar, eh. - Ke sini sebentar, Bung. Membetulkan perkataan sebelumnya yang salah. o Dua ratus, eh, tiga ratus. - Dua ratus, bukan, tiga ratus. o Biru, eh, kalau tidak salah hijau. - Biru, bukan, kalau tidak salah hijau. Mengganti topik pembicaraan o Eh, kamu tahu tidak ... - Omong-omong, kamu tahu tidak ... o Eh, jangan-jangan ... - Hmm... jangan-jangan ... Berdiri sendiri: menyatakan keragu-raguan o Eh... Selain 'eh' sebagai sebutan untuk orang kedua, partikel ini biasanya tidak dapat dipakai di akhir kalimat lengkap.
16

Kan

Kependekan dari 'bukan', dipakai untuk meminta pendapat/penyetujuan orang lain (pertanyaan). Bagus kan? - Bagus bukan? Kan kamu yang bilang? - Bukankah kamu yang bilang demikian? Dia kan sebenarnya baik. - Dia sebenarnya orang baik, bukan?

Jika dirangkai dalam bentuk "kan ... sudah ..." menyatakan suatu sebab yang pasti (pernyataan). Kan aku sudah belajar. - Jangan khawatir, aku sudah belajar.

Berdiri sendiri: menyatakan dengan nada kemenangan "Lihatlah, bukankah aku sudah bilang demikian" Kan...

Kok

Kata tanya pengganti 'Kenapa (kamu)' Kok kamu terlambat? - Kenapa kamu terlambat? Kok diam saja? - Kenapa kamu diam saja? Kok dia mukanya masam? - Kenapa dia mukanya masam? Kok aku tidak percaya kamu? - Kenapa aku tidak dapat mempercayaimu?

Memberi penekanan atas kebenaran pernyataan yang dibuat. Saya dari tadi di sini kok. - Saya mengatakan dengan jujur bahwa dari tadi saya ada di sini. Dia tidak mencurinya kok. - Saya yakin bahwa dia tidak mencurinya.

Berdiri sendiri: menyatakan keheranan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata Kok???

Nih/ ni

Kependekan dari 'ini'. Nih balon yang kamu minta. - Ini (sambil menyerahkan barang). Balon yang kamu minta. Nih, saya sudah selesaikan tugasmu. - Ini tugasmu sudah saya selesaikan. (I)ni orang benar-benar tidak bisa dinasehati - Orang ini benar-benar tidak bisa dinasehati

17

Tergantung intonasi yang digunakan, partikel ini dapat mencerminkan bermacam-macam ekspresi (umumnya tentang keadaan diri sendiri). Cape, nih. - Saya sudah lelah. (dengan ekspresi lelah) Saya sibuk, nih. - Saya baru sibuk, maaf. (dengan ekspresi menolak tawaran secara halus) Sudah siang, nih. - Sekarang sudah siang. Ayo lekas ...

Untuk memberi penekanan pada subjek orang pertama Saya nih yang tahu jawabannya. - Hanya saya yang tahu jawabannya. Aku nih sebenarnya anak konglomerat. - Aku ini sebenarnya anak konglomerat.

Berdiri sendiri: memberikan/menyerahkan sesuatu kepada orang lain Nih.

Sih

Karena ... Dia serakah sih. - Karena dia serakah. (dengan ekspresi mencemooh) Kamu sih datangnya terlambat. - Karena kamu datang terlambat. (dengan ekspresi menyesal)

Digunakan tepat setelah sebuah kata tanya yang artinya kurang lebih "Sebenarnya ..." Tadi dia bilang apa sih? - Sebenarnya apa yang dia katakan tadi? Berapa sih harganya? - Sebenarnya berapa harganya? Apa sih yang dia mau? - Sebenarnya apa yang dia mau? (dengan ekspresi jengkel) Maumu kapan sih? - Sebenarnya kapan yang kamu mau?

Membedakan seseorang dari sekumpulan orang. Tetanggaku semuanya miskin, tapi orang itu sih kaya. - Orang itu lebih kaya daripada yang lain. Aku sih tidak akan terjebak, kan aku sudah belajar banyak. - (Yang lain boleh terjebak,) Saya pasti tidak akan terjebak, sebab saya sudah belajar banyak.

Kata yang mengakhiri satu pernyataan sebelum memulai pernyataan yang bertentangan. Mau sih, tapi ada syaratnya. - Saya mau tetapi ada syaratnya. Saya bisa sih, cuma ada beberapa yang ragu-ragu. - Saya bisa tetapi ada beberapa yang saya masih ragu-ragu.

18

Tuh/ tu

Kependekan dari 'itu', menunjuk kepada suatu objek Lihat tuh hasil dari perbuatanmu. - Lihat itu, itulah hasil dari perbuatanmu. Tuh orang yang tadi menolongku. - Itu lihatlah, itu orang yang menolongku.

Tergantung intonasi yang digunakan, partikel ini dapat mencerminkan bermacam-macam ekspresi (umumnya tentang keadaan orang lain). Kelihatannya dia sudah sembuh, tuh. - Lihat, nampaknya dia sudah sembuh. Tuh, kamu lupa lagi kan? - Lihat, kamu lupa lagi bukan? Ada yang mau, tuh. - Lihat, ada yang mau (barang tersebut).

Untuk memberi penekanan pada subjek orang kedua atau ketiga. Dia tuh orangnya tidak tahu diuntung. - Dia sebenarnya orang yang tidak tahu berterima kasih. Kalau jadi orang seperti Bapak camat tuh. - Jadilah seseorang seperti Bapak camat. Kamu tuh terlalu baik. - Kamu orang yang terlalu baik.

Berdiri sendiri: menunjukkan sesuatu kepada orang lain Tuh.

Ya Ya di sini tidak selalu berarti persetujuan. Beberapa penggunaan partikel 'ya':

Kata tanya yang kurang lebih berarti "Apakah benar ...?" Rapatnya mulai jam delapan ya? - Apakah benar rapatnya mulai jam delapan? Kamu tadi pulang dulu ya? - Apakah benar tadi kamu pulang dulu?

Kalau bukan ini, ya itu Kalau tidak mau, ya tidak masalah. - Kalau tidak mau tidak masalah. Kalau mau, ya silakan. - Kalau mau silakan (ambil / ikut / beli / dll.)

Sebagai awal kalimat digunakan tepat setelah sebuah kalimat dengan nada bertanya. Mahal? ya jangan beli. - Kalau mahal jangan dibeli. Apa? (dengan ekspresi tidak percaya) Ya jangan mau dong. - Apa? Kalau begitu jangan mau. Apa kamu bilang? Ya dilawan dong. - Apa kamu bilang? Tahu begitu seharusnya kamu melawan.
19

Berdiri sendiri: lawan kata 'tidak'; kependekan dari 'iya'; menyatakan persetujuan Ya.

Yah Selalu menyatakan kekecewaan dan selalu digunakan di awal kalimat atau berdiri sendiri. Yah... Yah, kamu sih - Ini karena kamu. Yah, Indonesia kalah lagi - Indonesia kalah lagi (dengan ekspresi kecewa) Yah, sudah selesai - Belum-belum sudah selesai.

20

BAB III PENUTUP Bahasa gaul sebagai bahasa anak muda merupakan keanekaragaman budaya negara kita Indonesia dibidang bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul yang secukupnya dan digunakan tepat sesuai dengan porsinya. Bahasa gaul sangat berperan dalam pembentukan bahasa yang digunakan kalangan remaja karena penggunaannya yang bersifat santai dan fleksibel. Tapi alangkah baiknya jika kita dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga eksistensi dari bahasa Indonesia tetap terjaga. Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang dulu dikukuhkan oleh kalangan muda dalam sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928, jadi sebagai mahasiswa terlebih jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia hendaknya kita berperan katif dalam peletarian bahasa nasional kita. Untuk itu kita harus memulai untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai dari diri sendiri. Apabila kita sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar maka secara tidak langsung orang yang berada di sekitar kita akan tertular.

21

DAFTAR PUSTAKA
http://ekorizalsaputra.wordpress.com/2012/11/24/makalah-penggunaan-bahasa-gaul-di-kalanganremaja/ http://eq-einsten.blogspot.com/ http://id.wikipedia.org/bahasa-prokem

Lembaga

Penelitian

Bahasa

Departemen

Pendidikan

Nasional

(http://

badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sejarah/) Istiqomah. Proses pembentukan dan makna kosakata bahasa gaul, Yogyakarta : FBS, 2000.
elib.pdii.lipi.go.id/

Mastuti, Indari. Bahasa Baku VS Bahasa Gaul. Jakarta : Hi-Fest, 2008. htpp://mc.scribd.com/bahasa-gaul-anak-remaja/

22

Anda mungkin juga menyukai